Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Dengan mengucapkan puji syukur serta kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-nya, Karena telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah mata kuliah “Innovation in Education” ini bisa selesai
pada waktunya. Tak lupa maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman.
1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Ibu Dr. Erna Iftanti, SS., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Bapak Imam Mushafak M.Pd.I., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Innovation
in Education.
5. Dan tak lupa kepada pihak – pihak terkait pembantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Kami minta maaf jika masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Dengan
demikian kami mengharap kritik dan saran yang konstruktif kepada pembaca.
Sehingga nantinya akan kami jadikan bahan evaluasi agar karya ilmiah selanjutnya
lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Engkoswara (1988), manajemen pendidikan, yang dahulu gencar diberi nama
administrasi pendidikan, ialah sebuah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya
manusia, kurikulum, sumber belajar atau fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai
tujuan pendidikan yang disepakati
Manajemen dengan kualitas seutuhnya (MDKS) seperti tertera di dalam buku "Total
Quality Management in Education" yang ditulis oleh Edward Sallis menjelaskan bahwa
sebuah layanan dapat dikatakan berkualitas apabila memang dapat memuaskan semua
pelanggan, yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginannya (1993: 24). MDKS yang berasal
dari dunia bisnis ini dimodifikasi bagi upaya pendidikan, tetapi dengan prinsip-prinsip yang
sama. Prinsip umum dari MDKS adalah membangun nuansa berkualitas sebagai jaminan
bagi semua pelanggan. Dikatakan oleh Sallis, "TOM is about creating a quality culture
where the aim of every member of staff is to delight their customers, and where the structure
of their organization allows them to do so" Oleh karena ada perbedaan antara bisnis yang
berprinsip mencari untung dan organisasi pendidikan yang menekankan pada layanan,
maka ada perbedaan-perbedaan mencolok antara dua dunia tersebut, antara lain dalam hal
memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Oleh Sallis, pelanggan dalam
pendidikan lebih tepat jika disebut dengan istilah "klien", karena sebutan seperti ini
mengandung konotasi adanya hubungan profesional antara pihak yang memberi layanan
dengan pihak yang dilayani (Sallis, 1993: 31).
Jika di dalam bisnis seorang pengusaha akan selalu berusaha memuaskan pelanggan.
Maka dalam organisasi pendidikan, hubungan antara yang melayani dengan yang dilayani
terjadi secara personal individual. Setiap guru dan kepala sekolah memperhatikan
kebutuhan individu siswa. Sebagai contoh, dalam memandang waktu sebagai faktor yang
penting, para pengusaha dalam bisnis dapat memantau keinginan pelanggan dalam waktu-
waktu tertentu, kemudian baru berupaya menghasilkan produk sesuai dengan keinginan
mereka. Dalam dunia pendidikan, guru yang berhadapan langsung dengan siswa sebagai
klien, memperhatikan mereka dalam suasana hati yang nyata dan unik, langsung dari waktu
1
ke waktu, membaca dan menafsirkan keinginan mereka, langsung dapat memberikan
layanan seketika. Dengan demikian kualitas layanan dapat diberikan secara optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari manajemen sekolah?
2. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh manajemen sekolah?
3. Mengapa manajemen sekolah itu penting?
4. Apa saja tujuan dari manajemen sekolah?
5. Apa saja manfaat dari manajemen sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami definisi dari manajemen sekolah.
2. Mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh manajemen sekolah.
3. Memahami pentingnya manajemen sekolah.
4. Mengetahui tujuan dari manajemen sekolah.
5. Mengetahui manfaat dari manajemen sekolah.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1
Alif Achadah, "MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH(MBS): KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA
PADA SATUAN PENDIDIKAN", 2019,
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/3788/2848
(diakses pada 18 Maret 2022, pukul 09.21).
3
1. Terlambat manajemen cenderung mengalami kegagalan dan tidak
berkualitas apabila kurang gesit dalam bertindak dan mengambil sesuatu
keputusan;
2. Salah manajemen dikatakan tidak berkualitas apabila berbuat kesalahan,
melakukan sesuatu yang tidak tepat, sehinggamengu rangi kualitas
hasil;
3. Boros manajemen yang tidak dapat dikatakan berkualitas apabila
berlaku horos, menghamburkan waktu, uang, dan tenaga;
4. Manajemen yang gagal, tidak dapat mencapai tujuan yang sudah
dirumuskan tentu tidak pantas disebut sebagai manajemen yang
berkualitas. Wilayah sekolah bukan hanya terbatas sampai pagar
sekolah dengan anggota keluarga yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
siswa, dan staf administrasi saja, tetapi meluas sampai lingkungan
masyarakat setempat. Anggota organisasi sekolah tidak pula terbatas
pada warga masyarakat lokal tetapi siapa saja yang mempunyai
kepedulian terhadap urusan sekolah meski pun berdomisili sangat jauh
dari sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa Manajemen berbasis sekolah, seperti
makna yang tersirat dalam sebutannya, merupakan pengelolaan kegiatan
utama sekolah, yang berarti pembelajaran dimulai dari sekolah, untuk
sekolah, dan oleh sendiri. Kata "berbasis" dalam istilah manajemen berbasis
sekolah menunjukkan bahwa kebijakan yang menyangkut pembelajaran
bukan datang dari atas atau top down, tetapi bottom up. Dalam hal ini
sekolah mempunyai otonomi yang besar dalam menentukan sendiri,
merencanakan, dan melaksanakan programnya. Status dan peran pengawas
dan pihak pemerintah, dalam hal ini kemendikbud ristek, bertindak sebagai
pembimbing, apabila memang diperlukan.
4
B. Karakteristik Manajemen Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
• Guru diberi kebebasan untuk aktif dan kreatif dalam menetukan strategi
pembelajaran, memilih sumber, memilih media belajar, mengelola
kelas, dan mengevaluasi. Dalam hal ini bukan berarti bahwa guru bebas
berbuat seenaknya tetapi upaya pembelajaran. berasal inisiatifnya dari
guru. Bila diperlukan dan dimungkinkan, guru juga melibatkan
masyarakat. Oleh karena kepala sekolah tetap manajer, guru
bertanggung jawab kepadanya;
• Aktivitas dan kreativitas guru dapat terwujud apabila tercipta iklim kerja
sekolah yang kondusif dan tepat dalam tujuan kegiatan. Untuk itu maka
manajemen berbasis sekolah memerlukan iklim sekolah yang kondusif,
atau iklim yang favourable;
• Pihak pengawas tidak ikut campur tangan dalam pengelolaan
pembelajaran yang menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah.
Sistem supervisi harus disesuaikan dengan inovasi yang dilaksanakan;
• Sekolah adalah milik masyarakat setempat dan pihak-pihak yang peduli
terhadap kepentingan sekolah. Dalam posisi seperti ini masyarakat
bukan hanya berpartisipasi terhadap sekolah tetapi masyarakat merasa
memiliki sekolah tersebut;
• Siswa sebagai subjek yang langsung menjadi tumpuan sasaran
dilibatkan oleh guru dalam pemilihan kegiatan.
5
pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak
penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut bukanlah
suatu hal yang penting.
Maka dapat dikatakan bahwa manajemen sekolah merupakan aspek
yang penting. Tanpa adanya manajemen pendidikan yang baik, tentu saja
suatu institusi pendidikan tidak akan dapat bergerak secara maksimal dan
proses pendidikan menjadi tak seperti yang diharapkan. Melihat dari sisi
‘terpandang sebelah mata’ nya manajemen pendidikan inilah yang
mendasari ketidak sesuaian cara berfikir dengan apa yang terjadi di
lapangan. Seperti yang diketahui, tanpa ada manajemen yang baik, suatu
institusi atau organisasi sekalipun akan sangat sulit untuk berkembang.2
Dalam hal ini terdapat beberapa alasan mengapa manajemen sekolah
berperan penting dalam keberlangsungan pendidikan, yaitu:
1. Manajemen pendidikan melakukan penilaian sistematis pada kondisi
masa depan dengan mengumpulkan segala informasi yang berkaitan
dengan kondisi saat ini. Dengan sumber daya yang dimiliki, manajemen
pendidikan dapat membentuk gambaran filosofis akan masa depan
sehingga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi masyarakat;
2. Dikatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor kunci
dalam konsep manajemen pendidikan. Dengan ini, lembaga pendidikan
dapat membuat gambaran pengaruh dari kebijakan yang diambil atau
diterapkan;
3. Lembaga pendidikan perlu menerapkan manajemen yang tepat untuk
mengelola sumber daya yang ada guna mencapai hasil dan tujuan secara
efektif dan efisien. Salah satunya membentuk organisasi yang
memudahkan beberapa urusan, seperti organisasi komite, staf sekolah,
atau staf pemeriksa;
4. Manajemen pendidikan dapat mengetahui atau mengevaluasi
keberhasilan atau kegagalan suatu proyek. Langkah-langkah yang baik
2
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara)
6
diperlukan untuk sejauh mana perkembangan yang telah di dapat, serta
bagaimana hasil yang didapatkan apakah sudah sesuai target atau justru
gagal;
5. Manajemen pendidikan dapat mendorong setiap lembaga pendidikan
untuk mengontrol elemen-elemen penting yang mendukung lancarnya
kegiatan pendidikan. Seperti penyesuaian lingkungan fisik, modifikasi
metode atau kemampuan, memberikan motivasi pada anggota
organisasi untuk mencapai tujuan dengan optimal. Dengan kontrol ini,
berbagai kekurangan yang ada dapat terlihat dan bisa segera dilakukan
perbaikan.
Oleh karena itu, manajemen sekolah sangat diperlukan dan tidak boleh
diabaikan sedikitpun agar program sekolah dapat dilaksanakan secara
efektif sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal sesuai sumber daya
yang ada di sekolah. Manajemen sekolah harus dapat dirasakan manfaatnya
bagi seluruh staf sekolah, siswa, dan masyarakat. Manajemen sekolah harus
senantiasa mengelola sistem sekolah agar selalu lebih baik, karena lembaga
pendidikan yang berkualitas adalah lembaga pendidikan yang mempunyai
manajemen pengelolaan sekolah yang baik.3
3
Yosal Iriantara, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah
penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006)
4
Supriono Subakir dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC,
2001), h. 5
7
a. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan
birokrasi;
b. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap
sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan
profesionalisme guru dan kepala sekolah;
c. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih
berkonsentrasi pada kelompok tertentu.5
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25
6
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep dan pelaksanaan
MPMBS, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 5
8
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah yang
bersangkutan.
7
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.85.
9
di lingkungan sekolah dengan tujuan menemukan kesesuaian antara teori
dengan kenyataan.
8
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
41.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah merupakan penataan sistem
pendidikan yang memberikan keleluasaan penuh kepada kepala sekolah
(dan atas kesepakatan seluruh stafnya) untuk memanfaatkan sumber
belajar dan semua fasilitas yang tersedia untuk menyelenggarakan,
pendidikan bagi siswa, serta bertanggung jawab penuh atas segala
tindakan dan keputusannya.
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
a. Guru diberi kebebasan untuk aktif dan kreatif dalam menetukan
strategi pembelajaran, memilih sumber, memilih media belajar,
mengelola kelas, dan mengevaluasi.
b. Aktivitas dan kreativitas guru dapat terwujud apabila tercipta iklim
kerja sekolah yang kondusif dan tepat dalam tujuan kegiatan.
c. Pihak pengawas tidak ikut campur tangan dalam pengelolaan
pembelajaran yang menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah.
Sistem supervisi harus disesuaikan dengan inovasi yang
dilaksanakan;
d. Sekolah adalah milik masyarakat setempat dan pihak-pihak yang
peduli terhadap kepentingan sekolah.
e. Siswa sebagai subjek yang langsung menjadi tumpuan sasaran
dilibatkan oleh guru dalam pemilihan kegiatan.
11
b. Dikatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor kunci
dalam konsep manajemen pendidikan.
c. Lembaga pendidikan perlu menerapkan manajemen yang tepat
untuk mengelola sumber daya yang ada guna mencapai hasil dan
tujuan secara efektif dan efisien.
d. Manajemen pendidikan dapat mengetahui atau mengevaluasi
keberhasilan atau kegagalan suatu proyek.
e. Manajemen pendidikan dapat mendorong setiap lembaga
pendidikan untuk mengontrol elemen-elemen penting yang
mendukung lancarnya kegiatan pendidikan.
B. Saran
Sekolah perlu mempertahankan kualitas pengelolaan manajemen
kurikulum dan pembelajaran yang telah diterapkan selama ini. Sekolah
sebaiknya meningkatkan pengelolaan manajemen kurikulum dan
pembelajaran sehingga penerapan manajemen kurikulum dan
12
pembelajaran yang selama ini telah dilakukan akan lebih baik dari
sebelumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
14