Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN


SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Innovation in Education

Dosen Pengampu:

Imam Mushafak M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. NONA KINANTI RAHAYU 126203212118


2. RIRIN PUSPITA SARI 126203212120
3. ENGGAR LARASATI 126203212136
4. FARCHAN HADI PATRIA 126203212138

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur serta kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-nya, Karena telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah mata kuliah “Innovation in Education” ini bisa selesai
pada waktunya. Tak lupa maksud dan tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman.

Dalam penyusunan makalah ini kami berterimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Ibu Dr. Erna Iftanti, SS., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Bapak Imam Mushafak M.Pd.I., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Innovation
in Education.
5. Dan tak lupa kepada pihak – pihak terkait pembantu dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Kami minta maaf jika masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Dengan
demikian kami mengharap kritik dan saran yang konstruktif kepada pembaca.
Sehingga nantinya akan kami jadikan bahan evaluasi agar karya ilmiah selanjutnya
lebih baik dari sebelumnya.

Tulungagung, 20 Maret 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Sekolah ................................................................................ 3


B. Karakteristik Manajemen Sekolah ........................................................................ 5
C. Pentingnya Manajemen Sekolah ........................................................................... 5
D. Tujuan Manajemen Sekolah ................................................................................. 7
E. Manfaat Manajemen Sekolah ............................................................................... 9

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Engkoswara (1988), manajemen pendidikan, yang dahulu gencar diberi nama
administrasi pendidikan, ialah sebuah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya
manusia, kurikulum, sumber belajar atau fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai
tujuan pendidikan yang disepakati
Manajemen dengan kualitas seutuhnya (MDKS) seperti tertera di dalam buku "Total
Quality Management in Education" yang ditulis oleh Edward Sallis menjelaskan bahwa
sebuah layanan dapat dikatakan berkualitas apabila memang dapat memuaskan semua
pelanggan, yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginannya (1993: 24). MDKS yang berasal
dari dunia bisnis ini dimodifikasi bagi upaya pendidikan, tetapi dengan prinsip-prinsip yang
sama. Prinsip umum dari MDKS adalah membangun nuansa berkualitas sebagai jaminan
bagi semua pelanggan. Dikatakan oleh Sallis, "TOM is about creating a quality culture
where the aim of every member of staff is to delight their customers, and where the structure
of their organization allows them to do so" Oleh karena ada perbedaan antara bisnis yang
berprinsip mencari untung dan organisasi pendidikan yang menekankan pada layanan,
maka ada perbedaan-perbedaan mencolok antara dua dunia tersebut, antara lain dalam hal
memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Oleh Sallis, pelanggan dalam
pendidikan lebih tepat jika disebut dengan istilah "klien", karena sebutan seperti ini
mengandung konotasi adanya hubungan profesional antara pihak yang memberi layanan
dengan pihak yang dilayani (Sallis, 1993: 31).
Jika di dalam bisnis seorang pengusaha akan selalu berusaha memuaskan pelanggan.
Maka dalam organisasi pendidikan, hubungan antara yang melayani dengan yang dilayani
terjadi secara personal individual. Setiap guru dan kepala sekolah memperhatikan
kebutuhan individu siswa. Sebagai contoh, dalam memandang waktu sebagai faktor yang
penting, para pengusaha dalam bisnis dapat memantau keinginan pelanggan dalam waktu-
waktu tertentu, kemudian baru berupaya menghasilkan produk sesuai dengan keinginan
mereka. Dalam dunia pendidikan, guru yang berhadapan langsung dengan siswa sebagai
klien, memperhatikan mereka dalam suasana hati yang nyata dan unik, langsung dari waktu

1
ke waktu, membaca dan menafsirkan keinginan mereka, langsung dapat memberikan
layanan seketika. Dengan demikian kualitas layanan dapat diberikan secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari manajemen sekolah?
2. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh manajemen sekolah?
3. Mengapa manajemen sekolah itu penting?
4. Apa saja tujuan dari manajemen sekolah?
5. Apa saja manfaat dari manajemen sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami definisi dari manajemen sekolah.
2. Mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh manajemen sekolah.
3. Memahami pentingnya manajemen sekolah.
4. Mengetahui tujuan dari manajemen sekolah.
5. Mengetahui manfaat dari manajemen sekolah.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Sekolah


