Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA-

MITOSIS PADA AKAR BAWANG


MITOSIS PADA AKAR BAWANG
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
OLEH
NAMA : ARTA ARISKA SIHALOHO
NIM : 1611013220002
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : DYAH ARUM APRIYANI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

1.1 Latar Belakang


Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari
sel sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan
pembelahan sel yang berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya
dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis. Mitosis adalah peristiwa
pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan
meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan komponen yang sama dan
identik dengan komponen induknya. Pada saat sel aktif membelah,
kromosom akan relatif mudah diamati dengan hanya memperlakukan sel-sel
tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang sederhana (Andre,
2008).

Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tubuh organisme


terjadi melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis
adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah
kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan
mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pembelahan meiosis disebut juga
pembelahan reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom pada sel-sel
kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina). Sel gamet jantan pada
hewan (mammalia) dibentuk di dalam testis dan gamet betinanya dibentuk di
dalam ovarium (Sugeng, 2013).

Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metafase, anafase, dan
telofase. Selama profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal
melalui supercoiling secara berulang-ulang. Membran nukleus menghilang
dan terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub sel ke kutub lainnya.
Selama metafase, kromosom akan berjajar di bagian tengah gelendong
miktotubulus. Saat anafase, dau kromatid dari masing-masing kromosom
yang telah direplikasi akan ditarik kutub-kutub sel yang berbeda akibat
adanya depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong yang
menempel di sentromer. Kromatid-kromatid saudara ini, akan menjadi
kromosom-kromosom baru (William, 2007).
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Berdasarkan penjelasan tersebut maka perlu dilakukan praktikum mengenai


mitosis pada akar bawang untuk melihat tahap- tahap yang terjadi ketika sel
melakukan pembelahan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati kromosom pada berbagai
fase pembelahan sel (mitosis) akar tanaman bawang merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan yang mudah untuk ditelaah


mitosis ialah meristem pada titik tumbuh akar
bawang. Mewarnainya dengan zat pewarna yang sesuai
akan tampak kromosom-kromosom dalam sel yang
membelah diri. Sel akar bawang yang baru terbentuk
berisi 16 kromosom, 8 diantaranya mula-mulanya
disumbangkan oleh “bapak” tumbuhan bawang, yaitu
tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom
ini sering dinamakan kromosom paternal. Sisa yang 8
lagi semula disediakan oleh “indung” bawang, yaitu
bawang yang menghasilkan telur. Inilah kromosom
maternal. Untuk setiap kromosom maternal ada
kromosom paternal yang amat mirip dengan pertama
tadi. Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan
kromosom yang homolog, setiap anggota suatu
pasangan homolog tertentu seringkali disebut
homolog anggota lainnya pasangan tersebut. Beberapa
kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke
dalam empat fase yang berurutan yaitu, profase,
metafase, anafase dan telofase. Fase-fase ini
hanyalah merupakan cara yang mudah untuk memeriksa
mitosis. Proses sebenarnya meliputi (dengan
beberapa perkecualian) urutan kejadian yang
sinambung yang melebur sesamanya dengan mulusnya
(Kimball, 2009).

Kromosom kondensasi dalam semua


eukariota adalah proses dimana kromosom dipadatkan
selama mitosis. Ini pemadatan dari DNA adalah
penting untuk pemisahan akurat dari adik kromatid
selama anafase dan mencegah DNA dari menjadi
terperangkap di dalam pesawat divisi selama
sitokinesis (Vas & Clarke, 2008). Kromosom adalah
benang-benang yang terdapat pada inti sel yang
berfungsi membawa DNA yang bersifat bawaan dan
berisi tentang sebagian besar informasi untuk
aktivitas regulasi sel. Kromosom akan tampak jelas
pada sel yang aktif membelah. Jumlah kromosom di
dalam inti sel dari berbagai organisme berbeda-beda
(Wulandari & Wijaya, 2015).

