Anda di halaman 1dari 7

Meningkatkan Pelayanan Keperawatan dengan Menerapkan Perilaku

Caring

Esai dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Oleh :

Putri Noor Kholisoh Purnama Wati

220110190088

Kelompok Tutorial 6

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2020
Meningkatkan Pelayanan Keperawatan dengan Menerapkan Perilaku Caring

Terjadinya era globalisasi yang disertai dengan majunya teknologi di


berbagai bidang memberikan banyak dampak terhadap kehidupan manusia
terutama masalah kesehatan yang berdampak pada status kesehatan masyarakat.
Hal ini mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan pelayan kesehatan, salah
satunya adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan merupakan sistem
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan manusia dan memberikan
pelayanan terhadap semua aspek kehidupan yaitu bio psiko-sosio spiritual.
Pelayanan keperawatan sangat berpengaruh terhadap kepuasan klien, salah
satunya adalah sikap caring pada seorang perawat.

Watson menempatkan Caring sebagai sentral/fokus dalam praktek


keperawatan yang berlandaskan pada kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri
sendiri dan orang lain. Caring juga dikatakan sebagai jantung dalam praktik
keperawatan. Dengan menerapkan sikap caring, seorang perawat harus memiliki
kesadaran tentang asuhan keperawatan dalam memberikan bantuan kepada klien.

Menerapkan perilaku caring dapat berdampak pada kepercayaan antara


perawat dengan klien, meningkatkan kesembuhan fisik, keamanan, serta
menimbulkan rasa aman. Terdapat hubungan antara sikap caring dengan kepuasan
klien .Semakin baik caring perawat kepada klien maka akan meningkatkan
proporsi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sangat berhubungan erat dengan kepuasan klien karena dari cara perawat
memberikan pelayanan akan berdampak langsung pada klien sehingga kepuasan
klien yang menjadi salah satu tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang perawat
dalam mewujudkan pelayanan yang prima.

Di Indonesia, caring menjadi penilaian penting dalam pelayanan


kesehatan, namun sayangnya di Indonesia perilaku caring masih terbilang rendah.
Citra perawat masih belum terbangun dengan baik di mata masyarakat Indonesia
yang disebabkan oleh nilai-nilai profesionalisme yang belum diaplikasikan dalam
kegiatan pelayanan keperawatan, termasuk perilaku caring. Keluhan klien dan
keluarga yang dirasakan yaitu tentang perilaku perawat yang judes, tidak ramah,
dan bersikap kasar dalam melayani klien.

Berdasarkan hasil penelitian Desima (2010) yang menunjukkan perilaku


caring kurang baik terjadi pada sekitar 18 (14,35%). Perilaku caring yang kurang
baik disebabkan oleh beban kerja yang terlalu banyak. Hal itu diperkuat dengan
adanya keluhan seorang perawat di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Malang.
Dengan mengetahui adanya manfaat yang dari perilaku caring, seharusnya
sebagai perawat tidak menjadikan beban kerja sebagai alasan untuk tidak
menerapkan perilaku caring.

Banyak yang dapat dilakukan oleh seorang perawat untuk menerapkan


perilaku caring, diantaranya yaitu bersikap peduli dan tanggung jawab terhadap
kebutuhan klien. Sebagai seorang perawat sebisa mungkin harus selalu sedia dan
cepat dalam memenuhi kebutuhan klien. Misalkan dalam memberikan obat,
pemberian pelayanan keperawatan saat bertugas, dll. Karena dengan perawat
melakukan hal tersebut, klien dapat merasakan kepuasan terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat. Seorang perawat yang sensitif
mengetahui kebutuhan klien lalu sigap sedia untuk melayani kebutuhan klien,
walaupun klien belum mengungkapkan dan tanpa meminta apapun karena segan
atau berbagai sebab lainnya, hal tersebut akan membuat klien merasa nyaman.

Memiliki sikap ramah, senyum, dan tutut kata santun dalam melayani
klien merupakan hal yang sangat penting. Karena sebagian besar masyarakat
memandang bahwa perawat yang memiliki perilaku caring yang kurang adalah
perawat yang judes dan tidak ramah. Sehingga dengan sikap ramah, senyum dan
tutur kata santun dapat menjadikan citra perawat menjadi baik di mata masyarakat
Indonesia.

Tenang dan sabar merupakan sikap yang sangat penting untuk dimiliki
oleh seorang perawat. Perawat yang tenang dan sabar dalam melayani klien yang
membutuhkan bantuan perawat dapat memberi rasa nyaman kepada klien. Secara
psikologis, klien akan merasa aman ketika dilayani oleh seorang perawat yang
tenang dan penuh kesabaran. Dan perasaan aman tersebut akan membantu klien
dalam memperoleh kesembuhan.

Klien yang mendapat motivasi berupa dukungan oleh orang-orang


disekitarnya, seorang perawat akan memiliki semangat untuk mencapai
kesembuhan. Klien yang termotivasi akan tertarik untuk mempertahankan atau
meningkatkan kondisi kesehatannya. Dengan merakan semangat pada diri klien,
klien akan patuh dan taat dalam tindakan dan pengobatan yang akan dijalaninya.
Caring juga dikemukakan sebagai cara dimana seorang perawat memberikan
intervensi kepada klien dan selalu memberikan motivasi dukungan untuk sembuh.

Sebagai seorang perawat yang ingin meningkatkan kualitas pelayanan


keperawatan, harus memahami apa saja yang harus dilakukan seorang perawat
kepada klien agar klien merasa puas terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan. Perawat harus memiliki 6 Cs, diantaranya yaitu compassion,
competence, confidence, conscience, commitment, dan comportment. Dengan
cara saling berbagi pengalaman, selalu merespon kebutuhan klien, dan selalu
memfasilitasi apa saja yang dibutuhkan oleh klien terhadap pelayanan
keperawatan. Dan tentunya menggunakan hati nurani dan etika ketika melakukan
pelayanan keperawatan. Dengan menerapkan 6 Cs, klien dapat merasakan
kepuasan dalam pelayanan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan.

Caring merupakan jantung dalam praktek keperawatan sehingga seorang


perawat sudah seharusnya menerapkan perilaku caring dalam melakukan tindakan
keperawatan. Apabila seorang perawat tidak menerapkan perilaku caring, akan
banyak masyarakat yang yang memandang citra perawat kurang baik karena tidak
menerapkan caring dalam praktek pelayanan keperawatannya. Hal tersebut akan
berdampak kepada semua perawat, padahal pada kenyataannya tidak semua
perawat melakukan hal tersebut. Apabila seorang perawat bisa menerapkan
caring ketika melakukan pelayanan keperawatan dengan memperhatikan apa saja
yang boleh dan tidak boleh dilakukannya, tentu saja klien dapat merasakan
kepuasan terhadap pelayanan keperawatan. Perilaku caring yang baik dapat
membentuk tingkat kapuasan yang baik pula bagi klien. Karena sebagai seorang
perawat sudah pasti ingin memberikan pelayanan keperawatan terbaik kepada
klien dan ingin meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Y. S., Ertawati, & Laili, D. (n.d.). Perilaku Caring Perawat Meningkatkan
Kepuasan Ibu Pasien. Jurnal Ners, 4(2), 144-148.

Dedi, B., Setyowati, & Alfiyanti, Y. (n.d.). Perilaku Caring Perawat Pelaksana di
Sebuah Rumah Sakit di Bandung: Studi Grounded Theory. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 12(1), 40-46.

Desima, R. (2013). Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat.
Jurnal Keperawatan, 4(1).

Firmansyah, C. S., Noprianty, N., & Karana, I. (2019). Perilaku Caring Perawat
Berdasarkan Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 14(1).

Supriatin, E. (2015). Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Faktor Individu dan


Organisasi. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(3), 192-198.

Anda mungkin juga menyukai