Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKOLOGI SERANGGA
SERANGGA POLINATOR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Tanah
Yang Diampu Oleh Dosen Pak Dr. Amirullah, M.Si.

OLEH

WA ODE RISKA YULIANI F1D1 20 015

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan

kemampuan kepada penulis dalam menyusun makalah ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan tepat pada waktunya.

Tidak menutup kemungkinan bahwa penulisan makalah ini banyak

terdapat kekurangan yang mendasar disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan

penulis, dimana penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan bekal ilmu

pengetahuan yang penulis miliki untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Kendari, 7 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2
D. Manfaat.....................................................................................................…2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definisi Serangga.......................................................................................3
B. Serangga Polinator...................................................................................4
C. Peran Serangga Polinator........................................................................7
D. Faktor yang Mempengaruhi Serangga...................................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................8


A. Kesimpulan…............................................................................................8
B. Saran…......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga merupakan anggota dari filum Arthropoda berukuran kecil

hingga sedang yang banyak ditemukan pada lahan pertanian. Banyaknya

keanekaragaman serangga dalam suatu lahan pertanian memberikan dampak

positif maupun negatif. Dampak negatifnya dapat merusak tanaman sehingga

menurunnya tingkat kesuburan dan produktivitas hasil panen tanaman, sedangkan

dampak positif serangga yakni sebagai musuh alami pada hama, sebagai

bioindikator dan serangga penyerbuk pada tanaman.

Serangga yang beragam dapat berperan sebagai fitofag, predator, polinator

dan serangga yang hanya singgah sementara pada tamanan. Dari banyaknya

keberagaman, salah satu organisme serangga dapat berstatus hama pada tanaman.

Maka diperlukan upaya menyeimbangkan ekosistem dengan dikelolanya serangga

yang berperan sebagai musuh alami dan penyerbuk di sekitar ekosistem tanaman.

Menurut Soesanthy (2011:222), keberadaan serangga penyerbuk dapat mendorong

pertanaman agar melakukan penyerbukan guna meningkatkan keberhasilan

produktivitas suatu tanaman.

Keberagaman jenis serangga di lahan pertanian adalah permasalahan umum

yang dihadapi oleh para petani yang membudidayakan tanaman. Banyak petani

yang menggunakan cara instan yaitu menggunakan insektisida untuk membunuh

hama. Bukan hanya keanekaragaman serangga yang terusik, namun dapat

menyebabkan meledaknya hama baru, hama menjadi kebal, pencemaran


lingkungan dan terbunuhnya musuh alami (Latip, et al., 2015:134). Kehilangan

hasil panen adalah hal yang merugikan bagi petani, terkhususnya petani kecil.

Akan tetapi, apabila populasi serangga polinator rendah dapat mengakibatkan

tingkat kerugian rendah dan populasi serangga tinggi mengakibatkan tingkat

kerugian tinggi pula.

Serangga hama yang menyerang berbagai tanaman budidaya menyebabkan

hasil panen menjadi minim dan kualitas tanaman yang di panen kurang sesuai

dengan yang diharapkan karena cara instan tak kunjung menjadi solusi alternatif

untuk membasmi hama (Muliani, et al., 2017:2). Adanya bantuan serangga

polinator untuk para petani awam yaitu petani dapat mengetahui peranan serangga

yang berasosiasi menjadi serangga penyerbuk. Serangga tersebut dapat membantu

proses penyerbukan tanaman sehingga dapat meningkatkan produkivitas hasil

pertanian. Serangga polinator sangat menyukai bunga yang terang, mencolok dan

berbau.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu serangga?

2. Apa itu serangga pollinator?

3. Apa peran serangga pollinator?

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan serangga?


C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu serangga

2. Umtuk mengetahui serangga pollinator

3. Untuk mengetahui peran serangga pollinator

4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan serangga

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang didapatkan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui apa itu serangga

2. Dapat mengetahui serangga pollinator

3. Dapat mengetahui peran serangga pollinator

4. Dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan serangga


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Serangga

Serangga merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri kaki

enam (heksapoda), badannya tersusun atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan

abdomen. Ciri-ciri lain yang dimiliki serangga yaitu memilki apendik atau alat

tambahan yang berruas, tubuhnya bilateral simetris dan terlindungi oleh sat kitin,

dan sistem saraf berupa saraf tangga tali, kepala memiliki sepasang antenna, kaki

terdiri dari 3 pasang dan terdapat 1 atau 2 pasang sayap (Hadi, 2009).

Serangga sangat dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir

80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Sebanyak 1.413.000 spesies telah

berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan

hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil

dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,

kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari

musuhnya (Meilin & Nasamsir, 2016).

