Anda di halaman 1dari 12

PENGAMATAN LICHEN DAN CYANOBACTERIA

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Mikrobiologi
yang dibina oleh Bapak Agung Witjoro S.Pd., M.Kes

Oleh Kelompok 1 Offering B 2015


1. Alfi Saroiroh (150341601381)
2. Azhari Ulfah Aidah (150341607261)
3. Dyanita Neswari S (150341600375)
4. Ida Fitria Rahma (150341603864)
5. Ludfi Rahma Fadilla (150341601420)
6. Nadia Puji Heryanti (150341607298)
7. Novia Tesalonika (150341607673)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2017
A TOPIK
Pengamatan lichenes dan cyanobacteria

B TUJUAN
1 Untuk mengamati struktur lichenes
2 Untuk mengamati jenis Cyanobacteria

C DASAR TEORI
1 Lichenes
Lichenes adalah organisme yang merupakan asosiasi dari Fungus dan alga,
hubungan antara kedua organisme tersebut adalah sedemikian rupa hingga
membentuk suatu talus tunggal. Komponen fungi disebut mikobion dan
komponen alga disebut fikobion. Mikobionnya sebagian besar adalah
Ascomycetes hanya beberapa saja yang Basidiomycetes atau Deutromycetes.
Sebagian besar Lichenes yang askomisetik fungsinya adalah dari golongan
Discomycetes: mikobion yang tidak pernah dari Hemiasomycetidae,
Plectomycetidae atau Laboulbeniomycetidae. Fikobion umumnya terdiri dari
Chlorophyceae yang bersel tunggal atau dari Cyanophyceae. Talus berdasarkan
distribusi sel-sel alga diantara hife fungi terdapat 2 tipe talus, yaitu foliose,
skuamulose, dan frutikose. Reproduksi: talus Lichenes dapat memperbanyak diri
dengan diaspora. Diaspora ada 2 macam yaitu isidia dan soredia (Misra, 1978).

Sebagian besar dari berbagai macam tumbuhan ini terdiri dari hifa
cendawan yang terjalin rapat. Hifa khusus yaitu rizoid berfungsi sebagai pelekat
pada batu, kayu, atau tanah. Talusnya seperti spons dan menyerap air hujan dan
partikel yang terbawa angin. Alga memperoleh air dan unsur esensial dari
cendawan, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada
komponen cendawannya. Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama
yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan
air dan garam-garam kepada ganggang(Sharoff, 2002).

Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang


tertentu pula. Dalam kultur murni cendawan memperlihatkan susunan morfologi
menurut jenisnya, tetapi bentuk talus seperti lichenes baru terjadi jika bertemu
dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain
lichenes. Jadi benruk lichenes bergantung dari macam-macam cara hidup bersama
antara kedua macam organisme yang menyusunnya(Tjitrosoepomo,1981).

2 Cyanobacteria
Cyanobacteria disebut hijau-biru karena warna klorofil a dan pigmen
biru (fikosianin) yang di milikinya. Cyanobacteria banyak dijumpai di tempat-
tempat yang lembap, misalnya diatas tanah, batu, tembok, sawah, parit, dan di
laut. Jika mengering cyanobacteria mengelupas seperti kerak. Cyanobacteria
melimpah di perairan dengan pH netral atau perairan yang sedikit bersifat basa,
jarang sekali di jumpai di perairan dengan pH kurang dari 4-5. Selain itu,
Cyanobacteria juga ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain misalnya
Gloeocapsa dan Nostoc bersimbiosis dengan alga membentuk lumut
kerak(lichen), Anabaena bersimbiosis dengan lumut hati, tumbuhan paku air, dan
palem-paleman untuk memfiksasi nitrogen (Kimball, 1983).
Cyanobacteria sama seperti bakteri, juga bersifat prokariotik. Cyanobacteria
ada yang bersel satu dan ada pula yang bersel banyak. Yang bersel satu ada yang
hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang bersel banyak umumnya
berbentuk benang. Cyanobacteria dapat hidup di batuan di tempat organisme lain
sulit hidup. Dengan adanya Cyanobacteria terjadilah pelapukan batuan sehingga
memungkinkan tumbuhan lain hidup. Cyanobacteria dapat bertahan pada
lingkungan yang suhunya mencapai 85C. Itulah sebabnya Cyanobacteria
dikatakan sebagai organisme perintis (Campbell dkk, 2005).

D ALAT DAN BAHAN


Alat

- Mikroskop

- Kaca benda

- Kaca penutup

- Pipet
- Silet
Bahan

- Lichen
- Aquades steril

- Air kolam Perpus Pusat UM

E Prosedur Kerja

1. Pengamatan Lichen

Diambil Lichen yang menempel di batang pohon

Disayat Lichen dengan irisan melintang

Ditaruh di kaca benda dan ditetesi dengan satu tetes aquades steril

Diamati dibawah mikroskop

2. Pengamatan Cyanobacteria

Disiapkan air kolam yang akan diamati

Diambil satu tetes dengan pipet dan diletakkan diatas kaca benda dan
ditutup dengan kaca penutup

Diamati dibawah mikroskop


F Hasil Pengamatan

1. Lichene

No Gambar Keterangan
1.
a a. Alga
b. Fungi
c. Hifa

- Pada perbesaran 1000x


c

2. Cyanobacteria

No Gambar Keterangan
1.
- Hidupnya soliter
- Chloroplastnya menyebar
- Biasanya asimetris
- Katup cenderung datar
- Pada perbesaran 1000x
- Dengan nama spesies Coscinodius
rothii
2. - Memiliki flagel
- Sel berbentuk lonjong
- Pada perbesaran 1000x
- Dengan nama spesies
Chlamidomonas sp

3.
- Berbentuk filamen
- Pada perbesaran 1000x
- Dengan nama spesies Oscillatoria sp

G Analisis Data

Pada praktikum pengamatan Cyanophyta dilakukan pada air kolam yang


diambil di depan perpustakaan pusat Universitas Negeri Malang. Pengamatan alga
dilakukan dengan cara meneteskan air kolam diatas kaca benda dan
mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 x. Pada pengamatan
ini ditemukan beberapa alga, yang pertama didapatkan alga hijau biru yang hidup
soliter, memiliki chloroplast yang menyebar, biasanya berbentuk asimetris dan
katup cenderung datar alga ini diidentifikasi sebagai Coscinodiccus rothii.
Cyanophyta yang kedua memiliki flagel dan bentuk tubuh yang lonjong yang
diidentifikasi sebagai Clamydomonas Sp. Cyanophyta yang ketiga memiliki ciri
cirri berbentuk filament yang diidentifikasi sebagai Oscilatoria Sp. Pada
praktikum pengamatan struktur tubuh Lichen, Lichen yang diamati diambil dari
pohon pinus. Lichen tersebut diiris melintang dan diletakkan diatas kaca benda
yang telah ditetesi aquades steril kemudian diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 1000 kali, dan didapatkan bentukan bulat berwarna hijau dan bentukan
seperti hifa berwarna coklat, bentukan bulat hijau tersebut diidentifikasi sebagai
alga dan yang coklat berentuk hifa adalah fungi.
H Pembahasan

1 Lichen

Lichen yang digunakan pada praktikum ini berasal dari pohon. Warna dari
lichen yang diamati yaitu hijau keabu-abuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Yurnaliza (2002) bahwa tubuh lichen dinamakan thalus yang secara vegetatif
mempunyai kemiripan dengan alga dan fungi. Tumbuhan ini memiliki warna yang
bervariasi seperti putih, hijau keabu-abuan, kuning, oranye, coklat, merah dan
hitam.

Lichen adalah asosiasi simbiosis antara mikroorganisme fotosintetik dan


fungi dimana jutaan sel fotosintesis dilakukan di massa hifa fungi. Fungi tumbuh
di permukaan batu, kayu lapuk, pohon, dan atap dalam berbagai bentuk. Pasangan
fotosintetiknya adalah alga hijau uniseluler atau berserabut atau biasanya disebut
Cyanobacteria. Komponen fungi yang paling sering yaitu Ascomycete, Glomycete
dan Basidiomycete (Campbell, 2011).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, bentuk lichen menyerupai


kerak, datar, tipis dan melekat di kulit pohon. Berdasarkan literatur, Yurnaliza
(2002) menyatakan bahwa lichen yang berukuran kecil, datar, tipis, dan selalu
melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah termasuk dalam bentuk
lichen Crustose. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substrat. Pada
pengamatan struktur anatomi, terdapat bagian tubuh lichen yang memanjang
secara seluler yang disebut hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thalus atau
miselium yang biasanya tidak dikenal pada fungi yang bukan lichen. Alga selalu
berada pada bagian permukaan dari talus (Yurnaliza, 2002).

Lapisan korteks atas sebagai lapisan hifa fungi, terdiri atas jalinan yang
padat disebut pseudoparenkim dari hifa fungi. Sel ini tidak memiliki ruang antar
sel dan saling mengisi dengan material yang berupa gelatin yang berfungsi untuk
perlindungan (Misra dan Agrawal, 1978). Daerah alga merupakan lapisan biru
atau biru kehijauan terletak dibawah korteks atas. Jaringan hifanya longgar.
Lapisan gonidium yang terdiri atas gerombolan-gerombolan sel alga dengan hifa
fungi yang teranyam jarang-jarang berada diantara kulit luar dan lapisan
permukaan, menunjukkan warna hijau yang berfungsi untuk fotosintesis dan
organ reproduksi. Alga yang menyusun tubuh lichen disebut gonidium, dapat
bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru
(Cyanophyceae) antara lain Chrococcus dan Nostoc, kadang juga ganggang hijau
(Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia (Tjitrosoepomo, 1989).
Bagian medulla, terdiri dari lapisan hifa yang membentuk suatu bagian tengah
yang luas dan longgar. Lapisan empulur, tersusun atas sel-sel fungi yang tidak
rapat, berfungsi untuk penyimpanan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan.
Korteks bawah mempunyai struktur hifa yang padat (Yurnaliza, 2002). Namun,
pada praktikum ini, kelompok kami kurang begitu bagus dalam membuat preparat
sehingga bagian-bagian dari lichen tidak terlihat dengan jelas. Hanya terlihat
bagian hifa fungi dan sel alga.

Jamur dan alga bersimbiosis dalam bentuk mutualisme dan helotisme.


Dikatakan simbiosis mutualisme karena alga yang mempunyai klorofil
menghasilkan karbohidrat dalam fotosintesis sehingga fungi mengambil air dan
mineral-mineral dari lingkungan dan beberapa material lain untuk membuat
makanan. Sedangkan helotisme, pada awalnya menguntungkan, tapi selanjutnya
fungi bersifat parasit pada alga, alasannya karena pada lichen hanya fungi yang
membentuk alat untuk berkembang biak berupa badan buah atau thalus, kedua,
terdapat haustoria pada sel alga (Muzayyah, 2005). Menurut Campbell (2011),
meskipun lichen terlihat sebagai organisme tunggal, sebenarnya lichen merupakan
organisme ganda yaitu asosiasi antara dua organisme : fungi dan fotoautotrof.
Lichen ini awalnya dianggap sebagai contoh definitif mutualisme. Fotoautotrof
melakukan fotosintesis, memproduksi senyawa karbon yang kaya energi untuk
lichen, maupun keduanya. Fotoautotrof memperoleh air dan nutrisi mineral dari
fungi serta perlindungan terhadap kekeringan. Kemitraan lichen tidak benar-benar
mutualisme tapi salah satu kontrol parasitisme fotoautotrof oleh fungi.

2 Cyanobacteria

Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan tiga


spesies Cyanobacteria. Cyanobacteria sendiri merupakan merupakan kelompok
mikroorganisme yang termasuk ke dalam Kingdom Eubakteria. Filum
Cyanobacteria terbagi menjadi empat Ordo, yaitu Chroococcales, Oscillatoriales,
Nostocales, dan Stigonematales (Ulya, 2010). Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan terlihat bahwa cyanobacteria yang kami amati terdapat warna hijau
pada selnya, hal ini menunjukkan cyanobacteria tersebut memiliki klorofil
sehingga cyanobacteria mampu melakukan fotosintesis langsung karena memiliki
klorofil. Heterokis-cyanobacteria adalah kelompok mikroorganisme prokariotik
yang mampu melakukan fotosintesis oksigenik layaknya organisme fotoautotrof
eukariotik (Gray & Doolitle 1982). Seperti pada organisme fotoautotrof
eukariotik, aktivitas pemanenan cahaya matahari pada heterokiscyanobacteria
berdasarkan reaksi fotokimia pada pigmen fotosintetik yang menyerap daerah
spesifik spektrum cahaya matahari. Pigmen fotosintesis heterokis-cyanobacteria
meliputi klorofil , karoten, xantofil dan fikobiliprotein (Sze 1998). Pusat reaksi
fotosintesis heterokis-cyanobacteria terdapat pada klorofil . Klorofil pada
heterokiscyanobacteria terletak pada suatu struktur membran internal yang disebut
tilakoid (Benemann et al, 1987).

Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri,


namun mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Sebelumnya, alga
ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan Monera. Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki karakteristik
bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar (Eubacteria).
Sebagai tambahan, beberapa kelompok organisme yang sebelumnya dimasukkan
sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi kerajaan tersendiri, Archaea
(Kirby, 2010).

Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dilakukan spesies cyanobacteria


yang pertama ditemukan yaitu Coscinodiscus rothii. Coscinodiscus rothii dapat
berupa sel tunggal atau rangkaian sel panjang, setiap sel dilindungi oleh dinding
silica yang menyerupai kotak (Sachlan, 1982). Coscinodiscus rothii yang
ditemukan hidup secara soliter , betuknya datar dan asimetris. jenis-jenis diatom
yang banyak ditemukan di perairan pantai atau mulut sungai adalah chaetoceros,
rhizosolenia, dan coscinodiscus (Arinardi et al., 1994). Distribusi Coscinodiscus
sp. sangat luas meliputi air laut sampai air tawar, baik dalam komunitas plankton
maupun bentuk. Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan reproduksi diatom yang
lebih besar dibandingkan dengan kelompok fitoplankton lainnya. Coscinodiscus
rothii memiliki kloroplas yang menyebar sehingga Coscinodiscus rothii mampu
melakukan fotosintesis

Spesies Cyanobacteria kedua yang telah ditemukan yaitu Chlamydomonas


sp. Chlamydomonas merupakan sel haploid berflagela seperti yang hasil dan
analisis yan telah dilakukan Chlamydomonas memiliki bentuk lonjong dan
memiliki sepasang flagella yang terdapat di depan sel. Chlamydomonas sp sering
ditemukan di di air tawar yang tergenang. Chlamydomonas memiliki sel
berbentuk lonjong dan dinding sel berbahan selulosa, Chlamydomonas juga
memiliki bintik mata yang mengandung pigmen berwarna kemerahan terletak di
pangkal flagela yang biasa disebut dengan stigma. Chlamydomonas hidup
secara autotrof dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas juga memiliki vakuola
kontraktil dan pirenoid. Kelebihan fotosintesis pada Chlamydomonas akan
disimpan sebagai pati di sekitar pirenoid. Hal ini sesuai dengan pendapat Graham
& Wilcox (2000) yang menyatakan bahwa Chlamydomonas sp adalah termasuk
dalam Chlorophyta yang khas Chlorophyta mungkin adalah nenek moyang
kerajaan tumbuhan, ini dikarenakan memiliki ciri seperti tumbuhan yaitu memiliki
kloroplast dan dinding sel. Sebagian besar terdapat pada air tawar, tetapi juga
terdapat di darat dan di laut. Mereka memakan komponen ganggang lichens,
bersatu dengan jamur yang ditemukan di daerah beriklim dingin.