REPORT THIS AD

Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel
kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina
bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk betina. Maka sepasang
kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu
jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin
(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat
dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan
haploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu spesies dinamakan genom.
Setiap makhluk hidup terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut
zigot, akan tetapi perbesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat
diperlukan agar makhluk itu mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan
sel lengkap dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel
(karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang
membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu
pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Suryo, 2008).

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya
diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses
ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel
dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-
turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik,
yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar
dan ujung batang) (Muhlisyah dkk, 2014).

REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Mitosis berlaku pada pembelahan inti sedangkan pembelahan sitoplasma


disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh jaringan.
Semua sel somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu sel,
yaitu zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis
mula-mula membentuk salinan yang sama dari tiap kromosom dan kemudian
melalui pembelahan sel induk (asal), mendistribusikan suatu set kromosom
yang identik kepada kedua sel anak. Kemampuan organisme untuk
memproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa
membedakan antara makhluk hidup dan makhluk mati. Kemampuan yang
unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi biologis
memiliki dasar seluler (Campbell et al., 2008).
Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan sel berupa
duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam
kromosom, dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua
sel baru yang identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap
profase, metafase, anafase dan telofase. Tahap profase adalah tahap
visualisasi selubung inti atau dinding sel inti sudah mulai menghilang dan
tampak benang benang kromatin yang bergerombol padat. Tahap metafase
yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel berukuran
panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus. Tahap anafase adalah
tahapan saat kromosom tersebar dengan masing-masing membelah menjadi
dua. Tahap telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel
anak dan masing-masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom
diploid (Lusiyanti & Lubis, 2013).
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Siklus sel adalah periode dari permulaan satu pembelahan menuju ke


permulaan yang lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah proses
perputaran dari pertumbuhan mitosis dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri
dari interfase dan mitosis. Interfase itu sendiri terdiri dari tiga fase (G1, S,
dan G2), sedangkan mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, prometafase,
metafase, anafase dan telofase (Muhlisyah dkk, 2014).
BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018, pukul 16.00 –
18.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri,
botol flakon, kaca objek, kaca penutup, kotak preparat, silet, pensil, pipet
hisap, mikroskop oven, kulkas dan kertas tissue.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah akar bawang, air dingin,
Asam Asetat 45%, HCl 1N, Acetokarmin 2%, gliserin, dan cat kuku.

REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

3.3 Prosedur Kerja


1. Umbi bawang merah ditumbuhkan dalam wadah berisi air hingga akarnya
tumbuh.
2. Akar dipotong dengan silet pada ujungnya dengan panjang sekitar 3 – 5 mm.
3. Potongan akar kemudian dimasukkan ke dalam air (aquades) selama 15
menit. Setelah itu disimpan dalam lemari es pada suhu 5°C selama 10 menit.
4. Sampel difiksasi dengan larutan fiktatif asam asetat 45% pada suhu 4°C
selama 15 menit. Setelah itu dicuci dengan akuades hingga bersih.
5. Sampel dimaserasi menggunakan larutan asam klorida (HCl) 1 N pada suhu
55°C selama 10 menit. Setelah itu dicuci dengan akuades hingga bersih.
6. Sampel diwarnai dengan larutan acelokarmin 2% selama kurang 15 menit.
7. Setelah pewarnaan, sampel diletakkan dalam objek glass dan bagian ujung
sampel akar tersebut dipotong (bagian yang gelap). Larutan acelokarmin 2%
yang masih menempel pada bagian tepi sampel diserap dengan tisu.
8. Sampel akar kemudian ditetesi dengan gliserin dan ditutup dengan gelas
penutup kemudian dipencet (squash). Sampel diamati dibawah mikroskop.

BAB IV
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kromosom pada Fase Pembelahan Mitosis Sel
Akar Bawang Merah

No. Pernyataan Fase Gambar


Kromosom mulai kelihatan (belum jelas) dan
benang-benang kromatin tidak berpilin.
Merupakan fase istirahat, karena selama
interfase tidak terjadi pembelahan kromosom
1 atau sitoplasma. Interfase
Kromatin memadat membentuk kromosom,
inisiasi pembentukan benang-benang spindel
diawali dengan sentriol menuju kekutub yang
berlawanan, membran nukleus mulai
2. menghilang. Profase
Selaput nukleus akan terframentasi, dimana
mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing
sentrosom akan memasuki wilayah nukleus Pro
3. sehingga kromosom akan menjadi terkondensasi. metafase
Kromatid berjejer dibidang ekuator sel, sentriol
menjulurkan benang-benang spindel yang
3. berikatan dengan kinetokor tiap kromatid. Metafase
Tiap pasangan kromosom memisah dan bergerak
ke arah yang berlawanan akibat tarikan benang-
4. benang spindel. Anafase
Pembentukan kembali membran nukleus, terjadi
proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel
anakan (2n). Telofase awal terlihat mulai ada Telofase
sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Awal dan
Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel Telofase
5. anak sudah benar-benar terpisah. Akhir
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan akar bawang merah karena Allium
cepa mudah didapatkan, ukuran sel-selnya cukup besar, dan susunan sel-
selnya sederhana sehingga memudahkan pengamatan di bawah mikroskop.
Imaniar & Pharmawati (2014) mengatakan bahwa jumlah kromosom yang
tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta fase mitosis yang jelas terlihat
menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam mempelajari kerusakan
kromosom pada tanaman, selain itu kromosom bawang merah memiliki
ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya.
Hasil yang didapat pada sel akar bawang merah (Allium cepa) adalah
ditemukannya fase interfase, profase, prometafase, metafase, anafase,
telofase awal dan telofase akhir dari semua kelompok. Pada fase interfase
kromosom mulai terlihat (belum jelas) dan benang-benang kromatin tidak
berpilin. Interfase merupakan fase istirahat, karena selama interfase tidak
terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Fase profase menunjukkan
kromatin memadat membentuk kromosom, inisiasi pembentukan benang-
benang spindel diawali dengan sentriol menuju ke kutub yang berlawanan,
membran nukleus mulai menghilang. Pada tahap prometase terlihat selaput
nukleus akan terframentasi, dimana mikrotubulus yang menjulur dari
masing-masing sentrosom akan memasuki wilayah nukleus sehingga
kromosom akan menjadi terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid
berjejer dibidang ekuator sel, sentriol menjulurkan benang-benang spindel
yang berikatan dengan kinetokor tiap kromatid. Pada tahap anafase tiap
pasangan kromosom memisah dan bergerak ke arah yang berlawanan akibat
tarikan benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan kembali
membran nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel
anakan (2n). Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara
sel-sel anak. Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-
benar terpisah.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Fungsi dari pencucian dan pengeringan akar bawang untuk menjaga


