Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

MORFOLOGI SERANGGA

Oleh:
NAMA : DINA MARIANI
NIM : 2210514220025
KELOMPOK : OLIVE
ASISTEN : YUNI MAULIDA

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL..................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3

III. METODOLOGI.................................................................................. 6

Waktu dan Tempat........................................................................... 6


Bahan dan Alat................................................................................. 6
Bahan.................................................................................... 6
Alat....................................................................................... 6
Pelaksanaan Praktikum.................................................................... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 9

Kesimpulan...................................................................................... 9
Saran................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil pengamatan morfologi capung..................................................... 8

2. Hasil pengamatan morfologi kupu-kupu............................................... 1

3. Hasil pengamatan morfologi ngengat.................................................... 11

4. Hasil pengamatan morfologi belalang................................................... 11

5. Hasil pengamatan morfologi kumbang.................................................. 11

6. Hasil pengamatan morfologi lalat.......................................................... 11

7. Hasil pengamatan morfologi kepik........................................................ 11


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki


keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Keanekaragaman hayati atau
biodiversitas dapat dikatakan sebagai suatu sistem penting dalam kehidupan.
Keanekaragaman hayati ini meliputi berbagai jenis kehidupan yang ada di bumi
secara keseluruhan yang saling bergantung satu sama lain. Ketersediaan inang
pada habitatnya dapat mempengaruhi peningkatan jumlah spesies serangga.
Indonesia memiliki iklim tropik sehingga flora dan fauna dapat berkembangbiak
dengan sangat baik. Keanekaragaman hayati adalah hal paling penting bagi
kehidupan, dimana keanekaragaman hayati ini berperan sebagai sarana untuk
mengetahui jika terjadi perubahan spesies dan indikator sistem ekologi (Rahayu,
2021).
Serangga memiliki peranan yang cukup penting dalam ekosistem. Peranan
serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai polinator, dekomposer,
predator dan parasitoid. Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada
tanaman dan kerusakan tersebut menyebabkan kerugian ekonomi karena dapat
menurunkan kwalitas dan kwantitas produksi tanaman. Hama terdapat beberapa
jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), molusca (bekicot, keong), rodenta
(tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat
memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive. Namun serangan
hama umumnya tidak memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut
sebagai vektor penyakit (Marmaini, 2021).
Serangga juga bisa disebut sebagai hama yang dapat menjadi salah satu
faktor penyebab kerusakan pada budidaya tanaman kelapa, hama dapat
menyerang tanaman kelapa mulai dari pembibitan sampai tanaman menghasilkan
buah. Akibat dari serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan produksi
bahkan kematian pada tanaman kelapa. Penyebaran serangga dibatasi oleh faktor-
faktor ekologi dan geologi yang sesuai sehingga terjadi perbedaan keragaman
jenis serangga.
2

Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan musim, iklim, jenis


makanannya dan ketinggian tempat (Rahayu, 2021).
Serangga memiliki karakteristik atau morfologi seperti tipe-tipe kepala dan
mulut, yang dapat disesuaikan dengan habitatnya sehingga serangga dapat hidup
diberbagai tipe habitat, salah satu habitat ialah perkebunan kelapa. Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang cukup disukai oleh serangga untuk dijadikan
sebagai habitatnya, baik serangga yang bersifat menguntungkan ataupun serangga
yang bersifat merugikan. Salah satu serangga yang bersifat merugikan
diantaranya adalah tungau, kumbang, serta jenis-jenis serangga lainnya, serangga
yang menguntungkan adalah belalang sembah sebagai predator atau pemangsa
serangga yang merusak tanaman kelapa seperti ngengat, kupu-kupu, kutu daun,
lalat dan belalang (Rizal, 2021).

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum morfologi serangga adalah sebagai berikut :


1. Mengenali berbagai macam bangsa serangga.
2. Mengetahui morfologi serangga.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi.


Sebagian besar spesies serangga memiliki manfaat bagi manusia. Sebanyak
1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies
baru di temukan hampir setiap tahun. Tinggi nya jumlah serangga dikarenakan
serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat
yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan
diri dari musuhnya. Keberadaan serangga pada suatu tempat dapat menjadi
indikator biodiversitas kesehatan ekosistem dan degradasi landscape. Peranan
serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai polinator, predator dan
parasitoid (Herawani, 2022).
Serangga disebut juga Insekta (insect) berasal dari Bahasa yunani yaitu
dari kata in yang artinya dalam dan sect artinya potongan, kalau di terjemahkan
memiliki arti potongan tubuh atau segmentasi. Atrhopoda memiliki tubuh yang
dibagi menjadi bersegmen-segmen, yang masing-masing segmen terdapat tungkai
bersendi. Pada seluruh tubuh dan anggota badan ditutupi oleh kutikula yang
mengeras pada bagian exoskeleton, tapi tetap fleksibel tidak menghalangi
pergerakannya. Sedangkan secara anatomi tubuh serangga terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kepala, toraks dan abdomen. Serangga merupakan hewan
berkontruksi khusus yang memiliki rangka di luar tubuh, serangga bernapas
melalui lubang kecil pada dinding tubuh dan memiliki organ sensori dibagian
sungut bahkan ada beberapa jenis serangga memiliki organ sensor pada bagian
kaki dan pada bagian perut (Herawani, 2022).
Serangga disebut juga hexapoda (hewan berkaki enam), merupakan kelas
besar dari filum Arthropoda, yang beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies
mempunyai kelompok diseluruh penjuru dunia. Bentuk tubuh serangga
menyerupai silinder yang beraneka ragam, dengan kulit yang keras sebagai
pelindung dan memberi bentuk tubuh (kerangka luar). Pada bagian kepala
terdapat mulut dan sepasang antena, sedangkan pada toraks terletak tiga pasang
tungkai dan sayap. Aspek susunan bagian-bagian tubuh serupa ini sudah khas
pada insekta, oleh karena itu dinamakan juga hexapoda (hewan berkaki enam)
(Fakhrah, 2016).
5

Hexapoda berasal dari kata Yunani, hexa yang berarti enam dan podos
ialah kaki. Hexapoda artinya suatu binatang Arthopoda yang berkaki enam yang
sehari-hari kita kenal sebagai Serangga. Ciri khusus serangga adalah tubuhnya
terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu, kepala (Caput), dada (Thorax) dan Perut
(Abdomen). Kepala mempunyai sepasang antena, dada mempunyai tiga pasang
tungkai dan satu atau dua pasang sayap atau tidak bersayap. Kaki dan sayap dapat
hilang sesuai dengan kehidupan dan evolusi serangga khusus (Agus, 2018).
Kepala serangga berbentuk kapsul mempunyai beberapa sklerit dan
menjadi keras. Bagian-bagian kepala yaitu Front, Clypeus, Vertex, Occiput, Gena
dan post gena, Ocelli, mata majemuk, antena dan alat mulut. Alat mulut tersebut
terdiri dari Labrum, Labium, Maksi1a, Mandibel, Palpus Maksilaris dan Palpus
Labialis. Berdasarkan letak alat mulut pada kepala, type kepala serangga dapat
dibedakan :
 Type Hipognatus : alat mulut terletak di bagian ventral dari kepala,
contohnya : belalang (Orthoptera)
 Type Prognatus : alat mulut terletak di bagian anterior dari kepala,
contohnya : beberapa jenis kumbang (Coleoptera) dan Kepik (Hemiptera).
 Type Episthognatus : alat mulut terletak di bagian ventral kepala tetapi
mengarah ke belakang, contohnya : wereng, kutu daun dan tonggeret
(Homoptera).
Thorax dihubungkan dengan kepala oleh daerah leher yang menyempit
dan bersifat membran. Daerah ini terdiri dari tiga macam segmen yaitu,
prothorax, mesothorax, dan sayap belakang terletak pada metathorax, sayap
belakang Diptera mengalami modifikasi membentuk Halter. Pada dasarnya setiap
segmen dibagi. menjadi daerah dorsal yang disebut Tergum atau Notum, daerah
ventral yang disebut Sternum, dan daerah lateral yang disebut Pleura. Prothorax
dan sebagian mesothorak belalang tertutup oleh semacam lembaran yang disebut
Pronotum. Mesothorax dan Metathorax menjadi satu membentuk bandunan
kompak yang disebut Pterothorax (Agus, 2018).
Tergum di bagi menjadi tiga sklerit. yaitu prescutum, scutum, dan
scutellum. Pleura terdiri dari dua sklerit yaitu sklerit yang dibatasi oleh suture
6

serong, bagian anterior disebut Episternum dan bagian posterior disebut


Epimeron. Tungkai serangga beruas-ruas, terdiri dari beberapa bagian yaitu
koksa, trokanter, femur, tibia, tarsus, pretarsus, arolium dan claw (cak.ar). Bentuk
kaki serangga mengalami modifikasi sesuai dengan kehidupannya (Agus, 2018).
Sayap merupakan pertumbuhan keluar dari integumen tubuh, kebanyakan
mempunyai pembuluh vena. Pada dasarnva terdapat pembuluh vena longitudinal
dari pembuluh vena menyilang (cross). Abdomen terdiri dari 10 - 11 segmen,
pada segmen pertama terdapat Timphauum (Alat Pendengar). Setiap seqmen
mempunyai spiraltel (stigma) ruas-ruas ujung belalang betina mengalami
modifikasi menjadi alat genetalia yang disebut Ovipositor (Agus, 2018).
Capung merupakan salah satu serangga predator, baik dewasa maupun
dalam bentuk nimfa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain
termasuk serangga hama tanaman padi seperti, Chilo sp (penggerek batang padi),
Nilaparvata lugens (wereng coklat), Leptocorisa acuta (walang sangit). Capung
memegang peranan yang sangat penting pada ekosistem persawahan. Disamping
itu juga, bagi manusia capung juga memiliki peranan penting yaitu sebagai
indikator pemantauan kualitas air disekitar lingkungan hidup. Nimfa capung pada
air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya tidak akan bisa
hidup, jadi keberadaan capung secara tidak langsung dapat menandakan perairan
sekitarnya masih bersih (Yudiawati, 2020).
Menurut Kartika (2020), capung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Ghomphidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum sp.
Kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus
dijaga kelestariannya. Kupu-kupu memiliki nilai penting bagi manusia maupun
lingkungan antara lain, nilai ekonomi, ekologi, estetika, pendidikan, konservasi
7

dan budaya. Dari perkiraan 17.500 jenis kupu-kupu di dunia, tak kurang dari
1.600 jenis diantaranya tersebar di Indonesia. Keadaan alam Indonesia dengan
iklim tropik menjadi habitat yang cocok bagi perkembangan berbagai spesies
kupu-kupu, yang diperkirakan sekitar 4.000-5.000 spesies, namun sampai saat ini
baru sekitar setengahnya yang sudah diketahui spesiesnya (Lestari, 2018).
Menurut Ruslan (2021), kupu-kupu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Danaus
Spesies : D. plexippus
Ngengat merupakan anggota Ordo Lepidoptera yang paling besar, hampir
menempati 90 % dibanndingkan dengan kupu-kupu yang hanya terdapat 10 % di
dunia. Jumlah ngengat yang sangat besar ini maka sangat menarik untuk
dipelajari spesies dan pakannya. Kupu-kupu malam atau ngengat merupakan
serangga yang memiliki dua pasang sayap dan alat penghisap makanan yang
berupa probocis atau belalai yang menggulung, kecuali kupu malam primitif ciri
tersebut tidak berlaku karena memiliki alat mulut untuk mengunyah seperti nenek
moyang sebelum evolusi pada Famili Micropterigidae dan Agathipathidae dan ada
yang tidak memiliki keduanya yaitu Famili Lymantridae dan Saturnidae
(Kamaludin, 2013).
Menurut Rahmawati (2013), ngengat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Spingidae
Genus : Daphanis
8

Spesies : Daphanis sp.


Belalang adalah kelompok yang berasal dari kelas insekta. Belalang
mempunyai banyak peran penting, salah satu nya ialah memeliki peran dalam
menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Di alam belalang berperan sebagai
pemangsa pemakan bangkai, pengurai material organik nabati dan hewani,
pemakan bagian tumbuhan hidup dan mati dan musuh alami dari berbagai jenis
serangga lainnya. Terdapat beberapa jenis belalang yang dikenal di indonesia,
seperi belalang kayu (Valanga nigricornis), belalang sembah (Hierodula vitrea),
belalang ranting (Phobaeticus chani), belalang daun (Phyllium fulchrifolium).
Belalang dan kerabatnya hidup di berbagai tipe lingkungan atau ekosistem antara
lain hutan, semak belukar, lingkungan perumahan, lahan pertanian,dan sebagainya
(Maharani, 2022).
Menurut Mutiara (2020), belalang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga sp.
Kumbang antena panjang atau disebut juga dengan kumbang cerambicyd
merupakan serangga dari Famili Cerambycidae yang memiliki morfologi unik.
Keunikan ini dilihat dari ukuran antena yang melebihi dari ukuran panjang
tubuhnya. Sehingga kumbang tersebut merupakan kumbang yang terkenal dalam
Ordo Coleoptera. Selain itu keberadaan kumbang antena panjang di suatu habitat
hutan sangatlah penting (Chahyadi, 2021).
Menurut Chahyadi (2021), kumbang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
9

Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Orryctes
Spesies : O. rhinoceros
Lalat merupakan jenis serangga berordo Diptera. Lalat berordo Diptera
yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu Subordo Cyclorrapha yang memiliki
ciri antena aristaform, memiliki 3 segmen dan terdapat arista dengan palpus 1
segmen. Dalam satu kali siklus hidup, dari telur hingga dewasa membutuhkan
waktu 8 sampai 10 hari pada suhu 300C. Hal ini perlu diperhatikan untuk daerah
tropis, karena lalat berkembangbiak secara cepat dan Indonesia merupakan negara
dengan iklim tropis yang sangat mendukung bagi perkembangan lalat
(Sukmawati, 2019).
Menurut Putri (2015), lalat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica
Kumbang koksi atau kepik adalah jenis serangga yang hidup di alam bebas
dan mudah ditemukan pada daun padi, daun kakao, dan daun cabe. Kumbang
Koksi mempunyai ukuran antara 7-8 mm.1 Kumbang Koksi sering disebut kepik
karena ukuran dan perisainya yang keras, akan tetapi sebenarnya kumbang Koksi
bukanlah dari jenis kepik (hemiptera). Epilachna admirabilis adalah kumbang
Koksi yang tergolong hama dengan ciri-ciri punggung berwarna agak kusam
seperti terlapisi embun tepung dan terdapat titik-titik juga agak kusam (Saktiawan,
2016).
Menurut Saktiawan (2016), kepik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
10

Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Genus : Coccinella
Spesies : Coccinella septempunctata
III. METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 13.30 –
14.50 WITA. Di Ruang Balangkasua, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

Bahan dan Alat

Bahan

Capung (Orthetrum sp.). Capung (Orthetrum sp.) digunakan sebagai


objek pengamatan.
Kupu-kupu (D. plexippus). Kupu-kupu (D. plexippus) digunakan sebagai
objek pengamatan.
Ngengat (Daphanis sp.). Ngengat (Daphanis sp.) yang digunakan sebagai
objek pengamatan.
Belalang (Valanga sp.). Belalang (Valanga sp.) digunakan sebagai objek
pengamatan.
Kumbang (Oryctes rhinoceros). Kumbang (Oryctes rhinoceros)
digunakan sebagai objek pengamatan.
Lalat (Musca domestica). Lalat (Musca domestica) digunakan sebagai
objek pengamatan.
Kepik (Coccinella septempunctata). Kepik (Coccinella septempunctata)
digunakan sebagai objek pengamatan.

Alat

Alat tulis. Alat tulis sebagai media untuk menggambar objek yang telah
diamati.
12

Lembar laporan sementara. Lembar laporan sementara sebagai hasil


sementara yang didapat dalam suatu penelitian dan akan diperbaiki sesuai
kebutuhan penelitian.

Pelaksanaan Praktikum

1. Siapkan bahan dan alat.


2. Mengamati bagian-bagian serangga.
3. Menggambar serangga serta bagian-bagiannya.
13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari praktikum yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi capung


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Odonata
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe menggigit-mengunyah
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen : sebagai alat pencernaan dan perkawinan

Berdasarkan tabel diatas capung termasuk ke dalam Ordo Odonata.


Capung memiliki tiga bagian utama yaitu kepala, toraks/dada dan abdomen/perut.
Kepala serangga Odonata memiliki beberapa ciri khas, seperti mulut yang
14

berbentuk menggigit-mengunyah, sepasang antenna yang digunakan untuk


merasakan rangsangan dan mataa majemuk yang memungkinkan mereka
memiliki penglihatan yang baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu
protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya kaki depan. Mesotoraks mengandung kaki
tengah dan sayap depan. Sementara metatoraks berperan sebagai tempat
melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau abdomen pada capung
berfungsi sebagai organ pencernaan dan perkawinan. Di dalam perut terdapat
organ-organ penting seperti saluran pencernaan dan sistem reproduksi. Pada
serangga jantan, beberapa segmen perut dapat mengandung alat kelamin yang
digunakan dalam proses perkawinan.
Capung termasuk serangga yang memiliki siklus hidup yang menarik.
Mereka mengalami metamorfosis tidak sempurna, di mana telur menetas menjadi
nimfa yang hidup di air dan mirip dengan capung dewasa, tetapi tanpa sayap yang
berkembang sepenuhnya. Nimfa kemudian mengalami serangkaian perubahan dan
tahap molting sebelum akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa yang
memiliki sayap yang kuat.
15

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi kupu-kupu

Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Lepidoptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe penghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan

Berdasarkan tabel diatas kupu-kupu termasuk ke dalam ordo Lepidoptera.


Kupu-kupu memiliki tiga bagian utama yaitu, kepala, dada (toraks) dan perut
16

(abdomen). Kepala serangga Lepidoptera memiliki beberapa karakteristik khusus,


antara lain mulut yang berbentuk penghisap yang digunakan untuk mengisap
nektar atau cairan lainnya, sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan lingkungan, dan mata majemuk yang memberikan penglihatan yang
baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya kaki depan. Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan,
yang merupakan organ pergerakan dan terbang serangga ini. Metatoraks berperan
sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau
abdomen pada serangga Lepidoptera umumnya memiliki struktur yang lembek
atau lunak.
17

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi ngengat


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Lepidoptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe penghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan

Berdasarkan tabel diatas ngengat termasuk ke dalam ordo Lepidoptera.


Kupu-kupu memiliki tiga bagian utama yaitu, kepala, dada (toraks) dan perut
(abdomen). Kepala serangga Lepidoptera memiliki beberapa karakteristik khusus,
18

antara lain mulut yang berbentuk penghisap yang digunakan untuk mengisap
nektar atau cairan lainnya, sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan lingkungan, dan mata majemuk yang memberikan penglihatan yang
baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya kaki depan. Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan,
yang merupakan organ pergerakan dan terbang serangga ini. Metatoraks berperan
sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau
abdomen pada serangga Lepidoptera umumnya memiliki struktur yang lembek
atau lunak.
19

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi belalang


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Orthoptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe menjilat-mengunyah
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (bagian kaki depan)
- Mesotoraks (kaki tengah sampai menempelnya sayap depan)
- Metatoraks (kaki belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan

Berdasarkan tabel diatas belalang termasuk ke dalam ordo Orthoptera.


Belalang memiliki tiga bagian yaitu, kelapa, dada (toraks) dan perut (abdomen).
20

Kepala pada serangga Orthoptera memiliki beberapa karakteristik khas, seperti


mulut yang berbentuk menjilat-mengunyah. Mulut ini memungkinkan serangga
ini untuk mengunyah dan menghisap makanan yang mereka konsumsi. Selain itu,
kepala juga dilengkapi dengan sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan lingkungan, serta mata majemuk yang memberikan penglihatan yang
baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang menopang kaki depan
serangga. Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan, yang
memungkinkan serangga ini untuk melompat dan terbang. Metatoraks berperan
sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau
abdomen pada serangga Orthoptera biasanya memiliki struktur yang lembek atau
lunak.
21

Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi kumbang


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Coleoptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe menggerek
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
22

Berdasarkan tabel diatas kumbang termasuk ke dalam ordo Coleoptera. Kumbang


memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, dada
(toraks), dan perut (abdomen). Kepala pada serangga Coleoptera memiliki
beberapa karakteristik khas. Mulut serangga ini memiliki tipe menggerek yang
memungkinkan mereka untuk menggerek dan mengunyah makanan. Kepala juga
dilengkapi dengan sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan rangsangan
lingkungan, serta mata majemuk yang memberikan penglihatan yang baik. Dada
atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks.
Protoraks merupakan bagian depan yang menopang kaki depan serangga.
Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan, yang memungkinkan
serangga ini untuk bergerak dan terbang. Metatoraks berperan sebagai tempat
melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau abdomen pada
serangga Coleoptera umumnya memiliki struktur yang lembek atau lunak. Di
dalam perut terdapat organ-organ penting seperti saluran pencernaan dan sistem
reproduksi.
23

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi lalat


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Diptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe menjilat dan menghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
24

Berdasarkan tabel diatas kumbang termasuk ke dalam ordo Diptera. Lalat


memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian utama. Lalat memiliki tubuh
yang terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu, kepala, dada (toraks) dan perut
(abdomen). Kepala pada serangga Diptera memiliki beberapa karakteristik khas.
Mulut serangga ini memiliki tipe menjilat dan menghisap, yang memungkinkan
mereka untuk mengambil makanan berupa cairan seperti nektar atau darah.
Kepala juga dilengkapi dengan sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan lingkungan, serta mata majemuk yang memberikan penglihatan yang
baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang menopang kaki depan
serangga. Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan, yang
memungkinkan serangga ini untuk bergerak dan terbang. Metatoraks berperan
sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau
abdomen pada serangga Diptera umumnya memiliki struktur yang lembek atau
lunak. Di dalam perut terdapat organ-organ penting seperti saluran pencernaan
dan sistem reproduksi. Perut berfungsi sebagai tempat pencernaan makanan serta
sebagai organ perkawinan.
25

Tabel 7. Hasil pengamatan morfologi kepik


Gambar Sketsa

Identifikasi
 Ordo Hemiptera
 Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
 Kepala :
- Mulut tipe menusuk-menghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
 Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
 Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
26

- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan

Berdasarkan tabel diatas kepik termasuk ke dalam ordo Hemiptera. Ordo


Hemiptera adalah kelompok serangga yang dikenal dengan sebutan "serangga
bersayap setengah" atau "serangga berbelut-belut". Serangga dalam ordo ini
memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, dada
(toraks), dan perut (abdomen). Kepala pada serangga Hemiptera memiliki
beberapa karakteristik khas. Mulut serangga ini memiliki tipe menusuk-
menghisap, yang memungkinkan mereka untuk menusuk jaringan tumbuhan atau
hewan dan menghisap sari makanan. Kepala juga dilengkapi dengan sepasang
antena yang berfungsi untuk merasakan rangsangan lingkungan, serta mata
majemuk yang memberikan penglihatan yang baik. Dada atau toraks terdiri dari
tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Protoraks merupakan
bagian depan yang menopang kaki depan serangga. Mesotoraks mengandung kaki
tengah dan sayap depan, yang memungkinkan serangga ini untuk bergerak dan
terbang. Metatoraks berperan sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap
belakang. Perut atau abdomen pada serangga Hemiptera umumnya memiliki
struktur yang lembek atau lunak.
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Serangga disebut juga Insekta (insect) berasal dari Bahasa yunani yaitu dari
kata in yang artinya dalam dan sect artinya potongan, kalau di terjemahkan
memiliki arti potongan tubuh atau segmentasi. Atrhopoda memiliki tubuh
yang dibagi menjadi bersegmen-segmen, yang masing-masing segmen terdapat
tungkai bersendi.
2. Serangga disebut juga hexapoda (hewan berkaki enam), merupakan kelas besar
dari filum Arthropoda, yang beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies
mempunyai kelompok diseluruh penjuru dunia.
3. Serangga adalah tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu, kepala
(Caput), dada (Thorax) dan Perut (Abdomen). Kepala mempunyai sepasang
antena, dada mempunyai tiga pasang tungkai dan satu atau dua pasang sayap
atau tidak bersayap.
4. Berdasarkan hasil pengamatan, capung termasuk ordo odonata, kupu-kupu dan
ngengat termasuk ordo lepidoptera, belalang termasuk ordo orthoptera,
kumbang termasuk ordo coleoptera, lalat termasuk ordo diptera dan kepik
termasuk ordo hemiptera.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Pada saat pemaparan materi sudah cukup baik, namun hendaknya menjelaskan
secara lebih detail.
2. Lakukanlah praktikum sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar praktikum
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Chahyadi, E., Fahri, F., & Asrizalni, D. (2021). Inventarisasi dan Karakterisasi
Kumbang Antena Panjang (Cerambycidae) di Hutan Talang Pematang
Pudu Provinsi Riau. Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 87-94.
Fakhrah, F. (2016). Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah Di Gampong Krueng
Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jurnal Pendidikan
Almuslim, 4(1).
Herawani, F. (2022). Identifikasi Keanekaragaman Serangga di Berbagai Tipe
Penggunaan Lahan (Studi Kasus Identifikasi Serangga). Universitas
jambi. Jambi.
Kamaludin, N., Hadi, M., & Rahadian, R. (2013). Keanekeragaman Ngengat di
Wana Wisata Gonoharjo, Limbangan, Kendal, Jawa Tengah. Jurnal
Akademika Biologi, 2(2), 18-26.
Lestari, V. C., Erawan, T. S., Melanie, M., Kasmara, H., & Hermawan, W.
(2018). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Familia Nymphalidae dan
Pieridae di Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar
Alam Pananjung Pangandaran. Agrikultura, 29(1), 1-8.
Mutiara, D., & Putri, Y. P. (2020). Morfologi Serangga pada Tanaman Kelapa
(Cocos nucifera L.) Di Desa Tabala Jaya Kecamatam Karang Agung Ilir
Kabupaten Banyuasin. Indobiosains, 2(2), 50-57.
Putri, Y. P. (2015). Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada
Tubuh Lalat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan
Pasar. Jurnal Dampak, 12(2), 79-89.
Rahmawati, E. (2013). Keragaman Jenis Ngengatnocturnal di Taman Nasional
Bantimurung Bulu Saraung, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rahayu, E., Rizal, S., & Marmaini, M. (2021). Karakteristik Morfologi Serangga
yang Berpotensi Sebagai Hama Pada Perkebunan Kelapa (Cocos nucifera
L.) di Desa Tirta Kencana Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten
Banyuasin. Indobiosains, 3(2), 39-46.
Saktiawan, A. T. (2016). Kumbang Koksi dan Habitatnya Sebagai Ide Penciptaan
Karya Kriya Kayu. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Surakarta.
Sukmawati, N. L., Ginandjar, P., & Hestiningsih, R. (2019). Keanekaragaman
Spesies Lalat dan Jenis Bakteri Kontaminan yang dibawa Lalat di Rumah
Pemotongan Unggas (RPU) Semarang Tahun 2018 Diversity of Flies
Species and Types of Contaminant Bacteria Bringing Flies in Poultry
Cutting House (PCH) Semarang 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(1), 252-259.

Anda mungkin juga menyukai