Suheriyanto (2005), mengatakan serangga termasuk dalam phylum

Arthropoda. Arthopoda dibagi menjadi 3 sub phylum, yaitu Trilobita,Mandibulata

dan Chelicerata. Sub phylum Trilobita telah punah dan tinggal fosilnya.

Subphylum Mandibulata terbagi menjadi beberapa kelas, salah satunya adalah

kelas serangga. Sub phylum Chelicerata juga terbagi dalam beberapakelas,

diantaranya adalah Arachnida. Peranan serangga dalam ekosistem diantaranya

adalah sebagai pollinator, dekomposer, predator dan parasitoid (Kartikasari, H., et

al 2015).
B. Serangga Polinator

Polinator adalah perantara penyerbukan tanaman. Penyerbukan tanaman

merupakan proses pemindahan serbuk sari dari anther ke stigma. Polinator dibagi

menjadi dua yaitu polinator abiotik seperti angin dan air, serta polinator biotik

yang terdiri dari berbagai jenis hewan.

Serangga pollinator merupakan salah satu layanan jasa ekosistem yang

penting bagi kehidupan manusia maupun lingkungan dan berperan sebesar 35%

penyediaan sumber pangan dunia. Serangga penyerbuk yang sering dijumpai di

lahan pertanian umumnya adalah lebah. Selain lebah, serangga penyerbuk lainnya

yang penting adalah kumbang (Coleoptera), lalat (Diptera), dan kupu-kupu

(Lepidoptera) (Atmowidi, 2008).

Beberapa ciri-ciri dari serangga pollinator adalah memiliki corbicula

(pollen backet) pada kedua tungkai belakang, yaitu family Apidae. Ciri-ciri lain

adalah mempunyai rambut-rambut halus diseluruh tubuhnya yang berfungsi

membawa serbuksari, seperti pada lebah. Rambut-rambut abdomen pada lebah

sosial juga berfungsi membawa serbuksari sampai ke sarang. Salah satu kelompok

yang memiliki jumlah terbesar yang mencapai sekitar 40% dari seluruh jenis

serangga adalah kelompok kumbang (Coleoptera). Anggota kolompok ini

diperkirakan mencapai lebih dari 350.000 jenis yang sudah diketahui namanya,

30.000 jenis ada di Amerika Serikat dan Kanada.

Australia 30.000 jenis, dan diperkirakan sekitar 10% dari jumlah jenis

kumbang dunia yang terdapat di Indonesia (Amirullah, et al 2014). Morfologi


Serangga Pollinator Serangga pollinator lebih didominasi oleh serangga yang

dapat terbang dan beberapa sumber makanannya adalah nectar. Beberapa

serangga daru subkelas Pterygota seperti dari ordo Diptera, Trichoptera,

Lepidotera, Hymenoptera.

C. Peran Serangga Polinator

Serangga pollinator memfasilitasi tumbuhan melakukan proses penyerbukan

silang dengan tumbuhan lain yang masih satu jenis. Serangga juga memiliki

kemampuan menyebarkan biji pada radius yang jauh, sehingga dapat Proses

penyembukan oleh serangga dilakukan pada saat buka sudah mekar. Waktu

serangga pollinator akan melakukan penyerbukan adalah pada saat pagi hari

sampai siang bersamaan dengan serangga keluar dari sarang untuk mencari

makan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mahfudho (2013) tentang serangga

menunjukan pada pengamatan serangga yang dilakukan dengan periode waktu

pagi, siang dan sore. Hasilnya dominasi serangga yang ditemukan adalah pada

periode waktu pagi sampai menjelang siang hari sekitar pukul 06.00 sampai

11.00. Hal tersebut dapat dijadikan acuan waktu untuk melakukan penelitian

tentang serangga pollinator agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tumbuhan

berbunga dengan penyerbuk telah melalui proses evolusi yang berlangsung jutaan

tahun yang lalu. Menurut teori Spengel, setiap spesifikasi dari anatomi dan

fisiologi tanaman selalu diikuti dengan spesifikasi struktur dan tingkah laku

serangga yang mengunjungi bunga untuk melangsungkan penyerbukan. Sekitar


70% dari 250.000 spesies tumbuhan melakukan penyerbukan dengan bantuan

serangga dan 30% adalah tumbuhan penghasil bahan pangan bagi manusia.

Interaksi antara serangga Polinator dengan tumbuhan berbunga merupakan

hubungan yang saling menguntungkan. Dalam interaksi tersebut tumbuhan

menyediakan sumber pakan yaitu serbuk sari dan nektar serta tempat

bereproduksi, sedangkan tumbuhan mendapat keuntungan yaitu terjadinya

penyerbukan. Asosiasi mutualisme antara serangga dengan tumbuhan bervariasi

antar spesies. Bagi tumbuhan, asosiasi dengan serangga berdampak positif,

terutama dengan terjadinya penyerbukan silang. Bagi serangga, asosiasi dengan

tumbuhan memberi keuntungan, yaitu sebagai sumber pakan berupa serbuksari

(pollen) dan nektar

D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangg faktor Internal

1. Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan populasi dipengaruhi dua hal, yaitu penambahan dan

pengurangan jumlah. Pertambahan dikarenakan oleh imigrasi dan kelahiran,

sedangkan pengurangan terjadi karena emigrasi dan kematian.

2. Interaksi antar Spesies

Pada suatu komunitas terjadi suatu interaksi antar spesies yang terbagi

menjadi dua yaitu kompetisi dan pemangsaan. Kompetisi terjadi karena

persaingan terhadap sumber, baik sumber tempat, makanan, unsure hara dan

sinar matahari. Sedangkan pemangsaan mengakibatkan terjadinya pengurangan

jenis dan jumlah pada suatu ekosistem.


Faktor Abiotik

1. Suhu

Serangga memiliki kisaran suhu tertentu untuk hidup dan berkembang,

diluar kisaran itu maka serangga akan mati. Karena suhu memiliki pengaruh

yang besar terhadap proses fisiologis tubuh serangga. Kisaran suhu serangga

yaitu: suhu minimum 15°C, suhu optimum 25°C, dan maksimum 45°C.

2. Kelembaban

Kelembaban disini meliputi kelembaban tanah, udara yang mana menjadi

faktor penting yang akan mempengaruhi distribusi dan perkembangan

serangga.

3. Cahaya

Cahaya merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi aktifitas serangga,

meliputi lama hidup, cara bertelur, berubah arah terbang, karena banyak

seangga yang mempunyai reaksi positif terhadap cahaya.

4. Makanan

Makanan merupakan sumber energi untuk serangga beraktifitas. Apabila

pada suatu ekosistem memiliki kualitas makanan yang baik, maka serangga

juga akan memiliki kualitas baik.

5. Angin
Angin berpengaruh terhadap penguapan badan serangga dalam

penyebaran suatu hama dari tempat satu ke tempat yang lain. Tetapi angin yang

kencang akan membunuh serangga.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Serangga merupakan hewan yang membentuk kelas Insekta adalah invertebrata

dalam filum Artropoda dan subfilum Heksapoda yang memiliki eksoskeleton

berkitin. Bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan

abdomen.

2. Serangga penyerbuk atau serangga polinator adalah jenis serangga yang mampu

membantu proses penyerbukan oleh tumbuhan. Hubungan yang terbentuk

antara tumbuhan dan serangga penyerbuk adalah simbiosis mutualisme. Salah

satu jenis serangga penyerbuk adalah lebah.

3. Polinator adalah serangga-serangga yang membantu 40% penyerbukan

tanaman. Lebah dan tawon (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), lalat

(Diptera), kupu-kupu dan ngengat serta hoverflies atau lalat bunga adalah

serangga yang turut berperan sebagai pollinator

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan pada makalah ini adalah agar kita selalu
menjaga kelestarian dan ekosistem demi berjalannya kehidupan terutama bagi
hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Ariani, C., S. (2014). Keanekaragaman Kumbang Cerambycidae


(Coleoptera) Di Kawasan Gunung Mekongga Desa Tinukari Kecamatan
Wawo Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Biowallacea,
1(1), 16–24.
Atmowidi. (2008). Keanekaragaman Dan Perilaku Kunjungan Serangga
Penyerbuk Serta Pengaruhnya Dalam Pembentukan Biji Tanaman Caisin
(Brassica rapa L.: Brassicaceae). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Hadi, M. (2009). Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartikasari, H., Heddy, Y.B.S., Wicaksono, K. P. (2015). Analisis Biodiversitas
Serangga Di Hutan Kota Malabar Sebagai Urban Ecosystem Services Kota
Malang Pada Musim Pancaroba. Jurnal Produksi Tanaman, 3(8), 623–631
Meilin & Nasamsir. (2016). Serangga Dan Peranannya Dalam Bidang Pertanian
Dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian, 1(1), 18–28.
Suheriyanto, D. (2005). Pengantar Entomologi. Malang: Fakultas Sains dan
Teknologi UIN.

Anda mungkin juga menyukai