Spesies Cyanobacteria ketiga yang telah ditemukan yaitu Oscillatoria sp.


Ciri khas Oscillatoria sp yaitu berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen
panjang lurus, dan halus. Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid serta
pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (Bold, 1985). Hal ini
sesuai dengan hasil pengamatan yang telah kami lakukan bahwa spesies
Oscillatoria sp yang telah ditemukan memiliki bentuk filament panjang dan
terlihat terdapat warna hijau pada selnya. Setiap filament pada terdiri dari trikoma
yang terbuat dari sel baris. Ujung dari trikoma dapat berosilasi seperti pendulum
( Guiry, 2014).

I Kesimpulan
1. Lichen adalah asosiasi simbiosis antara mikroorganisme fotosintetik
berupa alga hijau dan fungi. Berdasarkan pengamatan didapatkan lichen
crustose dengan warna hijau keabu-abuan, berbentuk menyerupai kerak,
datar, tipis dan melekat pada kulit pohon
2. Cyanobakteri yang ditemukan pada air kolam diantaranya Coscinodiscus
rathii, Chlamidomonas sp, dan Oscilatoria sp. coscinodiscus rathii berupa
sel tunggal atau rangkaian sel panjang dengan setiap sel dilindungi
dinding silica menyerupai kotak, berbentuk datar. Chlamidomonas sp
berbentuk lonjong dan mempunyai sepasang flagel pada bagaian depan sel.
Sedangkan Oscilatoria sp mempunyai warna hijau kebiruan, berbentuk
filament panjang lurus dan halus.

J Daftar Rujukan

Arinardi, O.H, Trimaningsih, S.H. Riyono, E. Asnaryanti. 1994. Pengantar


Tentang Plankton Serta kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan di
sekitar Pulau Jawa dan Bali. Jakarta: LP3O- LIPI.

Benemann J. R, Tillet D. M, Weissman J. C. 1987. Microalgae biotechnology.


Trends Biotechnol. New York: INC Publishing.

Bold, H.C and M. J. Whynne. 1985. Introduction to the Algae : structure and
Reproduction. Sec. ed. New Jersey: Pretice-Hall.

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, j.b., & Mitchell, L.G. 2011. Biology. Ninth Edition.
Volume 3. San Fransisco: Pearson Inc, Benjamin Cummings.

Graham L. E. Wilcox L. W. 2000. Algae. London: Prentice Hall.

Gray MW, Dolitle WF. 1982. Has the endosymbiont hypothesis been proved?.
Microbiol. London: Prentice Hall.
Guiry, M. D. ; Guiry, G. M., 2014. Algaebase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway

Kimball, John W.1983.Biologi Edisi Kelima (jilid 3).Terjemahan Siti Soetarmi T


dan Nawangsari Sugiri. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Kirby, W. F.2010. Marine of Algae. London: British Museum.

Misra, A., R.P. Agrawal. 1978. Lichenes (A Premiliminary Text). New York-
Bombay-Calcuta: Oxford and IBH Pulishing Co.

Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. Surakarta:


UNS Press

Sachlan,M. 1982. Planktonologi. Jakarta: Directorat Jendral Perikanan

Sharoff, S.D. 2002. Lichen, Biology and Environment the Special Biology of
Lichens.

Sze P. 1998. Biology of the algae, 2nd edition. America: WMC Brown Comm,
inc.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1981. Taksonomi Tumbuhan. Jakarta: Bhratara Karya


Aksara.

Ulya Darojatul . 2010. karakterisasi fisiologis heterokis-cyanobacteria asal


wilayah adat kasepuhan taman nasional gunung halimun salak jawa barat.
Bogor: IPB.

Yurnaliza. 2002. Lichenes (Karakteristik, Klasifikasi dan Kegunaan). Medan:


Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai