Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI SERANGGA

Oleh :
NAMA : HALYDA PRADNA PITALOKA
NIM : 2210511220018
KELOMPOK : VANILLA
ASISTEN : NOR ANNISA HELMASARI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................. i

DAFTAR TABEL..................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3

III. METODOLOGI.................................................................................. 7

Waktu dan Tempat........................................................................... 7


Bahan dan Alat................................................................................. 7
Bahan......................................................................................... 7
Alat ........................................................................................... 7
Pelaksanaan Praktikum.................................................................... 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 16

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 23

Kesimpulan...................................................................................... 23
Saran................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA
ii

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Hasil pengamatan morfologi capung............................................. 16

2. Hasil pengamatan morfologi kupu-kupu....................................... 17

3. Hasil pengamatan morfologi ngengat............................................ 18

4. Hasil pengamatan morfologi belalang........................................... 19

5. Hasil pengamatan morfologi kumbang.......................................... 20

6. Hasil pengamatan morfologi lalat.................................................. 21

7. Hasil pengamatan morfologi kepik................................................ 22


iii

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Serangga (Insecta) adalah jenis (spesies) makhluk hidup yang


sering di jumpai di atas permukaan bumi (darat, laut, udara) dan dominan
dalam filum Arthrophoda. Kehidupan mereka untuk memakan binatang-
binatang (serangga) yang lain dan tumbuhan, sebagian hewan ini juga
menghisap darah manusia dan mamalia. Dengan tingkatan adaptasinya
yang sangat tinggi, serangga ini juga tergolong hewan beruas dan telah
ditemukan fosilnya dari masa ke masa. Serangga ini juga mampu hidup
dalam kondisi dimanapun bahkan tanpa udara (oksigen). Dikarenakan
serangga mampu membuat variasi dengan caranya sendiri dari segala
kondisi untuk beradaptasi dengan lingkungan (Haryono et al., 2021).
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka
bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di
bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies
terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal
sebagai hama. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan
dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru ditemukan hampir setiap tahun.
Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan
keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas
reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan yang
berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Araz &
Nasamsir, 2016).
Serangga sering mempunyai ukuran dan penampilan yang
mencolok dan juga dapat memproduksi suara dan kadang-kadang bisa
menjadi hama yang merusak. Sebagian dari serangga ini tergolong fitofag,
sementara yang lain hidup di sampah atau serangga lainnya. Beberapa
mengkonsumsi tanaman dan makanan hewan sementara yang lain hidup di
lumut dan tidak signifikan untuk pertanian. Serangga ini sangat sensitif
iv

terhadap faktor lingkungan, seperti temperatur, kelembaban, cahaya, dan


getaran (Anna et al., 2014).
Keanekaragaman serangga pada suatu ekosistem bervariasi hal ini
dipengaruhi oleh faktor lingkungan abiotik dan biotik pada lingkungan
yang dapat menunjang kehidupan serangga, selain faktor lingkungan
kehadiran serangga di pengaruhi oleh ketersedian sumber pakan pada
lingkungan, serta dapat memberikan dampak menguntungkan dan juga
merugikan pada ekosistem tersebut. Serangga memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Pada hakekatnya tidak semua serangga
bersifat sebagai hama, disisi lain keberadaan serangga bersifat
menguntungkan pada lahan pertanian (Maria, 2021). Selain itu,
keanekaragaman serangga pada suatu ekosistem pertanaman akan
berkaitan dengan melimpahnya sumber tanaman terutama sumber
makanan seperti serbuk sari dan nectar sebagai sumber protein dan gula
untuk kelanjutan kehidupan populasi serangga yang ada (Deni et al.,
2021).
Dalam ekosistem alami populasi suatu jenis serangga atau hewan
pemakan tumbuhan tidak pernah eksplosif (meledak) karena banyak faktor
pengendaliannya baik yang bersifat abiotik maupun biotik. Dengan
demikian dalam ekosistem alami serangga tidak berstatus sebagai hama.
Di dalam ekosistem pertanian faktor pengendali tersebut sudah banyak
berkurang sehingga kadang-kadang populasinya meledak dan menjadi
hama (Anna et al., 2014).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Mengenali berbagai macam bangsa serangga.
2. Mengetahui morfologi serangga.
v

II. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga memiliki karakteristik atau morfologi seperti tipe-tipe


mulut, kepala, antena, dan sayap, yang dapat disesuaikan dengan
habitatnya sehingga serangga dapat hidup diberbagai tipe habitat .
Serangga adalah hewan tanah dengan kehidupannya yang mampu untuk
hidup dimanapun, baik di dalam tanah ataupun di atas permukaan tanah
yang juga berperan untuk merombak bahan-bahan organik yang hasilnya
dapat bermanfaat dalam pertanian untuk menanam tanaman (Suheriyanto,
2008).
Serangga hidup di dalam tanah, darat, udara maupun di air tawar,
atau sebagai parasit pada tubuh mahluk hidup lain, akan tetapi mereka
jarang yang hidup di air laut. Serangga sering juga disebut Hexapoda yang
berarti mempunyai enam kaki atau tiga pasang (Suci, 2017). Ciri-ciri
umum serangga adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang
beruas, tubuhnya yang terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh
zat kitin sehingga merupakan eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas tersebut
ada bagian yang tidak berkitin, sehingga mudah untuk digerakkan. Sistem
saraf tangga tali, rongga pada serangga dewasa bentuknya kecil dan
merupakan suatu rongga yang berisi darah (Hadi, 2009).
Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian
yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Sesungguhnya
serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11
ruas membentuk abdomen serangga dapat dibedakan dari anggota
Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki (Hadi, 2009).
Bentuk umum kepala serangga berupa struktur seperti kotak. Pada
kepala terdapat alat mulut, antena, mata majemuk, dan mata tunggal
(osellus). Serangga mempunyai sepasang antena yang terletak pada kepala
dan biasanya tampak seperti "benang" memanjang. Antena merupakan
vi

organ penerima rangsang, seperti bau, rasa, raba dan panas (Jumar, 200).
Mata pada serangga terdiri dari mata majemuk (compound eyes) dan mata
tunggal (ocelli). Mata tunggal dapat dijumpai pada larva, nimfa, maupun
pada serangga dewasa. Mata majemuk sepasang dijumpai pada serangga
dewasa dengan letak masing-masing pada menampung semua. pandangan
dari berbagai arah. Mata majemuk (mata faset), terdiri atas ribuan
ommatidia (Hadi, 2009).
Toraks dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian dorsal disebut
tergum atau notum, bagian ventral disebut sternum dan bagian lateral
disebut pleuron. Bagian ini terdiri dari tiga segmen yang disebut segmen
toraks depan (protoraks), segmen toraks tengah (mesotoraks) dan segmen
toraks belakang (metatoraks). Pada serangga bersayap, sayap timbul pada
segmen meso dan mesotoraks, dan secara kolektif dua segmen ini disebut
juga sebagai plerotoraks. Protoraks dihubungkan dengan kepala oleh leher
atau serviks. Sayap merupakan bagian tubuh yang membantu serangga
untuk terbang. Sayap terdiri dari dua lapis tipis kutikula yang dihasilkan
oleh sel epidermis yang segera hilang. Pada bagian perut atau abdomen,
terdapat beberapa segmen yang juga menjadi tempat alat kelamin dan alat
pencernaan pada serangga (Idham, 2017).
Berdasarkan ordonya, serangga dapat dibedakan dalam beberapa
jenis, yaitu ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Coleoptera, ordo
Diptera, ordo Lepidoptera, dan ordo Odonata. Ordo Orthoptera yaitu ordo
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (kelompok
holometabola. Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosisi
sempurna adalah luar menjadi larva menjadi pupa dan pupa menjadi imago
(Hansanmuhito, 2006).
Ordo coleoptera, termasuk ke dalam kelompok holometabola
(metamorfosis sempurna). Tahapan dari daur serangga yang mengalami
metamorfosisi sempurna adalah luar menjadi larva menjadi pupa dan pupa
menjadi imago. Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan,
penghisap darah, predator, dan parasitoid. Pada kepala serangga ini
dijumpai adanya antena dan mata majemuk. Ordo ini memiliki
vii

metamorfosis sempurna. Tipe mulut bervariasi, tergantung sub ordonya,


tetapi pada umumnya memiliki tipe penjilat-penghisap. Biasanya hidup di
sampah atau sebagai pemakan daging (Fakhrah, 2016).
Ordo hemiptera merupakan salah satu ordo serangga yang berguna
untuk penyerbukan tanaman, menghasilkan madu dan lilin serta dapat
membunuh serangga yang merugikan tanaman (hama). Hemiptera
memiliki ukuran mata yang besar, sungutnya terdiri dari empat sampai
lima segmen dan biasanya lebih panjang dari kepalanya, tipe mulut
penusuk-penghisap dengan terdapat paruh yang muncul dari bagian
anterior dari kepala (Idham et al., 2022).
Ordo lepidoptera merupakan ordo yang memilki dua pasang sayap,
sayap belakang biasanya sedikit kecil daripada sayap depan. Sayap
ditutupi oleh sisik yang halus dan mudah lepas seperti tepung. Ordo ini
mengalami metamorfosa sempurna karena dalam proses siklus hidupnya
dimulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa (Rosnita et al., 2015). Ordo
odonata adalah serangga yang ukurannya relatif besar dan kebanyakan
serangga golongan ordo odonata ini mempunyai tubuh yang berwarna
indah dan bervariasi. Sebagian besar hidupnya dalam penerbangan (Borror
et al., 1992).
Serangga memiliki ciri khusus hingga disebut sebagai Hexapoda.
Hexapoda merupakan ciri khusus serangga yang memiliki tiga pasang kaki
atau berjumlah enam. Serangga memiliki peran penting dalam bidang
pertanian, seperti peran yang merugikan dan peran yang menguntungkan.
Peran merugikannya yaitu seperti; sebagai fitofag atau pemakan
tumbuhan, sebagai vaktor penyakit atau virus pada tanaman (OPT), dan
sebagai sumber penyakit pada manusia. Peran menguntungkannya yaitu
seperti; sebagai serangga penyerbuk, sebagai decomposer atau pengurai,
sebagai parasitoid dan predator, sebagai bioindikator lingkungan, serta
sebagai bahan-bahan yang berguna bagi manusia (Araz & Nasamsir,
2016).
Klasifikasi capung menurut Nuruddin (2017) adalah:
Kingdom : Animalia
viii

Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Odonata
Klasifikasi kupu-kupu menurut Ilhamdi et al., (2018) adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Klasifikasi ngengat menurut Pracaya (2007) adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Famili : Noctuidae
Ordo : Lepidoptera
Klasifikasi belalang menurut Hamim (2003) adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Famili : Acrididae
Ordo : Orthoptera
Klasifikasi kumbang menurut Ahmad (2016) adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Famili : Carabidae
Ordo : Coleoptera
Klasifikasi lalat menurut Mosokuli (2001) adalah:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Hexapoda
Famili : Muscidae, Sarcophagidae, Challiporidae
Ordo : Diptera
ix

Klasifikasi kepik menurut Hassan (1984) adalah:


Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
x

III. METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Mei 2023. Di Student Center,
Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Bahan dan Alat

Bahan

Capung (Anisoptera). Capung digunakan untuk diamati struktur tubuhnya.


Kupu-kupu (Rhopalocera). Kupu-kupu digunakan untuk diamati struktur
tubuhnya.
Ngengat (Lepidoptera). Ngengat digunakan untuk diamati struktur
tubuhnya.
Belalang (Orthoptera). Belalang digunakan untuk diamati struktur
tubuhnya.
Kumbang (Coleoptera). Kumbang digunakan untuk diamati struktur
tubuhnya.
Lalat (Diptera). Lalat digunakan untuk diamati struktur tubuhnya.
Kepik (Hemiptera). Kepik digunakan untuk diamati struktur tubuhnya.

Alat

Alat tulis. Alat tulis digunakan sebagai alat bantu menggambar hasil
pengamatan.
Laporan sementara. Laporan sementara berfungsi untuk mencatat hasil
kegiatan kerja praktikum.
Pensil warna. Pensil warna untuk mewarnai gambar.
xi

Pelaksanaan Praktikum

1. Siapkan bahan dan alat.


2. Mengamati bagian-bagian serangga.
3. Menggambar serangga serta bagian-bagiannya.
xii

IV.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi capung.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Odonata.
2. Pada bagian kepala:
 Mata tunggal
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menggigit dan mengunyah
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: predator
xiii

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 1 yaitu, capung


termasuk ke dalam ordo Odonata. Pada bagian kepala capung terdapat mata
tunggal terletak diantara mata majemuk yang berfungsi untuk mengenali intensitas
cahaya, mata majemuk terletak pada sisi kanan dan kiri kepala yang berfungsi
untuk mengenali warna dan bentuk, antena terletak pada ujung bagian atas kepala
yang berfungsi untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, dan
mengenali bau atau rasa, serta mulut bertipe menggigit dan mengunyah yang
berfungsi untuk mengggigit dan mengunyah bahan makanan padat. Pada bagian
dada capung terdapat dua pasang sayap bening yang terletak pada sisi kanan dan
kiri dada bagian atas yang berfungsi sebagai alat bantu terbang, serta tiga pasang
kaki yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian bawah yang berfungsi
untuk berdiri dan menangkap mangsanya. Pada bagian perut capung terdapat alat
pencernaan, serta alat perkawinan yang terletak pada ujung perut. Capung juga
memiliki peran yang menguntungkan yaitu sebagai predator.
xiv

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi kupu-kupu.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Lepidoptera.
2. Pada bagian kepala:
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menjilat dan mengisap
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: hewan penyerbukan
6. Peran merugikan: hama

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 2 yaitu, kupu-


kupu termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Pada bagian kepala kupu-kupu
terdapat mata majemuk terletak pada sisi kanan dan kiri kepala yang berfungsi
untuk mengenali warna dan bentuk, antena terletak pada ujung bagian atas kepala
yang berfungsi untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, dan
mengenali bau atau rasa, serta mulut bertipe menjilat dan mengisap yang
berfungsi untuk memakan nektar. Pada bagian dada kupu-kupu terdapat dua
pasang sayap yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang
xv

berfungsi sebagai alat bantu terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi
kanan dan kiri dada bagian bawah yang berfungsi untuk berdiri dan hinggap di
bunga. Pada bagian perut kupu-kupu terdapat alat pencernaan, serta alat
perkawinan yang terletak pada ujung perut. Kupu-kupu memiliki peran yang
menguntungkan yaitu sebagai hewan penyerbukan yang akan membantu proses
penyerbukan. Kupu-kupu juga memiliki peran yang merugikan yaitu sebagai
hama pada saat masih berbentuk larva.
xvi

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi ngengat.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Lepidoptera.
2. Pada bagian kepala:
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menjilat dan mengisap
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: hewan penyerbukan
6. Peran merugikan: hama

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 3 yaitu, ngengat


termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Pada bagian kepala ngengat terdapat mata
majemuk yang terletak pada sisi kanan dan kiri kepala berfungsi untuk mengenali
warna dan bentuk, antena terletak pada ujung bagian atas kepala yang berfungsi
untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, dan mengenali bau
atau rasa, serta mulut bertipe menjilat dan mengisap yang berfungsi untuk
memakan nektar. Pada bagian dada ngengat terdapat dua pasang sayap yang
xvii

terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang berfungsi sebagai alat
bantu terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada
bagian bawah yang berfungsi untuk berdiri dan hinggap di bunga. Pada bagian
perut ngengat terdapat alat pencernaan, serta alat perkawinan yang terletak pada
ujung perut. Ngengat memiliki peran yang menguntungkan yaitu sebagai hewan
penyerbukan yang akan membantu proses penyerbukan. Ngengat juga memiliki
peran yang merugikan yaitu sebagai hama pada saat masih berbentuk larva.
xviii

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi belalang.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Orthoptera.
2. Pada bagian kepala:
 Mata tunggal
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menggigit dan mengunyah
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: predator
6. Peran merugikan: hama daun

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 4 yaitu,


belalang termasuk ke dalam ordo Orhoptera. Pada bagian kepala belalang terdapat
mata tunggal terletak diantara mata majemuk yang berfungsi untuk mengenali
intensitas cahaya, mata majemuk terletak pada sisi kanan dan kiri kepala yang
berfungsi untuk mengenali warna dan bentuk, antena terletak pada ujung bagian
atas kepala yang berfungsi untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu,
getaran, dan mengenali bau atau rasa, serta mulut bertipe menggigit dan
mengunyah yang menggigit dan mengunyah bahan makanan padat. Pada bagian
xix

dada belalang terdapat dua pasang sayap depan dan sayap belakang yang terletak
pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang berfungsi sebagai alat bantu
terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian
bawah yang berfungsi untuk berdiri dan melompat. Pada bagian perut belalang
terdapat alat pencernaan, serta alat perkawinan yang terletak pada ujung perut.
Belalang juga memiliki peran yang menguntungkan yaitu sebagai predator, serta
peran yang merugikan yaitu sebagai hama daun.
xx

Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi kumbang.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Coleoptera.
2. Pada bagian kepala:
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: mengunyah dan mengisap
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: predator
6. Peran merugikan: hama batang dan hama daun

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 5 yaitu,


kumbang termasuk ke dalam ordo Coleoptera. Kumbang memiliki bentuk tubuh
oval atau bulat. Pada bagian kepala kumbang terdapat mata majemuk terletak
pada sisi kanan dan kiri kepala yang berfungsi untuk mengenali warna dan
bentuk, antena terletak pada ujung bagian atas kepala yang berfungsi untuk
mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, dan mengenali bau atau
rasa, serta mulut bertipe mengunyah dan mengisap yang berfungsi untuk
mengunyah bahan makanan padat dan mengisapnya. Pada bagian dada kumbang
terdapat satu pasang sayap bertekstur keras dan satu pasang sayap bening yang
xxi

terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang berfungsi sebagai alat
bantu terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada
bagian bawah yang berfungsi untuk berdiri dan menempel erat pada permukaan.
Pada bagian perut kumbang terdapat alat pencernaan, serta alat perkawinan yang
terletak pada ujung perut. Kumbang memiliki peran yang menguntungkan yaitu
sebagai predator dan juga memiliki peran yang merugikan yaitu sebagai hama
batang dan hama daun.
xxii

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi lalat.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo Diptera.
2. Pada bagian kepala:
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menjilat dan mengisap
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: predator
6. Peran merugikan: hama buah

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 6 yaitu, lalat


termasuk ke dalam ordo Diptera. Pada bagian kepala lalat terdapat mata majemuk
terletak pada sisi kanan dan kiri kepala yang berfungsi untuk mengenali warna
dan bentuk, antena terletak pada ujung bagian atas kepala yang berfungsi untuk
mendeteksi sentuhan, pergerakan udara, suhu, getaran, dan mengenali bau atau
rasa, serta mulut bertipe menjilat dan mengisap yang berfungsi untuk melunakkan
makanan lalu mengisapnya. Pada bagian dada lalat terdapat dua pasang sayap
yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang berfungsi sebagai alat
xxiii

bantu terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada
bagian bawah yang berfungsi untuk berdiri. Pada bagian perut lalat terdapat alat
pencernaan, serta alat perkawinan yang terletak pada ujung perut. Lalat memiliki
peran yang menguntungkan yaitu sebagai predator dan juga memiliki peran yang
merugikan yaitu sebagai hama buah.
xxiv

Tabel 7. Hasil pengamatan morfologi kepik.


Gambar Sketsa

Keterangan
1. Termasuk ordo hemiptera. l
2. Pada bagian kepala:
 Mata majemuk
 Antena
 Mulut: menggigit dan mengunyah
3. Pada bagian dada (toraks):
 Sayap dan kaki
4. Pada bagian perut (abdomen):
 Alat pencernaan dan perkawinan
5. Peran menguntungkan: predator
6. Peran merugikan: hama

Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan pada tabel 7 yaitu, kepik


termasuk ke dalam ordo hemiptera. Kepik memiliki bentuk tubuh seperti perisai.
Pada bagian kepala kepik terdapat mata majemuk terletak pada sisi kanan dan kiri
kepala yang berfungsi untuk mengenali warna dan bentuk, antena terletak pada
ujung bagian atas kepala yang berfungsi untuk mendeteksi sentuhan, pergerakan
udara, suhu, getaran, dan mengenali bau atau rasa, serta mulut bertipe menggigit
xxv

dan mengunyah yang berfungsi menggigit dan mengunyah bahan makanan padat.
Pada bagian dada kepik terdapat satu pasang sayap bertekstur keras dan satu
pasang sayap bening yang terletak pada sisi kanan dan kiri dada bagian atas yang
berfungsi sebagai alat bantu terbang, serta tiga pasang kaki yang terletak pada sisi
kanan dan kiri dada bagian bawah yang berfungsi untuk berdiri dan menempel
pada permukaan. Pada bagian perut kepik terdapat alat pencernaan, serta alat
perkawinan yang terletak pada ujung perut. Kepik memiliki peran yang
menguntungkan yaitu sebagai predator dan juga memiliki peran yang merugikan
yaitu sebagai hama.
xxvi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Serangga (Insecta) adalah jenis (spesies) makhluk hidup yang sering di
jumpai diatas permukaan bumi (darat, laut, udara) dan dominan dalam
filum Arthrophoda. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu kepala, dada dan perut.
2. Serangga memiliki berbagai macam tipe mulut, seperti; tipe mulut
menggigit dan mengunyah, contohnya belalang, capung, dan kepik. Tipe
mulut mengunyah dan mengisap, contohnya kumbang. Tipe mulut menjilat
dan mengisap, contohnya lalat, kupu-kupu, dan ngengat.
3. Berdasarkan ordonya, serangga dapat dibedakan menjadi beberapa ordo,
yaitu; ordo Orthoptera, contohnya belalang. Ordo Hemiptera, contohnya
kepik. Ordo Coleoptera, contohnya kumbang. Ordo Diptera, contohnya
lalat. Ordo Lepidoptera, contohnya kupu-kupu dan ngengat. Ordo
Odonata, contohnya capung.
4. Serangga memiliki peran yang menguntungkan dan peran yang merugikan.
Contoh peran yang menguntungkan yaitu; sebagai hewan penyerbukan,
seperti kupu-kupu dan ngengat. Sebagai predator, seperti belalang,
kumbang, lalat, kepik, dan capung. Contoh peran yang merugikan yaitu
sebagai hama, seperti larva kupu-kupu, larva ngengat, lalat, belalang,
kumbang, dan kepik.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Para praktikan wajib mempelajari morfologi serangga terlebih dahulu agar
tidak terjadi salah pengertian dan bisa langsung memahami penjelasan
xxvii

asisten dosen.
2. Para praktikan wajib memperhatikan penjelasan asisten dosen dengan
seksama agar tidak kebingungan saat melaksanakan praktikum.
xxviii

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T.S. (2016). Kumbang Koksi dan Habitatnya Sebagai Ide Penciptaan
Karya Kriya Kayu. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Institut Seni Indonesia
Surakarta. Surakarta.

Anna, S.S., Darma, B., & Fatimah, Z. (2014). Keanekaragaman jenis serangga di
berbagai tipe lahan sawah. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(4), 1640-
1647.

Araz, M. & Nasamsir. (2016). Serangga dan peranannya dalam bidang pertanian
dan kehidupan. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 18-28.

Borror, D.J., Johnson, N.F., & Triplehorn, C.A. (1992). Pengenalan Pelajaran
Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Deni, E., Jafron, W.H., & Udi, T. (2021). Kelimpahan dan keanekaragaman
serangga pada sawah organic dan konvensional di sekitar Rawaa Pening.
Jurnal Akademika Biologi, 10(1), 17-23.

Esti, R., Syamsul, R., & Marmaini. (2021). Karakteristik morfologi serangga yang
berpotensi sebagai hama pada perkebunan kelapa (Cocos nucifera L) di desa
Tirta Kencana kecamatan Makarti Jaya kabupaten Banyuasin. Jurnal
Indobiosains, 3(2), 39-46.

Fakhrah. (2016). Inventarisasi insekta permukaan tana di Gambpong Krueng


Simpo kecamatan Juli kabupaten Bireuen. Jurnal Pendidikan Almuslim,
4(1), 48-52.

Hadi, U.K. (2009). Pengenalan Arthropoda dan Biologi Serangga. Fakultas


Kedokteran Hewan. Universitas Institut Pertanian Bogor. IPB Press. Bogor.

Hamim, S. (2003). Hama belalang kembara (Locusta Migratoria Manilensis


Meyen): fakta dan analisis ledakan populasi di provinsi Lampung. Jurnal
HPT. Tropika, 3(2), 51-56.

Haryono, Andi, D.R.A.M., & Putra, M.R.T.J. (2021). Identifikasi serangga tanah
di perkebunan Sokemboi Ronting kecamatan Lamba Leda kabupaten
Manggarai Timur. Jurnal Celebes Biodiversitas, 4(2), 47-52.

Hasanmuhito. (2006). Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Penerbit Bumi


Aksara. Jakarta.
xxix

Hassan, S. (1984). Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve Publishing.


Jakarta.

Idham, C. (2017). Keanekaragaman Serangga Aerial pada Perkebunan The


PTPN XII Wonosari Kabupaten Malang. Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Idham, C.R., Manap, T., & Dirham. (2022). Survey for hymenopteran parasitoids
forest stand and rice field area. Jurnal Biologi Tropis, 22(2), 471-477.

Ilhamdi, L.M., Agil, A.I., & Didik, S. (2018). Kupu-Kupu Taman Wisata Alam
Suranadi. Arga Puji Press. Lombok.

Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Maria, M.A. (2021). Keanekaragaman jenis serangga di berbagai lahan pertanian


kelurahan Maubeli kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya, 13(1), 11-18.

Mosokuli, Y.S. (2001). Lalat Tungau dan Caplak Sebagai Vektor. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Manado.
Manado.

Nuruddin, M. (2017). Keanekaragaman jenis capung (odonata) di Kawasan


taman nasional Sebangau Resort Habaring Hurung Palangka Raya.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Palangka Raya. Palangka Raya.

Pracaya. (2007). Hama dan Penyakit Tanaman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya.
Jakarta.

Rosnita, wildanun, J., Rini, S., & Nurdin, A. (2015). Keanekaragaman kupu-kupu
(Lepidoptera) di Kawasan pegunungan Sawang Ba’u kecamatan Sawang
kabupaten Aceh Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 190-193.

Suci, A.A. (2017). Keanekaragaman Serangga Aerial di Sawah Organik dan


Semiorganik Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim. Malang.

Suheriyanto, D. (2008). Ekologi Serangga. UIN Malang Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai