BIOLOGI PERTANIAN
MORFOLOGI SERANGGA
Oleh:
NAMA : DINA MARIANI
NIM : 2210514220025
KELOMPOK : OLIVE
ASISTEN : YUNI MAULIDA
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
Latar Belakang................................................................................. 1
Tujuan.............................................................................................. 2
III. METODOLOGI.................................................................................. 6
Kesimpulan...................................................................................... 9
Saran................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
Tujuan Praktikum
Hexapoda berasal dari kata Yunani, hexa yang berarti enam dan podos
ialah kaki. Hexapoda artinya suatu binatang Arthopoda yang berkaki enam yang
sehari-hari kita kenal sebagai Serangga. Ciri khusus serangga adalah tubuhnya
terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu, kepala (Caput), dada (Thorax) dan Perut
(Abdomen). Kepala mempunyai sepasang antena, dada mempunyai tiga pasang
tungkai dan satu atau dua pasang sayap atau tidak bersayap. Kaki dan sayap dapat
hilang sesuai dengan kehidupan dan evolusi serangga khusus (Agus, 2018).
Kepala serangga berbentuk kapsul mempunyai beberapa sklerit dan
menjadi keras. Bagian-bagian kepala yaitu Front, Clypeus, Vertex, Occiput, Gena
dan post gena, Ocelli, mata majemuk, antena dan alat mulut. Alat mulut tersebut
terdiri dari Labrum, Labium, Maksi1a, Mandibel, Palpus Maksilaris dan Palpus
Labialis. Berdasarkan letak alat mulut pada kepala, type kepala serangga dapat
dibedakan :
Type Hipognatus : alat mulut terletak di bagian ventral dari kepala,
contohnya : belalang (Orthoptera)
Type Prognatus : alat mulut terletak di bagian anterior dari kepala,
contohnya : beberapa jenis kumbang (Coleoptera) dan Kepik (Hemiptera).
Type Episthognatus : alat mulut terletak di bagian ventral kepala tetapi
mengarah ke belakang, contohnya : wereng, kutu daun dan tonggeret
(Homoptera).
Thorax dihubungkan dengan kepala oleh daerah leher yang menyempit
dan bersifat membran. Daerah ini terdiri dari tiga macam segmen yaitu,
prothorax, mesothorax, dan sayap belakang terletak pada metathorax, sayap
belakang Diptera mengalami modifikasi membentuk Halter. Pada dasarnya setiap
segmen dibagi. menjadi daerah dorsal yang disebut Tergum atau Notum, daerah
ventral yang disebut Sternum, dan daerah lateral yang disebut Pleura. Prothorax
dan sebagian mesothorak belalang tertutup oleh semacam lembaran yang disebut
Pronotum. Mesothorax dan Metathorax menjadi satu membentuk bandunan
kompak yang disebut Pterothorax (Agus, 2018).
Tergum di bagi menjadi tiga sklerit. yaitu prescutum, scutum, dan
scutellum. Pleura terdiri dari dua sklerit yaitu sklerit yang dibatasi oleh suture
6
dan budaya. Dari perkiraan 17.500 jenis kupu-kupu di dunia, tak kurang dari
1.600 jenis diantaranya tersebar di Indonesia. Keadaan alam Indonesia dengan
iklim tropik menjadi habitat yang cocok bagi perkembangan berbagai spesies
kupu-kupu, yang diperkirakan sekitar 4.000-5.000 spesies, namun sampai saat ini
baru sekitar setengahnya yang sudah diketahui spesiesnya (Lestari, 2018).
Menurut Ruslan (2021), kupu-kupu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Danaus
Spesies : D. plexippus
Ngengat merupakan anggota Ordo Lepidoptera yang paling besar, hampir
menempati 90 % dibanndingkan dengan kupu-kupu yang hanya terdapat 10 % di
dunia. Jumlah ngengat yang sangat besar ini maka sangat menarik untuk
dipelajari spesies dan pakannya. Kupu-kupu malam atau ngengat merupakan
serangga yang memiliki dua pasang sayap dan alat penghisap makanan yang
berupa probocis atau belalai yang menggulung, kecuali kupu malam primitif ciri
tersebut tidak berlaku karena memiliki alat mulut untuk mengunyah seperti nenek
moyang sebelum evolusi pada Famili Micropterigidae dan Agathipathidae dan ada
yang tidak memiliki keduanya yaitu Famili Lymantridae dan Saturnidae
(Kamaludin, 2013).
Menurut Rahmawati (2013), ngengat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Spingidae
Genus : Daphanis
8
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Orryctes
Spesies : O. rhinoceros
Lalat merupakan jenis serangga berordo Diptera. Lalat berordo Diptera
yang banyak ditemukan di Indonesia yaitu Subordo Cyclorrapha yang memiliki
ciri antena aristaform, memiliki 3 segmen dan terdapat arista dengan palpus 1
segmen. Dalam satu kali siklus hidup, dari telur hingga dewasa membutuhkan
waktu 8 sampai 10 hari pada suhu 300C. Hal ini perlu diperhatikan untuk daerah
tropis, karena lalat berkembangbiak secara cepat dan Indonesia merupakan negara
dengan iklim tropis yang sangat mendukung bagi perkembangan lalat
(Sukmawati, 2019).
