Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

ACARA IV
MORFOLOGI AKAR, BATANG, DAN DAUN

NAMA

: WAHYUDIN

NPM

: E1D014190

CO-ASS

: AGUNG MATSETIO

DOSEN PEMBIMBING

: YENNY SARIASIH, SP,. M.Sc.


Ir. DJAMILAH, MP.

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap tumbuhan memiliki morfologi akar, batang , daun,serta bentuk modifikasinya
berbeda antara satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lain.Akar, batang, dan daun merupakan
tiga organ dasar dari tumbuhan. Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi
tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Batang merupakan bagian dari tumbuhan
yang amat penting, serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Daun merupakan organ tumbuhan yang penting sebab di daun tempat terjadinya proses
fotosintesis yang dipancarkan oleh sinar matahari untuk menghasilkan energi.Untuk
mengidentifikasi suatu tumbuhan kita perlu mengetahui morfologi akar,batang, daun serta
mengetahui bentuk modifikasinya agar kita tidak salah mengidentifikasi.
1.2 Tujuan
1. Mengenal akar, batang, dan daun serta bentuk modifikasinya.
2. Mengenal bagian-bagian akar, batang, dan daun
3. Mendeskripsikan akar.
4. Mendeskripsikan batang.
5. Mendeskripsikan daun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di
samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan
mahluk hidup. Setiap tumbuhan memiliki akar, batang dan daun. Masing-masing memiliki
fungsi utama dalam pertumbuhan sebuah tumbuhan (Hadisunarso, 2007).
Ilmu tumbuhan telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang
pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang
telah menjadi ilmu yang berkembang sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu yang telah
berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk
dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembanganya hingga di pisahkan
menjadi morfologi luar atau morfologi saja (morphology in sensu stricto = dalam arti sempit)
dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Hadisunarso, 2007).
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri
atas 3 (tiga) organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan
yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan kormofita (kormofita berasal
dari Bahasa Yunani yaitu, cormus berarti akar, batang dan daun; sedangkan phyta berarti
tumbuhan). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan
(derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan
bentuk, sifat dan fungsi (Setiawan, 2010).
Akar tumbuhan menyerap air dan berbagai mineral seperti nitrogen, fosfor, besi, kalsium
dan kalium dari dalam tanah. Zat-zat ini sangat penting dalam proses pembuatan makanan
pada tumbuhan. Perjalanan dari akar menuju daun, tempat makanan dimasak, bisa memakan
waktu lama. Tumbuhan mempunyai jaringan vaskuler untuk mengalirkan air dan sari
makanan. Air yang mengandung larutan mineral masuk melalui rambut-rambut halus di dekat
ujung akar. Dari sini air mengalir melalui sel-sel sampai ke jaringan xylem yang tersusun dari
pembuluh-pembuluh yang didukung oleh serat tipis. Pembuluh ini mengalirkan air ke atas
sampai ke daun (Sambodo, 1996).
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur-unsur
hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar merupakan bagian pertama yang
tumbuh dari suatu biji yang berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan
kemudian berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil. Sistem
perakaran ini disebut sistem akar tungggang dan merupakan salah satu ciri kelas dikotil. Jika
cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama atau akar utama berdegenerasi dan diganti

dengan akar-akar ramping yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem
akar ini disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan monokotil
(Setiawan 2010).
Makanan yang dimasak oleh daun melalui proses fotosintesis dialirkan ke seluruh
tumbuhan melalui sel-sel kecil berbentuk tabung. Sel ini disebut sel tapis karena pada
dindingnya terdapat lubang kecil menyerupai saringan. Lubang kecil ini didukung oleh oleh
sel lain membentuk jaringan floem. Floem dan xylem saling berdekatan, dan diantaranya
terdapat lapisan sel-sel yang disebut kambium. Setiap tahun jaringan veskuler yang dihasilkan
di pusat tumbuhan akan bertambah banyak. Lapisan disekelilingnya juga tumbuh semakin
banyak untuk melindungi dan mendukungnya (Sambodo, 1996).
Akar adalah bagian pokok samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah
merupakan kormus. Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Diujung
titik tumbuhnya batang dikelilingi oleh daun muda dan menjadi tunas terminal. Dibagian
batang yang lebih tua yang daunnya saling berjauhan, buku (nodus) tempat daun yang
melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua
buku yang berurutan. Diketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada
tumbuhan ruas dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuha. Batang bisa
memperlihatkan tumbuh yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya
batang juga dapat amat pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Taraf
percabangan yang terjadi jika tunas ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman
bentuk (Gembong, 2005).
Daun merupakan bagian vegetatif dari tumbuhan, dimana proses fotosintesis dapat
berlangsung. Daun pertama berkembang dari bagian embrio yang disebut plumule. Ada 3
(tiga) ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada batang
dengan posisi menghadap sinar matahari. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan fungsi daun
sebagai tempat untuk asimilasi, respirasi, transpirasi, dan gutasi (Setiawan, 2010).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam.
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan daun utama biasanya mirip dengan dalam
batang. Ciri yang paling penting pada daun adalah bahwa pertumbuhan pada aspeknya segera
terhenti. Berdasarkan macamnya, dikenal adanya daun tunggal dan daun majemuk. Perbedaan
utama dari keduanya adalah pada katiak daun tunggal terdapat tunas, sedangkan pada ketiak
anak daun majemuk tidak ditemukan adanya tunas (Hidayat, 1995).

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
1. Alat
Alat tulis
Kertas A4
Kaca pembesar (lup)
2. Bahan
Bayam duri (Amaranthus Spinousus).
Singkong (Manihot esculenta)
Daun Mimba (Azadirachta indica)
Kunyit (Curcuma longa)
Pisang (Musa paradisiaca)
Kacang tanah (Arachis hypogaea)
Jahe (Zingiber officinale)
3.2 Cara kerja
1. Menuliskan nama latin dari seluruh preparat.
2. Menggambar secara lengkap dan memberi keterangan pada bagian-bagiannya.
3. Menggambar dan mendeskripsikan akar untuk seluruh preparat.
4. Menggambar dan mendeskripsikan batang untuk seluruh preparat.
5. Menggambar dan mendeskripsikan daun untuk seluruh preparat.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Nama : Bayam duri (Amaranthus

Spinousus).
Keterangan :
1. Bunga bayam
2. Batang
3. Duri
4. Daun
5. Akar

2
3
4
5

1
2

Nama : Singkong (Manihot esculenta)


Keterangan :
1. Tangkai daun
2. Daun
3. Batang
4. Akar
5. Modifikasi akar

4
5

Nama : Daun Mimba (Azadirachta


1

indica)
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai daun

1
2
3
4
5

Nama : Kunyit (Curcuma longa)


Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai daun
3. Batang
4. Akar
5. Modifikasi akar

1
2

Nama : Pisang (Musa paradisiaca)


Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Daun
Pelepah daun
Batang
Akar

3
4

1
2
31
4

Nama : Kacang tanah (Arachis


hypogaea)
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai daun
3. Batang
4. Akar
5. Modifikasi akar

1
2
3

Nama : Jahe (Zingiber officinale)


Keterangan :
1. Daun
2. Batang
3. Akar
4. Modifikasi akar

4.2 Pembahasan
1. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bayam duri (Amaranthus Spinousus)
didapatkan bahwa bayam duri memiliki sistem perakaran tunggang. Sistem Perakaran
tunggang biasanya terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar tunggang terdiri atas sebuah
akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari
akar primer dari biji berkecambah. Bayam duri memiliki batang kecil berbentuk bulat,
lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya
monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi ciri khas pada
tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman ini. Daun
bayam duri merupakan daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur
memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2

cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat
dan permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang
daun bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus.
2. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Singkong (Manihot esculenta)
didapatkan bahwa singkong mempunyai akar yang berubah bentuk dan fungsinya
sebagai tempat cadangan makanan (umbi). Bentuk ubi kayu biasanya bulat memanjang,
daging ubi mengandung zat pati, berwarna putih gelap atau kuning gelap, dan tiap
tanaman dapat menhasilkan 5 10 ubi. Singkong mempunyai batang yang berkayu,
beruas ruas, dan panjang, yang ketinggiannya dapat mencapai 3 meter atau lebih.
Warna batang bervariasi, tergantung kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada
umumnya berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih putihan, kelabu,
hijau kelabu, atau coklat kelabu. Empulur batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya
empuk seperti gabus. Daun singkong mempunyai susunan berurat menjari dengan
canggap 5 9 helai.
3. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Mimba (Azadirachta indica)
didapatkan bahwa daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai,
merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung
tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian
daun tipis seperti kulit dan mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah
lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing,
gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm
4. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada kunyit (Curcuma longa) didapatkan
bahwa kunyit memiliki batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang
dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak
lunak). Kunyit

memiliki Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset)

memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip


dengan warna hijau pucat. Kunyit memiliki sistem perakaran akar serabut (radix

adventicia) berbentuk benang (fibrisus) yang menempel pada rimpang (modifikasi


akar).
5. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pisang (Musa paradisiaca) didapatkan
bahwa pisang memiliki Sistem perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya
keluar dan tumbuh dari bongo bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan
tidak memiliki akar tunggang. Batang pisang dibedakan menjadi dua macam yaitu
batang asli yang disebut bongo dan batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada
di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta memiliki banyak

mata tunas yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan merupakan tempat
tumbuhnya akar. Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling
menutupi, tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan tanah. Pisang
memiliki daun yang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama,
bagian ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun
dalam tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek.
6. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada kacang tanah (Arachis hypogaea)
didapatkan bahwa kacang tanah memiliki Sistem akar yang merupakan akar tunggang
yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak memiliki
rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen dan kemudian akar
tersebut termodifikasi menjadi kacang tanah. Kacang tanah memiliki batang berukuran
pendek, berbuku-buku, dengan tipe pertumbuhan tegak atas mendatar. Pada mulanya
batang tumbuh tunggal, namun lambat-laun bercabang banyak seolah-olah merumpun.
Panjang batang berkisar antara 30-50 cm atau lebih, tergantung jenis dan kesuburan
tanah. Buku-buku batang yang terletak di dalam tanah merupakan tempat melekatnya
akar, bunga, dan buah. Sedangkan ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan
tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun. Kacang tanah memiliki daun berbentuk
lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri
atas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hijau kekuning-kuningan, setelah tua
menjadi hijau tua. Daun-daun tua akan menguning dan berguguran mulai dari bawah ke
atas bersamaan dengan stadium polong.
7. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Jahe (Zingiber officinale) didapatkan
bahwa akar jahe berbentuk bulat, ramping, berserat dengan warna putih terang sampai
dengan coklat. Akar keluar dari garis lingkaran sisik rimpang (modifikasi akar).
Batangnya merupakan batang semu yang terdiri dari pelepah daun yang berpadu.
Daunnya berwarna hijau muda berbentuk lanset dengan kedudukan daun berselangseling teratur. Jumlah daun pada jahe emprit berkisar antara 20 - 28 helai.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara
dan cahaya. Adapun modifikasi akar yaitu umbi dan rimpang. Batang adalah sumbu
tumbuhan, tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh. Adapun modifikasi batang
yaitu kuncup, rimpang, dan duri. Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi
sebagai tempat fotosintesis. Adapun modifikasi daun yaitu duri dan kantong.
2. Akar mempunyai bagian-bagian yaitu inti akar, rambut akar, dan tudung akar. Batang
mempunyai bagian-bagian yaitu pangkal batang, ruas batang, buku-buku, pecabangan
batang. Daun mempunyai bagian-bagian yaitu helaian daun, tangkai daun, dan pelepah
daun.
3. Akar mempunyai dua sistem perakaran yaitu sistem perakaran tunggang dan sistem
perakaran serabut. Akar memiliki sifat berbuku-buku , tidak beruas, dan tidak
mendukung bagian-bagian lainnya. Akar biasanya berwarna hijau dan ujungnya
meruncing.
4. Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat transportasi bagi
bagian-bagian yang terdapat di dalam batang. Batang memiliki sifat beruas-ruas dibatasi
oleh buku-buku dan sebagai tempat daun. Batang biasanya tumbuh ke atas dan
pertumbuhannya tidak terbatas serta bercabang.
5. Daun merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis.
Daun biasanya berwarna hijau karena memiliki kloroplas. Daun memiliki beberapa
bentuk-bentuk daun antara lain daun bundar, daun perisai, daun lonjong, dan lain-lain.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya hendaknya lebih teliti dalam mengamati bagian-bagian
tumbuhan serta dalam praktikum hendaknya menjaga kebersihan.

DAFTAR PUSTAKA
Hadisunarso. 2007. Biologi tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Hidayat. 1995. Biologi dasar. Yudhistira: Jakarta.
Peranginangin, samuel. 2013. Panduan Praktikum Biologi Umum Program Studi
Agroekoteknologi/Agribisnis. Universitas Bengkulu, Bengkulu
Sambodo, J. 1996. Kehidupan Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Setiawan. 2010. Fisiologi tumbuhan. Airlangga: Bandung
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai