Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMERIKSAAN DARAH RUTINE

Dosen Pembimbing :
H. Haitami, S.Si,M. Sc

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Anita Puspita Wulandari
Fuji Astuti
Husnul Khotimah
Nadia
Novia Randa Acin Mangkole
Puteri Ahyana Ramadani
Suci Rahma Darmayanti

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemeriksaan Darah Rutine.
 Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang “Pemeriksaan Darah Rutine”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
kami buat demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
 Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.

Banjarbaru, 1 Mei 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tentang Darah Rutin............................................................................2


1. Darah..........................................................................................................................2
2. Pemeriksaan Darah Rutine.........................................................................................4
3. Tata Laksana Pemeriksaan Darah Rutine...................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................7
B. Saran ...............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah merupakan suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung
elektrolit yang merupakan medium transportasi dalam tubuh. Darah terdiri dari dua bagian
utama, yaitu plasma darah terdiri dari 91-92 % air dan 7-9 % zat padat yang terdiri dari
protein-protein serta unsur-unsur organik dan anorganik. Komponen sel-sel darah terdiri dari
eritrosit, leukosit,dan trombosit. Sekitar 40-60 % darah terdiri atas eritrosit (Hoffbrand,
2014).
Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh klinis
karena dengan melakukan pemeriksaan darah rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit
kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut.
Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin; jumlah eritrosit, leukosit,
trombosit, nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED dan menentukan indeks eritrosit
(Verbrugge & Huisman, 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Darah?
2. Apa Saja Pemeriksaan Darah Rutine?
3. Bagaimana Tata Laksana Pemeriksaan Darah Rutine?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mngetahui Pengertian Darah
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Pemeriksaan Darah Rutine
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tata Laksana Pemeriksaan Darah Rutine

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tentang Darah Rutin


1. Darah

1) Definisi Darah
Darah adalah cairan yang selalu beredar yang menyediakan nutrisi, oksigen, dan
pembuangan limbah untuk tubuh. Darah sebagian besar cair, dengan banyak sel dan
protein tersuspensi di dalamnya membuat darah lebih kental dari pada air murni. Rata-
rata orang memiliki sekitar 5 liter (lebih dari satu galon) darah. Faktanya sekitar 7- 10%
berat badan orang dewasa terdiri dari darah. Perempuan memiliki sekitar 4-5 liter,
sedangkan laki-laki memiliki sekitar 5-6 liter. Perbedaan ini terutama di sebabkan oleh
perbedaan ukuran tubuh antara laki-laki dan perempuan. Volume darah secara
keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55%
adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Suhu rata-rata darah adalah
38 derajat celcius dan memiliki pH 7,35-7,45. Beredar melalui sistem vaskular dan
berfungsi sebagai penghubung antara organ tubuh, darah membawa oksigen yang
diserap dari paru-paru dan nutrisi yang diserap dari saluran gastrointestinal (GI) ke sel-
sel tubuh untuk metabolisme sel (Jitowiyono 2018).
Darah juga membawa hormon, antibodi, dan zat lainnya ke tempat yang dibutuhkan.
Selain itu, darah membawa produk limbah yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke
paru-paru, kulit, hati, dan ginjal, dimana mereka ditransformasikan dan dihilangkan
dari tubuh (Smelttzer 2010 dalam Jitowiyono 2018).

2) Bagian-Bagian Darah
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

a. Plasma Plasma adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya
bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dan plasma darah terdiri atas air. Zat-zat
yang terdapat dalam plasma darah adalah sebagai berikut:

 Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.

 Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lainlain) yang


berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik.

2
 Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah juga
menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam
tubuh.

 Zat makanan (asama amino, glukosa, lemak mineral dan vitamin.

 Hormon, yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh

 Antibodi.

Plasma bekerja sebagai medium (perantara) untuk penyaluran makanan,


mineral, lemak, glukosa, dan asam amino ke jaringan, juga merupakan
medium untuk mengangkut bahan buangan seperti urea, asam urat, dan
sebagian dari karbon dioksida (Evelyn 2010).

b. Sel-sel darah / butir-butir darah


 Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah adalah sel yang tidak memiliki nukleus dan hidup sekitar 120
hari dan merupakan sel paling banyak dalam darah. Berfungsi untuk
mengangkut oksigen dan karbon dioksida melalui aliran darah. (Erna dan
Supriyadi 2015). Eritrosit berbentuk bikonkaf dan berdiameter 7-8 mikron.
Bentuk bikonkaf tersebut menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga
dapat melewati pembuluh darah yang sangat kecil dengan baik. Bentuk
eritrosit pada mikroskop biasanaya tampak bulat berwarna merah dan dibagian
tengahnya tampak lebih pucat, atau disebut (central pallor) diameter 1/3 dari
keseluruhan diameter eritrosit (Menkes RI 2011). Sel darah merah merupakan
sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan sel darah merah membawa
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari paru-paru
untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan.
 Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih merupakan komponen darah yang berperan dalam memerangi
infeksi yang di sebabkan oleh virus, bakteri,parasit, ataupun proses metabolik
toksin, dan lain-lain. Terdapat 5 jenis utama sel darah putih (neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit dan monosit) dari sel darah putih yang bekerjasama

3
untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk
menghasilkan antibody (Kusumawardani E. 2010). Sel darah putih berfungsi

3
sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri
yang masuk ke dalam tubuh jaringan dan sebagai pengangkut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke
pembuluh darah (Lita Ester 2011).
 Trombosit (Platelet)
Trombosit merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran kecil dari
pada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme
perlindungan darah untuk menghentikan pendarahan (Kusumawardani E.
2010). Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan darah.
Trombosit dalam keadaan normal bersikulasi ke seluruh tubuh melalui aliran
darah, namun dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh,
trombosit tertarik ke daerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang
terpajan di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit atau platelet sangat
penting untuk menjaga hemostatis tubuh. Adanya abnormalitas pada vaskuler,
trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis akan mengganggu hemostatis sistem
vaskuler yang mengakibatkan perdarahan abnormal/gangguan perdarahan
(Lita Ester 2018).

2. Pemeriksaan Darah Rutine


Darah rutin merupakan suatu jenis pemeriksaan penyaringan untuk menunjang
diagnosa suatu penyakit atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit.
Pemeriksaan ini juga sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien
yang menderita suatu penyakit infeksi (Bastiansyah, 2008). Pemeriksaan darah rutin terdiri
dari beberapa jenis parameter, yaitu:
1) Hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang berada didalam darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paruparu. Hb tersusun dari globin
(empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme
(mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Kadar normal hemoglobin,
yaitu bayi baru lahir 17-22 g/dl, umur 1 minggu 15-20 g/dl, umur 1 bulan 11-15 g/dl,
anak-anak 11-13 g/dl, laki-laki dewasa 14-18 g/dl, perempuan dewasa 12-16 g/dl, laki-
laki tua 12,4-14,9 g/dl, perempuan tua 11,7-13,8 g/dl.

4
2) Hematokrit (Ht). Hematokrit adalah perbandingan antara proporsi volume sampel darah
dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan persen, pengukuran ini bisa
dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi presentasenya maka darah
semakin kental. Sebaliknya, jika semakin rendah presentasenya maka darah semakin
encer. Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk
wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
3) Leukosit (WBC/White Blood Cell) Leukosit sering disebut juga sel darah putih, leukosit
merupakan komponen darah yang berperan dalam memerangi infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai normal jumlah leukosit
berkisar 4.000 – 10.000 sel/mm3.
4) Trombosit (Platelet) Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga intergritas vaskuler. Nilai
normal trombosit berkisar antara 150.000 – 400.000 sel/mm3darah. Trombosit yang
tinggi disebut trombositosis, dan trombosit yang rendah disebut trombosipenia.
5) Eritrosit (RBC/Red blood cell) Eritrosit atau sering disebut sel darah merah adalah
bagian darah dengan komposisi yang sangat banyak di dalam darah. Fungsi utamanya
adalah sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta
mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,5
juta – 6 juta sel/mm3sedangkan pada wanita 4,5 juta – 5,5 juta sel/mm3. (Nugraha,
2015).

3. Tata Laksana Pemeriksaan Darah Rutine

Pemeriksaan darah dilakukan dengan cara mengambil darah dari pembuluh


darah vena yang terletak dekat dengan permukaan kulit. Daerah yang paling sering
dipilih adalah lipatan siku. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh
perawat atau petugas laboratorium saat mengambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah rutine :
1. Membersihkan area kulit di lokasi pengambilan darah, menggunakan larutan antiseptik.
2. Mengikatkan tali elastis pada bagian atas lokasi pengambilan darah, agar aliran darah
terbendung di area tersebut.
3. Memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah vena dan menyedot darah sejumlah yang
dibutuhkan, lalu menampungnya di dalam tabung kecil.
4. Menutup luka bekas tusukan jarum dengan perban.

5
5. Menempelkan label berisi nama dan waktu pengambilan darah pada tabung penampung
darah, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa.

Prosedur ini memang bisa terasa sedikit tidak nyaman, terutama ketika jarum menusuk kulit.
Setelahnya, mungkin akan muncul sedikit memar di lokasi pengambilan darah

6
6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pemeriksaan darah/hematologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang
diperlukan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding.
2. Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan haemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
3. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah
rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel.
4. Hasil dari pemeriksaan darah dapat menunjukkan kondisi tubuh seseorang. Pemeriksaan
darah rutin dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan alat.

B. Saran
1. Perlu dilakukan pengendalian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
2. Perlu adanya peningkatan pemahaman klinisi dalam hal pemeriksaan penunjang.
3. Diharapkan fasilitas pendukung untuk melakukan pemeriksaan penunjang tersedia di
seluruh wilayah Indonesia agar dokter dapat lebih mudah menangani pasien

7
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, Adit. 2016. Gambaran Hasil Pemeriksaan Darah Rutin Pada Penderita
Hiv Positif Yang Sedang Menjalani Pengobatan Di Rsud Ciamis Tahun 2016. Karya
Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan. Program Studi D3 Analis Kesehatan. Ciamis:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis

Widiastuti. 2019. Gambaran Hasil Pemeriksaan Darah Rutin (Trombosit Dan


Hemoglobin) Pada Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari. Karya
Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan. Program Studi D3 Analis Kesehatan. Kendari:
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

 Meva Nareza. 2020. Pemeriksaan Darah Rutine Dapat Mendeteksi Penyakit.

Anda mungkin juga menyukai