GENETIKA TUMBUHAN
ACARA IV
PERSILANGAN DIHIBRID
Semester:
Ganjil 2015
Oleh:
Wida Fauziah Gustianti
A1L014233 / 10
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya
Pada organisme yang berbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi
informasi genetis yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal
sampai saat ini. Teori ini diajukan berdasarkan penelitian persilangan berbagai
dua sifat beda. Mendel menyatakan pada persilangan ini bahwa gen-gen dari
kedua induk akan mengelompok secara bebas, pernyataan ini disebut dengan
Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
B. Tujuan
persilanga dihibrid.
II. TINJAUAN PUSTAKA
diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya disebut ilmu keturunan
atau genetika. Seorang tokoh yang berjasa dalam mempelajari sifat-sifat yang
diwariskan dari induk pada keturunannya ialah Gregor J. Mendel (1822 - 1884)
Model ini dapat menjelaskan berbagai hasil pengamatan yang tidak dapat
dijelaskan oleh teori keturunan campuran. Teori Mendel juga dapat digunakan
Hukum Mendel II. Hukum Mendel I mengatakan bahwa pemisahan gen yang
heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Sedangkan
gamet dimana gen alel secara bebas pergi kemasing-masing kutub ketika meiosis
(Yatim, 1983).
hasil yang secara tetap sama dan tidak berubah-ubah dengan rasio fenotipe F2
dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain dan akan terjadi pilihan secara
yaitu hukum pilihan acak, yang menyatakan bahwa gen-gen yang menentukan
sifat-sifat yang berbeda dipindahkan secara bebas satu dengan yang lain, dan
sebab itu akan timbul lagi secara pilihan acak pada keturunannya. Individu-
baik Hukum Mendel I atau Hukum Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum
Pemisahan Secara Bebas, pautan seks, crossing over, kromosom politen dan lain
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Adapun ciri-ciri dari Lalat Drosophila ini adalah lalat ini mempunyai
besar (190 jenis Amerika Utara) dan banyak jenis sagat umum. Lalat apel ini
dan kebanyakan jenisnya terdapat di dalam buah telah ditunjukkan bahwa larva
jenis ada yang bersifat ektoparasitik (pada ulat) atau bersifat pemangsa (pada
mealybugs dan homoptera kecil lainnya) pada tahapan larva (Borror, 1993).
terlihat dari bentuk pantat Drosophila, lalat jantan memiliki ujung posterior yang
tumpul sedangkan lalat betina memiliki ujung posterior yang runcing. Lalat jantan
memiliki sex comb pada kakinya sedangkan lalat betina tidak. Ciri lainnya yang
dapat membedakan jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat
jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran lalat betina
(Ghostrecon, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM
lalat Drosophila melanogaster, media lalat, plastik bening, klorofom, kapas dan
lembar pengamatan. Sedangkan alat yang digunakan adalah botol bening, cawan
B. Prosedur Kerja
3. Tissue dibasahi klorofom dan dimasukkan ke dalam plastik yang berisi lalat
A. Hasil
Tubuh
Ukuran = besar
Warna = kelabu
Bawah 1. Segmen garis
tipis
2. Abdomen
lancip
Tubuh
Ukuran : kecil
Warna : kelabu
Atas
Warna mata merah
Tubuh hitam
Atas
Warna mata merah
Tubuh hitam
Bawah Abdomen posteroid
berbentuk atau
berakhir tumpul.
Segmen posteroid
memiliki garis hitam
dibagian ujungnya
jauh lebih besar dan
lebih pekat daripada
diatasnya.
Persilangan dihibrid
P1 : normal x white
BBTT x bbtt
F1 : BbTt
P2 : BbTt x BbTt
B B b B
T t T t
B B B B B
T BTT BTt bTT bTt
B B B B B
t BTt Btt bTt btt
b B B b b
T bTT bTt bTT bTt
b B B b B
t bTt btt bTt btt
Rasio genotip = 9: 3 : 3: 1
Rasio fenotip = badan kecil tubuh kelabu : badan kecil tubuh hitam :
badan besar tubuh kelabu: badan besar tubuh hitam.
(O)
9 3 3 1 224
Harapan x 224 x 224 = x 224 = x 224 =
16 16 16 16
(E) = 126 42 42
14
Xtabel = 7,28
X2 = 0,077
F hitung < F tabel, maka data tersebut signifikan yang artinya sesuai
B. Pembahasan
berbeda. Eksperimen Mendel dengan bentuk biji dan warna ercis adalah sebuah
1 alel dengan 1 atau 2 gen yang berbeda (Johnson, 1983). Sedangkan menurut
Corebima (1997) hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu
yang secara genetik berbeda. Arti hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh
persilangan itu.
