Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SERANGGA PEMAKAN DAUN DAN PENGENDALIANNYA

OLEH

KELOMPOK 5

FRANS TANDILOLOK_M011211109
BENIDIKTUS YOGA B.P_M011211088
MUH. FITRA RAMADHAN_M011211065
LEXZY RUNGA’ RANTETANA_M011211026
IKRAR QOLBY FIRDAUZ_M011211243

PRODI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis berharap makalah serangga pemakan daun dan pengendaliannya dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca dan tentunya bagi penulis.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan makalah
ini. Harapan penulis, informasi dan materi yang terdapat dalam laporan Lengkap
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah selanjutnya. Demikian makalah ini dibuat, apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan, ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang diangkat
pada Laporan Lengkap ini, penulis mohon maaf. Penulis menerima kritik dan
saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat laporan yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Pengertian Serangga.................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Serangga Pemakan Daun.......................................................3
2.3 Peran predator alami dan musuh alami serangga pemakan daun dalam
pengendalian populasi serangga hama.....................................................4
2.4 Upaya yang dilakukan dalam pengendalian beberapa spesies serangga
hama.........................................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Serangga ada dimana-mana. Ini adalah suatu pernyataan yang benar karena
dengan cara perhitungan apapun, baik dari segi jenis maupun dari segi jumlah.
Sampai saat ini, lebih dari satu jula species serangga sudah dikenal tetapi tidak
seorang pun tahu ada berapa jumlah sebenarnya yang ada dibum, masih jutaan
jenis serangga yang belum dikenal, terutama serangga dan daerah tropis.

Sebagai organisme yang paling banyak jumlahnya di bumi, tidaklah


mengherankan bahwa serangga dapat ditemukan di hamper semua bagian bumi,
bahkan di tempat yang semula diperkirakan tidak ada serangga yaitu salju di
benua antartika, mata air panas di Amerika ternyata serangga juga masih dapat
ditemukan, dan hanya satu tempat dimana serangga tidak dapat ditemukan yaitu
air laut.

Menggingat jumlahnya yang amat banyak dan ada di mana-mana, jadi sudah
layak serangga amat berperan bagi ekosistem dan bagi keberadaan manusia di
bumi. May Berenbaum menyatakn peran serangga sebagai berikut, "like it or not,
insects are a part of where we have come from, what we are now and what we will
be" Keberrgantungan manusia terhadap serangga merupakan suatu hal yang tak
bisa dipungkin, karena tanpa kita sadari sebagian besar makanan yang kita
makanm sekitar 50% keberadaannya bergantung terhadap serangga dalam proses
penyerbukan. Beberapa contoh kecil dari peran serangga, kedudukan serangga
dalam suatu ekosistem, hubungan serangga dengan manusia dan komplikasi yang

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan serangga?

2. Apa saja jenis-jenis serangga pemakan daun yang umumnya mengancam


tanaman pertanian?
3. Bagaimana peran predator alami dan musuh alami serangga pemakan daun
dalam pengendalian populasi serangga ini?
4. agaimana Upaya yang dilakukan dalam pengendalian beberapa spesies
serangga hama

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:

1. Mengetahui apa aitu serangga


2. Mengetahui jenis-jenis serangga pemakan daun yang umumnya
mengancam tanaman pertanian
3. Mengetahui Bagaimana peran predator alami dan musuh alami serangga
pemakan daun dalam pengendalian populasi serangga hama
4. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengendalian beberapa spesies
serangga hama

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Serangga

Serangga merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri kaki enam


(heksapoda), badannya tersusun atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan
abdomen. Ciri-ciri lain yang dimiliki serangga yaitu memilki apendik atau alat
tambahan yang berruas, tubuhnya bilateral simetris dan terlindungi oleh sat kitin,
dan sistem saraf berupa saraf tangga tali, kepala memiliki sepasang antenna, kaki
terdiri dari 3 pasang dan terdapat 1 atau 2 pasang sayap (Hadi, 2009).
Serangga sangat dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80
persen dari jumlah total hewan di bumi. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil
diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap
tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari
musuhnya (Meilin & Nasamsir, 2016).
Suheriyanto (2005), mengatakan serangga termasuk dalam phylum
Arthropoda. Arthopoda dibagi menjadi 3 sub phylum, yaitu Trilobita,
Mandibulata dan Chelicerata. Sub phylum Trilobita telah punah dan tinggal
fosilnya. Sub phylum Mandibulata terbagi menjadi beberapa kelas, salah satunya
adalah kelas serangga. Sub phylum Chelicerata juga terbagi dalam beberapakelas,
diantaranya adalah Arachnida. Peranan serangga dalam ekosistem diantaranya
adalah sebagai pollinator, dekomposer, predator dan parasitoid (Kartikasari, H., et
al 2015)

2.2. Jenis-Jenis Serangga Pemakan Daun

Hama pemakan daun adalah jenis hama yang merusak tanaman dengan cara
memakan daunnya. Mereka dapat mengurangi produksi tanaman, mengganggu
pertumbuhan, dan bahkan mengancam kelangsungan hidup tanaman tersebut.
Berikut ini beberapa jenis hama pemakan daun yang umum ditemukan:

3
1. Ulat: Ulat adalah larva dari beberapa jenis serangga seperti ngengat dan
kumbang. Mereka sering kali memakan daun dengan cara mengunyah.
Beberapa jenis ulat yang terkenal sebagai hama daun antara lain ulat bulu,
ulat grayak, dan ulat jati.
2. Kumbang: Kumbang dewasa sering kali memakan daun dengan
mengunyah. Larvanya yang dikenal sebagai "ulat kumbang" juga bisa
merusak daun. Contoh kumbang pemakan daun termasuk kumbang daun
jagung, kumbang Colorado pada kentang, dan kumbang bawang.
3. Kutu Daun: Kutu daun adalah serangga kecil yang menghisap cairan
tumbuhan dari daun, batang, dan ranting. Mereka melemahkan tanaman
dengan mengurangi kandungan sari tanaman dan menyebabkan kerusakan
daun seperti keriput dan kuning.
4. Belalang: Belalang dapat merusak tanaman dengan cara mengunyah daun
dan ranting. Beberapa jenis belalang, seperti belalang daun, bisa menjadi
hama serius pada tanaman padi, gandum, dan tanaman lainnya.
5. Kepik: Kepik adalah serangga kecil berbentuk oval yang juga mengunyah
daun. Beberapa spesies kepik, seperti kepik Colorado, adalah hama yang
merusak pada tanaman solanaceous seperti kentang, tomat, dan cabai.
6. Lalat Tanaman: Lalat tanaman, seperti lalat buah, dapat merusak daun
dengan meletakkan telur di bawah permukaan daun atau dengan
menghisap cairan tumbuhan. Larva lalat tanaman kemudian bisa merusak
jaringan daun saat mereka berkembang.
7. Serangga Bersayap Lebar (Lepidoptera): Ini adalah ordo serangga yang
mencakup ngengat dan kupu-kupu. Beberapa anggota ordo ini, seperti
ngengat kubis, ngengat tomat, dan kupu-kupu monark, adalah hama
pemakan daun yang sering ditemui di kebun dan ladang.

2.3. Peran predator alami dan musuh alami serangga pemakan daun dalam
pengendalian populasi serangga hama
Peran predator alami dan musuh alami serangga pemakan daun dalam
pengendalian populasi serangga hama sangat penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan mengurangi kerusakan yang dapat disebabkan oleh

4
serangga hama. Berikut adalah beberapa informasi tentang topik ini beserta
sumber-sumber referensi yang dapat Anda gunakan:

1. Peran Predator Alami:


Predator alami adalah organisme yang memangsa serangga hama. Mereka
membantu mengendalikan populasi serangga hama dengan cara berikut:

a. Pemangsaan Langsung: Predator seperti kumbang predator, laba-laba,


dan burung pemakan serangga secara langsung memangsa serangga
hama, mengurangi jumlahnya.
b. Interaksi Jangka Panjang: Predasi oleh predator alami adalah faktor
yang berkontribusi terhadap regulasi populasi serangga hama dalam
jangka panjang.
c. Meningkatkan Keseimbangan Ekosistem: Mereka membantu menjaga
keseimbangan ekosistem dengan mencegah serangga hama dari
merusak tumbuhan secara berlebihan.

2. Musuh Alami Serangga Pemakan Daun:


Musuh alami serangga pemakan daun adalah organisme yang khususnya
memburu dan mengendalikan serangga yang merusak tanaman daun.
Beberapa contoh musuh alami ini termasuk:
a. Parasitoid: Organisme seperti parasitoid wasp meletakkan telur pada
tubuh serangga hama, dan ketika telur menetas, larva parasitoid akan
memakan dalam tubuh serangga hama, membunuhnya.
b. Mikroba Patogen: Bakteri, virus, dan jamur patogen dapat menginfeksi
dan membunuh serangga hama.
c. Nematoda Entomopatogen: Nematoda khusus yang menginfeksi
serangga hama, mengakibatkan kematian serangga tersebut.

2.4. Upaya yang dilakukan dalam pengendalian beberapa spesies serangga


hama
Untuk mengurangi jumlah serangga yang merugikan manusia, manusia
sudahsejak lama melakukan upaya pengendalian dengan berbagai cara. Cara
yangdilakukan untuk mengendalikan hama dilingkungan pertanian dan
lingkungan pemukiman yang termasuk untuk mengendalikan serangga sebagai
5
vector penyakit pada awalnya dilakukan dengan penggunaan insektisida. Namun
seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan insektisida makin tidak terkendali
dan ternyata telahmemberikan dampak yang tidak diduga sebelumnya yakni
terjadinya resistensiterhadap insektisid, peledakan hama serta sampai ke tahap
kontaminasi lingkungan.Akibat adanya permasalahan ini, timbullah suatu
kebijakan dalam sebuajkonsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT adalah
suatu manipulasiagroekosistem secara komprehensif dengan menggunakan
berbagai strategi secara bijaksana sehingga status hama dapat dikurangi ke tingkat
yang tidak merugikansecara ekonomi dan dampak negative dari strategi yang
digunakan terhadaplingkungan dapat dipekecil. PHT ini sendiri bertujuan bukan
untuk memberantashama, namun mensyaratkan adanya toleransi terhadap
kehadiran serangga untuk jumlah tertentu. Berbagai strategi dalam penggunaan
PHT meliputi :
a. Monitoring
b. Pertambahan jumlah hama
c. Penggunaan insektisida secara bijaksana
d. Penggunaan musuh alami

2.4.1. Pendekatan Fisik atau Mekanik


Beberapa pendekatan yang digunakan dalam pengendalian fisik atau
mekanikadalah serangga secara langsung ditangkap dan dikumpulkan baru
serangga-seranggatersebut dimatikan. Pengendalian serangga secara fisik dapat
dilakukan dengan pengauran pola tanam dan eradikasi tanaman
terserang.Beberapa jenis pengaturan pola tanam antara lain :

a. Penanaman Serempak
b. Pergiliran Tanaman
c. Menanam Varietas Tanah secara Bergiliran

2.4.2 Pendekatan Biologi


Pendekatan lain yang diterapkan dalam pendekatan biologi ini untuk
mengendalikan populasi serangga hama adalah lewat penggunaan musuh alami
yakni predator, parasitoid, bakteri, jamur, pathogen atau nematogen

6
a. Predator
Dalam kehidupan di suatu ekosistem, serangga juga berperan sebagai agen
pengendali hayati, kaitannya dalam predasi. Serangga berperan sebagai
predator bagi mangsanya baik nematoda, protozoa, bahkan sesama serangga
lain. Maherni mengatakan bahwa, wereng batang coklat mempunyai banyak
musuh alami di alamterutama predator, mencapai 19 – 22 famili dan parasitoid
8 – 10 famili. Predator – predator tersebut cocok untuk pengendalian wereng
batang coklat karenakemampuannya memangsa spesies lain (polyfag) sehingga
ketersediaannya di alamtetap terjaga walaupun pada saat populasi wereng
tersebut rendah atau di luar musimtanam. Dari hasil penelitiannya, dapat
diketahui bahwa predator Paradosa pseudoanulata merupakan predator yang
paling efektif dalam menekan populasiwereng batang coklat dan intensitas
serangan terhadap padi. Santoso melaporkan pula bahwa terdapat sejenis lalat
Diatracophaga striatalis (Lalat Jatiroto), dimanalarvanya dapat menyerang dan
memangsa hama penggerek Chilo yang berada dalamlubang tebu dan
menghisap cairan haemolimpnya sampai mati kering. Laba-laba adalah contoh
pemangsa lain yang dikenal secara umum. Beberapa jenis laba-laba membuat
jaring. Laba-laba tersebut menunggu di jaringnyasampai serangga yang
terbang terperangkap. Laba-laba mendekati serangga itudengan cepat,
menggigit dan langsung memakannya. Kadang-kadang menyimpannyauntuk
dimakan kemudian. Beberapa jenis laba-laba lainnya tidak membuat
jaring,tetapi berpindah-pindah dalam kebun untuk memburu mangsa. Hal yang
sama jugadilakukan oleh banyak jenis serangga pemangsa. Serangga tersebut
berburu,membunuh dan memakan serangga lain. Contohnya adalah tawon
kertas. Selain itu,ada juga yang disebut serangga pemangsa telur yang mencari
dan memakan telurhama seperti telur penggulung pucuk. Contohnya adalah
cecopet. Serangga lain yangmerupakan pemangsa termasuk belalang sembah,
kumbang kubah kumbang harimau,kumbang tanah, lalat buas, capung, dan
beberapa macam kepik

b. Parasitoid
Serangga parasitod merupakan serangga yang berperan sebagai
parasitserangga lain. Spalangia endius dan S. nigroaenea serta Pacchyrepoideus
7
vindemiaemerupakan parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat
kandang untukkehidupan larva dan pupanya, sedangkan dewasanya hidup
bebas. Pada kehidupan parasitoid secara umum makanannya berupa nektar dan
haemolim inang. Haemoliminang digunakan dalam pembentukan dan
pematangan telur sedangkan nektardipelukan sejak awal sebagai sumber
energi. Berbeda dengan diptera yang memilikialat penusuk pada proboscisnya,
parasitoid termasuk dalam ordo Hymenopteratidakdapat menembus kulit
puparium.cairan hemolom diperoleh dari rembesan yangkeluar waktu
menusukan ovipositor ke dalam pupa lalat.
Sebagian besar parasitoid adalah anggota dari ordo hymenoptera
meskipun parasitoid juga banyak dari ordo diptera, dan sebagian kecil juga
ditemukan padaordo Stresiptera. Ordo hymenoptera memilki keanekaragaman
yang sangat tinggi,dengan 20.000 – 25.000 spesies, sekitar 80% spesies
parasitoid termasuk dalam ordohymenoptera yang umumnya berlimpah pada
ekosistem daratan. Ada tiga bentuk partenogenesis yang dijumpai pada
parasitoid, yaitu thelyotoky (semua keturunannya betina diploid tanpa induk
jantan), deuterotoky (keturunannya sebagian besar betinadiploid yang tidak
mempunyai induk jantan dan jarang ditemukan jantan haploid),dan arrhenotoky
(keturunan jantan haploid tidak mempunyai induk jantan, danketurunan
betinanya berasal dari induk betina dan jantan (diploid). Parasitoiddianggap
lebih baik daripada pemangsa sebagai agen pengendali hayati. Analisisterhadap
introduksi musuh alami ke Amerika serikat menunjukkan bahwakeberhasilan
penggunaan parasitoid dalam pengendalian hayati mencapai dua kalilebih besar
daripada pemangsa

c. Bakteri
Ada dua contoh jenis bakteri yang telah diguanakan untuk
pengendalianhayati adalah Basillus popiliae dan Basillus thruringiensis
Basillus thruringiensis sangat efektif dalam mengendalikan larva dari
ordoLepidoptera, larva nyamuk, ulat Plutella maculipennis, ulat gerayak dan
ulat penggerek padi. Basillus popiliae digunakan untuk mengendalikan
kumbang jepang ( Popiliae japonica) dan larva Scarabaeidae.

8
d. Jamur
Jamur yang menyerang serangga dikenal dengan sebutan
jamurentomopatogenik. Beberapa jenis jamur yang dipergunakan untuk
mengendalikan populasi serangga antara lain :
1. Untuk mengendalikan wereng coklat sebagai jamur patogennnya
adalah
2. Hirsutela citriformis , Metarhizium anisoplia , dan Bearveria bassiana
3. Untuk mengendalikan populasi kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros)
yangmenyerang pohon dan daun muda kelapa digunakan jamur
Metarhiziumanisopliae
4. Untuk mengendalikan ulat api (Setora nitens) digunakan jamur
5. Paecilomyces fumosa roseus.

e. Virus
Virus dapat digunakan sebagai agen pengendali hama, dan virus
yangdigunakan untuk mengendalikan serangga hama hayati adalah virus dari
golonganPoyhedrosis Virus (PV) dan Granulosis Virus (GV), virus ini dapat
digunakan untukmenyerang ordo Lepidoptera, Hymeptera dan ordo Diptera.
f. Nematoda
Beberapa contoh nematode yang digunakan dalam pengendalian hayati
antaralain :
1. Neoaplectana glaseri yang menyerang kumbang jepang ( Popillia
japonica)
2. Agamermis decaudate dapat digunakan untuk menyerang belalang
danaphids.
2.4.3 Pendekatan Kimia
Dalam pendekatan ini digunakan zat kimia yang lebih dikenal
denganinsektisida (Insekta, serangga dan sida, pembunuh) untuk mengendalikan
populasiserangga hama.Berdasarkan formulasinya, insektisida dapat dibedakan
atas :.
a. Cairan emulsi .
b. Tepung hembus.
c. Tepung yang harus dibasahi.
9
d. Tepung yang dilarutkan dalam air.
e. Butiran.
f. Oil
Berdasarkan cara masuknya, insektisida dapat dibedakan menjadi
insektisidalambung, insektisida kontak, insektisida sistemik dan insektisida
fumigant (gas). Dan berdasarkan susunan kimianya, insektisida dibedakan atas
a. Insektisida Organik SintetikMerupakan insektisida hasil buatan pabrik
dengan melalui proses sintesiskimiawi, dan insektisida organik sintetik ini
dapat dikelompokkan lagimenjadi insektisida yang mengandung senyawa
Organoklorin (OK),Organofosfat (OP), Karbamat dan Piretroid Sintetik
(SP).
b. Insektisida AnorganikMerupakan insektisida yang berasal dari unsur-unsur
alamiah dan tidakmengandung unsure karbon,

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpukan bahwa:

1. Serangga merupakan kelompok hewan yang memiliki ciri-ciri kaki enam


(heksapoda), badannya tersusun atas tiga bagian yaitu caput, thoraks, dan
abdomen. Ciri-ciri lain yang dimiliki serangga yaitu memilki apendik atau alat
tambahan yang berruas, tubuhnya bilateral simetris dan terlindungi oleh sat
kitin, dan sistem saraf berupa saraf tangga tali, kepala memiliki sepasang
antenna, kaki terdiri dari 3 pasang dan terdapat 1 atau 2 pasang sayap

2. Ada beberapa jenis serangga hama pemakan daun, diantaranya ulat, kumbang,
kutu daun, belalang, kepik, lalat tanaman, serangga bersayap lebar,

3. Predator alami adalah organisme yang memangsa serangga hama. Mereka


membantu mengendalikan populasi serangga hama dengan cara pemangsaan
langsung: predator seperti kumbang predator, laba-laba, dan burung pemakan
serangga secara langsung memangsa serangga hama, mengurangi jumlahnya.
dan meningkatkan keseimbangan ekosistem: mereka membantu menjaga
keseimbangan ekosistem dengan mencegah serangga hama dari merusak
tumbuhan secara berlebihan.

4. Ada beberapa upaya yang dilakukan dalam pengendalian beberapa spesies


serangga hama, diantaranya yaitu Pendekatan fisik atau mekanik. Beberapa
pendekatan yang digunakan dalam pengendalian fisik atau mekanik adalah
serangga secara langsung ditangkap dan dikumpulkan baru serangga-serangga
tersebut dimatikan. Pendekatan lain yang diterapkan yaitu pendekatan biologi,
pendekatan ini untuk mengendalikan populasi serangga hama adalah lewat
penggunaan musuh alami yakni predator, parasitoid, bakteri, jamur, pathogen
atau nematogen

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Intan. 2011. Pidato Ilmiah : Adaptasi Serangga dan Dampaknya


terhadapKehidupan Manusia. Bandung : ITB
Anonim. 2011.Peranan Serangga dalam Ekosistem. Diakses
melaluihttp://planthospital.blogspot.com/2011/11/entomologi.html, pada
tanggal 23Februari 2014Manurung, Binari. 2014.
Santoso, M. B. 2007. Predator Musuh Alami yang Berguna. Jurnal Natur
Indonesia6(2): 84-86 ISSN 1410-9379
Palit, Finka Bella, Henny Lieke Rampe, and Marhaenus Rumondor. "Intensitas
Serangan Akibat Hama Pemakan Daun Setelah Aplikasi Ekstrak Daun
Kirinyuh (Chromolaena odorata) Pada Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.)." Jurnal Ilmiah Sains (2019): 99-104.
Yuliadhi, Ketut Ayu, and Putu Sudiarta. "Struktur komunitas hama pemakan daun
kubis dan investigasi musuh alaminya." Jurnal Agrotrop 2.2 (2012): 191-
196.
Dumanauw, Faradilla Cyndy, Henny Lieke Rampe, and Eva Lienneke Baideng.
"Intensitas serangan akibat hama pemakan daun setelah aplikasi ekstrak
daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia (cristm.) Swingle) pada tanaman sawi
(Brassica juncea L.)." Jurnal Ilmiah Sains (2019): 86-92.

12

Anda mungkin juga menyukai