PEMBUATAN SIMPLISIA
PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius)
Disusun oleh :
NAMA: ANNISA SRI KUSUMAWATI
NPM :163110012/4A
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat
menyusun karya ilmiah ini tepatpada waktunya. Karya ilmiah ini membahas
tentang “Pandan Wangi”.
Dalam penyusunan pembuatan simplisia ini, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan
monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daunberaroma wangi yang
khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia
dan negara-negara Asia Tenggaralainnya.
Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari
genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya tumbuh di pantai - pantai daerah
tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang seperti
daun palem atau rumput, seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki
akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Berbagai jenis pandan menyebar di
Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia hingga kepulauan Pasifik. Diperkirakan
ada 600 jenis pandan yang tumbuh di dunia dengan masing-masing kegunaannya.
Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-
tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjangyang menopang
tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan
tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa
varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan. Namun dalam hal ini penulis memiliki tujuan yaitu
membahas manfaat, khasiat dan Mengetahui zat yang terkandung dalam daun
pandan wangi. kepada teman-teman dan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Kesimpulan
1. Pandan wangi (Pandanusamaryllifolius.) adalah jenis tumbuhan monokotil
dari famili Pandanaceae. Daunnya merupakan komponen penting dalam
tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai
zat pewarna alami. Daun pandan menghasilkan warna hijau yang dihasilkan
karena adanyapigmen klorofil.
2. Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan
monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daunberaroma wangi yang
khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggaralainnya.
3. Tanaman pandan wangi juga ber Khasiat untuk Obat kuat (tonikum),
penambah nafsu makan (amara), lemah saraf(neurasthenia), rematik dan
pegal linu, penenang, rambut rontok, mengitamkan rambut, dan ketombe.
DAFTAR PUSTAKA
NAMA KELOMPOK :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” dalam bentuk tunggal, atau
“etha” dalam bentuk jamak atau plural. Dalam kamus Bahasa Indonesia karangan
Poerwadarminta, ethos diartikan adat, kebiasaan, akhlak, watak perasaan, sikap
atau cara berpikir. Selanjutnya, etika sebagai kajian ilmu atau objek diartikan ilmu
tentang apa yang dilakukan (pola perilaku) orang, atau ilmu tentang adat
kebiasaan orang . kata etika dalam bahasa Latin sama dengan moral, yang berasal
dari akar kata “mos” (tunggal) atau “mores “ (jamak), yang diartikan kebiasaan
orang atau manusia dalam konteks sosialnya. Lebih lanjut Poerwadarminta (1953)
menyimpulkan bahwa: etika adalah sama dengan akhlak, yaitu pemahaman
tentang hak dan kewajiban orang. Etika sebagai kajian ilmu membahas tentang
moralitas atau tentang manusia terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain
dan sesama manusia.
Perkembangan peradaban saat ini telah merubah pola pikir dan bentuk
hubungan antar manusia dan membuat pergeseran budaya dalam masyarakat yaitu
dari manusia sebagai makhluk sosial berubah haluan ke arah manusia sebagai
makhluk individual. Hal ini akan semakin terlihat jelas pada pola pola kehidupan
masyarakat kota. Sifat individu ini sering menjadi factor pencetus terjadinya
sengketa dalam masyarakat termasuk sengketa dalam pelayanan kesehatan.
Sengketa yang terjadi dalam pelayanan kesehatan timbul akibat adanya
pelanggaran etika profesi, disiplin tenaga kesehatan dan tindak kriminal dari
tenaga kesehatan. Khusus untuk tindak kriminal yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan, karena termasuk dalam ranah tindak pidana maka penyelesaiannya
dilakukan melalui lembaga peradilan.
1.2 Tujuan
Dapat mengetahui implementasi atau penerapan jenis-jenis pelanggaran etika
pada bidang kefarmasian dan penilainnya
BAB II
ISI
Berdasarkan berat ringannya pelanggaran, maka pelanggaran di apotek
dapat dikategorikan dalam dua macam. Kegiatan yang termasuk pelanggaran berat
di apotek meliputi:
a. Melakukan kegiatan tanpa ada apoteker atau tenaga teknis farmasi.
b. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap.
c. Pindah alamat apotek tanpa izin.
d. Menjual narkotika tanpa resep dokter .
e. Kerjasama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang tidak
berhak dalam jumlah besar.
f. Tidak menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti pada
waktu APA keluar daerah.
Sanksi Apotek
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat dikenakan
sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana. Sanksi administratif yang
diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1332/MENKES/SK/X/2002 dan Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993
adalah :
a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara 3 kali berturut-turut dengan
tenggang waktu masing-masing 2 bulan.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan sejak
dikeluarkannya penetapan pembekuan izin apotek. Keputusan pencabutan SIA
disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Menteri Kesehatan dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
setempat. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek
tersebut dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan dalam
keputusan Menteri Kesehatan RI dan Permenkes tersebut telah dipenuhi.
Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila terdapat
pelanggaran terhadap :
a. Undang-Undang Obat Keras (St.1937 No.541).
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
d. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
Sanksi yang yang dijatuhkan terhadap pelanggaran etik karena kelalaian tentu
saja tergantung dari berat ringannya bobot kelalain bisa surat teguran lisan,
peringatan, pembinaan khusus, penundaan sementara rekomendasi izin praktek,
usul pencabutan izin praktek.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Sang Gede. Modul Etika Dan Hukum Kesehatan Permasalahan Kode
Etik Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Denpasar, Bali. 2016.
Agustina Harahap, Reni. Buku Etika dan Hukum Kesehatan. Medan, 2017.
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2014/03/jenis-pelanggaran-apotek-dan-
sanksinya.html