Anda di halaman 1dari 19

PENILAIAN KINERJA GURU

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh


Mata Perkuliahan Profesi Pendidikan Sekolah Dasar
oleh Dosen: Siti Maryam Rohimah, M.Pd.

Disusun Kelompok X, Kelas 3A:


1. Serra Indriani 185060005
2. Annisya Oktavia Putri 185060017
3. Oktivia Indira Nurcahyanti 185060028
4. Anisa Apriliana 185060032
5. Syahdan Widiyanto 185060044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Profesi Pendidikan Sekolah Dasar ini dengan baik dan benar serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Penilaian Kinerja Guru.”
Adapun maksud dan tujuan dari peyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata
kuliah Profesi Pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan,
namun berkat dukungan dari berbagai sumber buku dan jurnal, akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu
melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada para
dosen dan teman-teman semua yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.
Meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga
tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada
umumnya.

Bandung, Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Guru ............................................................3
2.2 Fungsi Penilaian Kinerja Guru ..................................................................5
2.3 Syarat Sistem Penilaian Kinerja Guru .......................................................5
2.4 Prinsip Pelaksanaan Kinerja Guru .............................................................6
2.5 Aspek yang Dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru ...................................8
2.6 Perangkat Pelaksanaan Kinerja Guru ......................................................12
2.7 Kendala-Kendala dalam Penilaian Kinerja Guru ....................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini banyak masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita,
salah satunya adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran, anak kurang di dorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Oleh
karena itu, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dapat di mulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat
membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran, salah satunya adalah
komponen guru. Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu
mempengaruhi proses pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagusnya dan idealnya
kurikulum pendidikan, tanpa di imbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh
karena itu, guru sebagai penentu kualitas pendidikan, kompetensinya perlu
senantiasa ditingkatkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi guru tersebut. Salah satu kebijakan untuk
meningkatkan kompetensi guru tersebut adalah melalui Penilaian Kinerja
Guru (PKG). Penilaian Kinerja Guru yang telah diyakini mampu
meningkatkan kompetensi guru telah secara resmi diberlakukan sejak
tahun 2013. Berbagai kendala pada implementasi PKG tersebut muncul.
Akan tetapi, sebagai suatu kebijakan baru, PKG harus terus dilaksanakan.
Berbagai perubahan pola pikir pada guru perlu dilakukan dalam
rangka mengimplementasikan PKG. Guru, secara perseorangan maupun
kelompok, perlu mereformasi pola pikir agar dapat mengimplementasikan
PKG secara lebih maksimal dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru. Perubahan cara berpikir tersebut di antaranya bagaimana guru

1
tersebut harus mengikuti berbagai langkah Penilaian Kinerja Guru.
Penilaian Kinerja Guru tidak dianggap sebagai beban melainkan suatu
kegiatan yang harus dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Sebagai suatu kebijakan yang baru, implementasi Penilaian Kinerja
Guru di sekolah-sekolah belum menunjukkan proses dan hasil yang belum
seperti yang diharapkan. Berbagai rumor di daerah menunjukkan bahwa
PKG belum menyentuh “roh” PKG itu sendiri. Muara dari kegiatan PKG
adalah adanya peningkatan profesional guru.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian penilaian kinerja guru?
2. Apa fungsi diadakannya penilaian kinerja guru?
3. Apa saja syarat sistem penilaian kinerja guru?
4. Bagaimana prinsip pelaksanaan kinerja guru?
5. Bagaimana aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru?
6. Bagaimana perangkat pelaksanaan penilaian kinerja guru?
7. Bagaimana kendala-kendala dalam penilaian kinerja guru?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan dalam penyusunan makalah ini, penulis mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian penilaian kinerja guru.
2. Untuk mengetahui fungsi penilaian kinerja guru.
3. Untuk mengetahui syarat sistem penilaian kinerja guru.
4. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan kinerja guru.
5. Untuk mengetahui aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru.
6. Untuk mengetahui perangkat pelaksanaan penilaian kinerja guru.
7. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penilaian kinerja guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Guru


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja
guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas
utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.
Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
seorang guru dalam penguasaan dan penerapan kompetensinya. Dalam hal
ini adalah kompetensi yang sangat diperlukan bagi guru seperti yang
diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Penguasaan dan penerapan kompetensi sangat menentukan tercapainya
kualitas proses pembelajaran, pembimbingan peserta didik, dan
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan yang sesuai dengan fungsi
sekolah atau madrasah. Untuk itu, perlu dikembangkan sistem penilaian
kinerja guru.
Sistem Penilaian Kinerja Guru adalah sistem pengelolaan kinerja
berbasis guru yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru
secara individu dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal
yang berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Ini merupakan
bentuk penilaian yang sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pada
dasarnya sistem penilaian kinerja guru bertujuan:
1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru,
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah,
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam
mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru,

3
4. Menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru,
5. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
serta mempertahankan sikap-sikap yang positif dalam mendukung
pembelajaran peserta didik untuk mencapai prestasinya,
6. Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan promosi dan karir guru
serta bentuk penghargaan lainnya.
Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk
menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan
kompetensi dan profesionalisme guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif,
dan berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi
sekolah atau madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan
promosi guru. Bagi guru, penilaian kinerja guru merupakan pedoman
untuk mengetahui unsur‐unsur kinerja yang dinilai dan merupakan sarana
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka
memperbaiki kualitas kinerjanya.
Penilaian kinerja guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai
dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah. Khusus untuk kegiatan
pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk
penilaian kinerja guru adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial
dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini
telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat ditunjukkan
dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sementara itu, untuk
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah,
penilaian kinerja guru dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai
dengan tugas tambahan yang dibebankan tersebut (misalnya: sebagai
kepala sekolah atau madrasah, wakil kepala sekolah atau madrasah,

4
pengelola perpustakaan, dan sebagainya) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.

2.2 Fungsi Penilaian Kinerja Guru


Secara umum, Penilaian Kinerja Guru memiliki 2 fungsi utama, yaitu:
1. Untuk menilai unjuk kerja (kinerja) dalam menerapkan semua
kompetensi yang diperlukan pada proses pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah atau madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian
kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran
kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai
sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap
guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.
2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah yang dilakukannya pada
tahun penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja
dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir
dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.

2.3 Syarat Sistem Penilaian Kinerja Guru


Untuk memperoleh hasil penilaian yang benar dan tepat, penilaian kinerja
guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Valid
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai
benar‐benar mengukur komponen‐komponen tugas guru dalam
melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah.

5
2. Reliabel
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan reliabel atau mempunyai
tingkat kepercayaan tinggi jika proses yang dilakukan memberikan
hasil yang sama untuk seorang guru yang dinilai kinerjanya oleh
siapapun dan kapan pun.
3. Praktis
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan
oleh siapapun dengan relatif mudah, dengan tingkat validitas dan
reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa memerlukan
persyaratan tambahan. Salah satu karakteristik dalam desain penilaian
kinerja guru adalah menggunakan cakupan kompetensi dan indikator
kinerja yang sama bagi 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru
(Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya, dan Guru Utama).

2.4 Prinsip Pelaksanaan Kinerja Guru


1. Berdasarkan ketentuan
Penilaian kinerja guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah kinerja yang
dapat diamati dan dipantau, sesuai dengan tugas guru sehari-hari dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan, atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah.
3. Berlandasan dokumen
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses
penilaian kinerja guru harus memahami semua dokumen yang terkait
dengan sistem penilaian kinerja guru, terutama yang berkaitan dengan
pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga
penilai, guru, dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian
kinerja guru mengetahui dan memahami tentang aspek yang dinilai
serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.

6
4. Dilaksanakan secara konsisten
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun yang
diawali dengan evaluasi diri, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan
kondisi nyata dalam melaksanakan tugas sehari hari.
b. Adil
Penilaian kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan
prosedur standar kepada semua guru yang dinilai.
c. Akuntabel
Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka
peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus
pengembangan karir profesinya.
e. Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru
yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk
memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian
tersebut.
f. Praktis
Penilaian kinerja guru dapat dilaksanakan secara mudah tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip lainnya.
g. Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan yang telah
ditetapkan.
h. Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga
perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai
hasil tersebut.

7
i. Berkelanjutan
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan
berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
j. Rahasia
Hasil penilaian kinerja guru hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak
terkait yang berkepentingan.

2.5 Aspek yang Dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru


Penilaian kinerja guru kelas atau mata pelajaran dan guru BK atau
Konselor dilakukan dengan mengacu kepada dimensi tugas utama guru
yang meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya menganalisis hasil
penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Dimensi tugas
utama ini kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja yang dapat
terukur sebagai bentuk unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas
utamanya tersebut akibat dari kompetensi yang dimiliki guru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
terdapat 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional dengan 14 (empat belas)
subkompetensi sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor menjelaskan bahwa seorang guru BK atau
Konselor juga harus memiliki 4 (empat) kompetensi (pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional) dengan 17 sub-kompetensi.
Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru kelas atau mata
pelajaran dan guru BK atau Konselor yang mencakup 3 dimensi tugas
utama dengan indikator kinerjanya masing-masing yang dinilai
berdasarkan unjuk kerja akibat kompetensi yang dimiliki oleh guru. Untuk
masing-masing indikator kinerja dari setiap dimensi tugas utama akan

8
dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang lebih rinci untuk
melihat apakah unjuk kerja dari kepemilikan kompetensi tersebut
tergambarkan dalam hasil kajian dokumen perencanaan termasuk
dokumen pendukung lainnya atau hasil pengamatan dalam pembelajaran
selama proses penilaian kinerja. Kisi-kisi instrumen yang menggambarkan
hubungan antara dimensi tugas utama dan indikator kinerjanya dapat
diperlihatkan pada tabel berikut:

KISI-KISI PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN

NO. DIMENSI TUGAS UTAMA/ INDIKATOR KINERJA GURU


I PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan
kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.
2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir.

3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif.

4. Guru memilih sumber belajar atau media pembelajaran sesuai dengan


materi dan strategi pembelajaran.
II PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif.

Kegiatan Inti
6. Guru menguasai materi pembelajaran.

7. Guru menerapkan pendekatan atau strategi pembelajaran yang efektif.

8. Guru memanfaatkan sumber belajar atau media dalam pembelajaran.

9. Guru memicu atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.

Kegiatan Penutup
11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif.

III PENILAIAN PEMBELAJARAN


12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan
belajar peserta didik.

9
13. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk
memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai
kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP.
14. Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan
balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan
penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.

KISI-KISI PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

NO. DIMENSI TUGAS UTAMA DAN INDIKATOR KINERJA


I PERENCANAAN LAYANAN BK
1. Guru BK/Konselor dapat menunjukkan landasan keilmuan pendidikan dalam
perencanaan layanan BK.
2. Guru BK/Konselor dapat menyusun dan mengembangkan instrumen, memilih
instrumen, mengaplikasikan dan mengadministrasikan, serta menggunakan hasil
assesmen.
3. Guru BK/Konselor dapat menentukan materi dan bidang layanan BK berdasarkan
kebutuhan peserta didik/konseli.
4. Guru BK/Konselor dapat menentukan jenis kegiatan layanan dan pendukung sesuai
dengan materi dan bidang layanan BK.
5. Guru BK/Konselor dapat menentukan jadwal pelaksanaan layanan BK.

6. Guru BK/Konselor dapat merencanakan sarana dan biaya pelaksanaan layanan BK.

II PELAKSANAAN LAYANAN BK
A. Teori dan Praksis BK
7. Guru BK/Konselor dapat mengimplementasikan prinsip pendidikan dan dimensi
pembelajaran dalam pelayanan BK.
8. Guru BK/Konselor dapat mengimplementasikan praksis pendidikan.

9. Guru BK/Konselor dapat membedakan esensi layanan BK pada jalur satuan


pendidikan, formal, nonformal, dan informal.
10. Guru BK/Konselor dapat membedakan esensi layanan BK pada jenis dan jenjang
satuan pendidikan usia dini, dasar, menengah, serta tinggi.
11. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan hakikat pelayanan BK.

12. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada peserta didik/konseli memperoleh


pelayanan BK sesuai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
13. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada peserta didik/konseli memperoleh
pelayanan BK sesuai dengan bakat, minat, dan kebiasaan belajar.
14. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada peserta didik/konseli memperoleh
pelayanan BK untuk mengembangkan sikap, perilaku, dan kebiasaan belajar.

10
B. Persiapan Layanan BK
15. Guru BK/Konselor dapat mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan BK dalam
penyusunan RPL.
C. Pelaksanaan Layanan BK
16. Guru BK/Konselor dapay mengimplementasikan berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung yang ada dalam RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan).
17. Guru BK/Konselor dapat memfasilitasi pengembangan kehidupan pribadi, sosial,
kemampuan belajar dan perencanaan karir.
18. Guru BK/Konselor dapat menerapkan pendekatan atau model konseling dalam
pelayanan BK.
NO. DIMENSI TUGAS UTAMA DAN INDIKATOR KERJA
19. Guru BK/Konselor dapat melaksanakan pendekatan kolaboratif dengan pihak
terkait dalam pelayanan BK.
20. Guru BK/Konselor dapat mengelola sarana dan biaya pelaksanaan pelayanan BK.

D. Penilaian Keberhasilan Layanan BK


21. Guru BK/Konselor dapat melakukan penilaian proses dan hasil pelayanan BK.

III EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT LAYANAN BK


E. Evaluasai Program BK
22. Guru BK/Konselor dapat melakukan evaluasi program BK.

23. Guru BK/Konselor dapat mengimformasikan hasil evaluasi program BK kepada


pihak terkait.
24. Guru BK/Konselor dapat menggunakan hasil evaluasi untuk mengembangkan
program BK selanjutnya.
F. Pelaporan dan Tindak Lanjut Layanan BK
25. Guru BK/Konselor dapat menyusun laporan pelaksanaan program (Lapelprog)
berdasarkan hasil evaluasi program BK.
26. Guru BK/Konselor dapat menentukan arah profesi (peran dan fungsi guru
BK/Konselor).
27. Guru BK/Konselor dapat merancang dan melaksanakan penelitian dalam BK.

28. Guru BK/Konselor dapat memanfaatkan hasil penelitian dalam BK.

Sedangkan penilaian kinerja guru yang terkait dengan tugas


tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah atau madrasah. Pelaksanaan
tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi:
a. Kepala sekolah atau madrasah,
b. Wakil kepala sekolah atau madrasah,

11
c. Ketua program keahlian atau program studi atau yang sejenisnya,
d. Kepala perpustakaan,
e. Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya.
2. Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka
meliputi:
a. Tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas,
guru pembimbing program induksi, dan sejenisnya),
b. Tugas tambahan kurang dari satu tahun (misalnya menjadi
pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan
kurikulum, dan sejenisnya.

Penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan yang mengurangi


jam mengajar tatap muka dinilai dengan menggunakan instrumen khusus
yang dirancang berdasarkan kompetensi dan sub-kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas tambahan tersebut. Sama hal
dengan penilaian kinerja guru pembelajaran maupun pembimbingan, untuk
penilaian kinerja tugas tambahan tersebut juga merinci kompetensi/sub
kompetensi ke dalam indikator kinerja yang dapat dipantau atau diamati.
Tugas tambahan lain yang tidak mengurangi jam mengajar guru dihargai
langsung dengan pemberian angka kredit sesuai dengan yang tertuang
Permeneg PAN 7 & RB No. 16 Tahun 2009.

2.6 Perangkat Pelaksanaan Kinerja Guru


Perangkat yang harus digunakan oleh penilai untuk melaksanakan
penilaian kinerja guru agar memperoleh hasil penilaian yang objektif,
akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan, yaitu:
1. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru
Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru mengatur tentang tata
cara penilaian dan ketentuan yang harus digunakan oleh penilai, guru
yang dinilai, serta unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian.

12
2. Instrumen Penilaian Kinerja
Jenis instrumen penilaian kinerja guru merupakan paket instrumen
yang dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk masing-masing
indikator kinerja dari setiap tugas utama guru:
a. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru
kelas atau mata pelajaran (Lampiran 1),
b. Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk guru
BK/Konselor (Lampiran 2),
c. Instrumen penilaian pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah (Lampiran 3). Lampiran 3 terdiri dari
beberapa instrumen terpisah sesuai dengan tugas tambahan yang
diampu, yaitu instrumen 3A (instrumen penilaian kinerja kepala
sekolah atau madrasah), instrumen 3B (instrumen penilaian kinerja
wakil kepala sekolah atau madrasah), instrumen 3C (instrumen
penilaian kinerja kepala perpustakaan), instrumen 3D (Instrumen
penilaian kinerja kepala laboratorium/bengkel), dan instrumen 3E
(instumen penilaian kinerja ketua program keahlian).

2.7 Kendala-Kendala dalam Penilaian Kinerja Guru


Sebagai suatu kebijakan yang baru, pelaksanaan penilaian kinerja
guru tidak luput dari berbagai kendala, yaitu sebagai berikut:
Pertama, adanya berbagai instrumen tentang penilaian kinerja guru
yang berbeda-beda sehingga membingungkan kepala sekolah dan guru di
sekolah. Pada awalnya para kepala sekolah dan guru banyak yang
mengalami ketidakpastian instrumen mana yang seharusnya digunakan.
Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya waktu, akhirnya dengan tegas
telah diinformasikan bahwa instrumen penilaian kinerja guru yang dipakai
adalah yang sudah ada landasan hukum yang kuat.
Kedua, adanya budaya ewuh pakewuh. Budaya ini yang biasanya
akan mempengaruhi objektivitas pelaksanaan penilaian kinerja guru di
sekolah. Jika kepala sekolah atau guru senior yang bertugas memberikan

13
penilaian akan cenderung memberikan kemudahan dan kemurahan bagi
guru yang dinilai yang telah banyak memberikan jasa sebelumnya. Budaya
ini pada umumnya sulit untuk dihindarkan atau dihilangkan.
Ketiga, keterbatasan kemampuan IT (Ilmu Teknologi) bagi
sebagian kepala sekolah. Penggunaan IT dalam pelaksanaan penilaian
kinerja guru akan berdampak terhambatnya proses penilaian kinerja guru
itu sendiri. Banyak komponen yang harus dikerjakan kepala sekolah atau
guru senior dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru. Oleh sebab itu, di
era sekarang sangat dibutuhkan para kepala sekolah yang terus-menerus
mau meningkatkan kompetensinya dalam bidang IT.
Keempat, belum tersedianya anggaran yang khusus untuk
melaksanakan penilaian kinerja guru. Dalam implementasinya,
pelaksanaan penilaian kinerja guru membutuhkan dan memerlukan
anggaran khusus. Anggaran tersebut selain digunakan untuk mencukupi
sarana yang diperlukan, juga idealnya perlu disediakan insentif bagi para
pelaksana penilaian kinerja guru itu sendiri.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Melihat betapa peranan seorang guru sangat lah penting dan
merupakan objek utama yang akan menghasilkan banyak kader-kader
pemimpin bangsa maka, dapat disimpulkan bahwa aspek yang sangat
penting untuk menunjang kemampuan seorang guru yaitu dengan adanya
penilaian kinerja guru, yang menjamin ketercapaiannya suatu
pembelajaran dan pendidikan dengan konsep guru profesional.
Penilaian Kinerja Guru (PKG) sangat lah penting dimana tingkat
pendidikan guru akan sangat mempengaruhi baik tidaknya kinerja guru.
Kemampuan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya,
karena melalu pendidikan itulah seseorang mengalami proses belajar dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Namun terlepas dari itu adapun kendala dalam pelaksanaan
penilaian kinerja guru karena, adanya budaya ewuh pakewuh. Budaya ini
yang biasanya akan mempengaruhi objektivitas pelaksanaan penilaian
kinerja guru di sekolah. Jika kepala sekolah atau guru senior yang bertugas
memberikan penilaian akan cenderung memberikan kemudahan dan
kemurahan bagi guru yang dinilai yang telah banyak memberikan jasa
sebelumnya. Budaya ini pada umumnya sulit untuk dihindarkan atau
dihilangkan.

3.2 Saran
Saran kami dalam penilaian kinerja guru perlu dipertingkatkan
lagi, agar implementasi di daerah-daerah terpencil juga dapat
terlaksanakan penilaian kerja guru sehingga dapat mencapai kualitas guru
yang profesional.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aksara, Budiawan. 2001. Penilaian Kinerja Guru Edisi 2.


Jakarta: Gramedia.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pamungkas, Setia. 1995. Kriteria Kinerja Guru. Jakarta: Media Publising.
Supriadi, Dedi. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru.
Jakarta: Adicita.

16

Anda mungkin juga menyukai