Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metafase, anafase, dan
telofase. Selama profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal
melalui supercoiling secara berulang-ulang. Membran nukleus menghilang
dan terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub sel ke kutub lainnya.
Selama metafase, kromosom akan berjajar di bagian tengah gelendong
miktotubulus. Saat anafase, dau kromatid dari masing-masing kromosom
yang telah direplikasi akan ditarik kutub-kutub sel yang berbeda akibat
adanya depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong yang
menempel di sentromer. Kromatid-kromatid saudara ini, akan menjadi
kromosom-kromosom baru (William, 2007).
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel
kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina
bentuknya serupa dengan yang berasal dari induk betina. Maka sepasang
kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena itu
jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin
(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat
dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan
haploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu spesies dinamakan genom.
Setiap makhluk hidup terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut
zigot, akan tetapi perbesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat
diperlukan agar makhluk itu mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan
sel lengkap dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel
(karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang
membiak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu
pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Suryo, 2008).
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya
diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses
ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel
dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan
pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-
turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik,
yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar
dan ujung batang) (Muhlisyah dkk, 2014).
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Maret 2018, pukul 16.00 –
18.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
BAB IV
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan akar bawang merah karena Allium
cepa mudah didapatkan, ukuran sel-selnya cukup besar, dan susunan sel-
selnya sederhana sehingga memudahkan pengamatan di bawah mikroskop.
Imaniar & Pharmawati (2014) mengatakan bahwa jumlah kromosom yang
tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta fase mitosis yang jelas terlihat
menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam mempelajari kerusakan
kromosom pada tanaman, selain itu kromosom bawang merah memiliki
ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya.
Hasil yang didapat pada sel akar bawang merah (Allium cepa) adalah
ditemukannya fase interfase, profase, prometafase, metafase, anafase,
telofase awal dan telofase akhir dari semua kelompok. Pada fase interfase
kromosom mulai terlihat (belum jelas) dan benang-benang kromatin tidak
berpilin. Interfase merupakan fase istirahat, karena selama interfase tidak
terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Fase profase menunjukkan
kromatin memadat membentuk kromosom, inisiasi pembentukan benang-
benang spindel diawali dengan sentriol menuju ke kutub yang berlawanan,
membran nukleus mulai menghilang. Pada tahap prometase terlihat selaput
nukleus akan terframentasi, dimana mikrotubulus yang menjulur dari
masing-masing sentrosom akan memasuki wilayah nukleus sehingga
kromosom akan menjadi terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid
berjejer dibidang ekuator sel, sentriol menjulurkan benang-benang spindel
yang berikatan dengan kinetokor tiap kromatid. Pada tahap anafase tiap
pasangan kromosom memisah dan bergerak ke arah yang berlawanan akibat
tarikan benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan kembali
membran nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel
anakan (2n). Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara
sel-sel anak. Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-
benar terpisah.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
Fase profase merupakan fase dimana pada gambar terlihat fase pemadatan
untuk melakukan pembelahan. Sedangkan fase telofase merupakan fase
dimana terjadi pembelahan kromosom menjadi dua bagian yang sama.
Telophase awal merupakan tahapan pembelahan inti dari sel tersebut atau
kariokinesis dan telophase akhir merupakan tahapan pembelahan diding sel
yang siap menjadi sel yang baru atau sering kali disebut tahap sitokinesis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan yang sudah dilakukan yaitu :
5.2 Saran
Praktikan lebih terampil dalam memotong akar bawang setipis mungkin
agar didalam mikroskop fase dapat terlihat dengan jelas dan diharapkan agar
semua praktikan dapat mengikuti semua pengamatan yang dilakukan saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. 3(3): 571-579.
Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta, Erlangga.
Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta, Erlangga.
Imaniar, E.F. & M. Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang
Merah (Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal
Simbiosis. 2(2): 173−183.
Kimball. 2009. Biologi. Jakarta, Erlangga.
Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada
Pembelahan Pertama (M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca
Irradiasi Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Nuklir. MIPA, Bandung.
Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi
Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis
Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD