Anda di halaman 1dari 11

MIKOLOGI

Mata kuliah Parasitologi

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

Farah Nurfitria Ramadhani ( P21335119017 )

Mochamad Reihan Padilah ( P21335119030 )

Khoirunnisa Susanto ( P21335119025 )

Unga Nur Amalia ( P21335119048 )

Vera Febriana ( P21335119049 )

KESEHATAN LINGKUNGAN

Politeknik kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
segala rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan
apapun.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Parasitologi” yang
diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk keluarga dan rekan-rekan sekalian yang
telah memberikan dorongan kepada kami, sehingga makalah Mikoogi ini dapat kami
selesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 1 febuari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………………….
Kata Pengantar………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………...
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………...
Bab II Pembahasan …………………………………………………
2.1 Pengertian Mikologi…………………………………………………………………
2.2 Sifat Umum Mikologi. ………........................................................
2.3 morfologi mikologi ………………………………………………...
2.4 Siklus Hidup Mikologi...................................................
2.4.1 Reproduksi Secara Vegetative …………………….
2.4.2 Reproduksi Secara Generatif……………………..
2.5 Cara Penularan Mikologi. ………………………………………
2.6 Cara Diagnosa dan Pemeriksaan Laboratorium Mikologi……………………..
Bab III Penutup……………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia kedokteran sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu dasar lainnya, salah
satunya yaitu mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang memepelajari tentang jamur serta
peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kia maknai
sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spond, tubuhnya
berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah,
tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, peran mikologi terhadap ilmukesehatan sangat penting. Karna mikologi dapat
memberitahu mengenai segala hal tentang jamur. Penyakit juga timbul salah satunya
disebabkan oleh jamur. Jadi, dengan mempelajari mikologi sangat berguna untuk membantu
diagnosis terhadap suatu penyakit. Sebelum mengetahui mengenai penyakit yang disebabkan
oleh jamur, perlu juga diketahui mengenai jamur itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan mikologi ?
b. Bagaimana sifat umum mikologi ?
c. Bagaimana morfologi mikologi ?
d. Bagaimana siklus hidup mikologi ?
e. Bagaimana cara penularan miklogi ?
f. Bagaimana cara diagnosa dan pemeriksaan laboratorium mikologi ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui definisi dari mikologi.
b. Untuk mengetahui sifat umum mikologi.
c. Untuk mengetahui morfologi mikologi.
d. Untuk mengetahui siklus hidup mikologi.
e. Untuk mengetahui cara penularan mikologi.
f. Untuk mengetahui cara diagnosa dan pemeriksaan labratorium mikologi.
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Mikologi

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur


(fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi antara lain meliputi
taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture).
Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang berarti Myceane yaitu salah satu kelompok
mushroom ( jamur mikro ) dan dari kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa dikatakan mikologi
adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya dalam kehidupan sehari – hari
oleh manusia.
Karakteristik Taksonomi jamur ; Morfologi hifa ( Ukuran,warna,bentuk permukaan),
morfologi spora/Konidia ( Ukuran,warna,bentuk permukaan. Karakteristik Reproduksi ( Spora
jantan, Spora betina), karakteristik Fisiologi ( Bentuk pertumbuhan pada medium khusus dan
sifat pertumbuhan pada suhu,pH,dan kelembaban tertentu), karakteristik selular ( bentuk
dinding sel,komposisi dinding sel,pola pembelahan sel,karakteristik organel sel dan
karakteristik sekuen asam amino dari protein dan sekuen nuleotida DNA. Organisme yang
tergolong fungi adalah kapang, khamir, dan jamur (mushroom). Kapang merupakan golongan
fungi yang multiseluler dan memilki filamen

2.2. Sifat Umum Mikologi

Jamur bersifat heterotropikyaitu organismme yang tidak memiliki klorofil sehingga


tidak dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis seperti tanaman. Untuk
hidupnya jamur memerlukan zat organic yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan,
serangga dan lain-lain, kemudian dengan menggunakan enzim zat organic tersebut diubah dan
dicerna menjadi zat anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai makanannya.
Mikologi memiliki beberapa sifat umum yaitu :

a. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di
luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-
paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur
saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan
buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat
makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

2.3. Morfologi Mikologi

Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :


a. Yeast
Merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 – 15
mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau
budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak
mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang
mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni
berwarna merah / orange), Cryptococcus neoformans Secara makroskopik (pada media padat
SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bau seperti ragi.
Identifikasi dengan uji biokimia

b. Mold/Kapang
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk
benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu
anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di
atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa
yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap
makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang
berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik
dan maksoskopik merupakan dasar identifikasi. Contoh: : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus,
Mucor, Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton.Hifa dapat bersifat sebagai :
 hifa vegetative, yaitu berfungsi mengambil makanan utuk pertumbuhan.
 hifa reproduktif, yaitu membentuk spora.
 Hifa udara, yaitu berfungsi mengambil oksigen.

c. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold. Berbentuk
Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk
mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh : Histoplasma
capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis

2.4. Siklus Hidup Mikologi

Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif (aseksual) maupun generatif


(seksual). Pada umumnya, reproduksi secara generatif merupakan reproduksi darurat yang hanya
terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi secara generatif dapat
menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih tinggi dibanding dengan reproduksi
secara vegetatif. Adanya variasi genetik ini memungkinkan dihasilkannya keturunan yang lebih
adaptif bila terjadi perubahan kondisi lingkungan.

2.4.1 Reproduksi Secara Vegetatif


Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan
tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi secara vegetatif pada
jamur multiseluler dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi
jamur baru.
2. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau
konidiospora. Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa
menghasilkan sporangiofor(tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor
terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora terjadi pembelahan sel
secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang
haploid (n). Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat
menghasilkan konidiofor(tangkai konidium). Pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan sel
secara mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang
haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang
cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

Kebanyakan jamur bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual


terjadi ketika sel-sel hifa berpisah dari jamur dan mulai tumbuh sendiri. Beberapa jamur
juga menghasilkan spora. Reproduksi seksual pada jamur biasanya melibatkan dua
perkawinan yang berbeda jenis. Bukan jantan dan betina, tetapi (+) dan (-) karena kedua
jenis mempunyai ukuran yang sama. Ketika dua jenis kawin ini bertemu, mereka
melebur dan setelah masa pertumbuhan dan perkembangan, mereka membentuk zigot
diploid yang memasuki meiosis. Hal ini menghasilkan spora haploid yang mampu
tumbuh, dengan putaran berulang mitosis, menjadi organsims baru.
2.4.2 Reproduksi Secara Generatif
Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual) dilakukan dengan
pembentukan spora seksual melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.
Mekanismenya dapat diuraikan sebagai berikut.

 Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan
membentuk gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
 Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang
belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar
untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
 Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
 Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis
menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
 Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek
dengan kromosom haploid (n).
 Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-
spora ini memiliki keanekaragaman genetik.
 Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah
(germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk
jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

2.5. Cara Penularan Mikologi

2.6. Cara Diagnosa dan Pemeriksaan Laboratorium Mikologi


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler.
Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara
yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan
nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik
dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi adalah organisem
multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau septa.
Dinding sel pada fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung
unsur N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
DAFTAR PUSTAKA

http://myfnsblogaddress.blogspot.com/2016/05/makalah-mikologi-tentang-sejarah-dan.html

http://vegadiguna.blogspot.com/2017/05/tugas-kuliah-mikologi-jamurfungi.html

Anda mungkin juga menyukai