Anda di halaman 1dari 18

1

MAKALAH

SISTEM IMUNOLOGI DAN HEMATOLOGI

Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Ampu : Agus Sudiana,S.Kep., Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Azni Azhani Khoerunisa 1118107
Tiara Sopiana Saepudin 1118122
Ressa Agustina 1118143
Anggiani Khairunisa 1118148
Nurfitry Mardianti 1118152

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk

itu harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca maupun kami sebagai penyusun makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan banyak–banyak terima kasih semoga

makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, aamiin

Bandung , 13 Maret 2020

Penulis

i
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Sistem Imun Dan Hematologi ..............................................7

2.1.1 Anatomi sistem hematologi ......................................................7


2.1.2 Anatomi Sistem Imun ................................................................11

2.2 fisiologi sistem hematologi dan imunologi .........................................13

2.2.1 fisiologi sitem hematologi ...........................................................13

2.2.2 fisiologi sitem imunolosi .............................................................13

2.3. Gangguan Sistem Imun dan hematologi ...........................................14

2.3.1 Gangguan Pada Sistem imun ......................................................14


2.3.2 ganguan pada sistem Hematologi ...............................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan...............................................................................................18

3.2 Saran ....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai
pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel sel tubuh serta
mengangkut karbodioksida dan zat sisa ker organ pengeluaran. Alat
transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut
sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah,
jantung, dan pembuluh darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada
dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang
menandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen,
sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah di sebabkan oleh adanya
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernapasan ( respiratory protein )
yang mengandung besi ( Fe ) dalam bentuk heme yang merupakan bentuk
terikatnya molekul molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat obtan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan keginjal untuk dibuang
sebagai air seni. Manusia dan hewan mempunyai sistem untuk
mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal dengan sistem
imunitas. Ada dua jenis immunitas yaitu, immunitas bawaan dan
immunitas adaftif. Kedua immunitas tersebut merupakan garis pertahan
pertama terhadap semua pengganggu. Bagian utama tubuh berfungsi
sebagai immunitas bawaan adalah kulit, air mata, dan air liur.
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar perannya bagi kesehatan,
tentunya harus disertai dengan pola makan yang sehat, makan cukup
berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa yang beracun kedalam
5

tubuh. Sekali senyawa beracun hadir kedalam tubuh maka harus segera
dikeluarkan.
Kondisi sistem kekebelan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam
tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya
than tubuh terdapat penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir,
pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan
memerlukan asi yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk
membantu daya tahan tubuh sang bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan
tubuh terbentuk sempurna. Namun pada orang yang lanjut usia, sistem
kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul
penyakit degenerative atau penuaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana anatomi sistem imun dan hematologi ?

1.2.2 Bagaimana fisiologi sistem imun dan hematologi ?

1.2.3 Apa saja Permasalahan pada sistem imun dan hematologi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui pembahasan anatomi sistem imun dan hematologi

1.3.2 Untuk mengetahui pembahasan fisiologi sistem imun dan hematologi

1.3.3 Untuk mengetahui permasalahan pada sistem imun dan hematologi

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan adanya makalah ini mahasiswa diharakan bisa lebih memahami
dan mengerti tentang apa itu sistem hematologi dan imunologi.
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Imun Dan Hematologi

2.1.1 Anatomi sistem hematologi


Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi
di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi
adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena berbentuk
cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume
hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan
berjumlah sekitar 5 liter. Hematologi terdiri dari dua komponen
utama, yaitu :

1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar


terdiri dariats air,elektrolit, dan protein hematologi.
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas
komponen komponen berikut ini:
A. Eritrosit (sel hematologi merah)
1. Struktur Eritrosit

Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan


diameter sekitar 7 mikron. Bikon kavitas memungkinkan
gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan
jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya
kuning kemerah merahan, karena didalamnya mengandung
suatu zat yang di sebut hemoglobin.

Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria,


dan ribosom, serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak dapat
melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan protein.
7

Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:


a. Membrane eritrosit.
b. System enzim: enzim G6PD (glucose 6
phospatedehydrogenase).
c. Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2
rantai beta. (eritosit normal dengan pembesaran mikroskop
electron 3000 kali).
2. Produksi Sel Hematologi Merah
Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa
terutama terjadi dalam sumsum tulang, dimana system eritrosit
menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum tulang yang
aktif membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti berasal
dari sel induk multipotensial menjadi sel hematologi system
eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang oleh
eritropoetin. Sel induk multipotensial akan berdeferensiasi
menjadi sel induk unipotensial.
Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih
lanjut, sehingga sel induk unipotensial seri eritrosit hanya akan
berdeferesiasi menjadi sel pronormoblas. Sel pronomorblas
akan membentuk DNA yang diperlukan untuk tiga sampai
empat kali fase mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap
kali pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit . eritrosit matang
kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Pada produksi eritosit
normal sumsum tulang memerlukan besi, Vitamin B12, asam
folat, piridoksin (vit B6), kobal, asam amino, dan tembaga.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan
morpologi sel yang terjadi selama proses deferesiensi sel
pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan
kedalam tiga kelompok:
a. Uuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.
8

b. Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan


pada tingkatan eritroblas asidosis.
c. Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti
dengan hilangnya RNA dalam sitoplsma sel.
3. Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim
mereka gagal, membrane sel berhenti berfungsi dengan
adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel system retikulo
endothelial.
4. Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram
dalam 100 cc hematologi. Normal HB wanita 11,5 mg% dan
HB laki-laki 13,0 mg%.
5. Sifat-sifat Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan
ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat didalam sel
seperti berikut:
a. Normositik : sel yang ukurannya normal
b. Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang
normal
c. Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
d. Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
e. Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu
sedikit
f. Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak
6. Antigen Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen
spesifik yang terdapat di membrane selnya dan tidak
ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan
Rh.
9

B. Sel Hematologi Putih


1. Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunya bermacam-macam
inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut inti selnya serta
warnanya bening (tidak berwarna). Sel hematologi putih dibentuk
disumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis dari golongan sel ini
adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limposit T dan B,
monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula yaiu :
eosinofil, basofil, dan neutrofil.

2. Fungsi Sel Hematologi Putih


a. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit/ bakteri yang masuk kedalam tubuh jaringan RES
(system retikulo endotel).
b. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari
dinding usus melalu limpa terus kepembuluh hematologi.
3. Jenis-jenis Sel Drah Putih
a. Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
b. Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B)
dan monosit.
4. Jumlah Sel Hematologi Putih
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l
yang terbagi sebagai berikut:
a. Granulosit
b. Limposit 1,5-3,5 x 109
c. Bsofil 0,2-0,8 x 109
d. Keping Hematologi ( Trombosit )
5. Struktur Trombosit
10

Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang
yang berbentuk cakram bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup
sekitar 10 hari.

6. Jumlah Trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-
400.000/milliliter), sekitar 30-40% terkosentrasi didalam limpa dan
sisanya bersirkulasi dalam hematologi.
7. Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi.
Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh
melalui aliran hematologi.
8. Plasma Hematologi
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi,
warnanya bening kekuning-kuningan. Hamper 90% dari plasma
hematologi terdiri atas air.

2.2.2 Anatomi Sistem Imun

A. Pengertian Imunologi
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada
suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

B. Fungsi Sistem Imun


Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai
11

1. Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh


tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini
mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang
akan mudah terkena sakit. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik
artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
2. Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk
memantau ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang
mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan
membinasakannya.
C. Macam-Macam Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak
spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.

1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik


Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan
tubuh alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi
masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya
patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air
sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata
memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara
mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon
imun yang diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses
ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu respon imun
primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan
antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera
melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast
untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen
untuk mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup
untuk menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi.
12

Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses


respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang
kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel
Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi
dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh
antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk
menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini
menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat dari
pada respon imun primer.

D. Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya
dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan
huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang ada,
yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah
antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari
kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin
dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang.

2.2 Fisiologi sistem hematologi dan imunolpgi


2.2.1 Fisiologi sitem hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh
hematologi,
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1. Sebagai alat pengangkut.
2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Mengatur panas tubuh.
4. Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh
5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi
6. Mencegah perhematologian.
2.2.2 Fisiologi sistem imunologi
13

1. Imunitas bawaan dan didapatOrganisme hidup memperlihatkan dua


tingkat respon terhadap invasieksternal.Sistem imun bawaan (innate)
alami dan sistem adaptif yang bersifat didapat. Imunitas bawaan terdapat
sejak lahir, cepat dimobilisasi danaktivitasnya bersifat non-spesifik.
Permukaan kulit berfungsi sebagai lini pertahanan pertama sistem imun
bawaan, sementara enzim, jalur sistemkomplemen alternatif, protein
fase-akut, sel NK, dan sitokin membentuklapisan pertahanan
tambahan.Sistem imun adaptif ditandai oleh spesifisitas terhadap benda
asing daningatan imunologis yang memungkinkan terjadinya respon yang
lebih intensifterhadap pertemuan berikutnya dengan benda yang sama
atau terkait erat.Introduksi suatu rangsangan ke sistem imun adaptif
memicu suatu rangkaiankompleks proses yang menyebabkan pengaktifan
limfosit.
2. Antigen (Imunogen)Zat asing yang dapat memicu respons imun disebut
antigen atauimunogen. Imunogenisitas mengisyaratkan bahwa zat
tersebut memeilikikemampuan untuk bereaksi dengan produk-produk
sistem imun adaptif.Sebgian besar antigen merupakan protein, meskipun
karbohidrat murni jugadapat berlaku sebagai antigen.Masuknya zat
melalui mukosa (saluan napas atau cerna) merangsang pembentukan
antibodi lokal. Antigen larut diangkut ke jaringan limfe regionalmelalui
pembuluh limfe aferen sementara antigen lainnya diangkut oleh
seldendritik fagositik.Organ limfoid perifer regional dan limpa adalah
tempat bagi responimun utama terhadap antigen oleh limfosit dan sel
penyaji antigen (antigen presening cell , APC).
3. Respon ImunUntuk mengenali dan kemudian mengeliminasi antigen
asing, jaringankompleks yang terdiri atas sel, organ, dan faktor biologis
spesifik diperlukan.Interaksi selular yang kopmleks memerlukan
lingkungan mikro khusus tempatsel dapat bekerja sama secara efisien.
Baik sel B maupun sel T harus bermigrasi keseluruh tubuh untuk
meningkatkan kemungkinan bawhwa sel-seltersebut menemukan antigen
yang spesifisitasnya dimiliki kedua sel tersebut.Respon imun terhadap
14

antigen dalam darah biasanya dimulai di limpa,sedangkan respon


jaringan terhadap mikroorganisme terjadi dikelenjar limfelokal. Antigen
yang dijumpai melalui rute inhalasi atau ingesti mengaktifkansel-sel
dijaringan limfoid terkait mukosa..

2.3 Gangguan Sistem Imun


A. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana
virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut
akan memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak dan berkembang di
limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk melawan penyakit.
Pesakit akan lemah dan terdedah kepada pelbagai penyakit berjangkit seperti
tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis, pneumonia,
‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma patogenik yang luar
biasa.

B. Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan
sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas
diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh
membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa
membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem imun membuat antibodi yang
menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan
lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa menyebabkan
kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa disebut
lupus, antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala
yang menyebar.

C. Alergi
15

Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap antigen.


Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2 jenus
yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda. Reaksi alergi langsung
disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi
antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen. Antibodi IgE tertempel pada
sel Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel mAst banyak terdapat pada
paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast, Histamin dikeluarkan
dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair. Reaksi alergi tertunda disebabkan
oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat makrofag tidak dapat menelan
antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera memicu
pembengkakan pada jaringan.

2.4 Gangguan Pada Sistem Hematologi


Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh
sel – sel darah :

A. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut
dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan,
berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran
sel darah merah. Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal
ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan
yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan
kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang.pengobatan
yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan
pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi
suplemen penambah darah.
B. Leukemia
16

Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika
proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang
menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga
melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang
adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang
dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.
C. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat
diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan
pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan
penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah
penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian
karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-
hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka
mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini
dibawa oleh perempuan.
17

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Simpulan

Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup

dan pemakanan kita. Jika badan dibekelkan dengan nutrien yang

mencukupi dan sesuai, sistem imun kita dapat diperkuatkan. Kita

dikelilingi oleh virus dan bakteria, oleh karena itu amat penting untuk

memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapa

memperahankan badan dan melawan berbagai penyakit.

3.2 Saran

Agar dalam penyusunan makalah ini bisa memberikan manfaat agar

bisa menjaga pola hidup yang sehat agar tidak terserang penyakit,

memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi dan memelihara

lingkungan yang bersih dan sehat.


18

DAFTAR PUSTAKA

Wiwik handayani & Andi sulistyo haribowo. 2008. asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai