Anda di halaman 1dari 71

MAKALAH

BIOMEDIK I

SISTEM DARAH DAN SISTEM KARDIOVASKULER

Dosen Pengampu :
Dr.dr. Dien Gusta Anggraini Nursal., MKM.

Oleh
Kelompok 6
Vina Adizha 2011211011
Charina Qatrunnada Prameswari 2011211035
Hana Salsabila Putri 2011211053
Rizki Rahmadi 2011212007
Chi Chi Fitriani 2011212039
Leny Chania Putri 2011212047
Mutia Adhiva Riza 2011212049
Noviana Sinta Dewi S. 2011212051

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah kami dengan topik ―Sistem
Darah dan Sistem Kardiovaskuler‖
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.dr. Dien Gusta Anggraini
Nursal., MKM. selaku dosen pengampu mata kuliah Biomedik I yang telah
memberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kami terkait materi Sistem Darah dan Sistem Kardiovaskuler.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna akibat dari keterbatasan pengetahuan kami.
Namun, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri dan
pembaca pada umumnya.
Kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih.

Padang, 30 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
A. Komponen Padat Darah ................................................................................ 3
B. Komponen Cair Darah .................................................................................. 11
C. Anatomi Jantung .......................................................................................... 14
D. Fisiologi Jantung .......................................................................................... 18
E. Anatomi Pembuluh Darah ............................................................................ 40
F. Fisiologi Vaskuler ........................................................................................ 48
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................................ 61
Daftar Pustaka .................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler
,cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan
berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ
penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang
mergalirkan darah dari jantung,dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah, dan pembuluh darah
Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam
rongga dada. Organ ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan
hidup manusia. Jantung berperan dalam sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai
alat pemompa darah. Kontraksi dan relaksasi yang teratur dari otot-otot jantung
memungkinkan darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru
dipompakan ke seluruh tubuh dan darah yang berasal dari seluruh tubuh
dipompakan ke dalam paru-paru pada saat yang bersamaan.Mekanisme ini
berlangsung terus-menerus dan memungkinkan jaringan tubuh kita mendapatkan
asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah untuk proses metabolisme
tubuh.
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang
primitif sampai dengan manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada
dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa
oksigen (oxsigen karier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, serta
mekanisme hemostasis.Darah diedarkan di dalam pembuluh darah.
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran yang
mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh manusia. Pembuluh ini

1
mengedarkan sel-sel darah, nutrisi, dan oksigen ke jaringan tubuh serta
mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh.
Untuk lebih memahami tentang Sistem Daram dan Sistem
Kardiovaskuler, penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang hal hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan ialah:
1. Apa saja komponen padat darah ?
2. Apa saja komponen cair darah ?
3. Bagaimana anatomi jantung ?
4. Bagaimana fisiologi jantung ?
5. Bagaimana anatomi sistem pembuluh darah ?
6. Bagaimana fisiologi vaskuler ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui komponen padat darah
2. Mengetahui komponen cair darah
3. Mengetahui anatomi jantung
4. Mengetahui fisiologi jantung
5. Mengetahui anatomi sistem pembuluh darah
6. Mengetahui fisiologi vaskuler
D. Manfaat
Adapun penulisan makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang anatomi dan fisiologi Sistem
Kardiovaskuler.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Komponen Padat Darah


Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel – sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat – zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Komposisi darah dibagi menjadi
dua bagian besar, yaitu korpuskula : 45% dan plasma darah : 55%
Di dalam korpuskula terdapat :
1. Eritrosit (Sel darah merah), kandungannya sebesar 90%, eritrosit mengandung
hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen.
2. Leukosit (Sel darah putih), kandungannya kira – kira 0,25% ,berfungsi untuk
menjaga sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri atau virus yang mencoba
masuk ke dalam tubuh.
3. Trombosit (Keping – keping darah), kandungannya : 0,6% - 1,0% , berfungsi
utnuk membantu proses pembekuan darah.

1. Sel Darah Merah


Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak di
dalam darah karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu
hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah.
a. Ciri-Ciri Sel Darah Merah
1) Sel-sel darah merah berbentuk cakram dengan lekukan pada bagian
sentralnya (bikonkaf)
2) Berdiameter 7,65 µm
3) Dibungkus oleh membran sel dengan permeabilitas tinggi
4) Membran sel darah bersifat elastis dan fleksibel

3
5) Setiap eritrsoit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang
dapat menigkat oksigen
6) Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel darah merah
7) Hemoglobin tersusun atas suatu protein globin, globin terdiri atas
empat rantai polipetifa yang melekat pada 4 gugus hem yang
mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah
8) Hmoglobin orang dewasa (HgA) memiliki rantai polipeptida dari 2
rantai alfa dan 2 rantai beta yang identik. Hemoglobin janin (HgF)
memiliki rantai polipeptida dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. HgF
memiliki afinitas (kecenderungan membentuk ikatan kimia
) terhadap oksigen yang lebih besar dibandingkan HgA.

Gambar 1. Sel darah merah


b. Fungsi Sel Darah Merah
1) Mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh: setelah dibentuk oleh tumbuh
sumsum merah tulang, sel darah merah akan menyebar ke seluruh
jaringanjaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-paru lalu
mengedarkannya dan membawanya kembali ke paru-paru untuk
dikeluarkan.
2) Penentuan golongan darah: Penentuan golongan darah ini dapat terjadi
karena ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dalam sel
darah merah. Golongan sel darah adalah A, B, AB, dan O.

4
3) Menjaga sistem kekebalan tubuh (antibodi): menjaga sistem kekebalan
tubuh ini dapat terjadi karena adanya peran serta hemoglobin yang
menangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan
mengeluarkan radikal bebas yang dapat menghancurkan dinding dan
membran sel patogen dan membunuh bakteri.
4) Pelebaran pembuluh darah: pelebaran pembuluh darah dapat terjadi
karena eritrosit melepaskan senyawa dinamakan S-Nithrosothiol yang
dilepaskan saat hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga
akan melebarkan pembuluh darah dan melancarkan darah menuju ke
seluruh tubuh khususnya pada daerah yang kekurangan darah.
c. Proses Pembetukan Sel Darah Merah
Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih.
Selanjutnya, darah beredar ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh
darah. Umur sel darah merah kurang lebih yakni120 hari. Sel darah merah
yang sudah tua akan dibongkar di hati dan limpa diemoglobin diubah
menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang kemudian ditampung dalam
kantong empedu. Bilibirun ini berfungsi memberi warna pada feses. Zat
besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan digunakan
untuk membentuk sel darah merah baru.
Proses Terbentuknya Sel Darah Merah Berdasarkan Tahapan-
Tahapannya
1) Darah terbentuk atau diproduksi dalam sumsum merah tulang pipih.
2) Setiap detik sumsum merah tulang pipih membentuk sekitar dua juta
sel.
3) Sel-sel yang telah diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih dan
dikeluarkan dinamakanretikulosit.Retikulosit memiliki kurang lebih
1% dalam dari sirkulasi darah.
4) Sel-sel yang mulai matang akan mengalami perubahan pada selaput
plasmanya, sehingga fagosit dapat mengetahui sel-sel yang sudah tua
yang akan menghasilkan fagositosis.

5
5) Hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang
kemudian ditampung dalam kantong empedu.
2. Sel Darah Putih
a. Ciri-Ciri
1) Jumlah normal leukosit di dalam darah manusia sekitar 5.000-10.000
sel/mm3 darah. Infeksi atau kerusakan jaringan dapat menyebabkan
peningkatan jumlah total leukosit.
2) Leukosit lebih banyak beraktivitas di dalam jaringan, bukan di dalam
pembuluh darah. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap
benda asing, virus, dan bakteri
3) Setelah diproduksi di sumsum merah tulang maupun sumsum kuning
tulang leukosit bertahan di dalam siroulasi darah hanya 1 hari sebelum
masuk kejaringan. Leukosit di dalam jaringan mampu bertahan
selama beberapa hari hingga beberapa bulan bergantung pada jenis
leukositnya.
4) Leukosit bersifat sebagai berikut
a) Diapedesis, mampu keluar menembus pori-pori membran kapiler
menuju ke jaringan
b) Bergerak ameboid, mampu bergerak seperti Amoeba sehingga sel
menjadi lebih panjang hingga mencapai tiga kali panjang sel awal
dalam waktu
c) Kemotaksis, pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak
menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif )
atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat
d) Fagositosis, mampu menelan mikroorganisme, benda asing dan
sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak
b. Fungsi
Melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan
antibodi di dalam tubuh. Sel darah putih adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi luar. Saat terjadi luka, maka sel

6
darah putih akan berkumpul di tempat luka yang merupakan jalur
masuk bagi bakteri dan virus. Saat ada bakteri atau virus yang masuk,
maka sel darah putih akan melakukan pola penyerangan yang hasilnya
akan menimbulkan nanah. Nanah itu sendiri merupakan gabungan dari
sel darah putih yang mati, mikroorganisme, sel tubuh sekitar, dan
cairan tubuh
c. Jenis Leukosit
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit
dan agranulosit.
1) Granulosit, berdasarkan warna granulosit setelah diberikan
pewarnaan Wright, granulosit dibedakan sebagai berikut.
a) Neutrofil
Neutrofil berukuran sekitar 14 μm, granulanya berbentuk
butiran halus tipis dengan sifat netral sehingga terjadi
percampuran warna asam (eosin) dan warna basa (metilen
biru), sedang pada granula menghasilkan warna ungu atau
merah muda yang samar. Neutrofil berfungsi sebagai garis
pertahanan tubuh terhadap zat asing terutama terhadap bakteri.
Bersifat fagosit dan dapat masuk ke dalam jaringan yang
terinfeksi. Sirkulasi neutrofil dalam darah yaitu sekitar 10 jam
dan dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam
jaringan ekstravaskuler. Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang
paling banyak yaitu sekitar 50-70% diantara sel leukosit yang
lain. Ada dua macam netrofil yaitu neutrofil batang (stab) dan
neutrofil segmen (polimorfonuklear). Perbedaan dari keduanya
yaitu neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil
segmen sering disebut sebagai neutrofil tapal kuda karena
mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda. Seiring dengan
proses pematangan, bentuk intinya akan bersegmen dan akan

7
menjadi neutrofil segmen. Sel neutrofil mempunyai sitoplasma
luas berwarna pink pucat dan granula halus berwarna ungu
b) Eosinofil
Berbintik-bintik kemerahan. Eosinofil dalam tubuh yaitu
sekitar 1-6%, berukuran 16 μm. Berfungsi sebagai fagositosis
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen yang dikeluarkan
oleh parasit. Masa hidup eosinofil lebih lama dari neutrofil
yaitu sekitar 8-12 jam. Eosinofil hampir sama dengan neutrofil
tapi pada eosinofil, granulasitoplasma lebih kasar dan berwarna
merah orange. Warna kemerahan disebabkan adanya senyawa
protein kation (yang bersifat basa) mengikat zat warna
golongananilin asam seperti eosin, yang terdapat pada
pewarnaan Giemsa. Granulanya samabesar dan teratur seperti
gelembung dan jarang ditemukan lebih dari 3 lobus inti.
Eosinofil lebih lama dalam darah dibandingkan neutrophil.
Eosinofil akan meningkat jumlahnya ketika ditemukan
penyakit alergi, penyakit parasitik, penyakit kulit, kanker,
flebitis, tromboflebitis, leukemia mielositik kronik (CML),
emfisema dan penyakit ginjal. Sedangkan pada orang stres,
pemberian steroid per oral atau injeksi, luka bakar, syok
danhiperfungsiadrenokortikal akan ditemukan jumlah eosinofil
yang menurun.
c) Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya
yaitu kira-kira kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan
leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar 14 μm, granula
memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga
menutupi nukleus dan bersifat azrofilik sehingga berwarna
gelap jika dilakukan pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki
granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan seringkali

8
menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna kebiruan disebabkan
karena banyaknya granula yang berisi histamin, yaitu suatu
senyawa amina biogenik yang merupakan metabolit dari asam
amino histidin.
Basofil jarang ditemukan dalam darah normal. Selama
proses peradangan akan menghasilkan senyawa kimia berupa
heparin, histamin, beradikinin dan serotonin. Basofil berperan
dalam reaksi hipersensitifitas yang berhubungan dengan
imunoglobulin E (IgE)
2) Agranulosit
a) Mosonosit
Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total jumlah leukosit.
Monosit memiliki dua fungsi yaitu sebagai fagosit
mikroorganisme (khusunya jamur dan bakteri) sertaberperan
dalam reaksi imun. Monosit merupakan sel leukosit yang
memiliki ukuran paling besar yaitu sekitar 18 μm, berinti padat
dan melekuk seperti ginjal atau biji kacang, sitoplasma tidak
mengandung granula dengan masa hidup 20-40 jam dalam
sirkulasi. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam
berbentuk tapal kuda. Granula azurofil, merupakan lisosom
primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim
endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak
mitokondria. Aparatus Golgi berkembang dengan baik,
ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada daerah
identasi inti. Monosit terdapat dalam darah, jaringan ikat dan
rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear
(system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat
reseptor pada permukaan membrannya

9
b) Limfosit
Limfosit adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah
neutrofil (20- 40% dari total leukosit). Jumlah limfosit pada
anak-anak relatif lebih banyak dibandingkan jumlah orang
dewasa, dan jumlah limfosit ini akan meningkat bila terjadi
infeksi virus. Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi atas
limfosit B dan limfosit T.
1) Keduanya tidak dapat dibedakan dalam pewarnaan Giemsa
karena memiliki morfologi yang sama dengan bentuk bulat
dengan ukuran 12 μm. Sitoplasma sedikit karena semua
bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan tidak
bergranula
2) Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang
dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan
antibodi. Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum
tulang pindah ke kelenjar thymus yang akan mengalami
pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus,
limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan
mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan
kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah
bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem
pengawasan kekebalan.

Gambar 2. Jenis-jenis Leukosit

10
3. Keping-Keping Darah
Keeping darah disebut juga trombosit. Sebenarnya, trombosit tidak dapat
dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di
sumsum tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya,
megakariosit ini pecah menjadi 3000 sampai 4000 serpihan sel, yang dinamai
sebagai trombosit atau keeping sel (platelet) tersebut. Trombosit mempunyai
bentuk bicembung dengan garis 0,75-2,25 mm. Dengan sendirinya trombosit
ini tidak mempunyai inti. Akan tetapi keeping sel ini masih dapat melakukan
sintesis protein. Selain itu, trombosit masih mempunyai mitokondria, butir
glikogen yang mungkin berfungsi sebagai cadangan energi dan 2 jenis
Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan
keutuhan jaringan bila terluka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan
darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing dan untuk
melakukan agregasi.
B. Komponen Cair Darah
1. Protein Darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang berupa cairan bewarna
kuning yang terdiri atas 91% air, 8% protein terlarut, 1% asam organik dan
1% garam. Plasma mengandung bermacam-macam zat yang dikategorikan
dalam beberapa golongan,yaitu: golongan karbohidarat (glukosa), golongan
protein (albumin, globulin dan fibrinogen), golongan lemak/lipid
(cholesterol), golongan enzym (Amylase dan Transaminase), golongan
hormon (insulin dan adrenalin), golongan mineral (zat besi (Fe) dan kalium
(K) ), golongan vitamin (vitamin A dan K ), golongan ampas metabolik (
Urea, Asam Urat dan Kreatinin), golongan zat warna (Bilirubin)
Bahan organik pada plasma merupakan protein yang disebut plasma
protein. Macam-macam plasma protein :
a) Fibrinogen
Fibrinogen menyusun 4% protein plasma, salah satu protein yang disintesis
oleh hati yang merupakan reaktan fasa akut berbentuk blobulin beta.

11
Protein ini berguna untuk proses hemostatis yang menstimulasi
pembentukan thrombus.
b) Albumin
Albumin menyusun 60% protein plasma, albumin disentesis dalam hati dan
bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
Fungsi albumin :
1) Mengusung hormon tiroid
2) Mengusung hormon lain, khususnya yangdapat larut dalam lemak
3) Memgusung asam lemak menuju hati
4) Memgusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat
tersebut
5) Mengusung bilirubin
6) Mengikat ion Ca2+
7) Sebagai larutan penyangga
8) Sebagai protein radang fase-akut negatif.
c) Globulin
Globulin menyusun 30% protein plasma, globulin banyak ditemukan
sebagai antibodi yang disebut immunoglobulin. Globulin tersusun oleh dua
komponen yaitu legumin dan vicilin (Harrow et al (1962)) yang bersifat
tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam
larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang
tinggi. Globulin terbagi atas :
1) Alpha 1 globulin dan alpha 2 globulin
Alpha 1 dan Alpha 2 globulin memiliki karbohidrat sehingga disebut
sebagai glikoprotein. Sekitar 3% Alpha globulin mengandung lipid
sehingga disebut sebagai lipoprotein
2) Beta globulin
5% Beta globulin mengandung lipid terutama kolesterol yang juga
disebut sebagai Beta lipoprotein
3) Gamma globulin

12
d) Immunoglobulin
Immunoglobulin berperan dalam mekanisme pertahanan, dan terbagi atas
lima kelas yaitu:
1) IgA merupakan immunoglobulin yang banyak diremukan pada sekret
dalam sistem pernafasan, pencernaan dan dalam saluran kemih.
2) IgD memiliki jumlah yang sedikit tetapi fungsinya tidak diketahui.
3) IgE merupakan immunoglobun yang berperan pada infeksi cacing,
tetapi konsentrasi yang tinggi dapat menyebebakan alergi.
4) IgG merupakan immunoglobin yang paling banyak jumlahnya dan
berperan dalam menyerang patogen seperti bakteri.
5) IgM banyak ditemukan sebagai hasil infeksi, lalu jumlahnya akan
berkurang.
e) Protombin
Sejenis glikoprotein yang dibentuk oleh dan disimpan dalam hati.Sekresi
protombin ke dalam plasma darah terjadi karena stimulasi dari
tromboplastin dan ion kalsium pada proses koagulasi. Dalam proses
tersebut, protobin kemudian di konfrensi menjadi trombin oleh
protrombinase lebih lanjut. Thrombin akan menkonfrensi fibrinogen
menjadi fibrin. Vitamin K merupaka senyawa organik yang sangat penting
pada sintesis protrombin.
Fungsi plasma protein sebagai berikut :
1. Membantu mempertahankan tekanan normal darah dengan jalan
penyokong viskositas darah.
2. Mempengaruhi stabilitas suspensi erythrocyte.
3. Membantu mengatur keseimbangan asam basa dalam darah.
4. Menyediakan anticorpora (gamma globulin).
5. Mempengaruhi kelarutan karbohidrat, lipid dan substansi lain yang larut
dalam plasma.
6. Mengangkut Ca, P dn substansi lain dalam darah dengan jalan berikatan
dengan albumin.

13
2. Tekanan Osmotik Plasma
Tekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan agar
tidak mengalir ke dalam rongga interstitial. Dalam melaksanakan perannya,
peredarah darah dibantu oleh protein albumin. Albumin sebagai pengatur
cairan yang bersirkulasi dalam tunuh dan sebagai reservoir protein
3. Konsep Klirens Plasma
Klirens adalah suatu proses eliminasi (pengurangan) jumlah atau kadar obat
dalam plasma darah, yang terjadi pada ginjal, dan bekerja seiring proses
ekskresi, dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Giltrasi Glomerulus
Setiap menitnya darah mengalir ke ginjal sebanyak 1,2-1,5 liter darah.
Tidak semua darah yang masuk dapat terfiltrasi di glomerulus hanya 10%
dari jumlah total nya. Hanya obat dalam bentuk bebas saja yang dapat
terfiltrasi oleh glomerulus.
b. Reabsorbsi
Reabsorbsi aktif terjadi pada beberapa senyawa endogen, misalnya
vitamin, elektrolit, glukosa, dan asam amino.
c. Augmentasi
Analisis kadar obat dalam urin, perlu diperhatikan juga stabilitas obat
tersebut dalam sampel urin maupun plasma. Metabolit metabolit yang
tidak stabil, misalnya konjugat glukuronida memberikan hasil pengukuran
yang kurang tepat.
C. Anatomi Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom). Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas
diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua
jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung
yang disebut iktus kordis.

14
Gambar 3. Posisi jantung
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang. Bagian atasnya yang tumpul
(pangkal jantung) disebut basis kordis, sedangkan bagian bawahnya yang agak
runcing disebut apeks kordis. Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm, lebar 8-
9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai
425 gram dan kurang lebih sebesar kepalan tangan. Setiap harinya jantung
berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2.000 galon
darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan
bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk menjamin kelangsungan
sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung berkontraksi terus-
menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan
kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot
jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
1. Bagian-Bagian Jantung
Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis), diantaranya yaitu :
a. Lapisan Jantung
1) Endokardium, merupakan lapisan jantung yang terdapat di bagian
paling dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir
yang melapisi permukaan rongga jantung.

15
2) Miokardium, merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-
otot jantung. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal. Otot jantung ini
membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
a) Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis
kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
b) Bundalan otot ventrikel yang membentuk bilik jantung dimulai
dari cincin atrioventrikuler sampai apeks jantung.
3) Pericardium, yaitu sebagai lapisan jantung paling luar yang merupakan
selaput pembungkus. Terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan
lapisan viseral. Lapisan parietal merupakan lapisan luar yang melekat
pada tulang dada dan selaput paru. Sedangkan lapisan viseral adalah
lapisan permukaan jantung itu sendiri, yang disebut juga epikardium.
Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, dimana
cairan tersebut mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung
saat memompa.

Gambar 4. Struktur lapisan jantung


b. Ruang dalam Jantung
Jantung memiliki empat ruang, yaitu :
1) Dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), terdiri dari
atrium kanan dan kiri.
2) Dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik), terdiri dari
bilik kanan dan kiri.

16
Atrium memiliki dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan
yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya, ventrikel mempunyai dinding
otot yang tebal. Terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali
lebih tebal dari ventrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar
atrium (septum interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh
sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum).

Gambar 5. Struktur jantung


c. Katup-Katup Jantung
Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung
dilengkapi dengan katup-katup, diantaranya :
1) Katup Atrioventrikuler
Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup
atrio-ventrikuler.
a) Katup trikuspidalis
Merupakan katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan, serta mempunyai 3 buah daun katup.
b) Katup mitral atau bikuspidalis
Merupakan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel
kiri, serta mempunyai 2 buah daun katup.