Dua sifat beda yang dipelajari Mendel yaitu bentuk dan warna kapri. Pada
penelitian terdahulu diketahui bahwa biji bulat (W) dominan terhadap biji
berkerut (w), dan menghasilkan nisbah 3:1. Pada keturunan F2, Mendel juga
mendapatkan bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g), dan
segregasi dengan nisbah 3:1. Persilangan kapri dihibrida berbiji kuning bulat dan
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II, yaitu bahwa
gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara
gen secara bebas berlaku ketika pembuatan gamet. Dimana gen sealel secara
bebas pergi ke masing masing kutub meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada
dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari dua individu yang memiliki dua
atau lebih karakter yang berdeba. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan
dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi
lebih rinci oleh Campbell (2002), bahwa berdasarkan data F2 dihibrid, Mendel
AaBb dalam proses pembentukan gamet alel A dapat bebas berpadu dengan B
atau b, juga a bebas memilih B atau b. Akibat perpaduan bebas ini maka setiap
jenis gamet yang terbentuk, yaitu AB, Ab, aB, dan ab akan mempunyai frekuensi
yang sama. Dalam kasus dihibrid akan mempunyai frekuensi masing-masing 0,25.
dengan munculnya turunan uji silang dengan perbandingan 1:1:1:1 untuk fenotipe
Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara
perkembang biakan tanaman. Salah satu upaya untuk memperoleh varietas unggul
1. Jagung
terdapat diujung batang dan pistilate pada batang. Serbuk sari mudah
penyerbukan sendiri bisa terjadi 5% atau lebih. Ada perbedaan besar dalam hal
polinasi silang oleh pemulia tanaman. Beberapa spesies mempunyai sifat tidak
serasi dan dapat dikawinkan tanpa adanya kesulitan terhadap sifat yang tidak
cocok.
menciptakan varietas jagung baru yang unggul, yaitu P 12. Varietas P 12 lebih
tahan terhadap penyakit, misalnya untuk mencegah penyakit bule pada jagung.
2. Padi
Persilangan induk padi yang tidak ada bulu pada gabah, tetapi umur
tanam lama dengan induk padi yang ada bulu pada gabah, tetapi umur tanam
tanam yang singkat. Contoh padi hasil pemuliaan tanaman seperti: Cisadane,
3. Tomat
dengan tanaman yang sudah dibudidayakan. Misalnya antara tomat liar dengan
tetapi memiliki keunggulan, yaitu kebal terhadap penyakit layu karena jamur
Fusarium sp. Sedangkan tomat budidaya memiliki buah yang besar, tetapi
tidak tahan terhadap jamur Fusarium sp. Setelah kedua tomat tersebut
komersial yang tahan terhadap penyakit layu karena jamur Fusarium sp.
4. Kedelai
peningkatan potensi hasil varietas dengan cara perakitan varietas unggul dan
varietas tipe baru yang berdaya hasil tinggi. Persilangan dilakukan pada kedelai
dengan sifat jumlah polong per tanaman tinggi tetapi fertilitas rendah dengan
kedelai fertilitas yang lebih tinggi, tetapi jumlah polong per tanaman rendah.
diharapkan dari penggabungan dua sifat yang dibawa kedua tetuanya, sehingga
sifat jumlah polong per tanaman tinggi dengan fertilitas yang tinggi pula.
5. Melon
Induk melon dengan sifat buah manis tetapi warna buah pucat
disilangkan dengan buah tidak manis tetapi warna buah merona. Pada
masing induk yang telah disilangkan, sifat tersebut yaitu dapat menghasilkan
buah melon dengan rasa manis dan warna buah yang merona.
Ada 2 tipe lalat buah yaitu tipe normal (tipe liar) dan mutan. Tipe normalnya
yaitu mata merah dan sayap panjang, biasanya pada persilangan untuk lalat
normal diberi tanda +. Mutan dari lalat buah Drosophila melanogaster memiliki
berbagai macam bentuk, biasanya pada bagian tubuh tertentu seperti sayap dan
Mutasi dapat terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit
loncatan energi listrik seperti petir. Selain itu, mutasi juga dapat disebabkan oleh
(Zarzen, 2009).
1. Dumpy
Sayap lebih pendek hingga dua pertiga panjang sayap normal dengan
ujung sayap tampak seperti terpotong. Bulu pada dada tampak tidak sama rata.
Clot Mata berwarna maroon yang semakin gelap seiring pertambahan usia.
2. Sepia
3. Oseli normal
b) White, mata putih dengan oseli, tabung malpighi, dan testes yang tidak
berwarna.
dan hanya mencapai ujung abdomen saja. Permukaan sayap tampak lebih
d) Black, yaitu tubuh, kaki, dan vena pada sayap berwarna hitam.
dan agak kehitaman. Mutan tidak dapat terbang karena bentuk dan postur
sayap.
g) Eyeless
Ukuran mata bervariasi dari tidak ada sama sekali hingga seukuran mata
normal tapi biasanya akan mengecil hingga tinggal setengah ukuran mata
normal.
1. Lalat ginandromorf adalah lalat yang separuh tubuhnya terdiri dari jaringan
lalat betina sedangkan separuh lainnya terdiri dari jaringan lalat jantan. Lalat
(campuran yang tak teratur) dari jaringan lalat betina dan jantan. Lalat ini
steril.
3. Lalat jantan super adalah lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat jantan akan
4. Lalat dengan kromosom X yang melekat adalah lalat betina tetapi kedua
simbol tertentu, misalnya simbol w untuk mutan mata putih, e untuk mutan tubuh
ebony atau hitam, vg untuk mutan sayap tereduksi, dan sebagainya. Lalat normal
Adapula yang menyebutkan gen + atau w+. Disamping itu dikenal pula sifat
mutan, yaitu mata berwarna putih, yang ditentukan oleh gen muatan resesif w .
Sebenarnya dikenal banyak variasi tentang warna mata pada lalat ini. Variasi ini
bergradasi (berderajat) mulai dari merah gelap, merah terang sampai menjadi
putih, yang kesemuanya ditentukan oleh dominansi dari alelalel. Berbagai warna
mata pada Drosophila melanogaster ini ternyata ditentukan oleh suatu seri alel
ganda. Alel yang paling dominan adalah w+, sedangkan yang paling resesif
adalah w.
1. Short-Winged Flies
Sayap-sayap lalat ini pendek. Sayap lalat ini tidak bisa terbang. Mereka
mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu vestigial gen, pada
Tentang penghembus vestigial gen yang dibawa oleh masing-masing lalat (satu
sayap yang abnormal. Seandainya satu adalah mutan, versi yang sehat dapat
2. Curly-Winged Flies
tubuh mereka yaitu "gen keriting" pada kromosom yang kedua. Sayap-sayap
keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan, yang berarti bahwa satu
salinan gen diubah dan menghasilkan cacat itu. Jika salinan kedua-duanya
3. Ebony Flies
suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kayu hitam yang terletak pada
kromosom ketiga. Secara normal, gen kayu hitam bertanggung jawab untuk
membangun pigmen yang memberi warna pada lalat buah normal. Jika gen
kayu hitam cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada
4. Yellow Flies
mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen kuning pada
lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak bisa menghasilkan pigmen
5. White-Eyed Flies
Lalat ini mempunyai mata putih. Seperti lalat orange-eyed, mereka juga
mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen putih. Tetapi di lalat
ini, gen putih secara total cacat, sehingga tidak menghasilkan pigmen merah
sama sekali.
6. Orange-Eyed Flies
Lalat pada gambar yang dilingkari mempunyai warna mata seperti warna
jeruk. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen putih,
yang secara normal menghasilkan pigmen merah di dalam mata. Di lalat ini,
gen yang putih hanya bekerja secara parsial, memproduksi lebih sedikit pigmen
7. Eyeless Flies
Lalat ini tidak punya mata. Mereka mempunyai suatu cacat di dalam
tubuh mereka yaitu gen buta, yang secara normal diinstruksikan sel di dalam
8. Leg-Headed Flies
Lalat ini mempunyai antena seperti kaki abnormal pada dahi mereka.
Mereka mempunyai suatu cacat di dalam tubuh mereka yaitu gen antennapedia
(bahasa latin untuk "antenna-leg"), yang secara normal diinstruksikan sel untuk
merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. Di lalat ini, gen antennapedia
dengan licik instruksikan sel yang secara normal untuk membentuk antena
melanogaster jantan dan betina dengan tipe normal, Ebony, dan White. Pada hasil
pengamatan ketiga tipe tersebut baik jantan maupun betina mempuyai ciri-ciri
yang berbeda. Drosophila melanogaster normal jantan dan betina jika dilihat
pada bagian atas tubuhnya memiliki mata merah, badan berwarna kelabu, panjang
normal betina memiliki abdomen posterior yang lancip dan tidak segmen
abdomen.
Drosophila melanogaster Tipe Ebony jantan dan betina jika dilihat pada
bagian atas tubuhnya memiliki mata merah, badan berwarna hitam, panjang sayap
melanogaster Tipe Ebony betina segmen abdomen yang tipis yang merata pada
seluruh abdomen. Jika dilihat pada bagian bawah, terlihat bahwa Drosophila
melanogaster Ebony jantan tersebut memiliki abdomen posterior yang tumpul dan
segmen abdomen bergaris hitam di bagian ujung lebih besar dan pekat dibanding
abdomen posterior yang lancip dan bersegmen abdomen garis hitam tipis dari
segmen abdomen dan abdomen posteriornya. Lalat jantan maupun betina White
mempunyai ciri-ciri bermata putih, warna badan kuning dan panjang sayap
melebihi badan. Akan tetapi segmen abdomen pada jantan terlihat spot hitam
pekat sedangkan betinanya strip bergaris warna seperti badan. Abdomen posterior
Dengan harapan B_T_ 126, B_tt 42, bbT_ 42, dan bbtt 14. Hasil Xnya adalah
0,077. Xhitung < Xtabel, maka data tersebut signifikan yang artinya sesuai
A. Kesimpulan
dengan rasio fenotip yang sama dengan rasio fenotipe pada Hukum Mendel II.
signifikan dan sesuai dengan teori. Persilangan dihibrid akan memunculkan sifat
B. Saran
yang disediakan tidak hanya lalat normal tapi mahasiswa juga perlu diperlihatkan
lalat-lalat mutan.
DAFTAR PUSTAKA
Borror, dkk. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.