Sebelum kita mengetahui tentang menejemen sekolah perlu
diketahui tentang menejemen pendidikan. Karena kedua hal tersebut
mempunyai keterikatan. Menurut Engkoswara (1988), manajemen
pendidikan, yang dahulu gencar diberi nama administrasi pendidikan, ialah
sebuah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum,
sumber belajar atau fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di
dalam mencapai tujuan pendidikan yang disepakati.
Manajemen berbasis sekolah merupakan penataan sistem
pendidikan yang memberikan keleluasaan penuh kepada kepala sekolah
(dan atas kesepakatan seluruh stafnya) untuk memanfaatkan sumber belajar
dan semua fasilitas yang tersedia untuk menyelenggarakan, pendidikan bagi
siswa, serta bertanggung jawab penuh atas segala tindakan dan
keputusannya.1
Sebagai ilmu yang melayani, kriteria atau ukuran keberhasilan
administrasi pendidikan yaitu produktivitas pendidikan, yang dapat dilihat
pada dua aspek, yakni efektivitas yang terlihat pada tingginya prestasi
belajar, dan pada efisiensi proses, yakni: (1) masukan yang merata, (2)
keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, (3) relevansi, keluaran yang
gayut dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, dan (4)
efisiensi, hemat dalam pembiayaan, waktu, dan tenaga.
Ciri-ciri utama dari manajemen tidak berkualitas adalah:

1
Alif Achadah, "MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH(MBS): KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA
PADA SATUAN PENDIDIKAN", 2019,
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/view/3788/2848
(diakses pada 18 Maret 2022, pukul 09.21).

3
1. Terlambat manajemen cenderung mengalami kegagalan dan tidak
berkualitas apabila kurang gesit dalam bertindak dan mengambil sesuatu
keputusan;
2. Salah manajemen dikatakan tidak berkualitas apabila berbuat kesalahan,
melakukan sesuatu yang tidak tepat, sehinggamengu rangi kualitas
hasil;
3. Boros manajemen yang tidak dapat dikatakan berkualitas apabila
berlaku horos, menghamburkan waktu, uang, dan tenaga;
4. Manajemen yang gagal, tidak dapat mencapai tujuan yang sudah
dirumuskan tentu tidak pantas disebut sebagai manajemen yang
berkualitas. Wilayah sekolah bukan hanya terbatas sampai pagar
sekolah dengan anggota keluarga yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
siswa, dan staf administrasi saja, tetapi meluas sampai lingkungan
masyarakat setempat. Anggota organisasi sekolah tidak pula terbatas
pada warga masyarakat lokal tetapi siapa saja yang mempunyai
kepedulian terhadap urusan sekolah meski pun berdomisili sangat jauh
dari sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa Manajemen berbasis sekolah, seperti
makna yang tersirat dalam sebutannya, merupakan pengelolaan kegiatan
utama sekolah, yang berarti pembelajaran dimulai dari sekolah, untuk
sekolah, dan oleh sendiri. Kata "berbasis" dalam istilah manajemen berbasis
sekolah menunjukkan bahwa kebijakan yang menyangkut pembelajaran
bukan datang dari atas atau top down, tetapi bottom up. Dalam hal ini
sekolah mempunyai otonomi yang besar dalam menentukan sendiri,
merencanakan, dan melaksanakan programnya. Status dan peran pengawas
dan pihak pemerintah, dalam hal ini kemendikbud ristek, bertindak sebagai
pembimbing, apabila memang diperlukan.

4
B. Karakteristik Manajemen Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
• Guru diberi kebebasan untuk aktif dan kreatif dalam menetukan strategi
pembelajaran, memilih sumber, memilih media belajar, mengelola
kelas, dan mengevaluasi. Dalam hal ini bukan berarti bahwa guru bebas
berbuat seenaknya tetapi upaya pembelajaran. berasal inisiatifnya dari
guru. Bila diperlukan dan dimungkinkan, guru juga melibatkan
masyarakat. Oleh karena kepala sekolah tetap manajer, guru
bertanggung jawab kepadanya;
• Aktivitas dan kreativitas guru dapat terwujud apabila tercipta iklim kerja
sekolah yang kondusif dan tepat dalam tujuan kegiatan. Untuk itu maka
manajemen berbasis sekolah memerlukan iklim sekolah yang kondusif,
atau iklim yang favourable;
• Pihak pengawas tidak ikut campur tangan dalam pengelolaan
pembelajaran yang menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah.
Sistem supervisi harus disesuaikan dengan inovasi yang dilaksanakan;
• Sekolah adalah milik masyarakat setempat dan pihak-pihak yang peduli
terhadap kepentingan sekolah. Dalam posisi seperti ini masyarakat
bukan hanya berpartisipasi terhadap sekolah tetapi masyarakat merasa
memiliki sekolah tersebut;
• Siswa sebagai subjek yang langsung menjadi tumpuan sasaran
dilibatkan oleh guru dalam pemilihan kegiatan.

C. Pentingnya Manajemen Sekolah


Manajemen berbasis sekolah atau manejemen pendidikan merupakan
hal yang sangat diperlukan untuk keberlangsungan pendidikan, sehingga
menghasilkan dampak yang diinginkan. Namun Kenyataanya Banyak
sekolah yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan
pendidikanya. Dalam perkembanganya, Manajemen berbasis sekolah
memerlukan sumber daya manusia yang baik untuk pengelolaannya. Tetapi

5
pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak
penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut bukanlah
suatu hal yang penting.
Maka dapat dikatakan bahwa manajemen sekolah merupakan aspek
yang penting. Tanpa adanya manajemen pendidikan yang baik, tentu saja
suatu institusi pendidikan tidak akan dapat bergerak secara maksimal dan
proses pendidikan menjadi tak seperti yang diharapkan. Melihat dari sisi
‘terpandang sebelah mata’ nya manajemen pendidikan inilah yang
mendasari ketidak sesuaian cara berfikir dengan apa yang terjadi di
lapangan. Seperti yang diketahui, tanpa ada manajemen yang baik, suatu
institusi atau organisasi sekalipun akan sangat sulit untuk berkembang.2
Dalam hal ini terdapat beberapa alasan mengapa manajemen sekolah
berperan penting dalam keberlangsungan pendidikan, yaitu:
1. Manajemen pendidikan melakukan penilaian sistematis pada kondisi
masa depan dengan mengumpulkan segala informasi yang berkaitan
dengan kondisi saat ini. Dengan sumber daya yang dimiliki, manajemen
pendidikan dapat membentuk gambaran filosofis akan masa depan
sehingga dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi masyarakat;
2. Dikatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor kunci
dalam konsep manajemen pendidikan. Dengan ini, lembaga pendidikan
dapat membuat gambaran pengaruh dari kebijakan yang diambil atau
diterapkan;
3. Lembaga pendidikan perlu menerapkan manajemen yang tepat untuk
mengelola sumber daya yang ada guna mencapai hasil dan tujuan secara
efektif dan efisien. Salah satunya membentuk organisasi yang
memudahkan beberapa urusan, seperti organisasi komite, staf sekolah,
atau staf pemeriksa;
4. Manajemen pendidikan dapat mengetahui atau mengevaluasi
keberhasilan atau kegagalan suatu proyek. Langkah-langkah yang baik

2
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara)

6
diperlukan untuk sejauh mana perkembangan yang telah di dapat, serta
bagaimana hasil yang didapatkan apakah sudah sesuai target atau justru
gagal;
5. Manajemen pendidikan dapat mendorong setiap lembaga pendidikan
untuk mengontrol elemen-elemen penting yang mendukung lancarnya
kegiatan pendidikan. Seperti penyesuaian lingkungan fisik, modifikasi
metode atau kemampuan, memberikan motivasi pada anggota
organisasi untuk mencapai tujuan dengan optimal. Dengan kontrol ini,
berbagai kekurangan yang ada dapat terlihat dan bisa segera dilakukan
perbaikan.

Oleh karena itu, manajemen sekolah sangat diperlukan dan tidak boleh
diabaikan sedikitpun agar program sekolah dapat dilaksanakan secara
efektif sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal sesuai sumber daya
yang ada di sekolah. Manajemen sekolah harus dapat dirasakan manfaatnya
bagi seluruh staf sekolah, siswa, dan masyarakat. Manajemen sekolah harus
senantiasa mengelola sistem sekolah agar selalu lebih baik, karena lembaga
pendidikan yang berkualitas adalah lembaga pendidikan yang mempunyai
manajemen pengelolaan sekolah yang baik.3

D. Tujuan Manajemen Sekolah


Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen
Sekolah adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan
meningkatkan relevansi pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang
yang lebih besar dan lebih luas bagi sekolah untuk mengelola urusannya
sendiri.4
Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan Manajemen Sekolah adalah:

3
Yosal Iriantara, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah
penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006)
4
Supriono Subakir dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC,
2001), h. 5

7
a. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan
birokrasi;
b. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap
sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan
profesionalisme guru dan kepala sekolah;
c. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih
berkonsentrasi pada kelompok tertentu.5

Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah


melalui pemberian otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Secara rinci, Tujuan
Manajemen Sekolah menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat
dan pemerintah tentang mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.6
Pakar ilmu pendidikan menyatakan: Manajemen Sekolah bertujuan
untuk memberdayakan sekolah, terutama sumberdaya manusianya, seperti
kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat
sekitarnya. Pemberdayaan sumberdaya manusia ini melalui pemberian
kewenangan, fleksibilitas, dan pemberian tanggung jawab untuk

5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25
6
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep dan pelaksanaan
MPMBS, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 5

8
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah yang
bersangkutan.

E. Manfaat Manajemen Sekolah


Manajemen berbasis sekolah (MBS) memberikan kebebasan dan
kewenangan yang luas kepala sekolah disertai seperangkat tanggung jawab.
Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan
sumber daya dan pengembangan strategi Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan
kesejahteraan guru sehingga guru dapat berkonsentrasi dalam tugas
utamanya, yaitu mengajar.
Sejalan dengan pemikiran diatas, B Suryosubroto mengutarakan
bahwa otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber
daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta
agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan lingkungan setempat. Maka
dengan adanya otomoni tersebut, sekolah akan lebih leluasa dalam
mengimprovisasi dirinya sesuai dengan kemapuan.
Dengan MBS, pemecahan masalah internal sekolah, baik yang
menyangkut proses pembelajaran maupun sumber daya pendukungnya
cukup dibicarakan di dalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak
perlu diangkat ke tingkat pemerintah daerah apalagi ke tingkat pusat yang
“jauh panggang dari api”. 7
Dengan keleluasaan mengelola sumber daya dan juga adanya
partisipasi masyarakat, mendorong profesionalisme kepemimpinan sekolah
yaitu kepala sekolah baik dalam peran sebagai manajer maupun sebagai
sebagai pemimpin sekolah. Dan dengan diberikan kesempatan kepada
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, guru didorong untuk
mengimprovisasi dan berinovasi dalam melakukan berbagai eksperimentasi

7
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.85.

9
di lingkungan sekolah dengan tujuan menemukan kesesuaian antara teori
dengan kenyataan.

Perubahan yang paling mendasar dalam aspek manajemen


kurikulum, bahwa pendidikan harus mampu mengoptimalisasikan semua
potensi kelembagaan yang ada dalam masyarakat, baik pada lembaga-
lembaga pendidikan yang dikelola pemerintah, masyarakat ataupun swasta.
Persyaratan dasar penetapan jenis kurikulum antara lain:
1. Kurikulum dikembangkan berdasarkan minat dan bakat peserta
didik;
2. Kurikulum berkaitan dengan karakteristik potensi wilayah setempat,
misalnya: sumber daya alam ekonomi, pariwisata, sosial-budaya;
3. Dapat dikembangkan secara nyata sebagai dasar penguat sektor
usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat;
4. Pembelajaran berorientasi pada peningkatan kompetensi
keterampilan untuk belajar dan bekerja, lebih bersifat aplikatif dan
operasional;
5. Jenis pengelola program bersama-sama dengan peserta didik, orang
tua, tokoh masyarakat, dan mitra kerja. 8
Dengan demikian manajemen berbasis sekolah (MBS) mendorong
profesionlisme guru dan terutama kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yang ada di garda depan. Melalui pengembangan kurikulum
yang efektif dan fleksibel, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan
masyarakat setempat akan meningkat serta layanan pendidikan akan sesuai
dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat seiring perkembangan zaman
yang terus berubah.

8
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
41.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah merupakan penataan sistem
pendidikan yang memberikan keleluasaan penuh kepada kepala sekolah
(dan atas kesepakatan seluruh stafnya) untuk memanfaatkan sumber
belajar dan semua fasilitas yang tersedia untuk menyelenggarakan,
pendidikan bagi siswa, serta bertanggung jawab penuh atas segala
tindakan dan keputusannya.
Manajemen Berbasis Sekolah memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut:
a. Guru diberi kebebasan untuk aktif dan kreatif dalam menetukan
strategi pembelajaran, memilih sumber, memilih media belajar,
mengelola kelas, dan mengevaluasi.
b. Aktivitas dan kreativitas guru dapat terwujud apabila tercipta iklim
kerja sekolah yang kondusif dan tepat dalam tujuan kegiatan.
c. Pihak pengawas tidak ikut campur tangan dalam pengelolaan
pembelajaran yang menjadi tanggung jawab penuh kepala sekolah.
Sistem supervisi harus disesuaikan dengan inovasi yang
dilaksanakan;
d. Sekolah adalah milik masyarakat setempat dan pihak-pihak yang
peduli terhadap kepentingan sekolah.
e. Siswa sebagai subjek yang langsung menjadi tumpuan sasaran
dilibatkan oleh guru dalam pemilihan kegiatan.

Dalam hal ini terdapat beberapa alasan mengapa manajemen


sekolah berperan penting dalam keberlangsungan pendidikan, yaitu:

a. Manajemen pendidikan melakukan penilaian sistematis pada


kondisi masa depan dengan mengumpulkan segala informasi yang
berkaitan dengan kondisi saat ini.

11
b. Dikatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor kunci
dalam konsep manajemen pendidikan.
c. Lembaga pendidikan perlu menerapkan manajemen yang tepat
untuk mengelola sumber daya yang ada guna mencapai hasil dan
tujuan secara efektif dan efisien.
d. Manajemen pendidikan dapat mengetahui atau mengevaluasi
keberhasilan atau kegagalan suatu proyek.
e. Manajemen pendidikan dapat mendorong setiap lembaga
pendidikan untuk mengontrol elemen-elemen penting yang
mendukung lancarnya kegiatan pendidikan.

Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah,


terutama sumberdaya manusianya, seperti kepala sekolah, guru, karyawan,
siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Pemberdayaan
sumberdaya manusia ini melalui pemberian kewenangan, fleksibilitas, dan
pemberian tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh sekolah yang bersangkutan.

Manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat mendorong


profesionlisme guru dan terutama kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yang ada di garda depan. Melalui pengembangan kurikulum
yang efektif dan fleksibel, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan
masyarakat setempat akan meningkat serta layanan pendidikan akan sesuai
dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat seiring perkembangan
zaman yang terus berubah.

B. Saran
Sekolah perlu mempertahankan kualitas pengelolaan manajemen
kurikulum dan pembelajaran yang telah diterapkan selama ini. Sekolah
sebaiknya meningkatkan pengelolaan manajemen kurikulum dan
pembelajaran sehingga penerapan manajemen kurikulum dan

12
pembelajaran yang selama ini telah dilakukan akan lebih baik dari
sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achadah, Alif. 2019. "MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH(MBS): KONSEP


DASAR DAN IMPLEMENTASINYA PADA SATUAN PENDIDIKAN",
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/tarbiyatuna/article/vi
ew/3788/2848 , diakses pada 18 Maret 2022, pukul 09.21.

Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep


dan pelaksanaan MPMBS. Jakarta: Depdiknas

Iriantara, Yosal. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan


tata langkah penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Subakir, Supriono dan Achmad Sapari. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah.


Surabaya: SIC.

Uno, Hamzah B. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

UPI, Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2010. Manajemen Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai