OLEH
KELAS :II/D
KELOMPOK 2
PRODI: S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. makalah ini membahas tentang
“GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak makaah ini dapat kami selesaikan dengan cukup baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penuysunan maupun materinya, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak bila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis mohon maaf .
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3
BAB 1……………………………………………………………………………………………..5
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..5
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………………........5
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………
…….5
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………
……...6
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupak bagian penting dari system transport. Darah merupakan
jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan
bagian korpuskuli.
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang
mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi
dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson: 2005). Spesimen
darah sering digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin. Hematologi rutin adalah
pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari
darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin,jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH,
MCHC, RDW, leukosit, hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011). Pada
pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap) selalu menggunakan sampel darah segar.
Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk pemeriksaan
darah lengkap karena secara fisik dan biologi identik dengan material yang akan diperiksa
(Van Dun, 2007). Darah sebagai sistem transportasi tidak hanya mendistribusikan zat-zat
nutrisi ke jaringan tubuh, lebih dari itu darah berfungsi mendistribusikan O2 dari paru-paru
ke seluruh tubuh dan sebaliknya membawa CO2 dari seluruh tubuh ke paru-paru, serta
membawa sisa-sisa metabolisme ke organ ekskresi. Fungsi ini dijalankan oleh elemen sel
darah yang disebut eritrosit. Elemen berikutnya, trombosit, berfungsi dalam sistem
hemostasis, yakni sistem pembekuan yang berfungsi mempertahankan tubuh dari resiko
kehilangan cairan akibat perdarahan. Elemen lainnya yakni lekosit berfungsi sebagai salah
satu sistem imun yang mempertahankan tubuh dari serangan patogen dan lingkungan luar
yang bersifat mengganggu.
Kelainan pada setiap elemen darah dapat menimbulkan gangguan pada fungsi-fungsi
terkait di atas. Pada blok sistem hematologi ini mahasiswa akan mempelajari lebih jauh
tentang komposisi, pembentukan dan fungsi dari setiap elemen darah, termasuk berbagai
gangguan/penyakit yang disebabkan oleh defisiensi atau malformasi elemen-elemen
tersebut.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4. MANFAAT
Makalah ini dibuat untuk menjadi bahan belajar bagi rekan-rekan serta teman
sejawat serta untuk meminimalisir kesalahan tindakan praktik keperawatan yang disebabkan
oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi serta patofisiologi dalam sistem hematologi
sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9%
mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak,
kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut
zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ
pengeluaran.
6
mekanisme pembekuan darah, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas
serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber
fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu
cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat
membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa
Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel.
Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang
berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada
saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-
15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg
%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi.
7
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan
hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana
eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya
akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian
besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan
oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian
diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah
yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi
sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon
eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet
dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah
meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan
retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
8
d. Pelebaran Pembuluh Darah : Pelebaran pembuluh darah dapat terjadi karena
eritrosit melepaskan senyawa dinamakan S-Nithrosothiol yang dilepaskan saat
hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga akan melebarkan
pembuluh darah dan melancarkan darah menuju ke seluruh tubuh khususnya
pada daerah yang kekurangan darah.
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah.
Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada
orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.0009.000 sel darah putih. Tidak
seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar
sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding
kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan
limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel
darah merah.
1) Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk
9
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula
bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia
untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
2) Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar
5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang
disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya
eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil
memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisasisa
sel yang rusak.
2). Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk
bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam
tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah
benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah
putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati
kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut
disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan
dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai
antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
10
a) Neutrofil, terdapat dalam darah.
2) Sel Limfosit
11
3. Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang
paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah
dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang
pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah.
Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan
8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar.
Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan
pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase
yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral
kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah
protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk
membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk
anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi. Fungsi trombosit
adalah berperan dalam proses pembekuan darah. Bila terdapat luka, trombosit
akan berkumpul ke tempat luka kemudian memicu pembuluh darah untuk
mengkerut (supaya tidak banyak darah yang keluar) dan memicu pembentukan
benang-benang pembekuan darah yang disebut dengan benag-benang fibrin.
Benang-benang fibrin tersebut akan membentuk formasi seperti jaring-jaring
yang akan menutupi daerah luka sehingga menghentikan perdarah aktif yang
terjadi pada luka. Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai peran dalam
melawan infeksi virus dan bakteri dengan memakan virus dan bakteri yang
masuk dalam tubuh kemudian dengan bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya
menghancurkan virus dan bakteri di dalam trombosit tersebut.
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah).
Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi
utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
12
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke
organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar
antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel
– sel darah :
1. Anemia
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani dan Haribowo, 2008).
a) Anemia hemoragis
b) Anemia aplastik
Sumsum tukang yang tidak berfungsi sehingga produksi sel darah merah
terhambat. Dapat dikarenakan oleh radiasi sinar gamma (bom atom), sinar X yang
berlebihan. Bahan-bahan kimia tertentu, obat-obatan pada orang dengan
keganasan.
c) Anemia megaboblastik
13
Vitamin B12, asam folat dan factor instrinsik (terdapat pada mukosa
lambung) merupakan factor yang berpengaruh terhadap pembentukan sel darah
merah. Bila salah satu factor diatas tidak ada maka produksi eritroblas dalam
sumsum tulang akan bermasalah. Akibatnya sel darah tumbuh terlampau besar
dengan bentuk yang aneh, memiliki membrane yang rapuh dan mudah pecah.
d) Anemia hemolitik
Sel darah merah yang abnormal ditandai dengan rapuhnya sel dan masa
hidup yang pendek (biasanya ada factor keturunan)
Contoh :
2) Anemia sel sabit, 0,3-10% orang hitam di afrika barat dan amerika sel-
selnya mengandung tipe Hb yang abnormal (HbS), bila terpapar dengan
O2 kadar rendah Hb akan mengendap menjadi Kristal panjang didalam sel
darah merah, sehingga sel darah merah menjadi lebih panjang dan
berbentuk mirip seperti bulan sabit. Endapan Hb merusak membrane sel.
Tekanan O2 jaringan yang rendah menghasilkan bentuk sabit dan mudah
sobek. Penurunan tekanan O2 lebih lanjut membentuk sel darah semakin
sabit dan penghancuran sel darah merah meningkat hebat.
e) Nutrional anemia
f) Anemia pernisiosa
14
karena kekurangan intake B12 melainkan karena defisiensi factor instrinsik
yang mengakibatkan absorbsi B12 terganggu.
g) Renal anemia
Terjadi karena sekresi eritropoitein dari ginjal berkurang akibat penyakit ginjal
2. Leukemia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan
pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Genetik
b) Saudara kandung
c) Faktor Lingkungan
d) Virus
15
leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari
virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada
hewan. ( Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia
yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh
Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
e) Bahan Kimia
f) Obat-obatan
3.Hemofilia
4.Thalasemia
16
seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925.
Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan pembesaran limpa
setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan
anemia splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley
sesuai dengan nama penemunya.
Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, mengandung zat besi (Fe).
Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan
tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh
digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang
rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat
besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi
organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh
suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak
dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan
organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian.
5.Trombositopenia
17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah), Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler
(bagian padat darah) terdiri dari :
Sel Darah Merah (Eritrosit) , Sel Darah Putih (Leukosit) ,Keping Darah (Trombosit)
Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke
organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 –
37oC.
Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah
putih.
3.2. SARAN
Dari pemaparan diatas, diharapkan agar dalam ilmu kesehatan mapupun ilmu
keperawatan penting sekali memahami anatomi system hematologic secara tepat agar
terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik dirumahsakit maupun di alam yang berkaitan
18
dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan
kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan dan berhubungan pula dengan darah.
DAFTAR PUSTAKA
Arvin, Kliegman Behrman.2012. Nelson Ilmu Keperawatan Anaked. 15, alih bahasa Indonesia,
A.Samik Wahab.Jakarta: EGC.
Handayani, Wiwik & Sulistyo Andi. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.Hofbrand,A.V,Pettit, J.E & Moss,
P.A.H. 2005. Kapita Selekta
Hematologi. Jakarta: EGCKimberly, A. J. 2011. Kapita selekta Penyakit. Alih bahasa, Dwi
Widiarti. Jakarta : EGC.Kiswari, Rukman. 2014.
Hematologi dan Tranfusi.Jakarta: Erlangga.Kozier, B., Berman, A. And Shirlee, alih bahasa
Pamilih Eko Karyuni, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC
19