Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DASAR PERANAN

GEN YANG DIPENGARUHI SEKS

Nama : Nurlatifah Yusnita


NIM : 1807025031
Kelas / Hari : A / Kamis
Jurusan : Biologi
Kelompok : 2

LABORATORIUM ANATOMI HEWAN DAN MIKROTEKNIK


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sifat yang diwariskan oleh gen
autosomal ekspresinya yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sifat ini dapat dilihat
pada kedua jenis kelamin. Namun salah satunya sering muncul dibandingkan jenis
dari kelamin satunya. Contoh dari sifat-sifat terpaut seks pada gen bagi kepala
botak manusia yang menunjukkan dominasi pada laki-laki, namun dapat juga
resesif terhadap perempuan. Selain itu ada jari telunjuk panjang dan pendek
bersifat domnan terhadap laki-laki dan resesif terhadap perempuan (Elrod, 2007).
Gen terpengaruh kelamin (Sex influenced genes) merupakan gen yang
memperlihatkan perbedaan ekspresi antara individu jantan dan betina akibat
pengaruh hormon kelamin. Pewarisan terangkai seks (Sex linked) akan terlihat
pada pola silsilah gen-gen yang terletak pada salah satu kromosom seks. Gen ini
terletak pada kromosom X yang disebut terangkai-X, dan terletak pada kromosom
Y disebut terangkai-Y. Contohnya pada panjang jari telunjuk dibandingkan jari
manis pada seseorang merupakan suatu karakter yang diwariskan melalui gen
yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (Sex linked gen). Rasio panjang
jari telunjuk dan jari manis telah menjadi perhatian karena terkait perbedaan jenis
kelamin. Selain itu, keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal pada kepala
botak (Bald), yang merupakan ekspresi gen yang lazimnya terdapat pada para
laki-laki, namun sekali-kali terdapat pada para perempuan. Biasanya kepala botak
akan tampak setelah orang berusia sekitar 30 tahun, namun pada waktu kanak-
kanak masih memiliki rambut yang normal (Suryo, 2011).
Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui rasio
panjang jari telunjuk terhadap jari manis pada Probandus, untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi panjang pendek jari, untuk mengetahui alasan
digunakan jari telunjuk dan jari manis dengan cara membuat garis horizontal pada
buku, diletakkan tangan kiri di atas kertas sehingga ujung jari dapat menyinggung

1
garis horizontal, diberi tanda dengan pensil, dan ditentukan apakah memiliki jari
telunjuk dan jari manis panjang atau pendek.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi panjang pendek jari
b. Untuk mengetahui rasio panjang jari telunjuk terhadap jari manis tiap
probandus
c. Untuk mengetahui alasan digunakan jari telunjuk dan jari manis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat-Sifat Terpengaruh Seks


Gen-gen yang dipengaruhi oleh seks berada pada autosom atau terdapat
dalam bagian homolog kromosom seks. Ekspresi gen oleh alel-alel pada tiap lokus
yang terpengaruhi seks akan berbanding terbalik pada jantan dan betina. Hal ini
dikarenakan oleh adanya perbedaan dari lingkungan internal hormon-hormon
seks. Dengan demikian, contoh dari sifat-sifat terpaut seks pada gen bagi
kebotakan manusia yang menunjukkan dominasi pada laki-laki, namun dapat
bekerja resesif pada perempuan (Elrod, 2007).
Pada kromosom-kromosom seks (X dan Y) seringkali tidak sebanding dengan
ukuran, bentuk, ataupun kualitasnya. Dari kedua kromosom tersebut saling
berpasangan saat melosis merupakan indikasi bahwa kromosom itu mengandung
setidaknya sejumlah segmen pseudoautosomal homolog. Segmen-segmen dari
pseudoautosomal terbagi atas, tertaut seks tidak sempurna dan tertaut seks
sebagian. Diperlukan persilangan-persilangan yang khusus untuk menunjukkan
dari keberadaan gen-gennya pada kromosom X. Gen-gen pada kromosom X
disebut tertaut-seks sempurna dan telah menunjukkan model dari pewarisan yang
tak umum. Pada manusia 95% kromosom Y merupakan bagian kromosom Y yang
tidak berkombinasi (NRY), namun hanya selusin gen aktif yang terdapat di bagian
tersebut. Sifat-sifat yang sesuai dengan gen tersebut hanya akan diekspresikan
pada laki-laki dan akan ditramisasikan dari ayah ke anak laki-lakinya. Gen yang
tertaut-Y sempurna disebut gen=gen holandrik (Elrod, 2007).

2.2 Pewarisan Terangkai Seks


Pewarisan terangkai-seks (Sex Linked) akan terlihat pada pola silsilah gen-gen
yang terletak pada salah satu kromosom seks. Gen yang terletak itu pada
kromosom X yang disebut terangkai-X. Sedangkan gen yang terletak pada
kromosom Y disebut terangkai-Y. Terdapat istilah lainnya yang kadang-kadang
dipakai adalah perangkaian seks parsial (Partial sex-linked). Hal ini akan berlaku

3
pada gen-gen yang terletak pada kromosom X dan Y dan dapat diduga bahwa
selama fase melosis pada homolog-homolog tersebut saling berpasangan, dan
adapula yang pindah siang, maka akan dari satu gen dapat perpindahan dari
kromosom X ke kromosom Y ataupun sebaliknya. Perangkaian seks parsial akan
digunakan pada menerangkan adanya penyakit tertentu yang tampak bersifat
terangkai-X pada beberapa keluarga, tetapi bersifat terangkai-Y pada keluarga
yang lain, dan akan menunjukkan pola yang membingungkan. Tetapi pada data
silsilah manusia sulit dalam membedakan antara perangkaian seks kelamin parsial
dengan pewarisan autosomal. Pada manusia, perangkaian seks parsial merupakan
suatu kemungkinan yang menarik, namun belum terbukti (Emery, 1985).
Pola pewarisan penyakit dominan autosomal, yaitu dengan adanya penderita-
penderita pada tiap generasi berturutan, sedangkan pola penyakit resesif
autosomal memiliki pola horizontal yaitu dengan adanya penderita yang
semuanya terdapat di dalam generasi yang sama pada penyakit yang terangkai-X
yang pada laki-laki memiliki penyakit tidak mampu memiliki keturunan,
diwariskan pada saudara perempuan laki-laki yang menderita penyakit berupa
carrier kepada anak laki-lakinya (Emery, 1985).
Pola pewarisan kodominan adalah istilah lain yang kadang-kadang dipakai
untuk dua ciri yang pada keduanya dalam keadaan hererozygot. Misalnya pada
orang yang memilki golongan darah AB dapat ditunjukkan substansi darah A
maupun B. Jadi golongan darah A dan B merupakan kedominan. Dengan adanya
analisa-analisa ini orang dengan anemia sel-sabit dimungkinkan untuk
menunjukkan adanya hemoglobin A dan S (Emery, 1985).
Kromosom kelamin manusia dibedakan 3 bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagian dari kromosom-X yang homolog dengan kromosom-Y, bagian
tersebut tidak panjang dan akan memiliki gen-gen yang memperlihatkan
rangkai kelamin tak sempurna pada gen-gen yang dapat mengalami
pertukaran tempat.
2. Bagian dari kromosom-X yang tidak homolog dengan bagian kromosom-Y.
Bagian ini panjang sekali dan terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai
kelamin sempurna. Pada gen ini disebut gen-gen yang terangkai-X.