17
2) Katup Semilunar
a) Katup pulmonal
Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari
ventrikel kanan. Katup pulmonalis terdiri dari 3 daun katup.
b) Katup aorta
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Katup aorta terdiri dari 3
daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Kedua katup
semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3
daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong
yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut.

Gambar 6. Katup Jantung

D. Fisiologi Jantung
1. Metabolisme dan Kerja Jantung
Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal tetapi sisi
kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi
menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas
dan satu rongga bawah di masing-masing paruh. Rongga-rongga atas (atrium)
menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke rongga
bawah (ventrikel) yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang
mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena dan yang
membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung

18
dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung.Pemisahan ini sangat penting
karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2,
sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2.

Gambar 7 Sirkulasi paru dan sistemik dalam hubungannya dengan jantung


Jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda, dengan mengikuti jejak
setetes darah melintasi satu sirkuit lengkap. Darah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar (vena kava), satu
mengembalikan darah dari level di atas jantung dan yang lain dari level di
bawah jantung. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari
jaringan tubuh, dimana O2, telah diambil darinya dan CO2 ditambahkan ke
dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium kanan
kedalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri
pulmonaIis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-

19
masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari
sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru.
Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan menyerap
pasokan segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis yang datang dari kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke
atrium kiri ini selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pemompa
yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri
jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam
sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel
kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang
mendarahi berbagai organ tubuh.

Gambar 8 Kerja Pompa Ganda Jantung


Berbeda dari sirkulasi paru, dimana semua darah mengalir ke paru,
sirkulasi sistemik dapat dipandang sebagai suatu rangkaian jalur sejajar.
Sebagian dari darah yang dipompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot,
sebagian ke ginjal, sebagian ke otak, dan sebagainya (Gambar 1.2). Karena
itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian
tubuh menerima darah segar, darah arteri yang sama tidak mengalir dari
organ ke organ. Karena itu, tetes darah yang kita telusuri mengalir hanya ke
satu organ sistemik. Sel-sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O2 dari
darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nutrien untuk menghasilkan
energi dalam prosesnya, sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk sisa
yang ditambahkan ke dalam darah. Tetesan darah yang sekarang hilang
kandungan O2 nya sebagian dan mengalami peningkatan kandungan CO2

20
kembali ke sisi kanan jantung, yang kembali memompanya ke paru. Satu
sirkuit selesai sudah.
Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam jumlah
setara. Volume darah miskin O2 yang sedang dipompa ke paru oleh sisi kanan
jantung segera menjadi sama dengan volume darah kaya O2 yang sedang
disalurkan ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem
bertekanan rendah dan beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik
adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi.
Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding pembuluh oleh darah
yang dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. Resistensi adalah oposisi
terhadap aliran darah, terutama disebabkan oleh gesekan antara darah yang
mengalir dan dinding pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung
memompa darah dalam jumlah yang sama namun sisi kiri melakukan kerja
lebih besar, karena memompa darah dalam jumlah yang sama pada tekanan
yang lebih tinggi ke dalam sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih
tinggi.
Karena itu, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di
sisi kanan, menyebabkan sisi kiri menjadi pompa yang lebih kuat. Darah
mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium,
ventrikel, dan arteri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah
mengalir ke satu arah. Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka
membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan
pintu satu arah

Gambar 9 Mekanisme kerja katup

21
Gradien tekanan ke arah depan yaitu, tekanan di belakang katup lebih
besar, memaksa katup terbuka, seperti membuka pintu dengan mendorong
salah satu sisinya, sementara gradien tekanan yang mengarah
kebelakang/mundur yaitu, tekanan di depan katup lebih besar, mendorong
katup tertutup, seperti memberi tekanan di sisi berlawanan pintu untuk
menutupnya. Gradien mundur dapat memaksa katup menutup tetapi tidak
dapat membukanya ke arah berlawanan.
2. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi
secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh
jantung itu sendiri yang disebut ―autorhytmicity‖. Terdapat dua jenis
khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik.
Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu memompa, sedangkan
sel otoritmik mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan sel saraf
dan sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel
khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi
memperlihatkan aktivitas ―pacemaker‖ (picu jantung), berupa depolarisasi
lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut
mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulah potensial aksi secara
berkala yang akan menyebar keseluruh jantung dan menyebabkan jantung
berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf.
a. Potensial aksi pada sel saraf dan sel otot rangka
Suatu saraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya
proses konduksi impuls listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar
sel dari pada dalam sel sehingga di dalam sel akan lebih negatif
dibanding luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer
akan mencapai – 90 mVolt, membran sel ini disebut dalam keadaan
polarisasi, dengan suatu potensial membran istirahat – 90 mVolt.Apabila

22
suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik,
mekanik atau zat kimia, maka butir-butir membran akan berubah dan
beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel ke dalam sel.
Di dalam sel akan menjadi kurang negatif dari pada di luar sel
dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran ini di
katakan menjadi depolarisasi. Suatu rangsangan yang cukup kuat
mencapai titik tertentu sehingga dapat menimbulkan depolarisasi
membran, titik tertentu ini disebut nilai ambang, dan proses
depolarisasi akan berkelanjutan serta irreversible, ion-ion Na+ akan
mengalir ke dalam sel secara cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan cepat
mencapai overshoot + 40 mVolt. Terjadinya depolarisasi sel
membran secara tiba -tiba disebut potensial aksi, yang berlangsung
kurang dari 1 mdetik. Segera setelah potensial aksi mencapai puncak,
mekanisme pengangkutan di dalam sel membran dengan cepat
mengembalikan ion Na+ ke luar sel sehingga mencapai potensial
membran istirahat (- 90 mVolt) yang disebut repolarisasi.
Suatu rangsangan yang mencapai nilai ambang timbul potensial aksi
kemudian mencapai repolarisasi dan berakhir dengan potensial
membran istirahat, keseluruhan siklus ini mencapai 3 mdetik. Setelah
timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi.
Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat
refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan periode
refrakter relatif. Periode refrakter absolute terjadi selama tidak ada
rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial
aksi yang lain. Periode refrakter relatif terjadi setelah sel membran
mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter absolut
akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus yang
kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru.

23
b. Elektrofisiologi Jantung
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial
yang menyebar ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot
jantung yaitu:
a. Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal,
sel ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya.
b. Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel
jantung kontraktil. Sel otoritmik jantung merupakan sel otot khusus
yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di mana sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini
memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara
perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu).Dengan
siklus yang berulang tersebut, sel otoritmik memicu potensial aksi
yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut
berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung otoritmik ini
membentuk area tersendiri di:
1) Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di
dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior.
2) Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel
otot jantung khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan
dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel.
3) Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus
yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar
ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas
kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung
mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah
atrium di sepanjang dinding luar.

24
4) Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu
cabang pohon.
Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial sebagai
pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus
SA ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari
saraf simpatis akan menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis
akan memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh
darah juga dapat mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA. Setelah
impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya akan menyebar
melalui kedua atrium sehinggamenyebabkan kedua atrium
berkontraksi secara berkesinambungan. Pada saat yang sama impuls
tersebut mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah
atrium kanan.
Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His
melalui otot jantung sampai septum interventrikular. Berkas His ini
kemudian bercabang menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang
kiri (left bundle). Walaupun berkas His mendistribusikan energi listrik
ini sampai melewati permukaan medial ventrikel, kontraksi
sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi)
yang muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium
ventrikel.
c. Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung
a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat)
Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat berkontraksi
sekitar 60-100 kali/menit oleh karena impuls listrik yang
dihasilkan oleh nodus SA.Aksi ini merubah potensial istirahat
membran dan membiarkan masuknya aliran Na+ (sodium) secara
cepat ke dalam sel melalui natrium channel. Dengan masuknya ion
natrium (bersifat positif) ke dalam sel, maka potensial dalam

25
membran sel akan menjadi lebih positif sehingga ambang
potensialnya akan naik (depolarisasi) sekitar 30 mV.
b. Fase 1 (Repolarisasi Awal)
Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka
dan melewatkan ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal ini
membuat potensial membran sel menjadi lebih turun sedikit.
c. Fase 2 (Plateu)
Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang
potensial di membran sel maka ion kalsium (Ca+) akan segera
masuk sementara ion kalium tetap keluar. Dengan begini, ambang
potensial membran sel akan tetap datar untuk mempertahankan
kontraksi sel otot jantung.
d. Fase 3 (Repolarisasi Cepat)
Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliran ion kalium
yang keluar membran sel tetap terjadi sehingga potensial
membran menjadi turun (lebih negatif) dan disebut dengan
repolarisasi.
e. Fase 4 (Istirahat/resting state)
Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana potensialnya
sekitar – 90 mV. Dikarenakan ion natrium yang berlebihan di
dalam sel dan ion kalium yang berlebihan di luar sel dikembalikan ke
tempat semula dengan pompa natrium-kalium, sehingga ion natrium
kembali ke luar sel dan ion kalium kembali ke dalam sel

Gambar 10 Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung

26
Pada otot jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga setelah
repolarisasi, ion Na+ akan masuk kembali ke sel disebut depolarisasi
spontan (nilai ambang dan potensial aksi tanpa memerlukan
rangsangan dari luar). Sel otot jantung akan mencapai nilai ambang dan
potensial aksi pada kecepatan yang teratur disebut Natural Rate /
kecepatan dasar membran sel.
3. Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung bukan merupakan suatu sistem tunggal tapi
merupakan sistem sirkuit yang cukup kompleks yang terdiri dari sel yang
identik. Seluruh sel miosit di dalam sistem konduksi jantung memiliki
beberapa kesamaan yang membedakan dengan sel otot yang bekerja untuk
fungsi pompa.4 Pada manusia, komponen yang berfungsi pada sistem
konduksi jantung dapat dibagi menjadi sistem yang berfungsi untuk
menghasilkan impuls dan sistem yang berfungsi untuk menjalarkan impuls.
Sistem konduksi jantung meliputi
a. Sinoatrial node (SA node)
Suatu tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada didalam dinding
atrium kanan di ujung krista terminalis. Nodusini merupakan pendahuluan
dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke atriovenrikuler node.
b. Atrioventrikuler node (AV node)
Susunannya sama seperti sinoatrial node, berada di dalamseptum atrium
dekat muara sinus koronari. Impuls-impulsditeruskan ke bundle
atrioventrikuler melalui berkas Wenkebach.
c. Bundel atrioventrikular
Mulai dari bundel AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi
bawah pars membranasea septum interventrikulare. Pada bagian cincin
yang terdapat antara atrium dan ventrikel disebut analus fibrosus
rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju apeks kordis dan
bercabang dua:

27
1) Pars septalis dektra: Melanjut ke arah bundel AV didalam pars
muskularis septum interventrikular menujuke dinding depan ventrikel
dektra.
2) Pars septalis sinistra: Berjalan di antara pars membranase dan pars
muskularis sampai di sisi kiri septum interventrikularis menuju basis M.
papilaris inferiorventrikel sinistra. Serabut-serabut pars septialis
kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal(serabut purkinje).
d. Serabut penghubung terminal (serabut purkinje),
Anyaman yang berada pada endocardium menyebar pada kedua ventrikel
jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari
susunan saraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung
sedangkan sistem parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung.
Perangsangan simpatisjantung mempunyai efek mempercepat denyut
jantung sehingga menyebabkan takikardia dan daya kontraksi
jantungmenjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel. Setiap
kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui
pengendalian persarafan. Pada keadaanistirahat pengaruh nervus vagus
lebih besar dari nervus simpatikus. Waktu kerja otot atau stres tonus
simpatis meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan jantung oleh
persarafan terjadi secar refleks. Untuk terjadinya refleks diperlukan
stimulus dan lengkung refleks sehingga memungkinkan terjadinya jawaban
dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja jantung

28
Gambar 11 Konduksi jantung
4. Siklus Jantung
Peristiwa yang terjadi pada jantung dimulai dari awal sebuah
denyut jantung sampai awal denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung.
Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi spontan di dalam
simpul sinus. Simpul ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan
dekat muara vena cava superior, selanjutnya potensial aksi menjalar dari
sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan kemudian melalui
berkas A-V ke ventrikel. Oleh karena adanya pengaturan khusus dalam
sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan perlambatan
selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan dari atrium ke
ventrikel. Keadaan ini memungkinkan atrium untuk berkontraksi
mendahului kontraksi ventrikel, serta memompakan darah ke dalam
ventrikel sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium itu
bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya
akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke
sistem pembuluh darah tubuh.

29
a) Sistolik dan Diastolik
Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut
diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti
oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik. Lama berlangsungnya
keseluruhan siklus jantung termasuk sistol dan diastol, berbanding
terbalik dengan frekuensi denyut jantung. Sebagai contoh, bila frekuensi
denyut jantung adalah 72 denyut/menit, lama siklus jantung adalah
1/72 denyut/ menit–sekitar 0,0139 menit per denyut, atau 0,833 detik
per denyut.

Gambar 12 Peristiwa pada siklus jantung untuk fungsi ventrikel kiri, menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tekanan atrium kiri, tekanan ventrikel kiri,
tekanan aorta, volume ventrikel, elektrokardiogram, dan fonokardiogram.

Gambar 12 memperlihatkan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi


selama siklus jantung untuk sisi kiri jantung. Ketiga kurva teratas secara
berurutan menunjukkan perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel kiri,
dan atrium kiri. Kurva keempat melukiskan perubahan volume
ventrikel kiri, kurva kelima adalah elektrokardiogram, dan kurva keenam
adalah fonokardiogram, yang merupakan rekaman bunyi yang

30
dihasilkan oleh jantung terutama oleh katup jantung sewaktu
memompakan darah.
Jantung Apabila frekuensi denyut jantung meningkat, lama
berlangsungnya setiap siklus jantung akan turun, termasuk fase kontraksi
dan relaksasi. Lama potensial aksi dan periode kontraksi (sistol) juga
turun, namun tidak sebesar persentase fase relaksasi (diastol). Pada
frekuensi denyut jantung normal sebesar 72 denyut/ menit, sistol
berlangsung sekitar 0,4 bagian dari seluruh siklus jantung. Pada
frekuensi tiga kali frekuensi denyut normal, sistol berlangsung 0,65
bagian dari seluruh siklus jantung. Hal ini berarti bahwa jantung
yang berdenyut dengan frekuensi yang sangat cepat, tidak memiliki
waktu relaksasi yang cukup untuk pengisian sempurna ruang jantung,
sebelum kontraksi berikutnya.
Gelombang-gelombang P, Q, R , S, T yang ditunjukkan oleh
elektro kardiogram pada Gambar 12 Gelombang-gelombang ini
merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung dan direkam
oleh elektrokardiograf dari permukaan tubuh. Gelombang P disebabkan
oleh penyebaran depolarisasi melewati atrium, yang diikuti oleh
kontraksi atrium, yang menyebabkan kurva tekanan atrium naik
sedikit segera sesudah gelombang P pada elektrokardiogram.
Kira-kira 0,16detik sesudah dimulainya gelombang P, muncul
gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik pada ventrikel, yang
mengawali kontraksi ventrikel dan menyebabkan tekanan ventrikel
mulai meningkat, seperti yang ditunjukkan pula dalam gambar. Oleh
karena itu, kompleks QRS dimulai sesaat sebelum sistolik ventrikel,
Akhirnya,marilah kitalihat gelombang T ventrikel pada eletrokardiogram.
Gelombang T ventrikel mewakili tahap repolarisasi ventrikel ketika
serat-serat otot ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu,
gelombang T terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel.

31
Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus-menerus dari
vena-vena besar menuju ke atrium; kira-kira 80 persen dari darah
tersebut akan mengalir langsung melewati atrium dan masuk ke dalam
ventrikel bahkan sebelum atrium berkontraksi. Selanjutnya, kontraksi
atrium biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel sebesar 20
persen. Oleh karena itu, atrium dikatakan berfungsi sebagai pompa
primer yang meningkatkan efektivitas pompa ventrikel sebanyak 20
persen. Namun, jantung bahkan dapat terus bekerja pada keadaan tanpa
tambahan efektivitas sebesar 20 persen tersebut, karena secara normal
jantung mempunyai kemampuan untuk memompakan darah 300 sampai
400 persen lebih banyak darah daripada yang dibutuhkan oleh tubuh
pada keadaan istirahat. Oleh karena itu, bila atrium gagal berfungsi,
perbedaan ini tidak terlalu diperhatikan kecuali kalau orang tersebut
berolahraga; maka adakalanya timbul gejalagejala gagal jantung akut,
terutama sesak napas.
Perubahan Tekanan di Dalam Atrium—Getombang-Gelombang a,
c, dan v. Pada kurva tekanan atrium pada Gambar 12 dapat dilihat
tiga peningkatan tekanan kecil, yang disebut gelombang tekanan
atrium a, c, dan v. Gelombang a disebabkan oleh kontraksi atrium.
Biasanya selama kontraksi atrium, tekanan atrium kanan meningkat
sebesar 4 sampai 6 mm Hg, sedangkan tekanan atrium kiri meningkat
kira-kira sebesar 7 sampai 8 mm Hg.
Gelombang c terjadi pada saat ventrikel mulai berkontraksi;
gelombang ini sebagian disebabkan oleh adanya sedikit aliran balik darah
ke dalam atrium pada permulaan kontraksi ventrikel, tetapi terutama
disebabkan oleh penonjolan katup A-V kembali ke arah atrium akibat
adanya peningkatan tekanan di dalam ventrikel.
Gelombang v terjadi menjelang akhir kontraksi ventrikel;
gelombang ini disebabkan oleh aliran darah yang lambat dari vena ke
dalam atrium sementara katup A-V tertutup sewaktu kontraksi ventrikel.

32
Kemudian, sewaktu kontraksi ventrikel berakhir, katup A-V
membuka, sehingga darah atrium yang tersimpan ini dapat mengalir
dengan cepat ke dalam ventrikel dan menyebabkan hilangnya
gelombang v.
a. Pengisian Ventrikel Selama Diastol.
Selama fase sistol ventrikel, sejumlah besar darah berkumpul
dalam atrium kiri dan kanan, karena katup A-V tertutup. Oleh karena
itu, segera sesudah sistol selesai dan tekanan ventrikel turun lagi
sampai ke nilai diastolnya yang rendah, tekanan yang cukup
tinggi, yang telah terbentuk di dalam atrium selama fase sistol
ventrikel, segera mendorong katup A-V agar terbuka sehingga darah
dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, seperti yang
diperlihatkan dengan naiknya kurva volume ventrikel kiri dalam
Gambar 12. Keadaan ini disebut sebagai periode pengisian cepat pada
ventrikel.
Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada sepertiga
pertama dari diastolik. Selama sepertiga kedua dari diastolik,
biasanya hanya ada sedikit darah yang mengalir ke dalam
ventrikel; darah ini adalah darah yang terus mengalir masuk ke dalam
atrium dari vena-vena, dan dari atrium langsung masuk ke
ventrikel.
Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium berkontraksi
dan memberikan dorongan tambahan terhadap aliran darah yang
masuk ke dalam ventrikel; dan merupakan kira-kira 20 persen dari
pengisian ventrikel pada setiap siklus jantung.
b. Pengosongan Ventrikel Selama Sistolik
1) Periode Kontraksi Isovolemik (Isometrik).
Segera sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan
ventrikel meningkat dengan tiba-tiba, seperti yang digambarkan
dalam Gambar 12, sehingga menyebabkan katup A-V menutup.

33
Selanjutnya dibututuhkan tambahan waktu sebanyak 0,02 sampai
0,03 detik bagi ventrikel agar dapat menghimpun tekanan yang
cukup untuk mendorong katup semilunaris (katup aorta dan
katup pulmonalis) agar terbuka melawan tekanan di dalam aorta
dan arteri pulmonalis. Oleh karena itu, selama periode ini, akan
terjadi kontraksi di dalam ventrikel, namun belum ada
pengosongan. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi
isometrik atau isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan
di dalam otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan
serat-serat otot.
2) Periode Ejeksi.
Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mm Hg,
(dan tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit di atas 8 mm Hg),
maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup semilunaris
supaya terbuka. Segera setelah itu, darah
mulai mengalir keluar dari ventrikel, sekitar 70 persen dari
proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari
periode ejeksi dan 30 persen sisa pengosongan terjadi selama
dua pertiga berikutnya. Oleh karena itu, waktu sepertiga yang
pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu
duapertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat.
3) Periode Relaksasi Isovolemik (Isometrik).
Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara
tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri maupun kanan
menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di dalam arteri besar
yang berdilatasi, yang baru saja diisi dengan darah yang
berasal dari ventrikel yang berkontraksi, segera mendorong
darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup
katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03
sampai 0,06

34
detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi,
meskipun volume ventrikel tidak berubah, sehingga menyebabkan
periode relaksasi isovolemik atau isometrik. Selama periode ini,
tekanan intraventrikel menurun dengan cepat sekali ke tekanan
diastoliknya yang rendah. Selanjutnya katup A-V akan terbuka
untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru. Volume
Diastolik-Akhir, Volume Sistolik-Akhir, dan Curah Isi Sekuncup.
Selama fase diastolik, pengisian ventrikel yang normal akan
meningkatkan volume setiap ventrikel sampai kira-kira 110
hingga 120 ml. Volume ini disebut volume diastolik-akhir.
Selanjutnya, sewaktu ventrikel mengosongkan isinya selama fase
sistolik, volume ventrikel akan menurun sampai kira-kira 70 ml,
yang disebut sebagai curah isi sekuncup. Volume yang masih
tertinggal dalam setiap ventrikel, yakni kira-kira 40 sampai 50 ml,
disebut sebagai volume sistolik-akhir. Bagian dari volume
diastolik-akhir yang disemprotkan keluar disebut
bagian ejeksi biasanya sama dengan kira-kira 60 persen. Bila
jantung berkontraksi dengan kuat, volume sistolik-akhir dapat
berkurang hingga mencapai 10 sampai 20 ml. Sebaliknya, bila
sejumlah besar darah mengalir masuk ke dalam ventrikel
selama fase diastolik, volume diastolik akhir ventrikel dapat
menjadi 150 sampai 180 ml pada jantung yang sehat. Dengan
menaikkan volume diastolik-akhir dan menurunkan volume
sistolik-akhir, curah isi sekuncup sering kali dapat ditingkatkan
sampai kira-kira lebih dari dua kali volume normal.
Katup A-V (katup trikuspid dan katup mitral) mencegah
aliran balik darah yang berasal dari ventrikel menuju ke atrium
selama fase sistolik, dan katup semilunaris (yakni katup aorta
dan arteri pulmonalis) mencegah aliran balik darah yang
berasal dari aorta dan arteri pulmonalis kembali ke ventrikel

