Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
A. Gen ............................................................................................................ 4
B. Gen Terpaut Seks ...................................................................................... 5
C. Gen Jari Telunjuk ...................................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 7
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 7
B. Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
C. Prosedur Kerja........................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 9
A. Hasil Pengamatan ...................................................................................... 9
B. Pembahasan ............................................................................................... 10
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi genetika adalah subidang biologi yang berfokus pada transmisi sifat.
Keturunan genetik mengontrol fitur-fitur yang berkembang pada makhluk dengan
gen sebagai salah satu tugasnya. Gen terdiri dari urutan DNA dengan berbagai jenis
pengkodean yang memengaruhi fitur manusia yang nyata dan tidak berwujud.
Nama latin dari lalat buah (Drosophila melanogaster) adalah lalat cuka (vinegar
fly) , yaitu spesies serangga yang termasuk ordo Diptera dan family Dropsophilidae.
Setelah Thomas Hunt Morgan memperkenalkan lalat buah (Drosophila
melanogaster), hewan ini menjadi banyak dikenal sebagai organisme yang
digunakan sebagai objek penelitian genetika pada tahun 1900 sampai saat ini, lalat
buah digunakan dalam menejelaskan banyaknya fenomena biologis yang terjadi
pada manusia diawali dari peran apoptisis.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) telah banyak digunakan dalam
penelitian genetika. Banyak aturan genetik telah ditemukan melalui penelitian lalat
buah. Karakteristik seks makhluk hidup di dunia ini dapat ditentukan dalam
berbagai cara. Lalat buah sering digunakan karena mereka mudah dipelihara pada
sumber makanan sederhana.
Drosophila melanogaster umumnya dikenal sebagai lalat buah, adalah
organisme model yang berguna untuk studi tentang penuaan. Relatif mudah untuk
dikultur, memiliki umur pendek yang nyaman, sebagian besar terdiri dari jaringan
pasca-mitosis (kecuali untuk sistem reproduksi dan sebagian kecil usus), dan
memiliki genom yang terurut penuh dan genetika yang dicirikan dengan baik.
Serangga ini menggunakan banyak transporter mitokondria yang homolog dengan
pembawa manusia, serta mekanisme yang sama untuk mengangkut beberapa
metabolit dari sitosol ke mitokondria dan sebaliknya
Di alam bebas, lalat buah mudah ditemukan. Biasanya mengerumuni buah
yang busuk atau sangat matang karena makanan dari lalat buah adalah jamur yang
tumbuh pada buah tersebut. Kondisi steril seperti mikroorganisme tidak dibutuhkan
1
2
oleh lalat buah, lalat buah mudah didapat karena bersifat kosmopolitan, memiliki
siklus hidup yang pendek, mudah dipelihara dan bertelur banyak. Lalat buah
(Drosophila melanogaster) mudah berkembang biak, dari satu perkawinan dapat
dihasilkan ratusan keturunan dan dapat dikembangkan setiap minggunya. Lalat
buah juga tidak membutuhkan tempat di luar dan hanya bisa di dalam botol. Saat
memelihara dirinya sendiri, lalat buah membutuhkan lingkungan yang sesuai untuk
keadaan alaminya. berbagai media dapat digunakan saat beternak lalat buah
(Drosophila melanogaster).
Lalat buah Drosophila melanogaster banyak digunakan sebagai hewan pada
percobaan genetika karena beberapa alasan. Lalat buah hanya memerlukan
peralatan sederhana dan murah, mudah perawatannya, tidak berbahaya, siklus
hidup yang pendek, jantan dan betina mudah dibedakan, imago memiliki kromosom
raksasa (polytene) di kelenjar saliva, betinanya mampu menghasilkan 500 telur,
memiliki 3 pasang autosom dan sepasang gonosom, dan variasi mutan banyak.
Organisme lalat buah dapat digunakan sebagai percobaan penting karena siklus
hidupnya merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.
Lalat buah memiliki struktur modular, serangkaian segmen yang teratur.
Segmen ini terdiri dari tiga bagian utama tubuh, yaitu; kepala, dada dan perut .
Seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini memiliki sumbu anterior
dan posterior (ekor kepala) dan sumbu dorsoventral (perut belakang). Di
Drosophila, determinan sitoplasma yang sudah ada dalam telur memberikan
informasi posisi untuk penempatan kedua sumbu ini bahkan sebelum pembuahan.
setelah pembuahan informasi menjadi benar dan pada akhirnya akan mengaktifkan
struktur yang khas dari setiap segmen.
Metamorfosis pada Drosophila melanogaster adalah metamorfosis sempurna
yaitu telur, larva, pupa dan kemudian imago. Ciri-ciri umum Drosophila
melanogaster adalah: Berukuran kecil, antara 35 mm, vena kosta memiliki dua
bagian terputus dekat dengan tubuh tentakel (arista) umumnya menyirip, memiliki
712 cabang, mata merah.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum kali ini yaitu:
3
4
5
bintik hitam pada tulang paha, ukuran pita kosta pada sayap, dan variasi warna pada
perut terga III-V adalah beberapa fitur penting (Pujiastuti, 2020).
Normal (tipe liar) Drosophila melanogaster menunjukkan ciri-ciri morfologi
berikut: a) memiliki kepala, dada, dan perut; b) memiliki satu pasang sayap dan tiga
pasang kaki; dan c) memiliki panjang tubuh +2-4 mm dan berat 1 mg: (d) mata
majemuk merah besar; (e) kulit kuning pucat atau coklat muda dengan pigmen
hitam di punggung perut. D. melanogaster memiliki rona merah sebagai pigmen
utama sel, di mana pigmen tersebut mampu menyerap cahaya biru berlebih, yang
menghasilkan warna merah pada mata majemuk (Sholihah, 2016).
Perilaku lalat buah, seperti mencari makan, bertelur, dan melakukan hubungan
seksual, dikendalikan dan dirangsang oleh bahan kimia yang dikenal sebagai
semiokimia, salah satunya adalah kairomones. Kairomone yang dapat memicu
indra penciuman serangga adalah metil eugenol, yang merupakan atraktan lalat
untuk memikat lalat buah (Kardinan, 2019).
Drosophila berwarna kuning kecoklatan memiliki cincin hitam di
punggungnya. Jantan lebih kecil dari betina, dengan panjang sekitar 2,5 mm.
Bagian belakang tubuh lebih gelap pada pria. D. melanogaster memiliki ciri-ciri
umum sebagai berikut, antara lain: Ukuran kecil, antara 3 dan 5 mm, vena perifer
pada sayap (vena kosta) mengandung dua bagian yang dipotong berdekatan dengan
tubuh, dan antena biasanya terbuat dari bulu dengan 7 sampai 12 cabang. Mata
crossvein posterior biasanya merah dan lurus, tidak melengkung. Di bagian atas
kepala terdapat mata ocelli yang lebih kecil dari mata majemuk. Berwarna putih,
berbulu pada bagian dada, dengan garis-garis hitam pada lima ruas perut. Sayap
panjang, warna transparan, dan posisi dada-pertama semua karakteristik. Sayap
betina lebih panjang daripada jantan, yang memiliki sayap lebih pendek dari
tubuhnya (Manwan, 2017).
Dua antena tipe aristat, dua tambalan hitam frontal, dan dua pasang mata
majemuk coklat hadir di kepala. Di dada, ada scuteum yang terutama berwarna
hitam gelap dengan garis-garis kuning lateral dan scutellum oranye. Pita costa dan
sayap steak anal memiliki garis hitam melintang, sedangkan sayapnya transparan.
Ujung sayapnya lebar dan berbentuk kait. Jari-jari III sampai V berbentuk huruf
6
"T", dan perutnya berwarna coklat. Terdapat dua ceromata (bintik) berwarna coklat
muda pada perut tergit V. Dibandingkan dengan perut jantan, betina lebih
meruncing (Suwarno, 2018).
C. Siklus Hisup Lalat Buah
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup lalat buah Drosophila
melanogaster adalah suhu, kelembaban, cahaya, angin, curah hujan, tanaman inang,
dan musuh alami. iklim mempengaruhi distribusi, perkembangan, faktor
kehidupan. perilaku, reproduksi, dinamika populasi dan juga kondisi seperti
ledakan hama (Azhar, 2021).
Lalat buah yang dipelihara pada suhu rendah memiliki kemampuan reproduksi
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lalat yang dipelihara pada suhu tinggi.
Suhu lingkungan mempengaruhi metabolisme tubuh serangga dengan
mengaktifkan enzim enzim pencernaan. Aktivitas enzim pada serangga akan
meningkat seiring dengan meningkatnya suhu sehingga intensitas pemberian
makan akan meningkat dan akan mempengaruhi perkembangan (Suharsono,2019).
