Anda di halaman 1dari 10

Morfologi, Anatomi dan Khasiat dari Tanaman Jagung (Zea Mays L.

Futna Naufa, Mahfirani Ayuningrum dan Octavia Pramisti

Fakultas Kedokteran dan Ilmu – Ilmu Kesehatan


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia,
khususnya di daerah Pulau Jawa. Banyak dari masyarakat memanfaatkan jagung sebagai bahan
pengganti nasi, karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Tidak hanya itu saja, ternyata
jagung dapat dibuat sebagai obat herbal untuk diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, gagal ginjal
dan sebagainya. Tidak semua bagian dari tanaman jagung dapat dibuat obat, salah satu bagian
yang dapat dibuat obat adalah rambut jantung (cornsilik). Rambut jagung memiliki aktivitas
antioksidan yang mampu mengikat radikal dan mampu melindungi dari kerusakan
makromolekul. Hal inilah yang membuat estrak jagung dapat bermanfaat sebagai obat.

Kata Kunci: Jagung;Morfologi;Khasiat

Pendahuluan

Saat ini banyak dari masyarakat yang kurang tertarik dengan obat-obatan herbal . Hal ini
disebabkan karena penggunaan obat yang tidak praktis serta membutuhkan waktu yang lebih
lama dalam proses penyembuhan. Padahal obat herbal tidak memberikan efek samping pada
pengguna serta dapat ditanam sendiri, hal ini yang membuat obat-obatan herbal lebih murah
daripada obat-obatan kimia.

Salah satu tanaman herbal yang dapat dijadikan obat adalah jagung. Jagung memiliki khasiat
untuk pengobatan kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, gagal ginjal, meluruhkan batu empedu
dan sebagainya. Namun tidak semua bagian pada jagung dapat digunakan sebagai obat, hanya
bagian tertentu saja. Untuk mengetahui hal ini maka diperlukan pemahaman mengenai morfologi
jagung.
Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur terhadap beberapa referensi dari
buku maupun jurnal untuk menjelaskan morfologi dan anatomi tumbuhan jagung. Pada
penjelasan ini mengkhususkan morfologi dan anatomi bagian batang dan akar dari tumbuhan
jagung. Dengan diketahuinya morfologi dan anatomi tumbuhan jagung dapat diketahui khasiat
yang terkandung didalamnya.

Hasil dan Pembahasan

Untuk mempelajari tumbuhan, biasanya dimulai dari sel-sel yang menyusun jaringan, organ,
sistem organ, dan satu individu tumbuhan yang lengkap. Setiap organ penyusun tumbuhan dapat
dikatakan sebagai struktur, dengan fungsi yang berbeda. Biasaya dalam mempelajari hal tersebut
lebih diutamakan mempelajari struktur tumbuhan dari bentuk luarnya, yang dikenal dengan
istilah morfologi tumbuhan (Rosanti, 2013).

Morfologi Tanaman Jagung

Tanaman jagung tentunya juga memiliki morfologi mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah
dan biji. Berikut adalah morfologi dari tanaman jagung :

a. Akar
Akar memiliki fungsi yang utama sebagai alat penyerap air dan unsur hara, yang
selanjutnya akan diteruskan ke batang dan daun sehingga terjadi proses metabolisme
(Rosanti, 2013). Tanaman jagung mempunyai akar serabut. Akar serabut yaitu jika akar
lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah
akar yang krurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Bentuknya
seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut. Pada jagung akar yang menyusun
akar serabut kecil-kecil berbentuk benang ( Tjitrosoepomo,2011).

b. Batang
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting dan dapat
disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Fungsi dari batang adalah mendukung
bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun,bunga dan buah
(Tjitrosoepomo,2011). Batang pada tanaman jagung termasuk batang rumput. Batng
rumput merupakan batang yang tidak keras. Batang rumput memiliki ruas-ruas yang jelas
dan berukuran pendek. Kebanyakan batang rumput seringkali berongga (Rosanti, 2013).
Bentuk dari batang jagung bulat. Batang berbentuk bukat umumnya dapat
ditemukan pada kebanyakan tumbuhan.Jika dilihat dari permukaan batang tumbuhan,
batang pada tanaman jagung permukaannya licin (Rosanti, 2013). Selain itu pada
tanaman jagung batangnya tidak bercabang dam memiliki ruas-ruas.

c. Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang tempat melekatnya daun
dinamakan buku-buku batang. Fungsi daun untuk mengolah zat makanan, pernapasan dan
pengambilan zat-zat makanan (Tjitrosoepomo,2011).
Daun yang lengkap mempunyai susunan upih daun atau pelepah daun, tangkai
daun dan helaian daun. Pada tanaman jagung susunan daunnya tidak lengkap hanya
terdiri dari upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun berupih atau daun
berpelepah. Upik daun merupakan bagian daun yang melekat memeluk batang sedangkan
helain daun merupakan bagian terpenting dari daun yang menarik perhatian
(Tjitrosoepomo;2011).Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata
munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di
daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim
sedang (temperate) .Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar,
tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari
sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga
sangat lebar (>11 cm) (Paliwal ; 2000).
Tanaman Jagung memiliki bentuk daun yang memanjang, pada daun memanjang
perbandingan panjang dan lebar = 2,5- 3 : 1. Sedangkan bentuk daunnya termasuk bentuk
daun pita, yaitu pada penampang melintangnya pipih dan daunnta lebih panjang dari
bentuk daun garis. Ujung daun pada jagung runcing dan memilki tulang daun yang sejajar
(Tjitrosoepomo,2011).

d. Bunga
Bunga yang dimiliki oleh tanaman jagung terdiri atas bunga jantan dan bunga
betina yang terdapat di dalam satu tanaman (rumah satu) . Pada tanaman jagung terdapat
bagian yang bersifat seperti daun, bagian tersenut disebut dengan seludang bunga.
Seludang bunga adalah daun pelindung besar yang seringkali menyelubungi seluruh
bunga majemuk waktu belum mekar (Rosanti, 2013).
Jagung mempunyai bunga jantan dan betina yang terpisah. Tiap kuntum bunga
memiliki struktur khas dari ordo rumput – rumputan, yang disebut floret. Pada jagung
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae atau gluma. Bunga jantan tumbuh di bagian
pucuk tanaman, berupa karangan bunga atau inflorescence. Serbuk sari berwarna kuning
dan buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
menhasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah betina. Beberapa
varietas unggul menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas polifik. Bunga jantan jagung cenderung untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini
dari pada bunga betinanya atau protandri. Bunga betina jagung berupa tongkol yang
terbeungkus semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai
putik (Prahasta, 2009).
Bunga jagung termasuk kedalam bunga majaemuk tak berbatas (Inflorescentia
cymosa) yaitu dimana ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang – cabang yang
dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda
semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada ini mekar berturut –
turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tidak mendukung suatu bunga,
tampaknya seakan – akan bunga majemuk ini tidka berbatas, lagi pulajika dilihat dari
atas, nampak bunga mekasr dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang
menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggor menuju ke pusat itulah
maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan inflorescentia
centripetala.Terlebih masuk kedalam jenis tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu
tangkai besar tebal, dan seringkali berdaging (Tjitrosoepomo, 2011)

e. Buah dan Biji


Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting
dari hasil pemaneman (Belfield dan Brown, 2008).
Embrio pada tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan endosperma
bersifat padat. Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula pada embrio dilindungi
oleh sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel aleuron sel. Sel aleuron bertipe
kecil, padat dan berbentuk persegi.Lapisan pelindung paling luar yang menutupi seluruh
biji adalah pericarp (Malti et al., 2011).
Biji atau buah jagung akan tumbuh 7 hari setelah pembungaan. Tanaman kini
menggunakan energinya untuk memperbesar buah. Pada masa ini, biji pada buah jagung
terasa berair seperti susu bila ditekan. Pada masa ini unsur hara N dan P sangat
dibutuhkan. Pengerasan pada biji akan terjadi sekitar 20 hari setelah penyerbukan
(Belfield dan Brown, 2008).
Sekitar 30 hari setelah penyerbukan, tanaman telah mencapai berat kering
maksimum. fase ini disebut fase kematangan fisiologis. Pada fase ini, biji telah berwarna
kuning, dan garis berwarna putih yang membatasi tiap biji telah tertutup oleh biji
jagung yng masak. Kelembapan kernel (biji) pada masa ini adalah 30%. Masa siap
panen ditandai dengan daun yang telah kering dan kelembapan biji kurang dari 20%
(Belfield dan Brown, 2008).
Anatomi Tanaman Jagung
Tanaman jagung tentunya juga memiliki anatomi mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Berikut adalah anatomi dari tanaman jagung:
a. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup
dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.
b. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun
tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun
yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung
lignin.
c. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun
ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang
khas dimiliki familia“poaceae”. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada
sel-sel daun.

d. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman“monoecious”. Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku“poaceae”, yang di sebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapatmenghasilkan satu tongkol produktif
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan
lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih
dini daripada bunga betinanya (protandri).
e. Biji
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar
berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih
berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu
memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.

Simplisia Jagung
Zea mays L. atau lebih dikenal dengan nama jagung merupakan tanaman yang banyak
dikenal masyarakat. Tanaman ini tersebar luas, terutama di Jawa, pada ketinggian 200 meter di
atas permukaan laut. Bagian-bagian tanaman jagung telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai obat tradisional, salah satunya adalah bagian rambut jagung yang merupakan limbah
industri pangan. Ekstrak air rambut jagung menunjukan hasil positif untuk penyembuhan gagal
ginjal pada tikus (Wirasutisna:2012).
Amylum maydis ( pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L yang
berupa serbuk sangat halus dan putih. Amylum maydis ( pati jagung) adalah pati yang diperoleh
dari biji zea mays L. ( familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir
bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah
berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak
bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara kimiawi sama
dengan amylum manihot.

Khasiat Tanaman Jagung


Hasil penelitian Ebrahimzadeh et al.menunjukkan bahwa ekstrak rambut jagung
(cornsilk) memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mengikat radikal, chelate ion logam
katalitik, dan dapat melindungi dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh makromolekul
seluler. Oleh karena itu, rambut jagung dapat dijadikan sebagai alternatif minuman herbal yang
dapat membantu mengobati penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, mencegah resiko
gagal ginjal, mencegah resiko infeksi saluran kemih, meredakan panas dalam dan meluruhkan
batu empedu (Ebrahimzadeh MA, :2008)
Jagung juga berkhasiat dapat mencegah kanker, penuaan, dan peradangan pada manusia.
Hal ini terjadi karena jagung mengandung kalori, serat, vitamin dan mineral serta sebagai sumber
antioksidan yang baik bagi kesehatan. Sekitar 100 gr jagung manis mengandung karbohidrat
18,70 gr, orotein 3,27 gr, lemak 1,35 gr, serat 2,0 gr, vitamin A 187 IU, Vitamin B kompleks serta
mengandung antioksidan fenolik flavonoid dan asam ferulat (Analinasari :2016).
Sutra jagung (Zea mays L.) terdapat pada stigma dari bunga betina dari jagung. Sutra
jagung segar menyerupai sutra lembut benang sepanjang 10-20 cm yang berwarna hijau muda
atau yel warna coklat rendah. Sutera jagung mengandung protein, vitamin, karbohidrat, Ca, K,
Mg, dan garam Na serta minyak, steroid seperti sitosterol dan stigmasterol, alkaloid, saponin,
tanin, dan flavonoid. Terdapat banyak laporan tentang aktivitas biologis dari sutra jagung stituen.
Ekstrak metanol dari sutra jagung menunjukkan suatu antioksidan aktivitas idatif pada tingkat
peroksidasi lipid. Sutra jagung telah digunakan di banyak bagian dunia untuk pengobatan edema
serta untuk cystitis, asam urat, ginjal batu nephritis dan prostatitis Berdasarkan pada remedies,
sutra jagung telah digunakan sebagai agen antidiabetik oral di China selama beberapa dekade.
Namun, terlepas dari luasnya penggunaan, mekanisme yang mendasari aktivitas hipoglikemik
(Guo :2009).

Kesimpulan
Tanaman jagung termasuk tanaman yang memilki morfologi berupa akar serabut, batang
rumput, daun berupih serta bunga berumah satu. Dalam tanaman jagung terdapat simplisia yaitu
amilum. Amilum merupakan bagian yang khas pada jagung dan dapat ditemukan pada biji
jagung.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Menurut
Ebrahimzadeh et al.menunjukkan bahwa ekstrak rambut jagung (cornsilk) memiliki aktivitas
antioksidan yang mampu mengikat radikal sehingga dapat mengatasi penyakit kanker, diabetes,
tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.

Daftar Pustaka:

Analinasari dan Muhammad Zaini. 2016. Pemanfaatan Jagung Manis Dan Kulit Buah Naga
Untuk Olahan Mie Kering Kaya Nutrisi. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol.16 No.2.

Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize (A Guide to Upland
Production in Cambodia). Canberra

Ebrahimzadeh MA, Pourmorad F, and Hafezi S. 2008. Antioxidant Activities of Iranian Corn
Silk. Turkish Journal of Biology. 2008; 32(1): 43-49.

Guo, Jianyou, dkk. 2009. The effects of corn silk on glycaemic metabolism. Research Open
Access Nutrition & Metabolis.

Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative Anatomy of


Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-resorces and Stress Management,
2(3):250-256

Paliwal, R.L. 2000. Maize diseases. In Tropical Maize. Improvement and production. Rome :
FAO Plant Production and Protection Series No. 28

Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Jagung. Bandung : Pustaka Grafita


Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press

Wirasutisna, Komar Ruslan, dkk. 2012.Telaah Kandungan Kimia Rambut Jagung (Zea mays L.).
Acta Pharmaceutica Indonesia. Vol. XXXVII. No. 1

Anda mungkin juga menyukai