Anda di halaman 1dari 21

BIOMEDIK MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI

“JAMUR”

DISUSUN OLEH :

ILHAM UTOMO (J1A121265)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
meyelesaikan Makalah yang berjudul “JAMUR”
Makalah ini saya susun dangan usaha terbaik saya. Untuk itu, menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Saya berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya serta dapat memberikan inspirasi kepada generasi muda.

Kendari, 27 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………i
Kata Pengantar………………………………………………………….……….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………...………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………...……..2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………...……....2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian jamur............................................................................3
B. Ciri – ciri dari jamur..................................................................... 4
C. Struktur jamur......….....................................................................5
D. Klasifikasi jamur...........................................................................7

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………..…………….11
B. Saran………………………………………………….…………....11

RANGKUMAN………………………………………………………………....12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....……...13
SOAL-SOAL..................................................................................................14
KUNCI JAWABAN .........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak


sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya
terbatas.

Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk,
serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim
kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya
jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel eukarotik.

Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula
dengan cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk
berkembangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat
maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang
dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur
konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada

iv
bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat
parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Berdasarkan
penjelasan di atas maka kami menyusun makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian jamur ?

2. Apa saja ciri – ciri dari jamur ?

3. Bagimanakan struktur jamur ?

4. Bagaimanakah klasifikasi jamur ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui serta memahami definisi dari jamur
2. Mengetahui ciri-ciri jamur
3. Mengetahui struktur jamur
4. Mengetahui klasifikasi jamur

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamur

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya
bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di
tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai
parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan
media yang ditempelinya.

Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1) Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri
dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau
membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa
dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus),
jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon
(Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian
jaring- jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun
dari berkas-berkas hifa.
3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat
disimak dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah
'rotinya telah ditumbuhi kapang'.

Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di

vi
daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan
di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di
kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan
yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman
substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum


dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar
anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara
seksual dan aseksual.

Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah


mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan.
Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan
strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi
inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia
dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun
bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat
digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan
enzim.

B. Ciri-Ciri Jamur

Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai
cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya
berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun

vii
cendawan adalah organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang
sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi
kata fungi memiliki makna yang lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan
sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile),
bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan,
dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa
organik, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih
dari 1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya.
Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini
belum ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme
tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau
perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa
jenis- jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum
mereka sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.

Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya
matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof.
Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.

C. Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

viii
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami
modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

D. Cara Hidup Jamur


Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati
seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga

ix
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap
bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh
inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan
dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang- kacangan
atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di
darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan
organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

E. Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini
ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan
ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora
berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur yang sporanya
berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan
Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke
dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina,
Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi
tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi
seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi
nama Divisi Deuteromycotina
1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)

Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange,


walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan
hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur
lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium

x
ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter.
Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler. Plasmodium
merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak inti sel.
Plasmodium menelan makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan ini
sambil menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, daun-daunan, atau
kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau tidak ada
makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan berdiferensiasi
menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan reproduksi seksual.
Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.
2. OOMYCOTINA
Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi
seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan
tidak memiliki kloroplas.
Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan
dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang
membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang
terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella.
Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa
tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan
berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang
terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia, dan
Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang
dan tomat.
Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara
aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium
tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut zoospora. Ketika
zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan
tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui
penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh
antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet

xi
jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan
berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan
dihasilkan mycelium baru.

3. ZYGOMYCOTINA

Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur
yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold)
atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir
semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit.
Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak
menghasilkan spora yang berflagella.

Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada


reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi
aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan
di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah,
sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat
yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.

Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi.


Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa
(-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami
pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut
gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua
intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya
menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis,
menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan
tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur
penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual
dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium
tersebut pecah dan spora tersebar keluar.

xii
Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan.
Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

a) Rhizophus stolonifera

Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid


dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam pembuatan tempe.

b) Rhizophus nigricans

Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.


c) Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam
substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
d) Pilobolus sp.

Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower,


karena bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa
melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian
melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan
tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan
berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada
kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis
tentang materi jamur/ fungi ini adalah:

a. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit
atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
b. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di
tempat- tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu
memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis,
sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari
senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.
c. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis, yaitu adalah jamur yang
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit
d. Jamur dibagi kedalam 6 divisi yaitu mysomycotina,
oomycotina, zygomycotina, ascomycotina,
basidiomycotina, deuteromycotin

B. SARAN

Kepada pengusaha budidaya jamur tiram Mitra Mandiri agar lebih


meningkatkan produksi jamur tiram segar, agar dapat meningkatkan
pendapatan, serta memperluas pemasaran agar lebih merata sehingga
masyarakat mengenal akan jamur tiram.

xiv
RANGKUMAN

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya
bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di
tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan.
Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-
warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan
sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi
memiliki makna yang lebih luas. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya.
Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler
membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya
jamur kayu. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Dasar yang
digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur
adalah bereproduksi dengan spora, baik spora berflagela maupun spora tidak
berflagela.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,
http://kumpulanmakalahendangsuhara.blogspot.co.id/2011/10/makal
ah- tentang-jamur-biologi-sma.html

Anonim, http://www.segitigabermuda.com/2015/07/makalah-biologi-
tentang- Jamur.html

Anonim,https://www.academia.edu/9089650/
Makalah_Mengenai_JamurBAB_IIP EMBAHASAN

Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku).


Mengenal lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago:
University of Chicago Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260,
9780226120263.

Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of fungi Nucleic


Acid in Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General
Physiology 36: 39-56

Kontributor Tentorku, 2015, "Bentuk dan Struktur Tubuh Virus,"


Artikel Tentorku, http://www.tentorku.com/bentuk-dan-
struktur-tubuh-Jamur/ (diakses pada 02 Dec 2015)

xvi
SOAL PILHAN GANDA

1. Kumpulan benang-benang halus pada jamur disebut ….

A. Sporangium

B. Askospora

C. Miselium

D. Basidiospora

E. spora

2. Fungi imperfekti merupakan fungi divisi …..

A. Ascomycota

B. Zygomycota

C. Basidiomycota

D. Deuteromycota

3. Jamur yang dapat membentuk Lichenes adalah….

A. Ascomycotina

B. Deuteromycotina

C. Myxomycotina

xvii
D. Oomycotina

4. Penyakit kaki atlet disebabkan oleh jamur dari divisi ….

A. Deuteromycota

B. Basidiomycota

C. Ascomycota

D. Zygomycota

5. Aspergillus dapat hidup secara ….

A. bebas atau mandiri

B. saprofit

C. bersimbiosis

D. parasite

6. Jamur yang berkembang biak dengan zigospora di bawah ini …..

A. Rhizopus sp.

B. Saccharomyces

C. Neurospora

D. Volvariella

xviii
7. Jamur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam pembuatan oncom
adalah …..

A. Roselliana arcuate

B. Endomycopsis fibuligera

C. Saccharomyces cereviceae

D. Neurospora crassa

8. Yang merupakan ciri- ciri Zygomycota adalah….

A. Saprofit, hifanya tidak bersekat

B. Dinding selnya tersusun dari zat kitin, hifanya tidak bersekat

C. Saprofit, hifanya bersekat

D. Membentuk konidia, hifanya tidak bersekat

9. Reproduksi aseksual pada Zygomycota biasanya membentuk….

A. Zygospora

B. Konidiofor

C. Spora

D. Zoospora

xix
10. Jenis jamur Penicillium yang mampu menghasilkan antibiotic adalah….

A. Penicillium notatum dan Penicillium Camemberti

B. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum

C. Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti

D. Penicillium roqueforti dan Penicillium chrysogenum

KUNCI JAWABAN

1. C 6. A

2. D 7. D

3. A 8. B

4. A 9. C

5.B 10.B

xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai