Anda di halaman 1dari 17

1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap Praktikum Genetika dengan judul “Pengamatan Siklus


Hidup Drosophila melanogaster” yang disusun oleh:
nama : Armin Arif
NIM : 1714040002
kelas : Pendidikan Biologi B 2017
kelompok : I (Satu)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima.

Makassar, September 2019


Koordinator Asisten Asisten

Muh. Habil Ahmad Haswania


NIM: 1614142011 NIM: 1514141010

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Hartati, S.Si, M.Si, Ph. D


NIP: 19740405 20003 200
2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 3
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
B. Tujuan Praktikum ................................................................................ 4
C. Manfaat Praktikum .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Lalat Buah (Drosophila melanogaster)................................................ 5
B. Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster) .............................. 6
C. Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster) ......................... 8
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 10
A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 10
B. Alat dan Bahan .................................................................................... 10
C. Langkah Kerja...................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14
A. Hasil Pengamatan ................................................................................. 14
B. Pembahasan .......................................................................................... 16
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 19
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup memiliki karektiristik yang membedakannya dengan makhluk
tidak hidup, misalnya tumbuh dan berkembangbiak. Banyak makhluk hidup yang
mengalami proses yang khusus dan unik dalam menuju kedewasaannya, dari
beberapa jumlah anak yang berhasil dilahirkan ataupun ditetaskan oleh induknya,
hanya sedikit atau beberapa dari anakan tersebut yang berhasil berkembang dan
tumbuh menjadi individu dewasa. Organisme yang mengalami perkembangan
secara tidak langsung menghasilkan organisme baru yang biasanya secara
morfologi, fisiologi dan ekologi berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
mekanisme tersendiri agar individu baru yang dihasilkan memiliki bentuk
morfologi, adaptasi ekologis, dan aktivitas fisiologi yang sama dengan induknya,
misalnya pada lalat buah (Drosophila melanogaster).
Lalat buah (Drosophila melanogaster) atau serangga yang suka sekali
mengerumuni buah yang masak atau busuk yang umumnya tidak berbahaya dan
merupakan pemakan jamur. Lalat buah (Drosophila melanogaster) terdiri dari
lalat buah jantan dan lalat buah betina yang dapat dibedakan hanya dengan
melihat perbedaan morfologinya. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah
berkembangbiak dengan siklus hidup yang relatif pendek dan banyak digunakan
dalam penelitian genetika. Siklus hidup dari spesies ini akan berjalan dengan baik,
apabila lingkungan yang digunakan untuk memelihara lalat buah (Drosophila
melanogaster) sesuai dengan kondisi yang optimal bagi lalat buah untuk hidup.
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan lalat buah (Drosophila melanogaster)
sangat dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan, meskipun
persyaratan nutrien sangat beragam. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa
bahan alami dapat pula berupa bahan sintetis. Lalat buah (Drosophila
melanogaster) membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan
energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang dalam hal ini nutrisi tersebut
dapat diperoleh dari medium.
Pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster) sulit
dipahami jika hanya melalui teori saja. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan
4

menambah wawasan pengetahuan mengenai siklus hidup dan perbedaan lalat buah
(Drosophila melanogaster) jantan dan betina, maka dilakukan praktikum dengan
judul “Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah.” Dengan praktikum dan pengamatan
ini, dapat membantu praktikan dalam memahami dan mengetahui bagaimana
siklus hidup yang terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster) serta dapat
memahami dan membedakan ciri-ciri lalat buah (Droshopila melanogaster) jantan
dan betina melalui pengamatan morfologi lalat buah.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum unit 2 pengamatan siklus hidup Drosophila melanogaster,
yaitu:
1. Mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster).
2. Membedakan ciri lalat buah (Droshopila melanogaster) jantan dan betina.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh melalui praktikum unit 2 pengamatan siklus hidup
Drosophila melanogaster, yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster).
2. Mahasiswa dapat membedakan ciri lalat buah (Droshopila melanogaster)
jantan dan betina.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lalat Buah (Drosophila melanogaster)


Drosophila melanogaster merupakan lalat kecil yang termasuk ordo Diptera
dan biasa disebut “lalat buah”. Genus lalat buah sekitar 1.500 spesises dan
beragam dari segi penampilan, perilaku, dan lingkungan berkembang biak.
Drosophila ditemukan di seluruh dunia, dengan banyak spesies pada lingkungan
tropis. Mereka dapat ditemukan pada padang pasir, hutan hujan tropis, kota, rawa,
dan zona gunung es. Beberapa spesies Drosophila, termasuk D. Melanogaster,
D. immigrans, dan D. Simulans, dikaitkan dengan manusia, dan sering dianggap
sebagai spesies domestikasi (Hartati dan Ferry, 2017).
Drosophila melanogaster merupakan serangga biasa yang pada umumnya
tidak berbahaya dan merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat
buah adalah serangga yang mudah berkembangbiak. Dari satu perkawinan saja
dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangkan
setiap dua minggu. Karasteristik ini menunjukkan lalat buah organisme yang
cocok sekali untuk kajian-kajian genetik (Campbell, dkk 2008).
Lalat buah ini merupakan hewan yang habitatnya kosmopolitan, artinya bisa
hidup dimana saja sesuai dengan habitatnya. Lalat buah menyukai buah yang
matang dan bunga. Lalat buah yang dewasa pada umumnya ditemui hidup
berkerumunan pada buah-buahan yang masak yang mengandung air, misalnya
buah nanas (Ananas comunis), papaya (Carica papaya), pisang (Musa sp.) dan
buah lainnya. Sedangkan larvanya tumbuh dan berkembang pada buah yang
membusuk (Agustiana, dkk 2015).
Drosophila sp. adalah sejenis lalat buah yang dapat ditemukan pada buah
busuk. Lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah organisme eukariotik yang
paling populer digunakan di ruang kelas untuk mengajar Biologi. Lalat ini
digunakan dalam faktor keturunan dan biomedis penelitian, di mana tujuannya
adalah untuk memahami genetika manusia dan proses
pengembangan (Oktary, dkk 2015).
Droshopila melanogaster banyak digunakan dalam praktikum maupun
penelitian genetika, karena mempunyai banyak sifat yang menguntungkan,
6

diantaranya mudah dipelihara, tidak memerlukan kondisi steril, mempunyai siklus


hidup pendek, mempunyai jumlah kromosom raksasa, mempunyai banyak mutan
dan dapat menghasilkan keturunan banyak. Siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) berkisar 10 hari sampai dengan 2 minggu. Telur berbentuk lonjong
dengan panjang kira-kira 0,5 mm (Hartati dan Ferry, 2017).
Peneliti Morgan, memimilih satu spesies lalat buah (Drosophila
melanogaster). Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat berkembang biak
dengan cara yang relatif mudah. Satu perkawinan menghasilkan ratusan anak dan
generasi baru dapat dihasilkan setiap kurang lebih dua minggu. Keuntungan lain
dari lalat buah adalah hewan tersebut hanya memiliki empat pasang kromosom,
ada tiga pasang autosom dan sepasang kromosom seks yang relatif rmudah
dibedakan dengan mikroskop cahaya. Lalat buah (Drosophila melanogaster)
betina memiliki pasangan kromosom homolog X, sedangkan jantan memiliki satu
kromosom X dan satu kromosom Y (Campbell, dkk 2008).
B. Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Lalat buah (Drosophila melanogaster) tergolong dalam serangga, yang pada
umumnya ringan dan memiliki eksoskeleton atau integumen yang kuat. Jaringan
otot dan organ-organ terdapat di dalamnya. Di seluruh permukaan tubuhnya,
integumen serangga memiliki berbagai syaraf penerima rangsang cahaya, tekanan,
bunyi, temperatur, angina, dan bau. Pada umumnya serangga memiliki tiga bagian
tubuh yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Kepala berfungsi sebagai tempat dan
alat masukan makanan dan rangsangan syaraf, serta untuk memproses informasi
(otak). Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki tipe mulut spons
pengisap. Toraks yang terdiri atas tiga ruas memberikan tumpuan bagi tiga pasang
kaki (sepasang pada setiap ruas), dan jika terdapat sayap, dua pasang pada ruas
kedua dan ketiga. Fungsi utama abdomen adalah untuk menampung saluran
pencernaan dan alat reproduksi (Oktary, dkk 2015).
Fauzi dan Shefa (2017), lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah spesies
dimorfik seksual, dimana jantan dan betina dapat dengan mudah dibedakan
berdasarkan beberapa perbedaan morfologi. Drosophila melanogaster betina
umumnya lebih besar daripada jantan (tetapi ini dapat bervariasi sesuai usia,
kondisi budaya, dan latar belakang genetik). Pada Drosophila melanogaster
jantan, segmen posterior abdomen sepenuhnya gelap dan berkilau; pada betina,
7

warna segmen ini bervariasi dari pucat ke hampir seluruhnya gelap. Kedua jenis
kelamin memiliki pola garis-garis melintang gelap di sisi punggung setiap segmen
perut.
Tubuh lalat buah jantan lebih kecil dibandingkan betina dengan tanda-tanda
secara makroskopis adanya warna gelap pada ujung abdomen, pada kaki depannya
dilengkapi dengan sisir kelamin yang terdiri dari gigi hitam mengkilap. Banyak
mutan-mutan lalat buah (Drosophila melanogaster) yang dapat diamati dengan
mata biasa, dalam artian tidak memerlukan alat khusus. Lalat buah (Drosophila
melanogaster) tipe liar mempunyai mata merah, tipe sepia mempunyai mata
coklat tua dan tipe ebony mempunyai tubuh berwarna hitam
mengkilap (Safitri dan Suhaedir, 2017).
Menurut Oktary, dkk (2015), ada beberapa tanda yang dapat digunakan untuk
membedakan lalat jantan dan betina, yaitu bentuk abdomen pada lalat betina kecil
dan runcing, sedangkan pada jantan agak membulat. Tanda hitam pada ujung
abdomen juga bisa menjadi ciri dalam menentukan jenis kelamin lalat ini tanpa
bantuan mikroskop. Ujung abdomen pada lalat buah jantan berwarna gelap,
sedangkan pada lalat buah betina tidak. Jumlah segmen pada lalat jantan hanya 5,
sedang pada betina ada 7. Lalat buah betina memiliki 5 garis hitam pada
permukaan atas abdomen, sedangkan pada lalat buah jantan hanya 3 garis hitam.
Menurut Hartati dan Ferry (2017), untuk membedakan jenis kelamin jantan
dan betina pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat diamati sebagai
berikut :

Pembeda Lalat Buah Betina Lalat Buah Jantan


Memanjang dan
Ujung abdomen Membulat
meruncing
Jumlah segmen abdomen 7 5

Ukuran tubuh Lebih besar Lebih kecil


Terdapat pada
permukaan distal dari
Sex com (sisir kelamin) Tidak ada
tarsus terakhir dari kaki
depan
C. Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
8

Ketika serangga ini ditetaskan dari telur, dihasilkan serangga yang tidak memiliki
wujud sama dengan serangga dewasa. Lalat buah (Drosophila melanogaster) tergolong
Holometabola, memiliki periode istirahat yaitu dalam fase pupa. Dalam
perkembangannya lalat buah (Drosophila melanogaster) mengalami metamorfosis
sempurna yaitu melalui fase telur, larva, pupa dan lalat buah (Drosophila Melanogaster)
dewasa. Lalat betina setelah perkawinan menyimpan sperma di dalam organ yang disebut
spermatheca (kantong sperma). Lalat jantan dan betina adalah diploid. Setiap kali
pembelahan meiosis dihasilkan 4 sperma haploid di dalam testes lalat jantan dewasa
sedangkan pada lalat betina dewasa hanya dihasilkan 1 butir telur dari setiap kali
pembelahan (Safitri dan Suhaedir, 2017).
Menurut Hartati dan Ferry (2017), siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) berkisar sekitar 10 hari sampai 2 minggu. Telur berbentuk lonjong
dengan panjang kira-kira 0,5 cm. Pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai
kecil seperti sendok. Pada spesies lainnya bentuk tersebut jumlahnya lebih dari 2.
Pertumbuhan dimulai segera setelah fertilisasi, yang dibagi menjadi 2 tahap :
1. Periode embrionik di dalam telur: dimulai setelah fertilisasi sampai
menetas.
2. Periode post embrionik: larva (instar 1, instar 2, instar 3), pupa dan imago.
Siklus ini akan berjalan dengan baik pada temperatur yang sesuai.
Menurut Oktary, dkk (2015), tahap-tahap siklus hidup lalat buah (Drisophila
melanogaster), sebagai berikut :
1. Telur
Telur lalat buah (Drisophila melanogaster) memiliki panjang kira-kira
setengah millimeter. Bagian struktur punggung telur ini lebih datar
dibandingkan dengan bagian perut. Telur lalat akan nampak di permukaan
media makanan setelah 24 jam dari perkawinan. Perkembangan embrio,
yang mengikuti pembuahan dan bentuk zigot, terjadi dalam membran telur.
Lensa tangan akan mempermudah untuk mengamati telur-telur lalat. Setelah
fertilisasi acak telur berkembang kurang lebih satu hari, kemudian menetas
menjadi larva.
2. Larva
Sekitar satu hari setelah fertilisasi, embrio berkembang dan menetas
menjadi larva. Larva yang baru menetas disebut sebagai larva fase (instar)
pertama dan hanya nampak jelas bila diamati dengan menggunakan alat
9

pembesar. Larva makan dan tumbuh dengan cepat kemudian berganti kulit
mejadi larva fase kedua dan ketiga. Larva fase ketiga, dua sampai tiga hari
kemudian berubah menjadi pupa. Setelah penetasan dari telur, larva
mengalami dua kali molting (ganti kulit), memakan waktu kurang lebih empat
hari untuk selanjutnya menjadi pupa. Fase terakhir dapat mencapai panjang
sekitar 4,5 milimeter. Larva sangat aktif dan termasuk rakus dalam makan,
sehingga larva tersebut bergerak pelan pada media biakan. Saat larva siap
menjadi pupa, mereka berjalan perlahan dan menempel di permukaan relatif
kering, seperti sisi botol atau di bagian kertas kering yang diselipkan ke
pakannya.
3. Pupa
Pupa yang baru terbentuk awalnya bertekstur lembut dan putih seperti
kulit larva tahap akhir, tetapi secara perlahan akan mengeras dan
warnanya gelap. Diatas dari empat hari, tubuh pupa tersebut sudah siap
dirubah bentuk dan diberi sayap dewasa, dan akan tumbuh menjadi individu
baru setelah 12 jam (waktu perubahan fase diatas berlaku untuk suhu 25 °C).
Tahap akhir fase ini ditunjukkan dengan perkembangan dalam pupa seperti
mulai terlihatnya bentuk tubuh dan organ dewasa (imago).
4. Imago
Perkawinan biasanya terjadi setelah imago berumur 10 jam, tetapi
meskipun demikian lalat betina biasanya tidak segera meletakkan telur
sampai hari kedua. Lalat buah (Drosophila melanogaster) pada suhu 25°C,
dua hari setelah keluar dari pupa mulai dapat bertelur kurang lebih 50 sampai
75 butir per hari sampai jumlah maksimum kurang lebih 400-500 dalam 10
hari, tetapi pada suhu 20°C mencapai kira-kira 15 hari. Jumlah telur tersebut
dipengaruhi oleh faktor genetik, temperatur lingkungan dan volume tabung
yang digunakan. Siklus hidup total terhitung dari telur sampai telur kembali
berkisar antara 10-14 hari.
10

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Rabu, 18 September 2019
Waktu : Pukul 10.50 sd 12.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi lantai 2 Barat, Jurusan Biologi
FMIPA FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop stereo 1 buah
b. Gelas ukur 1 buah
c. Cawan petri 1 buah
d. Kaca objek 1 buah
e. Botol kultur berisi medium 1 buah
f. Pentul 2 buah
2. Bahan
a. Lalat buah (Drosophila melanogaster) liar 2 ekor
b. Es batu 220 ml
c. Kantong plastik besar 1 buah
11

C. Langkah Kerja
1. Pengamatan morfologi

1. Mengamati lalat buah yang 2. Membedakan jenis kelamin lalat

telah ditangkap selagi masih buah betina dan jantan, kemudian

terbius. menggambar kedua jenis lalat


tersebut pada lembar kerja buku
praktikum, memberi keterangan
bagian-bagiannya, sehingga
tampak jelas perbedaan kedua
jenis kelamin lalat tersebut.
2. Pengamatan siklus hidup

1. Membius lalat buah yang


2. Memelihara 3 pasang lalat
telah dipisahkan dengan
buah dalam botol yang telah
cara didinginkan untuk
berisi media.
dipindahkan

4. Mengamati perubahan yang


5. Memberi catatan pada botol:
terjadi setiap hari, misalnya
tanggal mulau
terdapatnya telur, larva
pemeliharaan, nama
instar 1, 2, 3, pupa, imago
kelompok.
(lalat dewasa).

3. Setelah terbentuk pupa, mengeluarkan lalat


parental dari dalam botol, memasukkan ke
dalam botol berisi detergen.
12

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi lalat buah (Drosophila melanogaster)
No
Gambar Keterangan
.
1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) jantan 1. Ujung
abdomen
2. Abdomen
3. Sayap
5 1
4 2 4. Kepala

3 5. Mata

2. Lalat buah (Drosophila melangaster) betina 1. Kepala


2. Mata
3. Sayap
1
2 4. Ujung
abdomen
5 5. Segmen
4
3 abdomen
13

2. Tahapan-tahapan siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster)


Larva Larva Larva
Tahapan Telur Pupa Imago
Instar 1 Instar 2 Instar 3
Tanggal 20/9/2019 24/9/2019 25/9/2019 27/9/2019 28/9/2019 29/9/2018

Gambar

1 3 4 5 6

Keterangan 1. Telur 2. Larva 3. Larva 4. Larva 5. Pupa 6. Imago


instar instar instar
1 2 3
B. Pembahasan 2
Praktikum unit 2 pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster), bertujuan untuk mengetahui siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) dan membedakan ciri lalat buah (Droshopila melanogaster) jantan
dan betina. Pengamatan morfologi lalat buah (Drosophila melanogaster) dalam
mengamati jenis kelamin lalat buah jantan dan betina dan, digunakan mikroskop
untuk mengamatinya. Mikroskop berfungsi untuk melihat dan mengamati benda-
benda yang berukuran kecil yang tidak mampu dilihat secara kasat mata. Metode
pembiusan lalat buah digunakan es batu yang sudah dihancurkan, karena es batu
dapat mematikan lalat buah.
Hasil pengamatan morfologi lalat buah (Drosophila melanogaster)
menunjukkan bahwa ciri-ciri yang membedakan antara lalat buah jantan dan
betina yaitu pada jantan memiliki ukuran tubuh yang kecil, sayap lebih pendek,
terdapat sisir kelamin (sex comb) yaitu 10 rambut kaku berwarna hitam dari tarsus
terakhir kaki depan, dan ujung abdomen membulat. Sedangkan pada betina
memiliki ciri-ciri yaitu ukuran tubuh yang lebih besar, sayap lebih panjang, dan
ujung abdomen yang memanjang dan meruncing. Hal ini sesuai dengan teori yang
14

dikemukakan oleh Hartati dan Ferry (2017), yang menyatakan bahwa lalat betina
memiliki ujung abdomen yang panjang dan meruncing, jumlah segmen abdomen
7 dan tidak terdapat sex comb (sisir kelamin). Sedangakan lalat betina memiliki
ujung abdomen yang bulay, jumlah segmen abdomen 5 dan terdapat sex comb
(sisir kelamin) pada permukaan distal dari tarsus terakhir dari kaki depan.
Pengamatan selanjutnya yaitu pengamatan siklus hidup lalat buah
(Drosophila melanogaster). Pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila
melanogaster) dilakukan setelah medium pemeliharaan lalat buah selesai dibuat.
Medium tersebut diisi lalat buah pada tanggal 20 September 2019, lalat buah
(Drosophila melanogaster) mengalami fase pertama yaitu bertelur, selang waktu
empat hari telur lalat buah berubah menjadi larva instar 1 dimana fase kedua pun
akan terbentuk yaitu fase larva, selang waktu satu hari terbentuk larva instar 2 dan
larva instar 3 terbentuk dari selang dua hari dari instar 2. Instar 3 terbentuk fase
ketiga dari siklus hidup lalat buah terbentuk yaitu pupa yang hanya selang waktu
satu hari dari instar 3. Fase keempat dari siklus lalat buah pun ikut terbentuk yaitu
berubahnya pupa menjadi imago atau lalat dewasa, dari selang waktu 3 hari dari
pupa.
Siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster) berkisar sekitar 10 hari
sampai 2 minggu. Dari pengamatan perkembangan setelah fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Periode pertama adalah periode embrionik di dalam telur pada
saat fertilisasi hingga penetesan telur menjadi larva muda, proses ini berlangsung
sekitar 24 jam. Periode kedua yaitu periode setelah menetas dari telur atau periode
post embrionik. Periode ini dibagi dalam tiga tahap yaitu larva, pupa, dan imago.
Berdasarkan pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster),
maka dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Telur, berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar ± 0,5 mm, berwarna putih
susu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hartati dan
Ferry (2017), yang menyatakan bahwa telur lalat buah berbentuk bulat
lonjong, ukuran sekitar ± 0.5 mm, berwarna putih susu, pada ujung
anteriornya terdapat dua tangkai kecil menyerupai sendok yang berfungsi
agar telur tidak tenggelam, biasanya terdapat pada permukaan media.
2. Larva instar 1, berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening, berukuran
± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing.
15

3. Larva instar 2, berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ± 2


mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut
dan gigi berwarna hitam untuk makan.
4. Larva instar 3, berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ± 3-4
mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut
dan gigi berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva
instar 2.
5. Pupa, melekatkan diri pada dinding botol, berwarna coklat, kutikula keras,
memendek, dan besegmen.
6. Imago, tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen; bersayap
transparan; memiliki mata majemuk biasanya berwarna merah; dan ciri-
ciri lainnya menyerupai ciri lalat buah dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup lalat buah
(Drosophila melanogaster) antara lain yaitu suhu lingkungan, nutrisi makanan,
tingkat kepadatan, intensitas cahaya, dan medium. Suhu lingkungan dimana lalat
buah mengalami kondisi siklus hidup dan pertumbuhan yang optimal sekitar 8-11
hari apabila berada pada suhu 25⁰C-28⁰C. Waktu perkembangan yang paling
pendek telur-dewasa adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28⁰C. Perkembangan
meningkat pada suhu 25⁰C. Pada suhu 30⁰C, lalat buah dewasa yang dihasilkan
akan steril. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hartati dan Ferry
(2017), bahwa pada temperatur 25⁰C, seluruh siklus hidup lalat buah kira-kira 10
hari, sedangkan pada temperatur 20⁰C diselesaikan dalam 15 hari. Di atas 30⁰C
perumbuhan lalat terganggu, dapat menyebabkan steril.
16

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster) berkisar sekitar 10 hari
sampai 2 minggu. Periode embrionik di dalam telur: dimulai setelah
fertilisasi sampai menetas. Periode post embrionik: larva (instar 1, instar 2,
instar 3), pupa dan imago.
2. Ciri-ciri yang membedakan antara lalat buah (Drosophila melanogaster)
jantan dan betina yaitu pada lalat buah jantan memiliki ukuran tubuh yang
kecil, sayap lebih pendek, terdapat sisir kelamin (sex comb) yaitu 10
rambut kaku berwarna hitam dari tarsus terakhir kaki depan, dan ujung
abdomen membulat. Sedangkan pada betina memiliki ciri-ciri yaitu ukuran
tubuh yang lebih besar, sayap lebih panjang, tidak terdapat sisir kelamin
(sex comb )dan ujung abdomen yang memanjang dan meruncing.
B. Saran
1. Praktikan
Alangkah baiknya praktikan memperhatikan alat dan bahan yang akan
digunakan agar praktikum berjalan dengan lancar serta praktikan sebaiknya
menggunakan masker dan handscoon (sarung tangan) pada saat praktikum
agar mengurangi kontaminasi dengan bakteri pada saat pembuatan medium.
2. Asisten
Sebaiknya asisten memberikan kesempatan semaksimal mungkin kepada
praktikan dalam melaksakan praktikum. Asisten hanya bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator bukan menjadi pemeran utama dalam praktikum
sehingga semua praktikan aktif ketika praktikum berlangsung.
3. Laboran
Sebaiknya menyediakan alat dan bahan praktikum yang lebih lengkap dan
steril sehingga bisa menunjang keberhasilan praktikum pada setiap unitnya.

4.
17

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana, Elita., Nursalmi, Mahdi., & Herdanawati. 2015. Perkembangan


Metamorfosis Lalat Buah (Drosophila Melanogaster) Pada Media Alami
Sebagai Referensi Pembelajaran Pada Mata Kuliah Perkembangan Hewan.
Jurnal Biotik, Vol. 1, No. 1. Banda Aceh: FTTK IAIN Ar-Raniry.

Campbell N.A., Reece J.B., & Mitchell L.G. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
3 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Fauzi, Ahmad., dan Shefa, Dwijayanti Ramadani. 2017. Learning The Genetics
Concepts Through Project Activities Using Drosophila Melanogaster: A
Qualitative Descriptive Study. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol. 3,
No. 3, 2017; pp. 238-247 p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204. Malang:
Departement of Biology Education.

Hartati., dan Ferry, Irawan. 2017. Modul Genetika Berbasis Pendekatan Saintifik.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Oktary, Ade Putri., M, Ridhwan., & Armin. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh
(Eupatorium odoratum) Dan Lalat Buah (Drosophila melanogaster).
Serambi Akademica, Vol. 3, No. 2. Universitas Serambi Mekkah:
Pendidikan Biologi.

Safitri, Dian., dan Suhaedir, Bachtiat. 2017. Pengaruh Penambahan Ragi Pada
Media Terhadap Perkembang Biakan Drosophila Melanogaster. Jurnal
Biology Science & Education, Vol. 6, No. 1. Universitas Muhammadiyah
Makassar: Jurusan Pendidikan Biologi.

Anda mungkin juga menyukai