Mutan Drosophila melanogaster terjadi karena penelitian yang mengubah
elemen genetik. Mutan ini dapat disilangkan dengan sesama mutan atau dengan
lalat buah. Pemeliharaan pemeliharaan buah mutan penting dilakukan karena
pemeliharaan pemeliharaan dapat menyebabkan kematian atau kematian menjadi
mandul. Siklus hidup lalat buah dibagi menjadi dua periode, periode pertama adalah
periode embrio di dalam telur pada saat pembuahan sampai telur menetas menjadi
larva muda, sedangkan periode kedua setelah larva muda menjadi imago dibagi
menjadi tiga tahap yaitu larva, pupa dan imago (Suharsono, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
8
2. Pengamatan Morfologi
Lalat buah yang telah diketahui jenis Kedua jenis lalat digambar pada
kelaminnya dimasukkan kedalam lembar kerja buku praktikum, dan
botol yang berbeda, dan diberi label. diberi keterangan
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Lalat Jantan Lalat Betina Keterangan
1 1
Jantan:
2 1. Kepala
2. Antena
3 2 3. Mata
4. Kaki
4 5. Sayap
3
6. Segmen
5 7. Abdomen
4
Betina:
6 1. Antena
5
2. Mata
7 3. Kepala
6
4. Sayap
7 5. Segmen
6. Abdomen
7. Kaki
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Tanggal
Tahapan Gambar Keterangan
Pengamatan
Telur 4-10-2022 Telur Berwarna
Putih
9
10
B. Pembahasan
Lalat buah Drosophila melanogaster banyak digunakan sebagai hewan pada
percobaan genetika karena beberapa alasan. Lalat buah hanya memerlukan
peralatan sederhana dan murah, mudah perawatannya, tidak berbahaya, siklus
hidup yang pendek, jantan dan betina mudah dibedakan, imago memiliki kromosom
raksasa (polytene) di kelenjar saliva, betinanya mampu menghasilkan 500 telur,
memiliki 3 pasang autosom dan sepasang gonosom, dan variasi mutan banyak.
11
Organisme lalat buah dapat digunakan sebagai percobaan penting karena siklus
hidupnya merupakan hal yang tidak boleh diabaikan.
Menurut Azhar (2021) morfologi lalat buah terbagi menjadi empat bagian yaitu
kepala, toraks, sayap dan abdomen. Kepalanya berbentuk bulat agak lonjong dan
terdapat antena dengan tiga ruas, bagian toraks terdiri dari skutum atau mesonotum
(dorsum toraks atas) dan skutelum (dorsum toraks bawah). Sayap lalat buah
berbentuk pola pembuluh sayap, yaitu costa (pembuluh sayap sisi anterior), anal
(pembuluh sayap sisi posterior), cubitus (pembuluh sayap utama), median
(pembuluh sayap tengah), radius (pembuluh sayap radius). Bagian abdomen jika
dilihat dari dorsal maka akan terlihat batas antar ruas.
Metamorfosis pada Drosophila melanogaster adalah metamorfosis sempurna
yaitu telur, larva, pupa dan kemudian imago. Ciri-ciri umum Drosophila
melanogaster adalah: Berukuran kecil, antara 35 mm, vena kosta memiliki dua
bagian terputus dekat dengan tubuh tentakel (arista) umumnya menyirip, memiliki
712 cabang, mata merah.
Pada praktikum kali ini dilakukan perangkap lalat buah, anestesi, pengamatan
morfologi lalat buah dan daur hidup. Morfologi yang diamati pada lalat buah jantan
dan betina (Drosophila melanogaster) adalah warna tubuh coklat abu-abu muda,
warna mata merah bata dan lebar sayap lebih dari panjang tubuh. Selain itu,
Drosophila melanogaster memiliki bulu halus di tubuhnya.
Metamorphosis adalah keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak
telur sampai menjadi imago (dewasa). Metamorphosis lalat buah tergantung pada
faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan faktor makanan yang tersedia.
Ketersediaan Sumber makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
populasi serangga.Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan jumlah hewan yang hidup pada habitatnya.
Drosophila melanogaster mengalami metamorfosis sempurna, yang berarti
siklus hidupnya terdiri dari fase telur, larva, pupa, dan imago. Fase larva dibagi lagi
menjadi larva instar 1, larva instar 2, dan larva instar 3. Siklus hidup Drosophila
melanogaster dimulai dari tahap telur. Pada suhu 250C telur akan menetas setelah
24 jam sejak peletakkan telur. Telur Drosophila melanogaster berbentuk lonjong
12
dengan panjang, pada salah satu ujung telur terdapat sepasang filamen yang
berfungsi untuk mencegah tenggelamnya telur dalam media dan untuk membantu
pernapasan D. melanogaster.
Setelah menetas larva akan mengalami 3 tahapan yaitu, larva instar 1, larva
instar 2, dan larva instar 3. Larva instar 1 muncul setelah telur menetas, sehari
kemudian larva instar 1 akan berubah menjadi larva instar 2 dan setelah sehari larva
instar 2 berkembang menjadi larva instar 3. Larva akan terus makan hingga
ukurannya membesar . Kecepatan makan dan geraknya akan bertambah seiring
dengan perkembangan larva. Selama makan, larva akan membuat saluran-saluran
pada medium.
Aktivitas dalam membuat saluran pada medium dapat dijadikan indikator
tentang pertumbuhan dan perkembangan larva yang baik Larva makan dengan
mulut yang terdapat pada bagian ventral segmen kepala dan bernapas menggunakan
spirakel anterior. Larva instar 1 mencapai panjang 1 mm, larva instar 2 mencapai
panjang 2 mm, dan pada tahap akhir larva, larva instar 3 akan mencapai panjang 3
mm. Tubuh larva terdiri dari 12 segmen, yaitu: 1 segmen kepala, 3 segmen thorax,
dan 8 segmen abdomen.
Menurut Suharsono (2019), Mutan Drosophila melanogaster terjadi karena
penelitian yang mengubah elemen genetik. Mutan ini dapat disilangkan dengan
sesama mutan atau dengan lalat buah. Pemeliharaan pemeliharaan buah mutan
penting dilakukan karena pemeliharaan pemeliharaan dapat menyebabkan
kematian atau kematian menjadi mandul. Siklus hidup lalat buah dibagi menjadi
dua periode, periode pertama adalah periode embrio di dalam telur pada saat
pembuahan sampai telur menetas menjadi larva muda, sedangkan periode kedua
setelah larva muda menjadi imago dibagi menjadi tiga tahap yaitu larva, pupa dan
imago.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1. Siklus hidup Drosophila melanogaster dari dewasa hingga menghasilkan
imago memerlukan waktu sekitar 3 hari. Drosophila melanogaster mengalami
metamorphosis sempurna dengan tahapan-tahapannya diawali oleh telur –
larva instar 1 – larva instar 2 – larva instar 3 – prepupa – pupa – imago. Lama
fase telur sekitar 3 hari, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari,
larva instar 3 sekitar 4 hari, pupa 3 hari, dan imago 3 hari. Lama siklus hidup
lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 12
hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi
lingkungan termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan
ketersediaan makanan.
2. Morfologi lalat buah terbagi menjadi empat bagian yaitu kepala, toraks, sayap
dan abdomen. Morfologi lalat betina memiliki ujung abdomen meruncing,
jumlah segmen abdomen 7, ukuran tubuh lebih besar, dan sisir kelamin tidak
ada. Sedangkan morfologi jantan yaitu ujung abdomen membulat, jumlah
segemen abdomen 5, ukuran tubuh lebih kecil, dan sisir kelamin terdapat pada
permukaan distal dari tarsus terakhir dari kaki depan.
B. Saran
1. Kepada praktikan, diharapkan agar disiplin ketika melakukan praktikum serta
dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan teman sekelasnya
dengan baik.
2. Kepada Asisten, diharapkan agar dapat membimbing praktikan dengan untuk
meminimalisir kesalahan kerja yang diakibatkan oleh kelalaian.
3. Kepada Laboran, diharapkan agar dapat melengkapi alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melaksanakan percobaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Pujiastuti, Y., Irsan, C., Herlinda, S., Kartini, L., & Yulistin, E. (2020).
Keanekaragaman Dan Pola Keberadaan Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) Di
Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Entomologi Indonesia, 17(3), 125-135.
Suharsono, S., & Nuryadin, E. (2019). Pengaruh Suhu Terhadap Siklus Hidup Lalat
Buah (Drosophila Melanogaster). Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi,
5(2), 114-120.
Suwarno, S., Arianti, L., Rasnovi, S., Yasmin, Y., & Nasir, M. (2018). Inventarisasi
Lalat Buah (Diptera: Tephritidae) Pada Buah-Buahan Di Kota Jantho, Aceh
Besar. Jurnal Bioleuser, 2(1).
14
LAMPIRAN
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42