MIKROTEKNIK TUMBUHAN
( Hibiscus rosa-sinensis)
KELOMPOK :
DOSEN PENGAMPU :
Dr. ERMAYANTI,S.Pd.,M.Si.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
I. JUDUL
Pembuatan preparat daun dengan jaringan tumbuhan kembang sepatu
( Hibiscus rosa-sinensis )
II. TUJUAN :
1. Mengamati dan memahami struktur dan bagian bagian sel dari epidermis pada
daun kembang sepatu
2. Membuat preparat bagian epidermis atas,epidermis bawah dan transversal pada
daun kembang sepatu
Sel adalah kumpulan materi paling s ederhana yang dapat hidup atau
merupakan unit terkecil penyusun semua makhluk hidup. Tubuh makhluk hidup
bersel banyak memiliki bentuk dan susunan sel yang beraneka ragam. Sel-sel itu
berkelompok membentuk massa dengan berbagai spesialisasi lapisan sel yang
berbeda. Pada makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri dari satu sel segala fungsi
kehidupannya dilakukan oleh sel tersebut.
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut dengan membran plasma
( membran sel ). Sementara daerah dalam disebut dengan sitoplasma . didalam
sitoplasma terdapat organel sel dan inti sel ( Nukleus ). Setiap organisme tersusun atas
satu dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat berlangsungnya
reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya
dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Metode parafin termasuk metode sayatan yang banyak digunakan, karena
hampir semua jaringan dapat dipotong dengan metode ini. Pengamatan secara
mikroskopis dari suatu jaringan dalam berbagai kondisi dan berbagai elemen jaringan
dapat diamati atau diteliti melalui preparat permanen yang dibuat dengan metode
paraffin. Pembuatan preparat dengan metode paraffin adalah metode yang paling
umum digunakan untuk pembuatan preparat permanent, baik pada tumbuhan ataupun
pada hewan.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan ini untuk membuat dan
mengamati preparat melintang dari tumbuhan dengan menggunakan metode irisan.
Tingkat kekerasan jaringan tumbuhan pada umumnya ditentukan oleh tingkat
pertumbuhannya yang dalam hal ini berkaitan dengan derajat pengayuan. Jaringan
tumbuhan berbeda dengan jaringan hewan dalam satu hal penting yaitu bahwa setiap
sel tumbuhan terbungkus yang cukup tangguh yang terutama terdiri dari selulosa.
Membran tersebut berasal dari sel sedangkan membran sitoplasma yang asli yaitu
dengan membran pada sel hewan berasa sedikit di sebelah dalam.
Mikroteknik atau teknik histologi ini akan dipelajari ilmu atau seni untuk
mempersiapkan organ, jaringan atau bagian yang lainnya untuk dapat diamati dan
dipelajari dengan lebih teliti. Pada umumnya untuk melihat jaringan atau organ ini
dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada
dasarnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Suatu spesimen
mikroteknik dapat merupakan sebagian ataupun keseluruhan dari struktur yang
ditetapkan. Selain diletakkan pada kaca preparat, spesimen tadi umumnya dilindungi
dengan kaca penutup yang direkatkan di atas specimen
Karakteristik tumbuhan yang akan diambil spesimennya juga menentukan
waktu pada tahap-tahap pemrosesan. Misalnya waktu yang berlebih pada suatu tahap
pengecatan akan mengakibatkan suatu warna menjadi terlalu gelap dan mungkin
warna lainnya menjadi kurang atau bahkan hilang. Keberhasilan pembuatan preparat
permanen ini tergantung pada lima tahap yang utama yaitu fiksasi, dehidrasi,
penjernihan, perembesan dan pengeblokan parafin serta pewarnaan. Larutan fiksatif
yang dipilih, perembesan parafin yang bagus dan zat warna yang akan digunakan
menentukan keberhasilan preparat irisan.
.
2. Fiksasi (Fixation)
Fiksasi adalah usaha yang dapat mempertahankan elemen-elemen sel atau
jaringan agar tetap berada pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun ukuran.. media yang digunakan untuk fiksasi disebut dengan fiksatif.
Fiksatif terdiri dari unsur-unsur kimia yang dibuat dalam bentuk larutan atau gas
yang berfungsi agar Jaringan tidak membusuk, dan dapat mempertahankan struktur
jaringan.
Tujuan dilakukan fiksasi dalam pembuatan preparat dengan menggunakan
metode paraffin adalah:
1. mematikan (menghentikan proses-proses metabolisme)jaringan dengan cepat,
sedangkan keadaan sedikit banyaknya mendekati keadaan semula.
2. mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh
mikroorganisme ataupun kerusakan oleh jenis enzim yang terkandung oleh
jaringan itu sendiri, yang dikenal dengan autoloisis.
3. Meningkatkan daya pewarnaan karena adanya bahan-bahan keras (mordant)
yang merupakan komponen jaringna fiksatif.
3. Dehidrasi (dehydration)
Dehidrasi adalah proses penarikan air dari dalam jaringan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi bertujuan untuk
mengeluarkan air dari dalam jaringan yang telah difiksasi. Proses dehidrasi
merupakan serangkaian proses dengan cara memasukan sample ke dalam larutan
dehidrasi secara berseri dari konsentrasi rendah sampai konsentrasi tinggi dengan
mengurai konsentrasi air.
4. Penjernihan (Clearing)
5. Infiltrasi (Infiltration)
6. Penanaman (Embedding)
7. Penyayatan (Sectioning)
Proses penyayatan adalah pembuatan sayatan atau pita dari balok parafin yang
telah terbentuk dengan menggunakan mikrotom, yang bertujuan untuk membuat
sayatan jaringan dan dapat dilihat jelas dari dalam mikroskop. Pembuatan irisan
dengan metode parafin memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah yaitu
proses embedding lebih cepat dan lebih simpel, material embedding dapat
disimpan dalam waktu yang lama pada kondisi kering, serta dapat membuat irisan
yang tipis. Embedding menggunakan paraffin sangat baik digunakan untuk studi
embriologi, anatomi dan sitologi.
Bahan :
V. LANGKAH KERJA
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Divisi : Magnoliophyta
Famili : Malvaceae
Ordo : Malvales
Genus : Hibiscus
No Gambar Keterangan
VII. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan guna untuk membuat dan mengetahui proses pembuatan
preparat daun Hibiscus rosa-sinensis . Daun Hibiscus rosa-sinensis pertama-tama
diiris permukaan bawahnya dengan silet maupun cutter.
Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan fiksasi dengan merendamnya dengan larutan
FAA selama 1 x 24 jam. Fiksasi pada tahapan ini bertujuan untuk mengawetkan
semua struktur sel sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir
sama dengan pada waktu masih hidup.
Tahapan selanjutnya yaitu meletakkan preparat pada gelas objek dan menetesinya
dengan aquades, lalu diamati dibawah mikroskop. Tampak preparat di bawah
mikroskop berwarna masih transparan.Setelah itu lakukan perlakuan yang sama pada
daun yang telah disayat tersebut dengan dimasukan ke dalam tabung kemudian
dicampurkan dengan larutan safranin selama kurang lebih 2 jam guna untuk memberi
warna pada saatan tersebut.lalu kemudian dicuci dengan aquadest sampai bening dan
tambahkan gliserin selama 24jam dan tambahkan perlakuan alkohol 70 %, 80%,
90% dan absolute dan xylol. bertujuan untuk menghilangkan air dari dalam sel
sehingga jaringan hanya berisi alkohol absolute. Dealkoholisasi menggunakan alkohol
dan xylol dengan perbandingan 1:3, 1:1, dan 3:1 bertujuan untuk menghilangkan
alkohol dari dalam sel penyusun jaringan dan jaringan yang bersangkutan hanya berisi
xylol murni. Selain itu proses dealkoholisasi atau clearing bertujuan untuk membuat
jaringan jernih dan transparan.
Berbeda de56ngan preparat yang menggunakan larutan HNO3 pada tahap ini
sayatan daun dipotong dengan ukuran 4cm berbentuk persegi lalu didiamkan dengan
larutan HNO3 di cawan petri sampai daun bewarna coklat dan sampai daun benar-
benar terlihat jaringannya lalu dibilas dengan byclin
Kemudian ambil preparat yang paling bagus dan amati dibawah mikroskop
dengan pembesaran 400x. Terlihat kalau preparat menjadi berwarna kemerahan
karena cairan sel-selnya sudah diwarnai dengan safranin Lalu preparat yang sudah
diwarnai diberikan label nama disudut kaca preparat
VIII. KESIMPULAN
IX. SARAN
1. Pada saat melakukan penyayatan jaringan, sebaiknya dilakukan setipis mungkin
dengan silet steril agar tidak merusak jaringan dan agar sel-sel terlihat dengan
jelas di mikroskop.
2. Setelah selesai mengawetkan preparat, olesi sekeliling cover glass dengan lem
atau vaselin agar jaringan tidak rusak.
3. Pada saat praktikum lebih teliti dan konsentrasi serta berhati- hati terhadap
larutan yang digunakan.