35
selama diastolik. Katup-katup ini, menutup dan membuka secara
pasif. tekanan yang tinggi dalam arteri pada akhir sistolik akan
menyebabkan katup semilunaris tersentak dan menutup dengan
keras
Pada akhir sistolik, setelah ventrikel berhenti
mengejeksikan darah dan katup aorta tertutup, elastisitas
dinding arteri akan tetap mempertahankan tekanan yang tinggi di
dalam arteri, bahkan selama diastolik. Bila katup aorta menutup,
pada kurva tekanan aorta akan timbul suatu insisura. Insisura
ini disebabkan oleh periode singkat aliran balik darah segera
sebelum penutupan katup, yang selanjutnya akan diikuti dengan
penghentian aliran balik tersebut secara tiba-tiba.
Sesudah katup aorta menutup, tekanan di dalam aorta akan
berkurang secara perlahan-lahan sepanjang fase diastolik karena
darah yang disimpan di dalam arteri elastis yang berdilatasi akan
mengalir secara terus-menerus melalui pembuluh darah perifer
kembali ke vena. Sebelum ventrikel berkontraksi lagi, biasanya
tekanan aorta turun sampai kira-kira 80 mm Hg (tekanan
diastolik), yang merupakan dua pertiga dari tekanan maksimum
sebesar 120 mm Hg (tekanan sistolik) yang terjadi di dalam
aorta selama kontraksi ventrikel.
5. Bunyi Jantung
Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua bunyi
jantung utama dengan stetoskop. Bunyi jantung pertama bernada rendah,
iembut, dan relatif lama-sering dikatakan sebagai bunyi "lub". Bunyi
jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam-
sering dikatakan berbunyi seperti "dup". Karena itu, secara normal kita
mendengar "lub-dup-lub-dupJub-dup ...". Bunyi jantung pertama berkaitan
dengan penutupan katup AV, sementara bunyi jantung kedua
berhubungan dengan penutupan katup semilunar.

36
Pembukaan katup tidak menimbuikan suara apapun. Bunyi
disebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam dinding ventrikel dan
arteri besar sewaktu katup menutup, bukan oleh katup itu sendiri.
Karena katup AV menutup pada permulaan kontraksi ventrikel, ketika
tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, maka bunyi
jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel.
Katup semilunar menutup pada permulaan relaksasi ventrikel,
sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing turun di bawah
tekanan orta dan arteri pulmonalis. Karena itu, bunyi jantung kedua
menandakan awitan diastol ventrikel
Aliran darah turbulen menghasilkan murmur jantung
Bunyi jantung abnormal atau murmur (bising), biasanya (tetapi
tidak selalu) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak
melibatkan patologi jantung, yang dinamai murmur fungsional, lebih
sering pada orang berusiamuda. Darah dalam keadaan normal mengalir
secara lamina yaitu, lapisan-lapisan cairan meluncur/bergeseran secara
halus satu sarna lain (lamina artinya "lapisari'). Aliran laminar tidak
menimbulkan suara apapun. Namun, ketika aliran darah menjadi turbulen
dapat terdengar suara. Suara abnormal seperti itu disebabkan oleh
getaran yang diciptakan oleh aliran turbulen di struktur sekitarnya.
Penyebab tersering turbulensi adalah mal fungsi katup, baik stenotik
maupun insufisiensi. Katup stenotik adalah katup kaku menyempit yang
tidak membuka sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang
menyempit dengan kecepatan sangat tinggi sehingga terjadi turbulensi
yang menimbulkan suara siulan abnormal seperti suara yang timbul ketika
anda memaksa udara keluar cepat melalui bibir yang menyempit saat
bersiul.
Katup insufisien atau inkompeten adalah katup yang tidak menutup
dengan sempurna, biasanya karena pada tepi-tepi katup terdapat jaringan
parut dan tidak menyatu dengan benar. Turbulensi terjadi ketika darah

37
mengalir balik melalui katup yang insufisien tersebur dan bertumbukan
dengan darah yang mengalir dalam arah berlawanan, menciptakan murmur
berdesis atau berkumur. Aliran balik darah semacam ini dikenal sebagai
regurgitasi. Katup jantung yang insufisien sering disebut katup bocor,
karena memungkinkan darah mengalir balik saar karup sebenarnya harus
tertutup

Gambar 13 Perbandingan Aliran Laminar dan Turbulen


Waktu timbul murmur merujuk kepada bagian dari siklus jantung saat
mana murmur terdengar. Bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol
ventrikel, dan bunyi jantung kedua mengisyaratkan awitan diastol ventrikel.
Karena itu, murmur antara bunyi jantung pertama dan kedua (lub-murmur-dup,
lub-murmur-dup) adalah murmur sistolik. Murmur diastolik, sebaliknya, terjadi
antara bunyi jantung kedua dan pertama (lub-dup-murmur, lub-dup-mur-mur).
Suara murmur ditandai sebagai murmur stenotik (bersiul) atau murmur
insufisiensi (berdesis). Berbekal fakta-fakta ini, kita dapat menentukan penyebab
suatu murmur. Sebagai contoh, murmur bersiul (menandakan suatu srenosis katup)
yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan kedua (menandakan murmur
sistolik) menunjukkan stenosis di suatu katup yang seharusnya terbuka ketika
sistol. Katup ini mungkin katup aorta atau katup semilunar pulmonalis yang
dilalui oleh darah ketika terjadi ejeksi. Identifikasi katup mana yang stenotik
dapat dilakukan dengan menemukan di mana murmur terdengar paling baik.

38
Kekhawatiran utama dengan murmur jantung tentu sajaadalah bukan
murmur itu sendiri tetapi efek merugikan terhadap sirkulasi yang ditimbulkan
oleh defek penyebabnya
Pola yang
Jenis
terdengar Waktu Penyakit
Cacat Komentar
saat Murmur Katup
katup
Auskultasi
Lub-Siul- Stenotik Sistolik Stenosis
Murmur sistolik bersiul
Dup Katup menandakan bahwa
Semilunar
katup yang harusnya
terbuka saat sistol
(katup
semilunar) tidak terbuka
secara sempurna
Lub-Diup- Stenotik Diastolik Stenosis Murmur diastolik bersiul
Siul Katup AV menandakan bahwa
katup yang harusnya
terbuka sewaktu diastol
(katup AV) tidak
membuka secara
sempurna.
Lub- Insufisien Sistolik Insufisiensi Murmur sistolik berdesis
Desis-Dup Katup AV menandakan bahwa
katup yang seharusnya
tertutup selama sistol
(katup AV) tidak
menutup secara sempurna
Lub-Dup- Insufisien Diastolik Insufisiensi Murmur diastolik
Desis Katup berdesis menandakan
Semilunar bahwa
katup yang seharusnya
tertutup selama diastol
(katup semilunad tidak
menutup secara
sempurna
Tabel 1 Waktu dan jenis murmur yang berkaitan dengan berbagai kelainan katup
jantung

39
E. Anatomi Sistem Pembuluh Darah

Gambar 14. Struktur Pembuluh Darah


1. Arteri
Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah
arteri terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
a. Tunika intima adalah terdalam dari pembuluh darah yang terdiri atas
selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh.
b. Tunika media ini adalah lapisan tengah yang terdiri dari serat otot polos
yang tersusun melingkar.
c. Tunika adventisia atau lapisan terluar terdiri atas dengan jaringan ikat
kolagen dan elastis, terutama kolagen tipe I.
d. Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan vena.
Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh tubuh dan umumnya
terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur sirkulasi
pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga.
Ada tiga jenis arteri: arteri elastis, otot arteri, dan arteriol. Dalam perjalanan
dari jantung ke kapiler perifer, darah melewati serangkaian arteri dengan
diameter semakin kecil: arteri elastis, otot arteri, dan arteriol.
a. Arteri Elastis
Arteri elastis adalah pembuluh darah besar dengan diameter
luminal hingga sekitar 2,5 cm. Arteri ini mengangkut sejumlah besar

40
darah dari jantung. Contohnya termasuk arteri pulmonalis dan aorta serta
cabang utamanya, seperti arteri brakiosefalika dan arteri karotis,
subklavia, dan iliaka komunis. Itu intima dalam arteri elastis relatif tebal
dan terdiri dari endotel lapisan dan lamina basal kolagen yang mendasari
dan serat jaringan ikat elastis. Sebuah lapisan jaringan elastis, membran
elastis internal, memisahkan intima dari media.
Dinding arteri elastis sangat lentur karena media tunika
mengandung serat elastis dengan kepadatan tinggi dan sel otot polos yang
relatif sedikit. Akibatnya, arteri elastis dapat mentolerir perubahan
tekanan pada siklus jantung. Sel otot polos yang ada di dalam media
elastis tidak berkontraksi
sebagai respons terhadap stimulasi simpatis atau lokal.
Selama sistol ventrikel, tekanan di dalam sistem arteri meningkat
dengan cepat, dan arteri elastis meregang. Selama diastol ventrikel,
tekanan darah turun, dan elastis mundur ke dimensi berat. Bantalan
peregangan mereka meningkat tekanan secara tiba-tiba selama sistol
ventrikel, dan peregangannya kembali penurunan tekanan selama diastol
ventrikel dan darah maju
menuju kapiler.
b. Arteri Otot
Arteri otot (arteri berukuran sedang) mengangkut darah ke
kerangka otot tubuh dan organ dalam. Arteri muskuler tipikal memiliki
diameter luminal sekitar 4 mm. Sebagian besar arteri yang terlihat dan
dinamai adalah arteri berotot, tetapi banyak arteri otot yang terlalu kecil
untuk dikenali dengan mata telanjang.
Dalam arteri otot, media lebih tebal dan mengandung lebih banyak
secara signifikan sel otot polos dari pada arteri elastis. Selain itu,
membran elastis internal yang menonjol memisahkan intima dari media.
Divisi simpatik ANS dan stimulasi lokal mengontrol diameter luminal
arteri otot. Dengan membatasi atau merelaksasikan kelancaran otot di

41
media, sistem saraf otonom mengatur aliran darah ke masing-masing
organ secara mandiri.
c. Arteriol
Arteriol jauh lebih kecil dari arteri otot. Arteriol memiliki
diameter luminal rata-rata sekitar 30 µm dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. memiliki petualangan yang tipis. Media terdiri dari satu atau
dua lapisan sel otot polos yang mungkin tidak membentuk lapisan yang
lengkap. Arteri otot yang lebih kecil dan semua arteriol berubah diameter
luminalnya sebagai respons terhadap kondisi lokal atau stimulasi simpatis
atau endokrin. Arteriol mengontrol aliran darah antara arteri dan kapiler.
Arteri elastis dan otot saling berhubungan dengan mulus, dan
pembuluh darah karakteristik berubah secara bertahap saat pembuluh
semakin menjauh dari jantung. Misalnya, arteri otot terbesar mengandung
cukup banyak jaringan elastis, sedangkan yang terkecil menyerupai
arteriol yang sangat berotot.
2. Vena
Vena mengembalikan darah ke jantung. Vena terdiri dari beberapa lapisan,
yaitu :
a. Tunika intima: terdiri dari lapisan endotelium yang mengandung sel pipih
selapis, dan lapisan subendotelium yang berisi jaringan ikat tipis langsung
berhubungan dengan tunika adventisia.
b. Tunika media: lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan jaringan
ikat.
c. Tunika adventisia: adalah lapisan paling tebal pada vena, lapisan ini juga
lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar dengan serat
kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblas
tampak diantaranya. Sel-sel otot polos juga sering tampak pula
Vena diklasifikasikan sebagai venula, vena berukuran sedang, dan vena besar.
Vena mengumpulkan darah dari semua jaringan dan organ dan
mengembalikannya ke jantung. Dinding vena lebih tipis dari pada arteri yang

42
sesuai karena tekanan darah di vena lebih rendah daripada di arteri. Vena
diklasifikasikan berdasar ukurannya. Meski dindingnya lebih tipis, pada
umumnya vena punya diameter luminal yang lebih besar dari arteri yang
sesuai.
a. Venula
Venula, vena terkecil, mengumpulkan darah dari kapiler. Venula terkecil
disebut venula postkapiler, menyerupai kapiler yang membesar. Venula
lebih kecil diameter total lebih dari 50 mm tidak memiliki media yang
lengkap, hanya memiliki isolasi sel otot polos jauh sampai intima. Media
venula lebih besar dari diameter 50 mm mengandung satu atau dua lapisan
sel otot polos, tetapi memang demikian tipis dan didominasi oleh jaringan
ikat.
b. Vena berukuran sedang
Diameter luminal dari vena berukuran sedang berkisar antara 2 sampai 10
mm. Paling banyak vena dalam (vena radial, tibialis, dan poplitea)
termasuk dalam kategori ini. Sebuah vena berukuran sedang biasanya
ditemukan dalam jaringat ikat sehat dan berdampingan dengan arteri otot.
c. Vena berukuran besar
Pembuluh darah besar termasuk vena kava superior dan inferior dan anak
sungai semacam itu sebagai vena subklavia, ginjal, mesenterika, dan
portal di dalam abdomino pelvis dan rongga dada. Intima dan media kecil
dan sulit dibedakan satu sama lain di vena besar. Lapisan paling tebal
adalah adventitia. Lapisan ini mengandung kolagen dan serat elastis dan
terisolasi, sel otot polos tersusun secara longitudinal. Vena berukuran
besar tidak memiliki katup, tetapi mengalami perubahan tekanan di dalam
rongga tubuh untuk membantu memindahkan darah ke jantung.

43
Perbedaan arteri dan vena
Arteri dan vena di daerah tubuh yang sama biasanya terletak berdampingan di
dalam selubung jaringan ikat. Kita bisa membedakan arteri dari vena dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dinding pembuluh darah: Dinding arteri lebih tebal dari pada pembuluh
darah vena. Media arteri mengandung lebih banyak otot polos dan serat
elastis daripada vena. Komponen kontraktil dan elastis ini menahan
tekanan yang dihasilkan oleh jantung saat memaksa darah masuk ke sirkuit.
2. Lumen pembuluh: Dinding arteri akan berkontraksi, menyempitkan lumen.
Oleh karena itu, jika dilihat selama pembedahan atau penampang, lumen
arteri tampak lebih kecil dari vena yang menyertainya. Karena arteri
dinding lebih tebal dan kuat, mereka mempertahankan bentuk melingkar di
bagian histologis. Sebaliknya, urat yang dipotong runtuh, dan pada bagian
histologis sering terlihat pipih atau terdistorsi.
3. Lapisan pembuluh: Lapisan endotel arteri tidak dapat berkontraksi, ketika
arteri menyempit, endoteliumnya melipat. Sebab, arteri dibelah
berpenampilan lipit. Lapisan pembuluh darah tidak memiliki lipatan ini.
4. Katup: Vena biasanya mengandung katup — struktur internal yang
mencegah aliran balik darah menuju kapiler. Arteri tidak memiliki katup.

44
Gambar 15. Perbedaan Arteri dan Vena
3. Kapiler
Kapiler (pembuluh rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus,
berdiameter sekitar 0,008 mm, serta berdinding sangat tipis sehingga
memudahkan plasma darah dan zat makanan merembes ke cairan jaringan
antarsel. Dinding kapiler tersusun dari selapis endotelium. Kapiler
menghubungkan arteriola dengan venula. Area kapiler di seluruh tubuh sangat
luas, diperkirakan sekitar 7.000 m2 pada orang dewasa. Bagian tubuh yang
tidak memiliki kapiler, yaitu rambut, kuku, tulang rawan, dan kornea mata
Fungsi kapiler antara lain sebagai berikut,
a. Penghubung antara arteri dan vena
b. Mengambil zat-zat dari kelenjer

45
c. Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara daerah dengan cairan jaringan
d. Menyerap zat-zat makanan dari usus
e. Menyaring darah yang terdapat pada ginjal
4. Sistem Pembuluh Limfe
a. Komponen pembuluh limfe
a. Kapiler getah bening, merupakan pembuluh limfe terkecil, membentuk
anyaman yang luas dan berakhir buntu. Kapiler ini memiliki fungsi
untuk menampung cairan limfe yang berasal dari masing-masing
kapiler. Kapiler ini terdiri atas saluran yang berndinding tipis, dilapisi
endotel, lumenya tidak teratur
b. Pembuluh limfe besar

Gambar 16. Pembuluh limfe kanan dan dada


Sistem limfatik tubuh terdiri dari sisterna kili, ductus
thoraccus, kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Sisterna kili adalah
sebuah kantong limfatik yang terletak sebelah anterior dari vertebra L-
2 dan sebelah posterolateral dari aorta abdominalis. Ductus thoracicus
bermula dari sisterna kili dekat vertebra Th-12 dan berjalan keatas
melalui hiatus aorta diafragma, pada permukaan anterior kolumna

46
vertebralis diantara aorta torakalis dan vena Azygos, duktus torasikus
terletak di mediastinum posterior. Setinggi vertebra Th-4, 14 ductus
thoracicus menyilang kekiri kolumna vertebralis dan berjalan keatas
dibelakang arkus aorta, dan bermuara pada vena subklavia. Beberapa
buah pembuluh limfe menghubungkan kelenjar limfe yang terletak
sekitar vertebra lumbalis dan sisterna kili.
1) Ductus Lymphaticus Dexter, Ductus Lymphaticus Dexter atau
pembuluh limfe kanan ini mengangkut limfe yang berasal dari
kepala, dada sebelah kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe
kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah vena subclavia
dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan)
2) Ductus Thoracicus, Pembuluh limfe dada atau ductus thoracicus
mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan
bermuara ke pembuluh balik dibawah vena subclavia sinistra
(vena yang melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada
juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh
lemak, yaittu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang
diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe
berwarna kuning keputih-putihan.
5. Limfa
Sistem limfatik, yang secara fungsional merupakan bagian dari sistem
peredaran darah dan sistem imun, terdiri dari jaringan limfatik, organ limfatik,
dan pembuluh limfatik. Pembuluh limfatik mengangkut getah bening.
Sistem limfatik, atau sistem limfoid, yang secara fungsional merupakan
bagian dari sistem peredaran darah dan sistem imunitas, memiliki beberapa
komponen. Ia memonitor dan mengangkut jaringan ikat cairan yang disebut
getah bening. Pembuluh getah bening disebut pembuluh limfatik, dan selnya
tersuspensi di dalam getah bening (dan darah) adalah limfosit. Jaringan
limfatik khusus dan organ limfatik mengatur komposisi getah bening dan
memproduksi limfosit dari berbagai jenis.

47
Pembuluh limfatik berasal dari jaringan perifer dan mengantarkan getah
bening ke sistem vena. Getah bening terdiri dari :
a. cairan interstisial, yang menyerupai darah plasma tetapi memiliki
konsentrasi protein yang lebih rendah,
b. limfosit, sel-sel yang bertanggung jawab untuk respon imun, dan
c. makrofag, yaitu sel fagositik dari berbagai jenis.
Pembuluh limfatik sering dimulai di dalam atau melewati jaringan
limfatik dan organ limfatik, struktur itu mengandung sejumlah besar limfosit,
makrofag, dan (dalam banyak kasus) sel induk limfatik.

Gambar 17. Limfa


F. Fisiologi Vaskuler
Sistem vaskuler atau pembuluh darah terdiri dari arteri yang membawa
darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, kapiler berdinding tipis yang
memungkinkan difusi gas dan zat metabolik serta vena dan venula yang bertugas
mengembalikan darah ke jantung. Sistem ini berkaitan dengan sistem
kardiovaskuler, yang berasal dari kata ―cardio‖ yang berarti jantung dan
―vascular‖ yang berarti pembuluh darah.Secara bahasa, sistem kardiovaskuler
adalah sistem jantung dan pembuluh darah. Secara istilah, sistem kardiovaskuler

48
adalah suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah, sekaligus
membawa oksigen dan zat gizi ke seluruh jaringan tubuh serta mengangkut
semua zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh
darah. Sistem ini juga disebut dengan sistem sirkulasi.
1. Aliran Darah
Mekanisme sistem peredaran darah pada manusia ada 2 yaitu, peredaran darah
kecil (pulmonalis) dan peredaran darah besar (sistemik). Kedua peredaran
darah ini disebut peredaran darah ganda.
a. Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah/sirkulasi ini merupakan sirkulasi darah dari jantung
menuju paru – paru dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah
yang mengandung CO2 dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung
melalui pembuluh vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi
(atrium) kanan dan akan dialirkan ke paru – paru melalui arteri pulmonalis
untuk melakukan pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen. Setelah
itu, darah bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen ini dilanjutkan ke bilik
(ventrikel) kiri dan siap dipompakan ke aliran darah sistemik.

Gambar 18. Peredaran darah kecil


b. Peredaran Darah Besar
Peredaran/sirkulasi ini merupakan sirkulasi yang mencakup seluruh
tubuh. Sirkulasi ini berlangsung ketika ketika darah yang mengandung
oksigen mengisi serambi (atrium) kiri jantung melalui vena pulmonalis,

49
usai melakukan pelepasan CO2 di paru – paru. Kemudian, darah yang
sudah berada di atrium kiri diteruskan ke bilik (ventrikel) kiri, untuk
selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama
(aorta). Darah yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke
bagian tepi seluruh area tubuh.
Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya ke sel – sel tubuh,
darah akan mengalir kembali menuju serambi (atrium) kanan jantung untuk
melakukan pembersihan darah. Lalu, kembali terjadi sirkulasi darah
pulmonalis.

Gambar 19. Peredaran darah besar

2. Mikrosirkulasi
Mikrosirkulasi didefinisikan sebagai sirkulasi darah melalui pembuluh darah
terkecil yaitu, arteriol, kapiler, dan venula. Mikrosirkulasi terdiri dari sel
darah, darah, dan beragam unsur nutrisi. Dalam mikrosirkulasi, pembuluh

50
darah terkecil hanya berukuran 2 mikron sedangkan yang terbesar berukuran
100 mikron.

Gambar 20. Mikrosirkulasi


Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah mikrosirkulasi terkecil
yang juga merupakan komonen peling penting, dimana jaringan sel
melakukan pertukaran zatnya. Kapiler memiliki dinding yang terdir dari 1
lapisan endotel, berfungsi sebagai pengganti transfer cepat oksigen dan nutrisi
ke jaringan serta penerimaan produk sampingan metabolik. Ada sekita 10
miliar kapiler yang menyediakan luas permukaan total yang melebihi 6.300
m2 untuk pertukaran nutrisi. Kapiler banyak digunakan dalam jaringan
metabolisme aktif, seperti otot jantung dan kerangka. Sedangkan pada
jaringan yang kurang aktif, kepadatan kapiler rendah.
Aliran darah dalam kapiler kira – kira 1 mm perdetik dan bersifat
intermiten daripada kontinu. Aliran darah intermiten ini mencerminkan
kontraksi dan relaksasi metarterioles dan sfingter precapillary dalam siklus
bergantian 6 – 12 kali/menit. Fenomena kontraksi dan relaksasi bergantian ini
dikenal dengan vasomotion.
Mikrosirkulasi memiliki 3 tahapan utama, yaitu ;
a. Pra Kapiler
Pada sektor ini yang berperan adlah arteriol dan sfingter prekapiler.
Fungsinya untuk mengatur aliran darah sebelum masuk ke kapiler dan
venula dengan kontraksi dan relaksasi otot polos yang ada pada
dindingnya.

51
b. Kapiler,
Tempat terjadinya pertukaran zat dan gas antara darah dan cairan
interstisial (cairan tubuh).
c. Pasca Kapiler
Yang berperan pada sektor ini adalah venula pasca kapiler, yang dibentuk
oleh lapisan sel endotel yang memungkinkan pergerakan bebas beberapa
zat.
Fungsi dari mikrosirkulasi ini secara umum adalah :
a. Mengangkut oksigen, nutrisi, dan energi ke setiap bagian tubuh.
b. Mengatur aliran darah dan perfusi jaringan, sehingga mempengaruhi
tekanan darah dan respons terhadap peradangan yang daat mencakup
endema (pembengkakan).
c. Membawa zat – zat berbahaya seperti asam otot, asam laktat dan CO2
keluar dari tubuh.
Sistem mikrosirkulasi ini bukan bagian dari proses metabolisme tubuh,
tapi merupakan tempat dimana metabolisme itu terjadi. Hal yang aling
mendasar untuk menjamin kesehatan manusia. Sebagaimana dikatakan oleh
seorang ahli kesehatan di Cina, bahwa penyakit dan pengobatan pada tubuh
manusia bergantung pada kondisi mikrosirkulasi tubuh. Adanya
hambatan/gangguan yang terjadi pada sistem mikrosirkulasi akan langsung
berdampak pada kesehatan.
3. Tekanan darah
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tekanan darah, yaitu :
a. Menurut Palmer (2007) tekanan darah adalah gaya dan dorongan darah ke
dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
b. Menurut Sheps (2005) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada
dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran
darah dlam arteri agar tetap lancar.
c. Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam
pembuluh darah.

52
Otot jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini,
dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah, dan pembuluh darah memiliki dinding yang elastis dan
ketahanan yang kuat.
a. Jenis Tekanan Darah
1) Tekanan darah arteri
adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel kiri ke aorta
dan ke arteri sistemik. Tekanan arteri sistemik terdiri atas :
a) Sistolik (systolic pressure)
Sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan
memompakan darah.
b) Diastolik
Diastolik adalah tekanan darah saat jantung beristirahat diantara
detakan.
Berikut adalah tabel tekanan darah.

Tabel 2. Tekanan darah


Dari tabel diatas, data kita simpulkan bahwa rat – rata tekanan
darah normal biasanya 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah dibawah
90/60 mmHg dikategorikan hipotensi/ darah rendah. Sedangkan, diatas
140/90 mmHg dikategorikan hipertensi/ darah tinggi.

53
2) Tekanan vena, terbagi atas:
a) Tekanan darah vena jugular atau tekanan pembuluh darah jugular
internal mencerminkan tekanan vena sentral (pusat).
b) Tekanan vena perifer (tepi), vena besar mempunyai tahanan rendah
terhadap aliran darah ketika meregang.
3) Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler cenderung menggerakkan cairan ke luar melintasi
ujung arteri membran kapiler. Diperkirakan bahwa tekanan kapiler pada
ujung arteri kapiler 47 adalah 25 mmHg, sedangkan tekanan pada ujung
kapiler vena adalah 10 mmHg, sesuai dengan tekanan venula. Tekanan
kapiler rata-rata sekitar 17 mmHg.Perubahan tekanan arterial memiliki
sedikit pengaruh pada tekanan dan aliran kapiler karena adanya
penyesuaian tahanan pembuluh precapillary. Autoregulasi
menggambarkan pemeliharaan dari aliran darah pada jaringan yang
tidak berubah meskipun terjadi perubahan tekanan perfusi.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu: curah
jantung, volume darah, dan resistensi perifer. Peningkatan setiap faktor ini
menyebabkan peningkatan tekanan darah, sedangkan penurunan ke tiga
faktor ini menyebabkan penurunan tekanan darah.
Curah jantung ditentukan oleh denyut jantung dan isi sekuncup.
Peningkatan atau penurunan curah jantung menyebabkan perubahan yang
sebanding dengan tekanan darah. Volume darah dapat berkurang karena
perdarahan berat, muntah, diare, atau asupan air berkurang. Penurunan
volume darah menyebabkan penurunan tekanan darah. Sebaliknya, jika
tubuh menahan terlalu banyak cairan, volume darah dan tekanan darah
meningkat.
Resistensi perifer adalah perlawanan terhadap aliran darah yang
diciptakan oleh gesekan darah terhadap dinding pembuluh darah.
Peningkatan resistensi perifer akan meningkatkan tekanan darah,

54
sedangkan penurunan tahanan perifer menurunkan tekanan darah.
Resistensi perifer ditentukan oleh diameter pembuluh, panjang total
pembuluh, dan viskositas darah. Arteriol memainkan peran penting dalam
mengontrol tekanan dengan mengubah diameter pembuluh darah. Ketika
arteriol berkontriksi, resistensi perifer meningkat dan tekanan darah
meningkat pula. Ketika arteriol berdilatasi, resistensi perifer dan tekanan
darah menurun.
c. Cara mengukur tekanan darah
Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan kanula (alat ukur)
langsung ke dalam arteri, dan dengan menggunakan manometer air raksa
dapat diketahui tekanan darah arteri.
Cara mengukur tekanan darah salah satunya adalah menggunakan
manset yang dihubungkan dengan manometer air raksa. Manset ini
dililitkan di lengan bangian atas dan stetoskop diletakkan di atas arteri
brachialis pada daerah siku. Manset dengan cepat dikembangkan sampai
tekanannya di atas sistolik arteri yang diperiksa. Akibatnya, arteri akan
terbendung oleh tekanan manset, dan tidak ada terdengar suara. Lalu,
tekanan dlam manset diturunkan secara perlahan – lahan sampai terdengar
bunyi pertama. Tekanan dimana terdengar bunyi pertama ini adalah
tekanan sistolik. Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, suara detakan
akan memudar dan lama – lama hilang. Tekanan dimana suara detakan
hilang adalah tekanan diastolik.
d. MAP (Mean Arterial Pressure)
Tekanan arteri rata – rata (mean arterial pressure) nilainya sedikit
lebih kecil dari tekanan sistolik dan diastolik rata – rata di aorta.. Curah
jantung (CO), atau volume menit, adalah jumlah darah yang dipompa oleh
jantung per menit, dan tahanan perifer (PR) adalah resistansi total terhadap
darah yang dipompa. Ini berbanding lurus dengan curah jantung dikali
resistensi perifer.

55
MAP = CO x PR
atau
MAP = diastolik + 1/3 (tekanan sitolik p – tekanan diatolik)
contoh :
Untuk seseorang yang tekanan sistoliknya 120 dan diastoliknya 80,
maka MAP?
MAP = 80mm Hg + 1/3 (120-80 mm Hg)
= 93 mm Hg

4. Pusat vasomotor
Pusat vasomotor terletak di medulla oblongata dan pons. Fungsinya
mentransmisikan impuls sistem saraf simpatik melewati sumsum tulang
menuju semua pembuluh darah. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan
vasokontriksi menyeluruh dan meningkatkan tekanan darah. Sebaliknya,
penurunan aktivitas simpatis memungkinkan relaksasi otot polos pembuluh
darah dan menyebabkan penurunan tekanan darah sampai pada nilai basal.
Aktivitas pusat vasomotor dapat dipengaruhi oleh impuls dari beberapa
tempat, termasuk area difusi pada reticular activating system, hipotalamus,
dan korteks selebral. Pusat vasomotor dan kardiovaskular akan bersama –
sama meregulasi tekanan darah dengan mempengaruhi curah jantung dan
diameter pembuluh darah.

Gambar 21. Pusat vasomotor

56
5. Sistem Humoral
Pengaturan sirkulasi secara humoral berarti pengaturan oleh bahan-bahan yang
disekresi atau diabsorbsi ke dalam cairan tubuh seperti hormon dan ion. Sistem ini
menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Faktor paling penting yang
mempengaruhi fungsi sirkulasi adalah bahan vasokonstriktor dan bahan vasodilator.
Bahan yang termasuk dalam vasokonstriktor diantaranya norepinefrin dan epinefrin,
angiotensin, vasopresin, dan endotelin.
a. Norepinefrin adalah hormon vasokonstriktor yang sangat kuat, sedangkan
epinefrin tidak begitu kuat pada beberapa keadaan, bahkan dapat menyebabkan
vasodilatasi ringan, yang kadangkadang terjadi pada jantung untuk
mendilatasikan arteri koronarius selama peningkatan aktivitas jantung.
b. Angiotensin adalah salah satu bahan vasokonstriktor paling kuat. Sedikit saja
(sepersepuluh juta gram) dapat meningkatkan tekanan darah arteri manusia 50
mm Hg atau lebih. Vasopresin juga disebut hormon antidiuretik, bahkan lebih
kuat dibandingkan angiotensin sebagai vasokonstriktor.
c. Endotelin merupakan vasokonstriktor kuat dalam pembuluh darah yang rusak.
Peptida besar (21 asam amino) yang disebut endotelin yang hanya sejumlah
nanogram dapat menyebabkan vasokonstriksi yang kuat.
Bahan yang termasuk vasodilator adalah bradikinin, serotonin, histamin,
prostaglandin.Beberapa bahan yang disebut kinin dapat menyebabkan vasodilatasi
kuat, dibentuk dalam darah dan cairan jaringan beberapa organ.Kinin merupakan
polipeptida kecil yang dipisahkan oleh enzim proteolitik dari alfa2-globulin dalam
plasma atau cairan jaringan.
a. Bradikinin menyebabkan vasodilatasi arteriol secra hebat dan peningkatan
permeabilitas kapiler.
b. Serotonin (5-hidroksitriptamin) 7 terdapat dalam konsentrasi besar dalam
jaringan kromafin usus dan struktur abdominal lainnya. Serotonin juga terdapat
dalam konsentrasi tinggi di trombosit. Serotonin dapat memberikan efek
vasodilatator atau vasokonstrikstor, bergantung pada kondisi daerah sirkulasi.
Meskipun pengaruh ini dapat menjadi sangat kuat, fungsi serotonin dalam
sirkulasi hampir seluruhnya tidak diketahui.

57
c. Histamin. Pada dasarnya histamin dikeluarkan dalam setiap jaringan tubuh yang
mengalami kerusakan atau yang merupakan subjek dari reaksi alergi. Histamin
memiliki efek vasodilator kuat terhadap arteriol dan seperti bradikinin, memiliki
kemampuan untuk meningkatkan porositas kapiler secara hebat, sehingga timbul
kebocoran cairan maupun protein plasma ke dalam jaringan.
d. Prostaglandin. Hampir setiap jaringan tubuh mengandung sejumlah kecil sampai
sedang beberapa bahan yang secara kimiawi saling berhubungan, disebut
prostaglandin. Bahan ini memiliki efek intraseluler yang penting. Bahan tersebut
dilepaskan ke dalam cairan jaringan lokal dan ke dalam darah sirkulasi pada
kondisi fisiologis dan patologis. Sebagian besar dari prostaglandin bersifat
vasodilator, walaupun dapat juga menyebabkan vasokontriksi.
6. Sistem Hemodinamik
Sistem Hemodinamik adalah sistem aliran darah dalam sistem peredaran
tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva
(sirkulasi dalam paru paru). Dalam kondisi normal, hemodinamik akan selalu
dipertahankan dalam kondisi yang fisiologis dengan kontrol neurohormonal.
Dipengaruhi juga oleh volume darah, susunan kapiler, perubahan tekanan
osmotik, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.
7. Sistem Limfatik
Pembuluh limfe pada dasarnya adalah saluran yang membawa cairan
jelas atau keputih-putihan, yang disebut getah bening. Cairan ini memasuki
pembuluh dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin
diantara kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam pembuluh
limfatik, cairan ini disebut getah bening yang mana komposisinya hampir
sama dengan komposisi cairan interstisial. Getah bening ini membantu dalam
kliring jaringan infektif organisme, racun, dan lain-lain. Salurannya berbentuk
tabung, mirip pembuluh darah yang mencakup semua jaringan tubuh
Disepanjang pembuluh limfe terdapat organ yang disebut nodus limfe
(lymph node) yang menyaring limfe. Di dalam nodus limfe terdapat jaringan
ikat yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh
dengan sel darah putih. Nodus limfatikus terdapat di sepanjang jalur

58
pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat kecil. Fungsi nodus ini untuk
menyaring antigen dari limfe dan menginisasi respon imun.
Pembuluh limfe atau getah bening berperan dalam penyerapan cairan
dan makromolekul dari jaringan dan mengambil lipid pada usus. Bahkan,
pembuluh limfe juga mengangkut antigen dan leukosit diantara jaringan
perifer atau jaringan paling luar, kelenjar getah bening, dan darah. Karena hal
itu, pembuluh ini penting dalam induksi dan regulasi respon sistem imun .
Pembuluh limfe merupakan bagian dari sistem limfatik, yang merupakan
sistem pertahanan sekunder. Sistem pertahanan primer dilaksanakan oleh kulit
dan membarana mukosa.
Selain pembuluh darah, pembuluh limfe juga berkontribusi dalam
respon inflamasi tubuh. Pembuluh limfe meregulasikan respon inflamasi
dengan cara membawa cairan leukosit dan antigen dari jaringan yang
terinfeksi ke noda limfe dan ke organ limfe sekunder, dengan demikian hal ini
berkontribusi dalam menurunkan infeksi dan memulai inisiasi respon imun
spesifik
Fungsi lain dari pembuluh limfe antara lain:
a. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisial, termasuk protein
plasma ke darah, sehinga membantu mempertahankan keseimbangan
cairan (fluid balance)
b. Mempertahakan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit
(Anonim, 2009)
c. Menyerap lemak dari intestinum dan membawa ke darah
d. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah
infeksi atau kerusakan jaringan
e. Pembuluh limfe mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara
menyaring melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke
sirkulasi.
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang
diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. 10 Limfa mengalir

59
melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini
dimulai pada ekstremitasdari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk
menyerap cairan dalam jaringanyang kemudian dibawa melalui sistem
limfatik yang bergerak dari kapiler kelimfatik (pembuluh getah bening) dan
kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini disaring melalui
benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening melewati
batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah
bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini
dimulai lagi.

60
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem yang mempunyai
peranan sangat vital bagi kehidupan manusia. Sistem kardiovaskuler merupakan
sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan
ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung,
dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari
jantung,dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung
Sistem sirkulasi darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk
memompa darah yang kemudian dialirkan melalui aorta dan diteruskan ke
cabang-cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler berhubungan erat dengan
darah dimana masing -masing darah memiliki tugas atau fungsi masing-masing
dan saling berkaitan satu sama lain.
Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan
nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima
aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh
menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai
sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh
aktivitas tubuh.
B. Saran
Dari pemaparan diatas penulis memberikan saran agar dalam ilmu
kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahami sistem darah dan
kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit
maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya
aktivitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat
kehidupan. Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak

61
ataupun mengalami gangguan, perbiasakanlah hidup sehat dalam kehidupan
sehari hari.

62
PERTANYAAN

1. Dalam sistem peredaran darah manusia dikenal adanya tiga pembuluh darah,
yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pernyataan berikut ini yang berkaitan dengan vena
adalah. . .
A. Mengangkut darah di mana kadar darah O2 tinggi
B. Jalannya meninggalkan jantung
C. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi
D. Jalannya menuju jantung
E. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi Jalannya menuju jantung
Jawaban : E
2. Di dalam jantung terdapat beberapa katup atau sekat yang membatasi ruang
ruang jantung. Katup semilunaris terdapat antara. . .
A. Bilik kiri dengan aorta
B. Serambi kanan dan bilik kanan
C. Bilik lkanan dan nadi paru paru
D. Serambi kiri dan bilik kiri
E. Serambi kiri dan serambi kanan
Jawaban : A
3. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan
dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam
pengangkutan adalah ….
A. Plasma
B. Eritrosit
C. Leukosit
D. Trombosit
E. limfosit
Jawaban : B
4. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
A. Spigmomanometer

63
B. Stetoskop
C. Anemometer
D. Termometer raksa
E. Dinamometer
Jawaban : A
5. Tekanan diastole adalah tekanan yang terjadi pada saat darah. . .
A. keluar dari serambi jantung
B. masuk ke serambi jantung
C. masuk ke bilik jantung
D. keluar dari jantung
E. keluar dari bilik jantung
Jawaban : D
6. Tekanan darah yang normal adalah sekitar ...
A. 120 / 100 mmHg
B. 80 / 120 mmHg
C. 100 / 400 mmHg
D. 120 / 80 mmHg
E. 150 / 80 mmHg
Jawaban : D
7. Lapisan jantung yang paling tebal yang terdiri atas otot-otot jantung adalah …..
A. Endokardium
B. Miokardium
C. Perikardium
D. Epikardium
E. Lapisan Parietal
Jawaban : B
8. Sel darah putih yang termasuk agranulosit adalah …
A. Limfosit
B. Eosinofil
C. Basofil

64
D. Neutrofil
E. Platelet
Jawaban : A
9. Area jantung yang berfungsi sebagai pacemaker atau pemicu setiap siklus
jantung adalah …
A. Serabut penghubung terminal
B. Nodus Atrioventrikuler (AV)
C. Nodus Sinoatrial (SA)
D. Serabut Purkinje
E. Berkas His
Jawaban : C
10. Pembuluh darah yang memiliki tekanan paling kecil dan merupakan
mikrosirkulasi terkecil adalah…
A. Arteri
B. Arteriola
C. Vena
D. Venula
E. Kapiler
Jawaban : E
11. Sistem limfatik secara fungsional merupakan bagian dari sistem peredaran darah
dan sistem….
A. Imun
B. Reproduksi
C. Ekskresi
D. Syaraf
E. Rangka
Jawaban : A
12. Bahan berikut ini merupakan bahan yang termasuk ke dalam vasokontriksi,
kecuali…
A. Angotensin

65
B. Epinefrin
C. Serotonin
D. Endotelin
E. Vasopresin
Jawaban : C
13. Usia sel darah merah sebelum akhirnya dirombak kembali adalah…
A. 110 hari
B. 120 hari
C. 130 hari
D. 100 hari
E. 90 hari.
Jawaban : B
14. Komponen darah yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah saat
terjadi luka adalah …
A. Eritrosit
B. Leukosit
C. Plasma darah
D. Trombosit
E. Hemoglobin
Jawaban : D
15. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung per menit disebut…
A. Curah jantung
B. Resistensi perifer
C. Denyut jantung
D. Siklus jantung
E. Bunyi jantung
Jawaban : A

66
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:ECG


Guyton, A.C., Hall, J. E. 2014 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta:EGC
Sutanta. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Thema Publishing.
Irawati, Lili. Jurnal: Aktivitas Listrik pada Otot jantung. Diakses pada link
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/306
Suharsono, Hamong. 2017. Pembuluh Limfe. Denpasar : Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana. Diakses pada link
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73d9fb2895e87bfe6b7
6b493abfbd28c.pdf
Diakses pada link http://repository.unimus.ac.id/1214/3/BAB%20II.pdf
Diakses pada link
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/558/44
Diakses pada link http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Biomedik-Dasar-Komprehensif.pdf
Diakses pada link
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b2d83c1ec6b331b5e
1fe5f232817a615.pdf
Diakses pada link
https://www.poltekkeskupang.ac.id/informasi/download/category/8-
mkjk.html?download=19:ah
Diakses pada link
https://www.academia.edu/34657925/MAKALAH_ANATOMI_DAN_FISIO
LOGI_JANTUNG
Diakses pada link http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-
lukmanhadi-6708-2-babii.pdf
Diakses pada link https://docplayer.info/35483973-Anatomi-jantung-manusia.html
Martini, Frederic H, Robert B. Tallitsch,, Judi L. Nath. 2017. Human Anatomy, 9th
Edition. United States of America: Pearson

iii
Chalik, Raimundus, S.Si., M.Sc., Apt. 2016. Anatomy Fisiologi Manusia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Gunawan, Dary. 2017. Fisiologi Vaskuler. Diakses pada
linkhttps://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d86da803a59b17d
f4285c9445d002869.pdf
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta Selatan : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Wardah, Rissa Roykhatul. 2011. Perbedaan Perubahan Tekanan Darah Pasien Laki-
Laki Usia 25-39 Tahun Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Gemuk dan
Normal Setelah Pemberian Anastesikum Lokal yang Mengandung
Vasokonstriktor (Pehacaine) (Penelitian Eksperimental Klinis). Skripsi.
Jember : Universitas Jember
Campbell, Neil A dan Jane B. Reece. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta :
Erlangga

iv

Anda mungkin juga menyukai