Anda di halaman 1dari 8

BIJI DAN KECAMBAH

A. TUJUAN
1. Membedakan biji albuminous dan eksalbuminous
2. Mengamati perkecambahan tipe epigieal dan hypogeal
3. Mengamati poliembrioni pada biji
B. METODE
Metode yang digunakan adalah observasi
C. ALAT DAN BAHAN
1. Biji kedelai pada beberapa umur
2. Biji jagung pada beberapa umur
D. CARA KERJA

Mengamati perkembangan biji kedelai pada fase (0,3,7 )hari

Mengamati perkembangan biji jagung pada fase (0,3,7 )hari

Mengupas kulit biji kedelai dan mengamati kotiledon dan akar lembaganya

Menggambar setiap perkembangan tumbuhan pada fase (0,3,7) hari.

Mencatat perbedaan struktur yang tampak pada setiap fase pertumbuhan


kecambah

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum biji dan kecambah bertujuan untuk membedakan biji albuminous


dan eksalbuminous, mengamati perkecambahan tipe epigieal dan hipogeal, dan
mengamati poliembrioni pada biji. Pada praktikum bji dan kecambah dibutuhkan
bahan meliputi bji jagung, dan biji kedelai.Kemudian melakukan pengamatan pada
umur 0 hari, 3hari, dan 7 hari pada masing masing biji.
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga (embryo ). Lembaga akan terjadi
setelah penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji ( semen )
adalah bakal biji ( ovulum ) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Menurut
Hidayat (1995), biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi
sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
a.jagung
Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui
proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim
dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati,
lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula,
asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang
tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp,
kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat
akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian
plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan
mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan

penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul
ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari
koleoptil dan menembus permukaan tanah. Pengamatan yang pertama yaitu pada biji
jagung dengan umur 0 hari. Saat masih utuh biji jagung berbentuk bulat dengan
pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna orange dibagian samping
dan putih di bagian yang cekung. Pada pengamatan biji jagung berumur 0 hari
ditemukan bagian bagian horni,flori,skutellum, dan embrio.Skutellum dan koleoptil
merupakan hasil modifikasi dari kotiledon. Skutelum berfungsi untuk alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma. Sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Plumula merupakan poros embrio yang nantinya akan tumbuh
menjadi daun. Pada pengamatan tampak bahwa biji mengandung embrio atau
lembaga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan bagi tumbuhan
Pengamatan pada biji jagung dengan umur 3 hari didapatkan hasil pengamatan
adanya daun pertam, biji jagung, dan akar tunjang. Pada saat ini bii jagung sudah
uncul daun pertama walaupun daun masih menggelung.Akar tunjang juga muncul
pada ujung biji. merupakan akar yang mempunyai fungsi sebagai penunjang atau
penyokong bagian lainnya.
Pengamatan pada biji jagung umur 7 hari dapat dilihat bahwa daun telah
membuka,pada ujung biji tumbuh akar yang sudah mengalami pemanjangan dan
percabangan.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa perkecambahan hipogeal
terjadi pada jagung . Pada biji jagung, kulit biji lebih tebal dan mengeras serta
berwarna orange. Biji jagung tidak dapat dipisah, hal tersebut menunjukkan bahwa
biji jagung termasuk dalam golongan biji monokotil. Pada kecambah jagung, posisi
jaringan penyimpan makananya terletak di bawah tanah karena pada tanaman
monokotil cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna setelah biji masak
dan dikecambahkan serta telah menyerap air. Dilihat dari keberadaan endosperm.
Biji jagung tergolong biji albominous karena biji jagung pada waktu masih kecil
mempunyai endosperm.
b.kedelai
Praktikum yang selanjutnya adalah pengamatan biji dan perkecambahan
kedelai pada umur 0 hari, 3 hari , dan 7 hari. Biji kedelai mempunyai warna coklat
keputihan atau krem , saat masih utuh biji kedelai berbentuk seperti ginjal manusia
dan terdapat bagian yang mempunyai warna lebih gelap dibandingkan bagian lainnya
yang disebut hillus. Hillus merupakan bagian kulit luar biji bekas perlekatan dengan

tali pusar.Pada kedelai,hillus kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan
dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji terlihat sangat jelas.
Pengamatan biji kedelai pada umur 3 hari dalihat adanya kotiledon yang
merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan, daun pertama,batang,dan akar
tunggang. Akar tunggang mempunyai fungsi untuk menguatkan berdirinya tanaman
kacang kedelai. Pada pengamatan menunjukan adanya perkembangan dengan
terangkatnya kotiledon oleh batang yang berkembang, pada fase ini mulai dapat
dilihat beberapa organ tumbuhan seperti batang, daun muda dan akar serta masih
tampaknya kotiledon.pada teori dikatakan stadium ini ditandai dengan munculnya
Cotiledon ( keping biji ) dari dalam tanah yang disebut dengan Vegetatif Epigeous .
Epigeous adalah satu sifat perkecambahan dari biji yang Cotiledonnya terangkat
kepermukaan tanah setelah satu atau dua hari biji kedelai ditanam. Pada keadaan
kelembaban tanah cukup baik, bakal akar akan tumbuh keluar melalui belahan kulit
biji disekitar mikropil. Bakal akar ini tumbuh cepat kedalam tanah, Cotiledon
terangkat keatas permukaan tanah karena pertumbuhan hipokotil sangat cepat.
Lekukan yang terbentuk pada bahagian atas hipokotil mencapai permukaan tanah
lebih dahulu dan menarik Cotiledon keatas keluar dari dalam tanah dengan
menanggalkan kulit biji.
Pengamatan pada biji kedelai dengaan umur 7 hari dapat dilihat adanya bagian
bagian yang meliputi daun,kotiledon,batang,akar tunggang,dan tunas apical. Pada
pengamatan terlihat bahwa kotiledon sudah berubah menjadi keriput. Pada
perkembangan embrio tumbuhan dikotil akan terbentuk epikotil dan hipokotil.Pada
pengamatan tampak bahwa epikotil terletak di atas kotiledon. Di ujung epikotil
terdapat sepasang calon daun dan tunas apikal.Sedangkan hipokotil terletak di bagian
bawah kotiledon. Hipokotil berujung di akar. Jika diandingkan dengan teori yang
menyatakan setelah dua sampai tiga hari Cotiledon muncul dipermukaan tanah atau
tumbuhan berumu 5 7 hari, kedua lembar daun primer terbuka, tepi daun tidak
menyentuh .Pertumbuhan berikutnya adalah pembentukan daun berangkai tiga.
Bersamaan dengan ini mulai terbentuk akar akar sekunder yang tumbuh dari akar
.Kemudian dilanjutkan dengan stadium selenjutnya, Stadium ini setelah tanaman
berumur satu minggu , daun terurai penuh pada buku daun tunggal .Buku pertama
dan tanaman sudah terlihat jelas. Akar akar cabang dari akar sekunder sudah mulai
tumbuh. Oleh sebab itu pada saat ini perlu persediaan hara yang cukup, terutama
Nitrogen sebagai stater pertumbuhan.
Kedelai merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan
epigeal.Biji kedelai dapat dipisah menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan
bahwa biji kedelai merupakan bagian dari biji dikotil. Ialah ketika perkecambahan

tersebit terjadi plumula terangkat kebagian permukaan tanah sehingga kotiledon pun
ikut terangkat kepermukaan tanah. Berdasarkan jenis bijinya, biji kedelai tergolong
biji eksalbuminous karena kedelai tidak mempunyai endosperm tetapi mempunyai
kotiledon sebagai penyimpan cadangan makanan.
Biji merupakan suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai
persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang
kehidupannya. Biji mengandung embrio atau lembaga berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan bagi tumbuhan. Biji tanaman merupakan alat perbanyakan
generatif. Dimana proses terbentuknya biji/benih dapat melalui 2 cara yaitu dari
peleburan sperma-ovum (Amfimiksis) dan tidak melalui peleburan sperma-ovum
(Apomiksis). Amfimiksis dan apomiksis dapat terjadi secara bersama-sama
sehingga terbentuk satu atau lebih embrio dalam satu ovum. Proses ini disebut
poliembrioni seperti yang terjadi pada biji nangka, jeruk dan mangga
Poliembrioni merupakan suatu keadaan dimana satu biji mempunyai lebih
dari satu embrio. Poliembrioni ini terjadi pada bakal biji yang telah mengalami
pembuahan yang kemudian timbul beberapa embrio. Sehingga ketika biji
dikecambahkan maka akan terdapat lebih dari satu tanaman yang akan tumbuh dari
satu biji tanaman tersebut. Proses poliembrioni terbentuk akibat proses apomiksis
dan amfimiksis terjadi secara bersamaan. Apomiksis adalah peristiwa pembentukan
embrio namun tidak disertai dengan peleburan gamet jantan dan betina, sedangkan
amfimiksis adalah peristiwa pembentukan embrio yang disertai dengan peleburan
gamat jantan dan betina.
Sifat tanaman yang terbentuk dari perkecambahan biji poliembrioni ini
adalah hanya satu yang berbeda dari induknya, tanaman inilah yang sebenarnya
berasal dari peleburan gamet jantan dan betina sehingga tanaman ini memiliki gen
dari kedua induknya, sedangkan tanaman lain yang terbentuk merupakan tanaman
yang tumbuh dari pembiakan vegetatif tanaman tersebut, sehingga tanaman ini
memiliki sifat yang sama dengan induknya. Adanya sifat yang sama dengan yang
dimiliki induknya menyebabkan tumbuhan yang dihasilkan dari poliembrioni
menpunyai sifat yang sama atau seragam.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakuan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan keberadaan endosperm,biji dibedakan menjadi dua yaitu biji yang
mempunyai cadangan makan berupa endosperm (albominous) dan biji yang
mempuyai cadangan makanan berupa kotildeon( exsalbominous)

2. Tanaman kedelai dan jagung memiliki tipe perkecambahan yang berbeda.


Tanaman kedelai memiliki tipe perkecambahan epigeal yaitu kotiledonnya
terangkat keatas dan hipokotil nya lebih aktif tumbuh . Sedangkan pada
tanaman Jagung , tipe perkecambahannya adalah hypogeal yaitu kotiledonnya
tetap didalam tanah dan epikotilnya yang lebih aktif tumbuh.
3. Poliembrioni merupakan suatu keadaan dimana satu biji mempunyai lebih dari
satu embrio.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Estiti.1995.Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB.


Budiwati.2014.Dikat Reproduksi dan Embriologi Angiospremae.Yogyakarta :FMIPA
UNY.
Suhandoyo,dkk.2014.Petunjuk Praktikum Biologi Perkembangan.Yogyakarta:FMIPA
UNY.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai