Anda di halaman 1dari 31

TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh


Mata Perkuliahan Strategi Pembelajaran Sekolah Dasar
oleh Dosen/Asisten: Drs. H. Jaka Permana, MM., M.Pd. /
Devi Rahmiati, S.Pd, M.Pd.

Disusun Kelompok III, Kelas A:

1. Tri Hardiani Putri 185060020


2. Herdamayanti Silmi K. 185060027
3. Miftah Farid 185060040
4. Indri Puspita 185060049
5. Thiopani 185060050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN/ASISTEN MATA KULIAH:

Bandung, 15 Oktober 2019

Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Sekolah Dasar,

Dosen Pengampu Asisten Pengampu


Mata Kuliah, Mata Kuliah,

Drs. H. Jaka Permana, M.M., Devi Rahmiati, S.Pd, M.Pd.


M.Pd. NIPY. 151 107 91
NIPY. 151 100 64

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Tujuan dan Standar Kompetensi” Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Strategi
Pembelajaran Sekolah Dasar”
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat sehat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa kendala apapun.
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara moril
maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3. Dosen terbaik kami yakni Bapak Drs. H. Jaka Permana, MM.,M.Pd. yang
telah banyak meluangkan waktu guna memberikan arahan kepada kami
terutama dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar.
4. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pasundan yang selalu
memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan demi
tersusunnya makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari “tak ada gading yang tak retak” juga makalah
ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat, bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Bandung, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH ................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ............................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................... 3
A. Tujuan Pembelajaran dan Perumusannya ...................................................... 3
B. Standar Kompetensi........................................................................................ 5
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 6
B. Tingkatan Tujuan............................................................................................ 7
C. Tujuan dan Kompetensi................................................................................ 12
D. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan........................................ 13
F. Merumuskan Tujuan Pembelajaran .............................................................. 20
BAB IV ................................................................................................................. 23
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 23
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iii
DAFTAR LAMPIRAN

1. SKENARIO SIMULASI............................ Error! Bookmark not defined.5


2. SOAL KASUS ........................................... Error! Bookmark not defined.6

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam tiap jenjang pendidikan pasti ada standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator karena untuk mengetahui materi apa saja yang
akan dipelajari dan tujuan apa saja yang harus dicapai sehingga mudah karena
terarah dan merupakan program yang telah terstruktur dalam tiap sekolah.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi (
SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD).
Di mana dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dapat
mengetahuai kemampuan, keterampilan dan sikap peserta didik sehingga
secara spesifisik dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran
dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu
pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
Oleh karena itu, sangat penting sekali adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator dalam pendidikan karena sebagai patokan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan
diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan
pengembangan kreatifitas dalam proses pembelajaran (UU SISDIKNAS NO 20
TAHUN 2008). Berkaitan Dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
pendidik mempunyai peran penting dalam pengajaran.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS mendefinisakan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tercapainya pembelajaran di Sekolah Dasar materi yang disampaikan harus dapat
membentuk pengetahuan, keterampilan dasar, serta sikap dan nilai-nilai
kemasyarakatan yang terhimpun dalam satu kesatuan disiplin ilmu yang disbut
mata pelajaran.Berdasarkan KTSP 2006 mata pelajaran di SD ada Sembilan mata
pelajaran yaitu : Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), Penjaskes dan Mulok (Bahasa Inggris dan
SSD). Sembilan mata pelajaran tersebut merupakan satu kesatuan program yang
berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai tujuan dari pembelajaran di
Sekolah Dasar.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam menulis makalah ini segabai berikut:
1. Apa yang dimaksud perumusan dan standar kompetensi?
2. Apa saja faktor tingkatan tujuan ?
3. Apa saja faktor tujuan kopetensi ?
4. Apa saja standar kopetensi lulusan satuan pendidikan ?
5. Apa saja komponen standar kopetensi kelompok mata pelajaran ?
6. Apa saja faktor merumuskan tujuan pembelajaran ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud perumusan dan standar kompetensi
2. Mengetahui apa saja faktor tingkatan tujuan
3. Mengetahui apa saja faktor tujuan kopetensi
4. Mengetahui apa saja standar kopetensi lulusan satuan pendidikan
5. Mengetahui apa saja standar kopetensi kelompok mata pelajaran
6. Mengertahu apa saja faktor merumuskan tujuan pembelajaran.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tujuan Pembelajaran dan Perumusannya
Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain
saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
materi, metode, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran merupakan komponen
penting dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks pendidikan secara umum,
tujuan pembelajaran bersifat hirarkis. Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno
berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli:
1) Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu.
2) Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.
3) Henry Ellington (1984) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah
pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
4) Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan
pembelajaran dalam format ABCD.
A = Audience (pelajar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya),
adalah pelaku yang menjadi kelompok sasaran pembelajaran, yaitu siswa. Dalam
Tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa siswa yang mengikuti pelajaran itu.
Keterangan mengenai kelompok siswa yang akan manjadi kelompok sasaran
pembelajaran diusahakan sespesifik mungkin. Misalnya, siswa jenjang
sekolah apa, kelas berapa, semester berapa, dan bahkan klasifikasi
pengelompokan siswa tertentu. Batasan yang spesifik ini penting artinya agar
sejak awal mereka yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa bahan

3
pembelajaran yang dirumuskan itu belum tentu sesuai bagi mereka.Mungkin
bahan pembelajarannya terlalu mudah, terlalu sulit, atau tidak sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam pembelajaran berwawasan gender, penyebutan siswa
perempuan dan siswa laki-laki kadang-kadang ditekankan, terutama jika jenis
perilaku yang menjadi target belajar bagi kedua jenis kelamin dibedakan levelnya,
misalnya dalam pelajaran olahraga. Begitu pula, dalam pembelajaran terhadap
kelas yang dibagi atas beberapa kelompok yang bahan pembelajarannya
diklasifikasi atas dasar kemampuan individu siswa, maka penyebutan
klasifikasi siswa tersebut juga perlu tercantum pada TPK masing-masing.
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), adalah perilaku
spesifik khusus yang diharapkan dilakukan siswa setelah selesai mengikuti proses
pembelajaran. Perilaku ini terdiri atas dua bagian penting, yaitu kata kerja
dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana siswa mempertunjukkan
sesuatu, seperti: menyebutkan, menganalisis, menyusun, dansebagainya. Objek
menunjukkan pada apa yang akan dipertunjukkan itu, misalnya contoh
kalimat pasif, kesalahan tanda baca dalam kalimat, karangan berdasarkan gambar
seri, dsb. Komponen perilaku dalam TPK adalah tulang punggung TPK
secara keselutuhan. Tanpa perilaku yang jelas, komponen yang lain menjadi
tidak bermakna.
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan
dapat tercapai, adalah kondisi yang dijadikan syarat atau alat yang digunakan pada
saat siswa diuji kinerja belajarnya. TPK yang baik di samping memuat unsur
penyebutan audiens (siswa sebagai sasaran belajar) dan perilaku, hendaknya pula
mengandung unsur yang memberi petunjuk kepada penyusun tes mengenai
kondisi atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan mempertunjukkan
perilaku yang dikehendaki pada saat diuji.
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima), adalah derajat
atau tingkatan keberhasilan yang ditargetkan harud dicapai siswa dalam
mempertunjukkan perilaku hasil belajar. Target perilaku yang diharapkan dapat
berupa: melakukan tampa salah, dalam batas waktu tertentu, pada ketinggian
tertentu atau ukuran tingkat keberhasilan lainnya. Tingkat keberhasilan

4
ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap
dapat diterima. Dibawah batas itu, siswa dianggap belum mencapai tujuan
pembelajaran khusus yang ditetapkan.
B. Standar Kompetensi
Standar kompetensi dari segi bahasa dapat diartikan sebagai berikut :
Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati, sedangkan
kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dilandasi atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian
pengertian yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau
pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai
dengan bidang kerja yang dipersyaratkan.
Kegunaan Standar Kompetensi adalah :
1. Untuk tingkat nasional:
a. Lebih efisien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan
keterampilan lebih relevan.
b. Pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing di tingkat
internasional.
c. Penilaian yang lebih konsisten.
d. Adanya hubungan yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan
pemberian sertifikat.
e. Kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima
sebelumnya.
2. Untuk tingkat industri dan perusahaan.:
a. Pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang
dibutuhkan.
b. Pemahaman yang lebih baik mengenai hasil penilaian.
c. Berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan.
d. Peningkatan dalam perekrutan tenaga baru.
e. Penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten dan lebih diandalkan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh
seorang guru dalam menjalankan tugas dan kegiatannya (mengajar) sebagai
indicator dalam mencapai sebuah keberhasilan dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan seorang guru dan siswa adalah kegiatan yang
bertujuan. Maka, segala sesuatu yang dilakukan guru maupun siswanya
hendaknya diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan.
Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala
aktivitas yang tidak boleh dilupakan dalam segala aktivitas guru dan siswa.
Ada guru yang menganggap mengajar hanya merupakan proses
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa tanpa memperdulikan apakah
siswa paham atau tidak terhadap materi yang diberikan. Bagi mereka tujuan
mengajar tidak lain hanyalah sebagai penyempaian materi itu saja, tidak peduli
apakah materi itu dikuasai atau tidak oleh siswa, yang penting materi itu telah
tersampaikan. Akibatnya, banyak guru yang merasa bersalah manakala masih
ada materi yang belum terceramahkan karena terbatasnya jam pelajaran yang
seakan-akan materi tersebut harus tersampaikan semua.
Pendapat tersebut tentu saja tidak tepat, sebab mengajar bukan hanya
sekedar ceramah yang diukur oleh seberapa banyak materi itu telah
disampaikaan kepada siswa, jauh dari itu mengajar adalah proses untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu menjadikan siswa tidak hanya
sekedar hafal tapi juga paham terhadap materi yang di sampaikan. Dengan
demikian, kriteria keberhasilannya diukur oleh bagaimana aktivitas siswa untuk
mempelajari bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah
dikuasainya itu mampu mempengaruhi pola pikir siswa.
Berikut beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam
merancang suatu program pembelajaran:

6
1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
keberhasilan proses pembelajaran, proses pembelajaran dapat dikatakan
berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan
itu merupakan indicator keberhasilan guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa
dalam melaksanakan aktivitas belajar, berkaitan dengan itu, guru juga dapat
merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan
untuk membantu siswa belajar.
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain system
pembelajaran. Artinya, dengan tjuan yang jelas dapat membantu guru dalam
menentukan materi pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat media,
dan sumber belajar, serta daalaam menentukan dan merancang alat evaluasi
untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan
batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetaapan tujuan,
guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-
kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.

B. Tingkatan Tujuan
Tujuan pendidikan di klasifikasikan dari mulai tujuan yang sangat umum
saampai tujuaan khusus yang bersifat spesifik dan dapaat diukur yang kemudian
Dinamakan dengan kompetensi.
1. Tujuan Pendidikan Nasional
TPN dalah tujuan yang brsifaat paling umum dan merupakan sasaran akhir
yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap
lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang
sesuai dengan manusia itu, baik pendidikaan yang diselenggarakan oleh
pesndidikan formal, informal maaupun nonformal. Tujuan ini biasanya
dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan
filsafat hidup suatu bangsa. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang

7
bersumber dari system nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 pasal 3, yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap.
Kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang. Demokrasi yang bertanggung
Jawab.
Tujuan pendidikan yang seperti itu merupakan rumusan tujuan yang
sangat ideal yang sulit untuk direalisasikan dan diukur keberhasilannya, karena
memang tidak ada ukuran atau kriteria yang pasti. Sampai saat ini, belum ada
rumusan dan ukuran yang jelas yang bagaimana berkembangnya potensi manusia
itu, manusia yang bagaimana yang berilmu itu atau manusia seperti apa yang
bertaqwa itu? Apakah maanusia yang suka ke masjid, ke gereja atau ke tempat
ibadah lainnya sudah dikatakan sebagai manusia yang bertaqwa? Belum tentu,
bukan? Memang sulit untuk mencari ukuran dari tujuan yang ideal. Oleh karena
kesulitan itulah maka tujuan pendidikan yang bersifat umum itu perlu dirumuskan
lebih khusus.
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai
tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang
pendidikan.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab v pasal 26 dijelaskan :
a. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta
keterampilan untuk mencapai hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.

8
b. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan , pengetahuan, kepribadian,
akhlaq mulia, serta keterampilan untuk mencapai hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
d. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota msyarakat yang berakhlaq
mulia, memiliki pengethuan, keterampilan, kemandirian dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni
yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran. Tujuannya sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan. Pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
p e n d i d i k a n u m u m , k e j u j u r a n , d a n k h u s u s
pada jenjang pendidikan menengah terdiri dari :
a. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlaq mulia bertujuan: membentuk
peserta didik menjadi manusia yang berimaan dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui
muaatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengtahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehataan.
b. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan
agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan
pendidika jasmani.

9
c. Kelompok mata pelaajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujan:
mengembangkan logika, kemampuan berfikir, dan analisis peserta didik.
d. Pada saatuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan social, keterampilan/kejujuran, dan muatan lokal yang relevan.
e. Pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB/Paket B, tujuan ini dapat dicaapai
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alaam, ilmu pengetahuan social, keterampilaan/kejuruan dan/atau teknologi
ibformasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
f. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C, tujuan ini dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pangetahuan
alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan/kejuruan, teknologi informasi
dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
g. Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan social, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi serta muatan lokal yang relevan.
h. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.
Tujuannya ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan
budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
i. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olaraga, dan Kesehatan bertujuan:
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehataan, ilmu
pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.
4. Tujuan Pembelajaran/Instruksional
Tujuan pembelajaran/instruksional merupakan tujuan yang paling khusus.
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali

10
pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk
memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu
sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaraan ini adalah tugas guru. Sebelum
guru melakukan prosess belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran.
Bagaimana hubungan setiap klasifikasi tujuan dari tujuan umum sampai
tujuan khusus dapat dilihat dari bagan berikut:

Tujuan Pendidikan

Arah Arah
Pencap Tujuan Institusional penjabara
aian n tuajun
tujuan
Tujuan Kurikuler

Tujuan Pembelajaran

Bagan tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional yang


merupakan sasaran akhir dari proses pendidikan, melahirkan tujuan-tujuan
institusional atau tujuan lembaga pendidikan. Tujuan lembaga pendidikan itu
selanjutnya dijabarkan ke dalam beberapa tujuan kurikuler atau tujuan bidang
studi, dan kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan pembelajaran, atau tujuan
yang harus dicapai dalam satu kali pertemuan.
Walaupun tujuan yang dirumuskan guru adalah tujuan pembelajaran,
namun jangan lupa bahwa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan
yang ada di atasnya, yaitu tujuan kurikuler yang bersumber dari tujuan
institusional dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini perlu dipahami, sebab dalam
implementasi proses belajar mengajar guru sering terjebak oleh pencapaian tujuan
yang sangan khusus, sehingga tujuan akhir seperti yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional menjadi terabaikan.

11
C. Tujuan dan Kompetensi
Dalam kurikulum yang berorentasi pada pencapaian kopetensi, tujuan
yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kopetensi. Dalam
konteks perkembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai an sikap yang direflesikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang
tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati
bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan
secara eksplisit, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum.
Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam
proses pendidikan dan pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan untuk
memudahkan dalam merancang strategi dalam indikator keberhasilan.
Dalam kopetensi sebagai tujuan, di dalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu:
1. Pengetahuan (knowladge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalam pengetahuan yang dimiliki setiap
individu.
3. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
pratik tentang tugas atau pekerjaan yang di bebankan kepadanya.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu.
5. Sikap (attitude), yaitu pandagan individu tentang sesuatu.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu
perbauatan.
Sesuai dengan aspek-aspek diatas, maka tampak bahwa kompetensi
sebagai tujuan dalam kurikulum itu bersifat kompleks. Artinya, kurikulum
berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan siswa agar daat
melakukan sesuatau dalam bentuk kemahiran serta dalam bentuk taggung jawab.
Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kopetensi ini bukan hanya
sekdar pemahaman akan materi pembelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman
dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari.

12
Klasifikasi kopetensi mencakup:
1. kompetensi Lulusan, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh
peserta didik setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau satuan
pendidikan tertentu.
2. Kompetensi standar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai setelah
anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang
pendidikan yang diikutinya.
3. Kompetensi dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai peserta
didik dalam penguasaan konep atau mater pelajaran yang diberikan dalam
kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
D. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Tujuan institusional atau tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan dirumuskan dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan institusional ini
harus dipahami dan dihayati oleh setiap guru, oelh karena tujuan ini merupakan
dasar perumusan tujuan-tujuan yang ada dibawahnya, yakni tujuan kurikuler dan
tujuan pembelajaran.
Tujuan intitusional dirumuskan dalam bentuk kopetensi yakini kemampua yang
harus dicapai setelah siswa mengalami proses pembelajaran dalam satuan
pendidikan tertentu.
Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merumuskan bahwa Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) adalah kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakuppengetahuan sikap, dan keterampilan pada setias satuan
pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/I/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B), dan satuan pendidikan menengah
(SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK)
Selanjutnya standar standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP)
seperti yang dirumuskan BSNP adalah sebagai berikut:

13
1. SD/MI/SDLB/Paket A
a Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahapan perkembangan
anak
b Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
c Menunjukan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
d Menunjukan kegemaran membaca dan menulis
e Menunjukan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung
2. SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a Menunjukan sikap percaya diri
b Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas
c Menujukan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inofatif
d Menunjukan kemampuan menganalisis dan memcahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari
e Menghargai adanya perbedaan pendapat
3. SMA/MA/SMALB*/Paket C
a Menunjukan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik
b Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
c Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
d Mengapresiasi karya seni dan budaya
e Menunjukan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan inggris
4. SMK/MAK
a Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja
b Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global
c Menunjukan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

14
d Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
e Menunjakan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis
dan estetis
E. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-SMP)
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-
kelompok mata pelajaran:
1. Agama dan akhlak mulia
2. Kewarganegaraan dan kepribadian
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Estetika
5. Jasmani, olah raga, dan kesehatan

Standar kompetensi kelompok mata pelajaran di kembangkan berdasarkan tujuan


dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni:

1. Agama dan akhlak mulia

SD/MI/SDLB*/Paket A

a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan


anak.
b. Menunjukkan sikap jujur dan adil.
c. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social
ekonimo di lingkungan sekitarnya.
d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar aman. Dan memanfaatkan
waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya.
f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesame manusia dan
lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

15
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
remaja.
b. Menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
c. Memahami keberagaman agama, budaya, suku, ras,dan golongan social
ekonomi.
d. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun yang
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
e. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang sesuai dengan tuntutan agamanya.

SMA/MA/SMALB*/Paket C/SMK/MAK
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
b. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan social
ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
c. Berpartisipasi dalam penegakan atura-aturan social.
d. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam gaulan di
masyarakat.
e. Mengahargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
2. Kewarganegaraan dari kepribadian
SD/MI/SDLB*/Paket A
a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, Negara, dan tanah
air Indonesia.
b. Mematuhi aturan-aturan social yang berlaku dalam lingkungannya.
c. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social
ekonomi di lingkungan sekitarnya.
d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

16
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a. Menerapkan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Mematuhi aturan-aturan social, hokum dan perundangan.
c. Mengahrgai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan social
ekonomi dalam lingkup nasional.
d. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
e. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

SMA/MA/SMALB*/Paket C/SMK/MAK

a. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara


secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan social, hokum dan
perundangan.
c. Mengahrgai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial
ekonomi, dan budaya dalam tatanan global.
d. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
e. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri
serta memeperbaiki kekurangannya.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
SD/MI/SDLB*/Paket A
a. Mengenal dan menggunakan berbagai infrormasi tentang lingkungan sekitar
secara logis, kritis, dan kreatif.
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan social di lingkungan
sekitar.

17
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a. Mencari dan menerapkan informasi secara logis, kritis, dan kreatif
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
c. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
d. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Mendeskripsi gejala alam dan sosial.

SMA/MA/SMALB*/Paket C

a. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara


logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara
mandiri.
c. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
d. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil
yang terbaik dalam bidang iptek.
e. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

SMK/MAK

a. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara


logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara
mandiri.
c. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
d. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan
hasil yang terbaik dalam bidang iptek.
e. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.

18
4. Estetika
SD/MI/SDLB*/Paket A
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi seni.
b. Menghargai karya seni, budaya, dan keterampilan sesuai dengan kekhasan
lokal.
c. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni.

SMA/MA/SMALB*/Paket C/SMK/MAK

a. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni.


b. Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni.
c. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni.
d. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
5. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
SD/MI/SDLB*/Paket A
a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk
menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.

SMP/MTs/SMPLB*/Paket B
a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang dengan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
b. Mencari dan menerapkan berbagai informasi tentang potensi sumber daya
lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang.
SMA/MA/SMALB*/Paket C/SMK/MAK
a. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani.
b. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi lokal untuk
menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaranjasmani.

19
c. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

F. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Seperti yang telah dikeumkakan diatas, tujuan merupakan komponen yang
sangat penting dalam sisitem pembelajaran, sebab seluruh aku aktivitas guru dan
sisiwa di arahkan untuk mencapai tujuan prmbelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan
yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu. Seperti dikemukakan oleh Dick & Carey: The instructional
goal is ststement that describes what is the that student will be abel to do after
they have complated instruction. Dalam kurikulum berorientasi pencapaian
kopetensi, tujuan pembelajaran itu juga bisa diistilakan dengan indikator hasi
belajar. Artinya, apa hasil yang di peroleh siswa setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran.
Ada empat komponen pokok yang harus tampak dalam rumusan indikator hasil
belajar seperti yang dikemukakan dalam pertanyaan berikut:
1. Siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan atau mencapai
hasil belajar itu ?
2. Tingkah laku atau hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan dapat dicapai
itu ?
3. Dalam kondisi yang bagaimana hasl belajar tu dapat di tampilkan ?
4. Seberapah jauh hasil belajar itu dapat diperoleh?
Pertanyaan pertama berhubungan dengan subjek belajar. Rumusan hasil
belajar sebaiknya mencantumkan subjek yang melakukan proses belajar, misalkan
siswa, peserta belajar, peserta penataran dan lain sebagainya. Penentuan subjek ini
sangat penting untuk menunjukan sasaran belajar.
Pertanyaan kedua berhubungan dengan tingkah laku yang harus muncul
sebagai hasil belajar setelah subjek mengikuti atau melaksanakan proses
pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar itu dirumuskan dalam bentuk
kemapuan atau kopetensi yamg dapat diukur atau yang dapat di tampilkan melalui
perfomenc siswa. Any learner performance, action, or operation which is

20
observabel. Melalui kemampuan yang terukur itu dapat ditentukan apakah belajar
yang dilakukan oleh siswa sudah berhasil mencapai tujuan atau beleum. Istilah-
istilah tingkah laku yang dapat diukur sehingga menggambarkan indikator hasil
belajar itu diantaranya:
a. Mengidentifikasi (identify);
b. Menyebutkan (name);
c. Menyusun (construct);
d. Menjelaskan (describe);
e. Mengatur (order);
f. Membedakan (different);
Sedangkan istilah-istilah untuk tingkah laku yang tidak terukur sehingga
kurang tepat dijadikan sebagi tingkah laku dalam tujuan pembelajaran karena
tidak menggambarkan indikator hasil belajar, misalnya:
a. Mengetahui;
b. Menerima;
c. Memahami;
d. Mencintai;
e. Mengira-ngira;
f. Dan lain sebagainya.
Pertanyaan ketiga berhubungan dengan kondisis atau dalam situasi dimana
subjek dapat menunjukan kemempuanaya. Rumusan tujuan pembelajaran yang
baik harus dapat menggambarkan dalam situasi dan keadaan yang bagaimana
subjek dapat mendemonstrasikan performance-nya.
Pernyataan keempat berhubnungan dengan standar kualitas dan kuantitas
hasil belajar. Artinya standar minimal yang harus dicapai oleh siswa. Standar
minimal ini kadang-kadang harus tercapai seluruhnya atau 100%, namun kadamg-
kadang juga hanya sebagian skill, misalnya biasanya standar minimal harus
seluruhnya tercapai sebab kalu tidak akan sangat mempengaruhi kualitas
pembelajaran.
Dari keempat kreteria atau komponen dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, maka sebaiknya rumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur

21
ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memeliki kemampuan), Behavior
(perlakuan yang bagaimana yang diharapkan dapat dimiliki), Condition (dalam
kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukan kemampuan sebagai
hasil belajar yang telah diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas tingkah
laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan
yang bertujuan, Segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Dengan demikian dalam
setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa.
oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus
dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran.
Beberapa alasan mengapa tujuan perlu di rumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran. Pertama,rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, tujuan
pembelajaran dapat digunalan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa. Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajran. Keempat, tujuan pembelajran dapat digunakan sebagai control dalam
menentukan batas-batas kualitas pembelajaran.
Tujuan pendidikan dari yang bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu
dapat di klasifikasikan menjadi empat, yaitu: 1) Tujuan Pendidikan Nasional
(TPN), 2) Tujuan Institusional (TI), 3) Tujuan Kurikuler (TK), 4) Tujuan
Intruksional atau Tujuan pembelajaran. adapun terdapat beberapa aspek dari
kompetensi sebagai tujuan, yaitu: 1) Pengetahuan (knowledge), 2) Pemahaman
(understanding), 3) kemahiran (skill), 4) Nilai (value), 5) Sikap (attitude), 6)
Minat (interest).

B. Saran
Mengajar bukan hanya sekedar ceramah yang diukur oleh seberapa banyak
materi itu telah di sampaikan kepada siswa, melainkan mengajar adalah proses
untuk mencapai tujuan. Jadi saran dari kami terhadap kita sebagai mahasiswa
prodi pendidikan, agar kelak setelah menjadi guru jangan hanya sekedar asal
menyampaikan materi kalian harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, agar
siswa menjadi paham dan dapat mengimplementasikan pembelajarannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga materi yang di sampaikan bukan hanya sekedar
teori, tetapi jadi bekal yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2006. Undang-undang No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar


Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lembaran Negara RI
Tahun 2006, No. 22. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No. 20 Tahun 2008. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2008, No.20. Sekretariat
Negara Jakarta.
Republik Indonesia. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No.20. Sekretariat
Negara Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Yuli Yanti, Amanda. 2018. Kemampuan Guru Dalam Merumuskan Tujuan
Pembelajaran PPKN di SMKN 1 Sukoharjo. Tesis. FKIP, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Sebelas Maret.
Noelaka, Amos. 2006. Apakah Standar Kompetensi Itu?. Jurnal Teknik Sipil.
1(1): 1-2.

24
LAMPIRAN
1. SKENARIO SIMULASI
Kegiatan Uraian Durasi Waktu

a. Motivasi: guru memotivasi


agar anak bersyukur karena
memiliki anggota tubuh
yang lengkap
Awal b. Apresiasi: memuji murid 10 menit
yang bisa merawat anggota
tubuh contohnya seperti
yang memtotong kukunya
c. Informasi: kebersihan
sebagian dari iman, maka
dari itu kita harus memulai
hidup sehat dan bersih.
Dengan mengenal anggota
tubuh kita, kita bisa
menjaga dan menyayangin
diri kita sendiri.
1. Guru menjelaskan apa saja
anggota tubuh itu
2. Guru menjelaskan fungsi
anggota tubuh itu
Inti 15 menit

25
1. Guru mengevaluasi materi
yang telah disampaikan
2. Guru menyimpulkan materi
yang disampaikan
3. Guru memberikan tugas
akhir kepada siswa seputar 10 menit
materi yang di sampaikan
4. Guru menutup kegiatan
pembelajaran

2. SOAL KASUS
Dengan maraknya kasus kenakalan remaja pada saat ini, apa yang salah dari
tujuan dan standar kompetensi yang di terapkan di Indonesia?
Jawab :
Dalam kasus ini, yang menjadi titik pusat kesalahan bukan dari Tujuan dan
Standar Kompetensi yang sudah diterapkan di Indonesia. Karena menurut kami,
secara tertulis Tujuan dan Standar Kompetensi yang sudah dirumuskan dan
kemudian ditetapkan itu sudah sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Untuk kasus masih maraknya kenakalan remaja di lingkungan masyarakat luas,itu
di sebabkan karena kurang maksimalnya guru dalam mencapai Tujuan dan
Standar Kompetensi yang telah ditetapkan. Maka diperlukan pelatihan lagi, agar
kemampuan guru bisa lebih meningkat dan dapat mencapai tujuan dan standar
kompetensi yang diharapkan oleh pendidikan di Indonesia.

26

Anda mungkin juga menyukai