Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

Sebagai Pemenuh Tugas Mata Kuliah Praktikum Hematologi


Dasar

Dosen Pengampu :

Arifani A. Amalia, S.Tr.AK

Disusun Oleh :

Desi Safitri (2001913022)

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK MITRA KARYA MANDIRI
KETANGGUNGAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala kesempatan dan kemudahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
walaupun masih banyak kekurangan dari berbagai segi. Shalawat dan salam
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah merubah budaya adat
dan tingkah laku yang konservatif dan tercela kedunia yang penuh norma toleran,
mulia dan modern.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat saya harapkan, hal ini
semata demi untuk perbaikan di masa yang akan datang sehingga akan menjadi
lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun
sederhana dapat bermanfaat bagi para pembaca yang telah saya susun ini. Amiin
ya robbal „alamin.

Larangan, 19 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2
A. Darah ........................................................................................................ 2
Gambar 2.1. Jenis Sel Darah ........................................................................... 2
B. Eritrosit ..................................................................................................... 3
Gambar 2.2. Eritrosit ....................................................................................... 3
a. Indeks Eritrosit ............................................................................................. 5
b. Laju Endap Darah ........................................................................................ 6
C. Leukosit .................................................................................................... 6
Gambar 2.3. Leukosit ...................................................................................... 6
a. Leukosit (Hitung total) ................................................................................. 9
b. Hitung Jenis Leukosit ................................................................................. 10
D. Trombosit ............................................................................................... 11
Gambar 2.4. Trombosit ................................................................................. 11
E. Hemoglobin (Hb) ................................................................................... 13
F. Hematokrit.................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pada dasarnya darah merupakan cairan yang berada dalam tubuh manusia
maupunhewan yang berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh, seperti O2,
CO2,hormon, dan lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan suatu faktor
kehidupan.Tanpa darah didalam tubuh mahluk hidup (manusia maupun hewan), maka
mahluk hidup tersebut tidak akan mendapatkan energi yang berasal dari Oksigen.

Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah
merahyang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan zat
yangmenentukan warna pada darah yang berhubungan dengan nilai hematokrit, sel darah
merah,dan sel darah putih. Darah yang merupakan cairan dengan volume yang berbeda-
beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, dan umur yang setiap saat beredar ke
seluruhbagian tubuh.

Menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih sangat penting untuk
diketahui agar dapat mengetahui tingkat kekabalan seseorang yang memiliki antibodi
untuk melawan suatu jenis penyakit. Untuk lebih jelasnya sehingga dilakukan praktikum
tentangdarah untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah, menghitung jumlah sel
darah merah dan sel darah putih dan sediaan apus darah tepi.

Pemeriksaan darah rutin adalah pemeriksaan rutin dan mencakup sel-sel darah
dan bagian-bagian lain dari darah yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematocrit,
jumlah eritrosit,leukosit, dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011).

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang


datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan
hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik
terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera
dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

1
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh
darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dancairan
darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada 3
macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan
keping darah (trombosit) (Wulangi, 1993).
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-
sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisametabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.Darah manusia berwarna
merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein), yang terdapat dalam eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk
heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Untuk dapat melihat
perbedaan dari sel darah dengan plasma dapat dilakukan dengan carasentrifugasi
tabung hematokrit berisi darah yang telah diberi bahan anti pembekuan.
Eritrosit,Leukosit, Plasma Dapat dilihat untuk bagian yang berwarna merah
merupakan eritrosit, selapis tipis warna putih merupakan kumpulan sel-sel darah putih
( leukosit) dan cairan kuning merupakan plasma (widayati,2010).