atau mengatasi agar larutan yang dicelupkan sebelumnya tidak tersisa di akar
bawang dan tidak terbawa pada akar bawang yang akan dilanjutkan ke
larutan yang selanjutnya. Proses fiksasi pada sampel, yaitu dengan
menggunakan larutan asam asetat 45 % tujuannya untuk menghentikan
proses metabolisme atau kegiatan pada sel-sel tetapi bentuk sel dapat
dipertahankan atau tetap, sedangkan alkohol digunakan untuk membersihkan
dan melunakkan jaringan agar mudah dipencet sehingga memudahkan untuk
menyebarkan sel-selnya, agar pada saat pengamatan di bawah mikroskop
tidak terlihat bertumpuk. Penggunaan HCl 1 M pada praktikum ini berfungsi
untuk proses lisis. Penggunaan acetokarmin berfungsi untuk memberikan
warna pada kromosom-kromosom di dalam sel agar lebih jelas terlihat fase-
fase pembelahannya. Keuntungan fiksatif dengan menggunakan asam asetat
45 %, HCl 1 M dan asetokarmin adalah merendamnya dapat secepat
mungkin karena jaringan atau sel akan segera mengeras, penetrasi dalam
jaringan sangat cepat, kalau dimasukkan dalam jaringan mempertahankan
afinitasnya. Fungsi dari gliserin adalah untuk mengawetkan sel sedangkan
fungsi kutek untuk merekatkan kaca penutup. Abidin (2014)
mengatakan bahwa metode yang umum digunakan dalam membuat preparat
mitosis yaitu dengan squash. Metode squash yaitu suatu metode untuk
mendapatkan suatu preparat dengan cara meremas suatu potongan jaringan
atau suatu organisme secara keseluruhan, sehingga didapatkan suatu sediaan
yang tipis yang dapat diamati di bawah mikroskop. Secara umum tahapan
dalam pembuatan preparat mitosis dengan metode squash yaitu diawali
dengan pemilihan bahan, kemudian memfiksasi, hidrolisis, pemulasan, dan
yang terakhir pembuatan preparat dengan meremas (squash).
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Fase profase merupakan fase dimana pada gambar terlihat fase pemadatan
untuk melakukan pembelahan. Sedangkan fase telofase merupakan fase
dimana terjadi pembelahan kromosom menjadi dua bagian yang sama.
Telophase awal merupakan tahapan pembelahan inti dari sel tersebut atau
kariokinesis dan telophase akhir merupakan tahapan pembelahan diding sel
yang siap menjadi sel yang baru atau sering kali disebut tahap sitokinesis.

Keterlatihan dalam membuat preparat merupakan salah satu penentu dalam


kemudahan untuk menentukan fase yang dilihat. Pada praktikum ini fase
yang dilihat begitu jelas karena preparat yang dilihat warnanya tipis, perlu
teknik khusus untuk membuat pewarnaan yang baik pada preparat. Jika
praktikan tidak dapat membuat preparat setipis mungkin maka fase yang
dicari tidak dapat ditemukan karena selnya masih belum terlihat jelas dan
masih bertumpuk.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan yang sudah dilakukan yaitu :

1. Mitosis merupakan pembelahan yang terjadi di dalam sel somatik yang


bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang
tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Sedangkan meiosis merupakan
pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel reproduksi.
2. Akar merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel
somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik, inilah yang melatar
belakangi digunakannya akar dalam praktikum mitosis.
3. Fase yang terlihat dalam setiap kelompok yaitu fase interfase, profase,
prometafase, metafase, anafase, telofase awal serta telofase akhir.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

5.2 Saran
Praktikan lebih terampil dalam memotong akar bawang setipis mungkin
agar didalam mikroskop fase dapat terlihat dengan jelas dan diharapkan agar
semua praktikan dapat mengikuti semua pengamatan yang dilakukan saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. 3(3): 571-579.
Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta, Erlangga.
Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta, Erlangga.
Imaniar, E.F. & M. Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang
Merah (Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal
Simbiosis. 2(2): 173−183.
Kimball. 2009. Biologi. Jakarta, Erlangga.
Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada
Pembelahan Pertama (M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca
Irradiasi Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Nuklir. MIPA, Bandung.
Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi
Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis
Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Sugeng. 2013. Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis. Erlangga, Jakarta.


Suryo. 2008. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Vas, A. C. J & D. J. Clarke. 2008. Aurora B Kinases Restrict Chromosome
Decondensation to Telophase of Mitosis. Cell cycle. 7(3): 1-4.
William. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta, Erlangga.
Wulandari, A. S & T. R. Wijaya. 2015. Analisis Kromosom Tanaman Jati
(Tectona gandis Lf) dengan Metode Pewarnaan. Jurnal Silvikultur
Tropika. 6(1): 49- 54.

Anda mungkin juga menyukai