4
3. Bagian dari kromosom-Y yang tidak homolog dengan kromosom-X. Bagian
ini pendek sekali dan terletak gen-gen yang disebut gen terangkai-Y. Sifat
keturunan yang timbul karena terangkai-Y dinamakan holandrik, sedangkan
gennya disebut gen holadrik yang artinya hanya diwariskan pada keturunan
laki-laki saja.
(Suryo, 2011)
Telah diketahui 63 gen terangkai-X, namun hanya 3 gen yang terangkai-Y
pada manusia, yaitu:
1. Gen resesif wt yang akan menyebabkan tumbuh kulit pada jari-jari (pada
kaki), sehingga seperti kaki katak atau burung air.
2. Gen resesif hg yang akan menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan
kaki di permukaan tubuhnya, sehingga akan menyerupai badak.
3. Gen resesif h yang akan menyebabkan Hypertrichoris, yaitu tumbuhnya
rambut-rambut pada bagian tertentu di tepi daun telinga. Sifat keturunan ini
hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Hypertrichosis lebih sering
dijumpai pada bangsa India dan Pakistan.
(Suryo, 2011)

2.3 Ekspresi Gen yang Dibatasi oleh Seks


Beberapa sifat yang dibatasi oleh seks sebagai berikut:
1. Pembentukan payudara dan ovarium dan kemampuan untuk membentuk sel
telur pada perempuan.
2. Pembentukan kumis, prostat, dan testis serta kemampuan untuk membentuk
spermatozoa pada laki-laki.
Untuk hewan dan tumbuhan dikenal beberapa peristiwa yang akan
menynjukkan bahwa ekspresi gen dibatasi seks, misalnya pada warna kupu
semanggi, kupu jantan akan selalu berwarna kuning, tetapi pada betina dapat
kuning dan putih (Suryo, 2011).

5
2.4 Ekspresi Gen yang Dipengaruhi oleh Seks
Terdapat banyak contoh dari sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
autosomal, yaitu:
1. Kepala botak (Bald), merupakan ekspresi gen yang lazimnya terdapat pada
laki-laki, namun sekali-kali pada perempuan. Biasanya kepala botak akan
tampak setelah orang berusia 30 tahunan.
2. Panjang jari telunjuk, merupakan ekspresi gen yang apabila kita meletakkan
tangan pada suatu alas dimana akan terdapat garis, dapat diketahui apakah jari
telunjuk lebih panjang atau lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek
disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, namun resesif pada
perempuan.
(Suryo, 2011)

6
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum Genetika Dasar dengan tema “Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks”
dilaksanakan pada hari Kamis, 14 November 2019 pada pukul 16:00 - 18:00
WITA. Bertempat di Laboratorium Anatomi Hewan dan Mikroteknik, Gedung G,
Lantai 3, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pensil,
kamera, penggaris, penghapus.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah jari
telunjuk dan jari manis tangan kiri masing-masing praktikan dan buku
gambar

3.3 Cara Kerja


Pertama-tama disiapkan alat dan bahan, kemudian dibuat garis horizontal
pada buku gambar sedemikian rupa, letakkan tangan kiri di atas buku gambar
dengan ujung jari manis menyentuk garis tersebut dibutuhkan tanda letak yang jari
telunjuk dan ujung jari manis, sehingga dapat diketahui apakah jari telunjuk yang
lebih panjang atau lebih pendek dari jari manis. Selanjutnya, dibuat genotipe tiap
hasil percobaan dan diberi keterangan pada buku gambar.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Jari Telunjuk terhadap Jari Manis
No Nama Keterangan
1 Anggita Endar Pertiwi xx ♀ Genotipe: TT

M Fenotipe: Telunjuk pendek

T
A
2 Sy. Amalia Ramadhani Yusuf xx ♀ Genotipe: TT

M Fenotipe: Telunjuk pendek

T
A
3 Lelly Yulinawati xx ♀ Genotipe: Tt

M T Fenotipe: Telunjuk sama


panjang dengan
A
jari manis
4 Nurlatifah Yusnita xx ♀ Genotipe: Tt

M T Fenotipe: Telunjuk sama


panjang dengan
A
jari manis
5 Nur Farida xx ♀ Genotipe: tt / Tt

T Fenotipe: Telunjuk panjang

M
A

8
4.1.2 Keterangan Seks Genotipe
Genotipe Laki-Laki Perempuan
TT Telunjuk pendek Telunjuk pendek
Tt Telunjuk pendek Telunjuk panjang
tt Telunjuk panjang Telunjuk panjang

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
pengamatan jari telunjuk terhadap jari manis memiliki variasi, yaitu Anggita
Endar Pertiwi dan Sy. Amalia Ramadhani mempunyai genotipe yang sama yaitu
TT dengan fenotipe jari telunjjuk pendek, sedangkan pada Nur Farida memiliki
genotipe tt / Tt dengan fenotipe telunjuk panjang lalu pada Lelly Yulinawati dan
Nurlatifah Yusnita memiliki genotipe Tt dengan fenotipe telunjuk sama panjang
dengan jari manis.
Pada perempuan seharusnya lebih cenderung telunjuk panjang, pada Anggita
Endar Pratiwi dan Sy. Amalia Ramadhani Yusuf tidak sesuai yang menujukkan
dominan laki-laki, sedangkan pada Nur Farida sudah sesuai. Menurut literatur
Suryo (2011), apabila meletakkan tangan kiri pada suatu alas di mana terdapat
garis mendatar, sehingga ujung dari jari manis akan menyentuh garis mendatar,
sehingga ujung dari jari manis akan menyentuh garis tersebut maka akan diketahui
apakah jari telunjuk lebih panjang ataupun lebih pendek. Jari telunjuk pendek
disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesif pada perempuan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pendek jari adalah
hormon seks prenatal yaitu testosteron dan hormon estrogen, hormon tersebut
mempengaruhi kerja antara gen HOX A dan HOX O yang memiliki peran dalam
mengendalikan panjang jari dari seseorang. Ketika memiliki kadar testosteron
atau androgen yang rendah, estrogen prenatal tinggi yang biasanya akan
menyebabkan jari telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis ataupun jika
kadar testosteron yang tinggi dan estrogen prenatal rendah akan menyebabkan jari
telunjuk lebih pendek daripada jari manis (Purwaningsih, 2016).

9
Alasan digunakan jari telunjuk dan jari manis adalah karena merupakan
sesuatu yang menunjukkan karakter atau sifat yang diwariskan melalui gen yang
ekspresinya dipengaruhi oleh seks atau jenis kelamin (sex influenced gen). Rasio
dari panjang pendeknya jari telah menjadi perhatian beberapa diri karena memiliki
terkaitan perbedaan jenis kelamin. Untuk panjang telunjuk (20) dan jari manis
(40) untuk sebagian besar laki-laki ternyata lebih kecil daripada seorang
perempuan, rasio 20:40 juga dapat dihubungkan, dengan kecendrungan penyakit,
seperti penyakit jantung koroner (Purwaningsih, 2016).
Tipe-tipe kewarisan sifat autosomal merupakan tipe dari pewarisan sifat
keturunan yang ditentukan oleh gen pada Autosom, sehingga dapat dimiliki oleh
laki-laki dan perempuan hal ini dikarenakan keduanya memiliki autosom yang
sama. Tata cara pewarisan genotipe tipe ini adalah bahwa satu individu
mewariskan satu gen dari tiap induknya untuk membentuk pasangan gen
tersendiri (Ernawati, 2009).
Terdapat macam-macam kelainan yang terdapat pada ekspresi gen yang
dipengaruhi oleh seks, yaitu ada banyak contohnya sifat itu tampak pada kedua
macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk
seks lainnya, perempuan misalnya lebih sering mendertia penyakit autoimun,
namun pada laki-laki lebih sering kepala botak dibandingkan perempuan.
Beberapa contohnya sebagai berikut:
1. Kepala Botak (Bald)
Kepala botak merupakan salah satu contoh dari ekspresi gen oleh seks yang
karena keturunan bukan dari penyebab penyakit tertentu. Walaupun lazimnya
kepala botak hanya terdapat pada laki-laki namun ada juga terdapat pada
perempuan namun hal tersebut jarang ditemui. Biasanya orang yang memiliki
kepala botak akan tampak setelah berusia 30 tahun. Pada saat remaja, kepala
botak belum nampak. Jika pada gen B menentukan kepala botak dan alelnya
resesip b menentukan kepala berambut normal, maka pengaruh dari jenis
kelamin serupa sehingga gen B dominan pada laki-laki, namun resesif
terhadap perempuan.

10
2. Panjang Jari Telunjuk
Panjang jari telunjuk adalah salah satu contoh dari akspresi gen oleh seks
karena keturunan. Apabila kita meletakkan tangan pada suatu alas di mana
terdapat sebuah garis yang sedemikian rupa, sehingga ujung jari manis
menyentuh garis tersebut, maka dapat diketahui apakah jari telunjuk dapat
lebih panjang ataupun lebih pendek pada tiap dari kebanyakan orang
memiliki jari telunjuk tidak panjang, berarti jari telunjuk lebih pandai dari jari
manis. Jari telunjuk pendek disebabkan karena gen yang dominan pada laki-
laki, tetapi akan resesif terhadap perempuan.
(Suryo, 2011)
Adapun faktor kesalahan dalam praktikum ini aalah kurangnya ketelitian
dalam menentukan panjang jari telunjuk terhadap jari manis serta dalam
menentukan genotipe pada probandus.
Contoh persilangan ekspresi gen yang dipengaruhi oleh seks:
1. Seorang laki-laki yang berkepala botak kawin dengan seorang perempuan
tidak botak (keduanya homozygotik). Bagaimana F1nya?
♀ BB
P= bb × ♂
tidak botak botak

♂ botak
F1 = BB
♀ tidak botak

Hasil yang didapat semua anaknya laki-laki akan botak, sedangkan semua
anak perempuan tidak botak.
(Suryo, 2011)

11
Berikut contoh diagram silsilah dari keluarga botak

Laki botak :
Laki normal :
Perempuan botak :
Perempuan normal :

Menurut Suryo (2011), untuk penurunan gen kepala botak disebabkan karena
gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influenced gene). Jika B merupakan
gen yang menentukan kepala botak dan oleh b menentukan kepala berambut
normal, maka untuk jenis kelamin akan berpengaruh sehingga gen B merrupakan
dominan pada laki-laki tetapi resepsif pada perempuan.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan faktor yang
mempengaruhi panjang pendek jari adalah hormon seks testosteran dan
estrogen.
b. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil rasio
panjang jari telunjuk terhadap jari manis pada probandus Anggita Endar
dan Sy. Amalia genotipe TT (Telunjuk pendek), pada Nur Farida genotipe
tt (Telunjuk panjang) dan Nurlatifah Yusnita, Lelly Yulinawati genotipe
Tt (Telunjuk sama panjang dengan jari manis).
c. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil
alasan digunakan jari telunjuk dan jari manis adalah karena sifat yang
diwariskan pada jenis kelamin dapat diketahui dengan panjang atau
pendeknya jari manis ataupun telunjuk.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat menggunakan jari manis dan jari
telunjuk tangan kiri oleh ayah dan ibu dari tiap praktikan, agar hasil yang didapat
lebih bervariasi dan dapat dibandingkan hasilnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Elrod, Susan. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.


Emery, Alam E. H. 1985. Dasar-Dasar Genetika Kedokteran. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medika
Ernawati. 2009. Program Pendeteksian Distribusi Pewarisan Genotip Suatu
Populasi untuk Tipe Pewarisan Autosomal dengan Metode QR. Jurnal
Informatika Vol. 5 (1): 32-37.
Purwaningsih, Endang. 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk terhadap Jari Manis
(Rasio 20:40) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Angkatan 2013-2014. Jurnal Kedokteran YARSI Vol. 24 (1): 1-8.
Suryo. 2011. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitu Press.

14

Anda mungkin juga menyukai