Gambar 2.1. Jenis Sel Darah


3

B. Eritrosit

Gambar 2.2. Eritrosit

Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih
kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang
ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia (Eckert, 1978).
Dalam setiap 1 mm3 darah terdapat sekitar 5 juta eritrosit atau sekitar 99%,
oleh karena itu setiap pada sediaan darah yang paling banyak menonjol adalah sel-sel
tersebut. Dalam keadaan normal,eritrosit manusia berbentuk bikonkaf dengan
diameter sekitar 7 -8 mikrometer, tebal ± 2.6 mikrometer dan tebaltengah ± 0.8
mikrometer dan tanpa memiliki inti.
Komposisi molekuler eritrosit menunjukan bahwa lebih dari separuhnya terdiri
dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi eritrosit
merupakan substansi koloidal yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan
lunak. Eritrosit mengandung protein yang sangat penting bagi fungsinya yaitu globin
yang dikonjugasikan dengan pigmen membentuk hemoglobin untuk mengikat oksigen
yang akan diedarkan keseluruh bagian tubuh.Seperti halnya sel-sel yang lain,
eritrositpun dibatasi oleh membran plasma yang bersifat semi permeable dan berfungsi
untuk mencegah agar koloid yang dikandungnya tetap didalam.
Dari pengamatan eritrosit banyak hal yang harus diperhatikan untuk
mengungkapkan berbagai kondisi kesehatan tubuh. Misalnya tentang bentuk, ukuran,
warna dan tingkat kedewasaan eritrosit dapat berbeda dari normal. Jika dalam sediaan
apus darah terdapat berbagai bentuk yangabnormal dinamakan poikilosit, sedangkan
sel-selnya cukup banyak maka keadaan tersebut dinamakan poikilositosis. Eritrosit
yang berukuran kurang dari normalnya dinamakan mikrositdan yang berukuran lebih
dari normalnya dinamakan makrosit.Warna eritrosit tidak merata seluruh bagian,
4

melainkan bagian tengah yang lebih pucat, karena bagian tengah lebih tipis daripada
bagian pinggirnya.
Pada keadaan normal bagian tengah tidak melebihi 1/3 dari diameternya
sehingga selnya dinamakan eritrosit normokhromatik.Apabila bagian tengah yang
pucat melebar disertai bagian pinggir yang kurang terwarna maka eritrosit tersebut
dinamakan eritrosit hipokromatik. Sebaliknya apabila bagian tengah yang memucat
menyempit selnya dimanakan eritrosit hiperkhromatik (Widayati, 2010).
Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik),
gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa
ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan
lupus, dll.

Prinsip :

Darah diencerkan lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume tertentu dengan
mengalikan terhadap faktor perhitungan,sehingga diperoleh jumlah eritrosit dalam
satuan volume darah. Pengenceran darah dengan Hayem menyebabkan lisisnya sel
selain eritrosit dan trombosit, sehingga memudahkan pehitungan sel eritrosit , darah
diencerkan 201x dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang kecil.

Bahan : Darah vena

Alat :

 Mikroskop
 Bilik hitung
 Deck Glass
 Transferpet 4 ml, dan 20 mikroliter
 Tabung

Reagensia : Larutan Hayem


5

Cara Kerja :

 Bilik hitung dan deck glass disiapkan dalam keadaan bersih.


 Masukkan 4 ml reagen Hayem dalam tabung.
 Ditambahkkan 20 mikroliter darah ke dalam tabung berisi larutan Hayem.
 Tabung digojok agar larutan Hayem benar-benar melisiskan sel-sel selain eritrosit
dan trombosit.
 Bilik hitung dengan kaca penutupnya diletakkan di atas bidang yang datar.
 Larutan campuran (darah+Hayem) dipipet dengan pipet pasteur kemudian ujung
pipet disentuhkan dengan sudut 300 pada permukaan bilik hitung dengan
menyinggung kaca penutup. Biarkan bilik hitung terisi perlahan-lahan dengan
daya kapilaritasnya sendiri.
 Biarkan bilik hitung tersebut selama 2-3 menit supaya eritrosit dapat mengendap.
 Sel-sel eritrosit yang terdapat pada 5 petak kecil (bagian tengah bilik hitung)
menggunakan mikroskop perbesaran 40X.

a. Indeks Eritrosit

Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu


kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya
dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER),
yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata


(HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
6

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi


Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %

b. Laju Endap Darah

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED
merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi
akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

International Commitee for Standardization in Hematology


(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe
sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen :
 Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
 Perempuan : 0 – 20 mm/jam

C. Leukosit

Gambar 2.3. Leukosit


7

Leukosit adalah sel darah yang mengendung inti, disebut juga sel darah putih.
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Sebenarnya leukosit merupakan kelompok sel dari beberapa
jenis.

Untuk klasifikasinya didasarkan pada morfologi inti adanya struktur khusus


dalam sitoplasmanya. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih dapat
dibedakan yaitu :

1. Granulosit

Yang mempunyai granula spesifik, yang dalam keadaan hidup berupa tetesan
setengah cair,dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang
bervariasi.Terdapat tiga jenis leukosit granuler : Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (atau
eosinofil)yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa
dan asam (Junqueira dan Carneiro,2007).

2. Agranulosit

Yang tidak mempunyai granula spesifik, sitoplasmanya homogen dengan inti


bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu : limfosit
(sel kecil, sitoplasma sedikit) dan monosit (sel agak besar mengandung sitoplasma
lebih banyak) (Junqueira dan Carneiro,2007).

Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi


infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll. Nilai
normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah (Depkes,1989).
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi
virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal
ginjal, dll.

Tujuan :
Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah

Prinsip kerja :
Darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume
pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah
leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah.
8

Alat :
 pipet thoma leukosit
 kamar hitung (improved neubaure)
 dek glass/cover glass
 counter tally
 tissue
 mikroskop

Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di beri EDTA

Reagen :
larutan turk

Cara kerja:
 Hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
 Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet.
 Lalu hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi
gelembung udara).
 Lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai
darah dan larutan turk homogen.
 Letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover
glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi
dengan sedikit air).
 Lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4
tetes.
 Tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure)
dan diamkan sebentar.
 Kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa
objektif 10x dan 40x untuk memperjelas.
9

a. Leukosit (Hitung total)


Sel ini disebut juga sel darah putih berfungsi untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit, Jika tubuh kita diserang penyakit maka sel lekosit akan melakukan
tugas perlindungan tubuh dengan cara mendeteksi, menandai dan memusnahkan.
Kalau diumpamakan sel lekosit seperti pasukan penjaga keamanan yang terdiri dari
bermacam-macam batalyon, ada batalyon tempur, perbekalan, pengolah data dll. Saat
ada sel jahat maka sel lekosit akan mendeteksi apakah sel jahat ini sudah pernah
datang sebelumnya , jika sel jahat tersebut pernah datang maka lekosit tahu pasukan
mana yang bisa menghancurkannya. Jika sel jahat baru pertama kali masuk maka
lekosit akan menandainya dan membentuk pasukan khusus untuk menghadapinya,
sehingga jika suatu saat sel jahat ini kembali maka lekosit akan tahu pasukan mana
cocok untuk menghancurkannya. (Anonima, 2011)
Nilai normal dari leukosit pada tubuh orang dewasa sekitar 4500-10000
sel/mm3. Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000
sel/mm3, Anak 10 tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,
postpartum 9700-25700 sel/mm3 . (Anonimb, 2011)
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus,
parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis
berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin,
streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus
(misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat
antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi
leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya. (Anonimb, 2011)
Berbeda dengan hewan mencit, Menurut Arrington (1972), jumlah butir darah
putih normal pada mencit berkisar 6,0 -12,6 x 103/mm3. Menurut Kornadi (1998),
peran butir darah putih adalah sebagai unit yang aktif dalam system pertahanan tubuh
serta melindungi tubuh dari infeksi. Hewan yang terinfeksi akan mempunyai jumlah
10

butir darah putih yang melebihi batas normal (leukositosis) yang disebabkan oleh
pengeluaran zat-zat tertentu dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan jaringan
mati yang meningkatkan permeabilitas sinusoid sumsum tulang sehingga sumsum
tulang akan mengeluarkan granulosit dan monosit kedalam peredaran darah.

b. Hitung Jenis Leukosit


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi
dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel
maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam
sel/μl. Nilai normal untuk setiap sel :

 Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)


 Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
 Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
 Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
 Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
 Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk
penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat. Peningkatan jumlah
netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal
juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya
merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya,
luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan
infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain
keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin. (Anonimb, 2011)
11

D. Trombosit

Gambar 2.4. Trombosit

Trombosit atau disebut juga keping darah merupakan sel yang berbentuk agak
bulat, tidak mengandung inti, tidak berwarna, berat jenisnyarendah dan berukuran
kecil dengan diameter antara 1 sampai 4 mikron. Volumesetiap trombosit antara 7
sampai 8 mikron3 dan jumlahnya bervariasai antara150000 sampai 400000 per
mm, tetapi jumlahnya rata-ratanya adalah 250000 per mm3. dinding trombosit
bersifat sangat rapuh dan cenderung untuk melekat pada permukaan kasar seperti
pada pembuluh darah yang robek. Setelah banyak yang melekat pada permukaan
kasar, trombosit kemudian mengalami aglutinasi (Wulangi, 1993).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak
ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan
pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP),
supresi sumsum tulang, dll.
Tujuan :
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang pandang

Prinsip Kerja:
Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit sampai tanda 101.
Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai
pengenceran .
12

Alat :

 Pipet eritrosit
 Bilik hitung
 Lancet
 reagen rees ecker dan Giemsa Mikroskop
 Magnesium sulfat
 Kaca preparat Alkohol

Bahan pemeriksaan:

 darah vena
 darah kapiler

Cara kerja :

1. Cara Langsung (Rees dan Ecker)


 Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″
dan buanglah lagi cairan itu.
 Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis
tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
 Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
 Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
 Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1
mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.
 Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
2. Cara tidak langsung (Fonio)
 Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.
 Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
 Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.
 Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
13

 Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)


 Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
 Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
 Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.

E. Hemoglobin (Hb)
Menurut Sonjaya (2010) bahwa hemoglobin adalah gabungan antara hemo
danglobin yang mempunyai berat molekul 65.000. Hemo mempunyai 4% dari
berathemoglobin yang memberikan derajat kemerahan eritrosit. Hemoglobin disebut juga
sebagai pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam mengangkut gas yang
terlibatdalam proses respirasi yaitu O2 dan CO2. Hemoglobin adalah pigmen respirasi
yangterdapat dalam eritrosit yang terdiri atas Hem dan Globin yang berperan dalam
mengikatO2 untuk warna darah merah.
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil
10-15 gram/dL. Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17
gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi.
Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia
leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-
obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid.
Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera,
dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan
gentamisin. (Anonimb, 2011)
Menurut Frandson (1992) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kadarhemoglobin pada makhluk hidup adalah jenis kelamin dimana pria jumlah
hemoglobinnyalebih besar dari wanita, dimana jumlah sel darah merah pada pria lebih
banyak yaknisekitar 5.440.000/mm³ dibanding dengan jumlah sel darah merah pada
wanita yakni ±4.800.00/mm³, faktor kedua adalah spesies, jumlah sel darah merah,
ketinggian tempatdimana untuk menjaga keseimbangan tubuh dan kadar Hemoglobin
stabil, maka sum-summemproduksi sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan
orang tinggal di dataranrendah, dan kondisi kesehatan individu dimana jumkah
hemoglobin biasanya dibawah atau30 atau sekitar 5 gr per ml darah. Selain dipengaruhi
14

oleh diferensiasi zat besi gizi tekanankurang baik, kekurangan asam folat, vitamin C yang
kurang, kekurangan vitamin B12 danhemolisa sel darah merah dapat menyebabkan
anemia.

F. Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah.
Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.Menurut Sadikin
(2001) bahwa hematokrid adalah persentase volume seluruh SDMyang ada di dalam
darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darahdiambil dengan
semperit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu
tabung khusus berskala hematokrit.
Untuk pengukuran hematokrit ini, darahtidak boleh dibiarkan menggumpal
sehingga harus diberi antikoagulan.setelah tabungtersebut dipusingi dengan kecepatan
dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap.Hematokrid berfungsi untuk
memberikan gambaran umum, apakah konsentrasi SDM seseorang cukup atau tidak.
Akan tetapi, bila terjadi anemia, kerap kali diperlukaninformasi lebih lanjut,
bagaimana konsentrasi rata-rata hemoglobin/SDM, bagaimanavolume SDM, apak
kecil (makrositik), biasa (normatik) atau lebih besar dari biasa(makrositik).
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%. Nilai
normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%.
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan
kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes
melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung,
perlemakan hati, hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht
<15%. (Anonimb, 2011).
15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan darah rutin adalah pemeriksaan rutin dan mencakup sel-sel darah dan
bagian-bagian lain dari darah yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, jumlah
eritrosit,leukosit, dan trombosit. Manfaaf pemeriksaan darah rutin adalah untuk membantu
diagnose, sebagai pencernaan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit dan sebagai petunjuk
kemajuan penderita anemia atau infeksi.

Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat, bagian padat
sendiri terdiri dari eritrosit, leukosit, dan keping darah. Untuk megetahui jumlah eritrosit
dan leukositdapat dilakukan penghitungan eritrosit dan eritrosit dengan menggunakan
hemasitometer.
16

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Pemeriksaan Hematologi. (online)


http://ndiel2.wordpress.com/2011/05/19/pemeriksaan-hematologi/ (diakses
tanggal 1 Juni 2012, pukul 22.27).
Anonimb. 2012. Pemeriksaan Darah Rutin. (online)
http://ahmadalfikri.blogspot.com/2010/12/pemeriksaan-darah-rutin.html
(diakses tanggal 1 Juni 2012, pukul 22.15).
Anonimc. 2011. Hematologi Mencit. (online) http://patklinvet.com/mencit/
(diakses tanggal 3 Juni, pukul 12.51).
Anonimd. 2012. Struktur dan Morfologi Sel. (Online)
http://www.scribd.com/doc/51154263/STRUKTUR-DAN-MORFOLOGI-
SEL (diakses tanggal 3 Juni 2012, pukul 18.16).
Anonime.2011. Penetapan Kadar Hemoglobin. (online)
http://spiritofveteriner.blogspot.com/2011/04/penetapan-kadar-hemoglobin.html
(diakses tanggal 1 Juni 2012, pukul 19.28)
Agus. 2012. Bagian-Bagian Darah dan Fungsinya. (online)
http://agustocom.blogspot.com/2010_07_01_archive.html (diakses tanggal 2
Juni 2012, pukul 00.36).
Alfiansyah, M. 2012. Fungsi, Jenis dan Jumlah Leukosit (sel darah putih).
(online) http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/fungsi-jenis-jumlah-
leukosit.html (diakses tanggal 2 Juni 2012, 21.00).
Arisanto, mico. 2010 Struktur Sel Darah. (online)
file:///C:/Users/Ainin/Downloads/refrensi%20lap.%20fisiologi%202/struktur
-sel-darah.htm (diakses tanggal 30 Mei 2012, pukul 20.00).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid
V. Jakarta : Direktorat Pengawas Obat dan Makanan. P.116.
Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O.Kelley. 2007. Histologi Dasar. Edisi ke-5.
Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology. EGC.Jakarta.
Ochan.2012. Laporan Hemoglobin. (online)
http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-hemoglobin.html
(diakses tanggal 28 Mei 2012, pukul 17.00).
17

Shalehah, 2010. Menghitung JumlahEritrosit dan Leukosit. (Online)


http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-
dan-leukosit/(diakses tanggal 3 Juni 2012, pukul 19 41).
Sri.2010. Leukosit.(online) http://gekrik.blogspot.com/2010/12/leukosit.html
(diakses tanggal 2 Juni 2012, pukul 00.25).
Widayati, opik. 2010. Sediaan Apus Darah. Fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai