Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DASAR

HUKUM MENDEL II

Disusun oleh :
Nama : Diral Sauri
NIM : 1705101050025
Jurusan : Agroeteknologi
Kelompok : 02

LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROETEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
ABSTRAK ………………………………………………………………………………………..……………………1
1. PENDAHULUAN……………………………………………………………..2
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................2
1.2. Tujuan ............................................................................................................4
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
3. METODE PRAKTIKUM…………………………………………………….7
3.1. Tempat dan Waktu ........................................................................................7
3.2. Bahan dan Alat ..............................................................................................7
3.3. Metode Pelaksanaan Praktikum ....................................................................7
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….8
4.1. Hasil Pengamatan ..........................................................................................8
4.2. Pembahasan ................................................................................................. 10
5. KESIMPULAN……………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………………15

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberi kita nikmat
dan kesehatan sehingga terciptalah laporan ini laporan dengan judul “mitosis pada
tanaman” bisa siap dengan mudahnya. Shawalat dan salam kita sanjungkan
kepangkuan nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Laporan ini saya tujukan agar para pembaca dapat menyadari kekuasaan
Tuhan yang Maha Esa, yang menciptakan perbedaan di yang luar biasa yang mana
setiap individu didunia ini diciptakan berbeda. Saya mengucapkan terima kasih
kepada orang yang telah meluangkan waktunya untuk membaca laporan ini.
Demikian saya buat laporan ini dengan hati yang ikhlas. Apabila terdapat
kekurangan ataupun kelebihan, yang disebabkan kesilapan saya, saya mohon
maaf, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Banda Aceh, 20 Maret 2018

ii
ABSTRAK

Probability is the probability of the expected event, meaning that it is expected to


be an event that may occur to an object. For example we can throw a currency,
then the possibility that will happen: money with the surface of the letter (H) or
with the picture of money (G). When the currency is thrown several times it is
expected that the result of the throw is ½ H and ½ G. Applications of this
probailitas can be associated with basting or the nature of different signs. When
XY produces a sex cell, its ½ will form a gamete containing both X and Y only

Key word: probability, expected, gamete, sex cell.

1
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

One gene in general only express one the nature or one character .But
there were several genes on the locus different who collaborated bring one of the
nature of .A gene that so called poligen .The trait of being controlled by poligen is
pigment human skin , genes erratic heavy fruit , tall tree of , and sugar .Alleles
double were series alleles or pair of genes that having more than two members of
alleles .The trait of being controlled by alleles double among others are the people
of blood and the color of its feathers (Susilowarno, 2007).
If in the locus against one another there are the same gene , genes given
notation with a typeface same .Size of letters determined to distinguish writing
between a dominant gene and recessive gene .Capitals for genes that is dominant
and letter small for genes that is recessive .A dominant gene is a gene that show
his expression although pairs with recessive gene .Recessive gene will show his
expression if not paired with a dominant gene .Its allele is the genes that located in
the locus against one another on a chromosome homologous , but giving influence
in a different way .Alleles is an important factor who cared for by mendel in the
series of her experiments weren(Karmana, 2007).
Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent
assortmen ofgenesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas
dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah
secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian
hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu
yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid
dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda, akan
menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotif adalah penampakan/ perbedaan sifat
dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan
kata- kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Genotif adalah
susunan genetik dari suatu inidividu yang ada hubungannya dengan fenotif;
biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf (Soegianto,2013).

2
Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam
percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat
warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau.
Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya
berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian
ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2.
Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut
adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna
biji (Firdhausi,2013).
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment,
menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang
sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada
sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat
beda) atau lebih ( Mointi,2010).

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan dan membuktikan
perbandingan fenotipe menurut Hukum Mendel pada persilangan dua sifat beda
(dihibrid)

3
II . TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Mendel II, disebut hukum perpasangan bebas (the law of


independent assortment), atau hukum karakter satuan (the law of unit character),
mengekspresikan konsep bahwa sifat-sifat diwariskan secara bebas. Lebih lanjut
lagi, rasio-rasio dari fenotipe yang berbeda dapat di kalkulasi dengan mudah
menggunakan hukum-hukum probabilitas untuk masing-masing kelas. Mendel
menggunakan logika yang sama untuk memperkirakan frekuensi kelas-kelas yang
diperoleh ketika melakukan persilangan F1 tanaman dihibrid untuk mempelajari
pewarisan dua sifat atau lebih (Fried, 2007).

Sejarah penyelidikan genetik dimulai dengan Gregor Mendel "Bapak


genetika". Dia telah melakukan percobaan dengan tanaman tahun 1857 yang
mengarah ke peningkatan minat dalam penelitian genetika. Mendel yang menjadi
seorang biarawan dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1843, belajar di
Universitas Wina dari mana ia belajar matematika, dan kemudian kemudian
melaksanakan banyak eksperimen ilmiah dengan tanaman untuk belajar
Pewarisan sifat. Eksperimen yang mengarah ke keyakinan awal genetika terlibat
menanam tanaman kacang selama 8 tahun. Dia terpaksa menyerah eksperimen
ketika ia menjadi pemimpin di biara. Ia meninggal pada tahun 1884, tapi
percobaan masih membentuk dasar genetika dan memberikan ide yang adil dari
warisan (Furqonita, 2007).

Sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan


panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan
coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan
Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di
bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1
dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan
lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada
sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada
tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek
(jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam

4
warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil
bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai
genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:
1:2:1:2:1 (Campbell, 2002).
Persilangan yang melibatkan analisis dua sifat yang saling bebas disebut
persilangan dihibrid. Tipe persilangan ini menunjukkan hukum kedua Mendel,
yaitu hukum perpasangan bebas. Dalam persilangan dihibrid konvensional, dua
induk galur murni dikawinkan untuk menghasilkan generasi F1. Hibrid F1 lalu
disilangkan untuk menghasilkan generasi F2. Jika dua dihibrid disilangkan,
dihasilkan empat macam gamet dengan frekuensi sebanding baik pada jantan
maupun betina (Elrod, 2007).

5
III . METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan


Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala, pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2018, pukul 14.00 – 15.40 WIB.

3.2.Bahan dan Alat


1. Stoples
2. Dua buah dadu

3.3.Metode Pelaksanaan Praktikum


1. Dua buah dadu pada keempat sisi nya masing-masing diberikan label
mewakili dua pasang gen, yaitu bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning,
dan keriput hijau.
2. Misalkan pasangan gen bulat kuning sebagai RY, bulat hijau sebagai Ry,
keriput kuning sebagai rY, dan keriput hijau sebagai ry.
3. Setiap bagian dadu yang diberi label dianggap sebagai gamet.
4. Dadu dilempar secara bersamaan sebanyak 64 kali, untuk mendapatkan
genotipe suatu organisme dan rasio fenotipe nya.
5. Hasil lemparan dadu di kalkulasikan kedalam tabel.

6
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan di Laboratorium, berikut merupakan


tabel hasil lemparan dadu sebanyak 64 kali:

FREKUENSI RASIO
FENOTIPE GENOTIPE
GENOTIPE GENOTIPE
RRYY II
RRYy IIIII III
Bulat – Kuning
RrYY IIIII IIIII IIII 37
RrYy IIIII IIIII III
Rryy IIII
Bulat – Hijau 8
Rryy IIII
III
rrYY
Keriput – Kuning IIIII IIIII II 15
rrYy

Keriput – Hijau rryy III 4

Total 64 64

PENGAMATAN HARAPAN DEVIASI


FENOTIPE
(OBSERVASI = 0) (EXPECTED) (0-E)
Bulat – Kuning 37 9/16 x 64 = 36 1
Bulat – Hijau 8 3/16 x 64 = 12 -4
Keriput – Kuning 15 3/16 x 64 = 12 3
Keriput – Hijau 4 1/16 x 64 = 4 0
Total 64 64 0

7
5.2Pembahasan

Hukum Mendel 2 dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum


Berpasangan Secara Bebas. Maka menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat
berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk
satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk
alelnya.

Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu


persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji
(bulat+keriput) dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman
biji bulat warna kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji
bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil
persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau
dan keriput hijau.Hukum Mendel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya
berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku.
Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk persilangan monohibrid.

Pada hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan menggunakan angka
dadu yaitu angka 1 menunjukkan gamet RY (Bulat Kuning), angka 2
menunjukkan gamet Ry (Bulat Hijau), angka 3 menunjukkan gamet rY (Keriput
Kuning), dan angka 4 menunjukkan gamet ry (Keripu Hijau). Praktikum ini
menggunakan 2 buah dadu karena bedasarkan hukum mendel 2 yaitu penyilangan
dua sifat beda. Maka dua dadu tersebut dilemparkan sebanyak 64 kali dan dicatat
setiap 1 kali lemparanya.

Pada saat pelemparan kedua dadu selesai maka didapatkan hasil genotipe yaitu
RRYY (Bulat Kuning) hasilnya 2, RRYy (Bulat Kuning) hasilnya 8, RrYY (Bulat
Kuning) hasilnya 14, dan RrYy (Bulat Kuning) hasilnya13 , totalnya untuk
Fenotipe biji Bulat Kuning adalah 37. Yang kedua yaitu RRyy (Bulat Hijau)
hasilnya 4, dan Rryy (Bulat Hijau) hasilnya 4, totalnya untuk fenotipe biji Bulat
Hijau adalah 8. Ketiga yaitu rrYY (Kisut Kuning) hasilnya 3, dan rrYy (Kisut
Kuning) hasilnya 12, totalnya untuk fenotipe biji Kisut Kuning adalah 15.
Keempat yaitu rryy (Kisut Hijau) dengan hasil 4 dan fenotipe untuk biji Kisut
Hijau adalah 4, jadi total dari Ratio Fenotipe adalah 64.

8
Pada Tabel yang kedua yaitu untuk mengetahui hasil dari praktikum yang
dilaksanakan sama dengan hukum mendel II atau tidak. Maka Deviasi (O-E) di
mana O adalah Observasi dan E adalah Expected. Hasil Deviasi pada tabel
tersebut menunjukkan bahwa biji Bulat Kuning dengan hasil (1), biji Bulat Hijau
dengan hasil (-4), biji Kisut Kuning dengan hasil (3), dan biji Kisut Hijau dengan
hasil (0). Dan Total yang didapat dari hasil Deviasiadalah 0, maka hasil dari
praktikum yang kami laksanakan sama dengan ketentuan dari Hukum Mendel II.

9
V . KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pada saat pelemparan dadu yang ke-64 dapat diperoleh hasil fenotipe
yaitu biji Bulat kuning 27, biji Bulat Hijau 18, biji Kisut Kuning 18 dan
biji Keriput Hijau 1.

2. Hasil perbandingan fenotipe dari praktikum adalah 9 : 3 : 3 : 1.

3. Hasil praktikum yang dilaksanakan sama dengan ketentuan hukum


mendel II yaitu dengan total dari deviasi adalah 0.

10
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Elrod, Susan. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Firdhausi, Nirmala Fitri. 2013. Rasio Perbandingan F1 dan F2 Pada Persilangan


Starin N x b, dan Starin N x tx Serta Resiproknya. Volume 2, No. 2, 2013.

Fried, George H. 2007. BIOLOGI Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Furqonita, Deswaty. 2007. Seri Ipa Biologi. Yogyakarta: Quadra.

http://smointi.blogspot.co.id/2010/12/makalah-hukum-mendel.html.

Karmana, Oman. 2007. Biologi. Bandung: Grafindo.


Soegianto, Andy. 2013. Pola Pewarisan Sifat Warna Polong Pada HasiL
Persilangan Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Varietas Introduksi
Dengan Varietas Lokal. Volume 1, No. 2, 2013.

Susilowarno, Gunawan R, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Grasindo.

11
LAMPIRAN

Gambar 1 pecobaan Mendel II Gambar 2 pecobaan Mendel II

Gambar 3 pecobaan Mendel II

12
SUMBER REFERENSI

13

Anda mungkin juga menyukai