Menurut Putri (2015), lalat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica
Kumbang koksi atau kepik adalah jenis serangga yang hidup di alam bebas
dan mudah ditemukan pada daun padi, daun kakao, dan daun cabe. Kumbang
Koksi mempunyai ukuran antara 7-8 mm.1 Kumbang Koksi sering disebut kepik
karena ukuran dan perisainya yang keras, akan tetapi sebenarnya kumbang Koksi
bukanlah dari jenis kepik (hemiptera). Epilachna admirabilis adalah kumbang
Koksi yang tergolong hama dengan ciri-ciri punggung berwarna agak kusam
seperti terlapisi embun tepung dan terdapat titik-titik juga agak kusam (Saktiawan,
2016).
Menurut Saktiawan (2016), kepik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
10
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinellidae
Genus : Coccinella
Spesies : Coccinella septempunctata
III. METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Juni 2023 pukul 13.30 –
14.50 WITA. Di Ruang Balangkasua, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
Bahan
Alat
Alat tulis. Alat tulis sebagai media untuk menggambar objek yang telah
diamati.
12
Pelaksanaan Praktikum
Hasil dari praktikum yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :
Identifikasi
Ordo Odonata
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe menggigit-mengunyah
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen : sebagai alat pencernaan dan perkawinan
Gambar Sketsa
Identifikasi
Ordo Lepidoptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe penghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
Identifikasi
Ordo Lepidoptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe penghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
antara lain mulut yang berbentuk penghisap yang digunakan untuk mengisap
nektar atau cairan lainnya, sepasang antena yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan lingkungan, dan mata majemuk yang memberikan penglihatan yang
baik. Dada atau toraks terdiri dari tiga bagian, yaitu protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Protoraks merupakan bagian depan yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya kaki depan. Mesotoraks mengandung kaki tengah dan sayap depan,
yang merupakan organ pergerakan dan terbang serangga ini. Metatoraks berperan
sebagai tempat melekatnya kaki belakang dan sayap belakang. Perut atau
abdomen pada serangga Lepidoptera umumnya memiliki struktur yang lembek
atau lunak.
19
Identifikasi
Ordo Orthoptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe menjilat-mengunyah
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (bagian kaki depan)
- Mesotoraks (kaki tengah sampai menempelnya sayap depan)
- Metatoraks (kaki belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
Identifikasi
Ordo Coleoptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe menggerek
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
22
Identifikasi
Ordo Diptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe menjilat dan menghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
- Sebagai alat pencernaan dan perkawinan
24
Identifikasi
Ordo Hemiptera
Terbagi 3 bagian yaitu, kepala, dada dan perut
Kepala :
- Mulut tipe menusuk-menghisap
- Sepasang antena
- Mata majemuk
Dada atau toraks :
- Protoraks (kaki depan bagian pertama)
- Mesotoraks (kaki tengah dan sayap depan)
- Metatoraks (kaki bagian belakang dan sayap belakang)
Perut atau abdomen :
- Di bagian lembek atau lunak
26
Kesimpulan
Saran
Chahyadi, E., Fahri, F., & Asrizalni, D. (2021). Inventarisasi dan Karakterisasi
Kumbang Antena Panjang (Cerambycidae) di Hutan Talang Pematang
Pudu Provinsi Riau. Bio-Lectura: Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 87-94.
Fakhrah, F. (2016). Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah Di Gampong Krueng
Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jurnal Pendidikan
Almuslim, 4(1).
Herawani, F. (2022). Identifikasi Keanekaragaman Serangga di Berbagai Tipe
Penggunaan Lahan (Studi Kasus Identifikasi Serangga). Universitas
jambi. Jambi.
Kamaludin, N., Hadi, M., & Rahadian, R. (2013). Keanekeragaman Ngengat di
Wana Wisata Gonoharjo, Limbangan, Kendal, Jawa Tengah. Jurnal
Akademika Biologi, 2(2), 18-26.
Lestari, V. C., Erawan, T. S., Melanie, M., Kasmara, H., & Hermawan, W.
(2018). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Familia Nymphalidae dan
Pieridae di Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar
Alam Pananjung Pangandaran. Agrikultura, 29(1), 1-8.
Mutiara, D., & Putri, Y. P. (2020). Morfologi Serangga pada Tanaman Kelapa
(Cocos nucifera L.) Di Desa Tabala Jaya Kecamatam Karang Agung Ilir
Kabupaten Banyuasin. Indobiosains, 2(2), 50-57.
Putri, Y. P. (2015). Keanekaragaman Spesies Lalat (Diptera) dan Bakteri pada
Tubuh Lalat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan
Pasar. Jurnal Dampak, 12(2), 79-89.
Rahmawati, E. (2013). Keragaman Jenis Ngengatnocturnal di Taman Nasional
Bantimurung Bulu Saraung, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rahayu, E., Rizal, S., & Marmaini, M. (2021). Karakteristik Morfologi Serangga
yang Berpotensi Sebagai Hama Pada Perkebunan Kelapa (Cocos nucifera
L.) di Desa Tirta Kencana Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten
Banyuasin. Indobiosains, 3(2), 39-46.
Saktiawan, A. T. (2016). Kumbang Koksi dan Habitatnya Sebagai Ide Penciptaan
Karya Kriya Kayu. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Surakarta.
Sukmawati, N. L., Ginandjar, P., & Hestiningsih, R. (2019). Keanekaragaman
Spesies Lalat dan Jenis Bakteri Kontaminan yang dibawa Lalat di Rumah
Pemotongan Unggas (RPU) Semarang Tahun 2018 Diversity of Flies
Species and Types of Contaminant Bacteria Bringing Flies in Poultry
Cutting House (PCH) Semarang 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(1), 252-259.