Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CARA MENGGAPAI AMPUNAN ALLOH SWT

DAN ALASAN DOA TIDAK KUNJUNG TERKABUL


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam II

Disusun oleh :

Yayu Suseno 1403049

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

Jl. Mayor syamsu no. 1 Jayaraga Tarogong Kaler Garut

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Cara menggapai ampunan Alloh SWT yang diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam II. Di mulai
dari penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan orang-orang yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis
menucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat.

Makalah ini di maksudkan agar kiranya dapat menjadi pegangan bagi para
mahasiswa khususnya bagi saya untuk dapat memahami cara untuk menggapai
ampunan alloh swt dan kenapa doa tidak kunjung terkabul. Penulis sadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam isi, susunan
maupun dalam penyajian materinya. Untuk itu segala kritik dan saran kami
harapkan dari para pembaca sekalian.

Garut, Juni 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Cara menggapai ampunan Alloh SWT ..................................................... 3

2.2 Penyebab Doa tidak kunjung terkabul ...................................................... 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10

3.2 Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesalahan dan dosa bagi manusia adalah suatu kelaziman. Tidak ada manusia
yang ma'shum, setebal apa pun tingkat keimanannya, seluas apa pun ilmunya dan
sedalam apa pun ketakwaannya kepada Allah, selama dia adalah manusia, dia pasti
suatu kali akan melakukan kesalahan dan dosa. Allah memang tidak berkehendak
menciptakan manusia dalam keadaan bersih dari kesalahan dan sempurna dari dosa,
karena Allah hanya mengingin-kan kesempurnaan untuk diriNya. Persoalan
sebenarnya bukan pada manusia yang berdosa dan bersalah, akan tetapi apa yang
dilakukan setelah dosa dan kesalahan tersebut.

Di sisi lain, manakala Allah menciptakan Bani Adam dengan kesalahan dan
dosanya, Dia pun membuka peluang perbaikan se-lebar-lebarnya. Dia memanggil
dan mengajak hamba-hambaNya agar memanfaatkan peluang tersebut sebaik-
baiknya. Dan peluang ini senantiasa terbuka siang-malam sepanjang umur manusia
atau umur dunia ini. Peluang tersebut adalah taubat untuk meraih ampunan Allah
Taala.

Jika Allah mengajak kepada ampunan, berjanji memaafkan dan membuka


pintunya lebar-lebar, sementara kita manusia selalu berdosa, maka tidak sekedar
layak, akan tetapi sangat layak kalau kita mengetuk pintu tersebut dengan harapan
Dia berkenan melim-pahkan maafNya kepada kita semua, sesungguhnya Dia Maha
Pengasih lagi Pemurah. Banyak cara dan jalan menggapai ampunan Allah. Lebih
dari itu, cara-cara dan jalan-jalan tersebut adalah sangat mudah, tergantung kepada
kita sendiri, ingin atau tidak ingin. Di sini khatib memaparkan empat cara yang
menurut pandangan khatib merupakan cara yang paling penting dan mendasar.

1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah yaitu sebagai
berikut :

a. Untuk mengetahui cara untuk menggapai ampunan Alloh SWT


b. Untuk mengetahui alasan Kenapa doa tidak kunjung terkabul

1.3 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :

a. Apa saja cara untuk menggapai ampunan Alloh SWT ?


b. Mengapa doa kita tidak kunjung terkabul ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara menggapai ampunan Alloh SWT
2.1.1 Taubat
Jika Allah menghendaki, tidak ada dosa yang tidak terhapus oleh taubat,
seberat dan se-besar apa pun dosa itu, jangankan dosa-dosa kecil, dosa-dosa
besar pun akan terhapus oleh taubat bahkan dosa tertinggi dalam Islam yaitu
syirik, juga akan terhapus oleh taubat dengan catatan kesyirikan tersebut tidak
dibawa mati. Lalu, Taubat yang bagaimanakah yang dengannya seseorang
dapat meraih ampunan Allah. Yaitu taubat yang memenuhi lima syarat
diantaranya sebagai berikut :

a. Ikhlas
Ikhlas disini yaitu hendaknya pemicu taubat adalah harapan terhadap
pahala Allah dan kekhawatiran terhadap azab-Nya.
b. Penyesalan, dan bukti penyesalan adalah harapan seandai-nya dia tidak
melakukannya.
c. Meninggalkan dosa-dosa
Jika dosa karena meninggalkan suatu kewajiban maka taubatnya
dengan melakukan yang mungkin dilakukan, dan jika dosa karena
melakukan suatu larangan, maka dengan meninggalkannya, dan
termasuk meninggalkan adalah meminta maaf kepada orang yang kita
zhalimi dan mengembalikan haknya kepadanya. Ini jika dosa tersebut
di antara sesama.
d. Niat kuat untuk tidak mengulangi
e. Taubat dilakukan sebelum pintunya ditutup.
Jika nafas seseorang telah sampai di kerongkongan dan jika matahari
terbit dari barat.

3
2.1.2 Perbuatan-perbuatan baik.
Satu perbuatan baik dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat, lebih
dari itu bisa sampai tujuh ratus kali lipatnya bahkan berkali-kali lipat yang
Allah kehendaki. Sementara satu kejahatan hanya dibalas dengan semisalnya,
maka benar-benar celaka dan binasa orang-orang yang balasan kejahatannya
mengungguli kebaikannya. Bagaimana tidak, kebaikan yang dilipatgandakan
segitu rupa bisa dikalahkan oleh kejahatan yang hanya dibalas dengan
semisalnya.

Firman Allah Taala :

"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa per-buatan jahat, maka dia
tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikit pun tidak dianiaya (di-rugikan)." (Al-An'am: 160).

Berikut ini adalah beberapa contoh kebaikan penghadir ampunan Allah


diantaranya yaitu sebagai berikut :

a. Tauhid
Tauhid adalah kebaikan, bahkan ia adalah dasar kebaikan. Segala
kebaikan dunia dan Akhirat merupakan buah dari tauhid, di samping itu
ia adalah penyebab diraihnya ampunan Allah Taala.
b. Syahadah
Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih adalah
syahadah (gugur sebagai syahid di jalan Allah). Rasulullah bersabda,

"Allah mengampuni seluruh dosa orang yang mati syahid, kecuali


hutang." (HR. Muslim dari Ibnu Amr bin al-Ash, Mukhtashar Shahih
Muslim, no. 1084).

4
c. Berangkat ke Masjid
Di antara kebaikan yang dengannya ampunan Allah diraih adalah
berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu berjamaah setelah
sebelumnya bewudhu di rumah dengan sempurna. Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa berwudhu untuk shalat, dia menyempurnakan wudhu-


nya, kemudian dia berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia melaksa-
nakannya bersama kaum muslimin atau dengan berjamaah atau di
masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim,
Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).

d. Menjauhi dosa-dosa besar.


Dosa besar adalah semua dosa yang diancam hukuman had di dunia
atau mengundang murka dan laknat Allah atau diancam dengan azab
akhirat. Apabila dosa dengan kriteria seperti ini dihindari, maka hal itu
menjadi penyebab diraihnya ampunan dari Allah. Firman Allah Taala.

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu


dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang
mulia (Surga)." (An-Nisa`: 31).

e. Istigfar
Cara keempat meraih ampunan Allah adalah istighfar, memohon
ampun kepada Allah. Istighfar sangat efektif dalam menangkal azab
Allah. Firman Allah Taala,

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu


berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta ampun." (Al-Anfal: 33).

5
2.2 Penyebab Doa tidak kunjung terkabul
Doa merupakan wujud penghambaan seorang mahluk kepada PenciptaNya
karena sesungguhnya semua mahluk membutuhkan apa yang ada di sisinya,
sedangkan Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu apapun dari mahluk-Nya.
Doa memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah. Ia merupakan amalan yang
paling mulya dan dapat menolak takdir, oleh sebab itu Allah mencintai hamba yang
terus menerus memohon dan meminta-Nya serta mendekatkan diri hanya kepada-
Nya.

Allah akan mengabulkan doa seorang muslim dengan catatan sebab-sebab


terkabulnya doa terpenuhi dan tidak ada hal hal yang menghalanginya. Saat
seorang hamba berdoa maka mereka akan mendapatkan salah satu dari tiga dari hal
yaitu : akan segera dikabulkan permintaanya, atau Allah akan menjadikannya
tabungan pahala di akhirat kelak atau dijauhkan dari keburukan yang setara dengan
doanya, seperti Sabda Rasulullah SAW berikut :

Adapun sebab sebab terkabulnya doa adalah :

a. Sebab sebab zhahir


Saat akan berdoa hendaknya dimulai dengan amalan Shalih, seperti sedekah,
wudhu, shalat, berdoa menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, memuji
Allah, berdoa dengan menggunakan asma dan sifat Allah yang sesuai dengan
doa yang dipanjatkan. Saat berdoa hendaknya mencantukan Sholawat
kepada Nabi Muhammad SAW pada permulaan, pertengahan dan akhir doa,
mengakui segala dosa yang pernah dilakukan dan bersyukur atas segal nikmat
yang telah diberikan Allah SWT.
b. Sebab sebab batin
Dalam berdoa menghadirkan hati, dengan harapan yang sungguh sungguh
dan berserah diri kepada-Nya, terus menerus meminta, menyerahkan seluruh
urusan hanya kepada Allah dan tidak berpaling sedikitpun kepada selain-Nya,
dan yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah. Selain itu hendaknya
kita menjaga diri dari mengambil hak orang, memakan makanan haram,

6
menjauhi perubatan maksiat, menjauh dari hal hal yang diharamkan, dan
menjaga diri dari yang subhat dan syahwat.

Allah menciptakan waktu dengan kemuliakan yang berbeda-beda.


Itulah sebabnya Allah bersumpah atas keberadaan jenis waktu yang berbeda.
Ada waktu demi masa, demi waktu dhuha, demi malam, demi siang, dsb. Jika
kita berdoa pada waktu yang dimuliakan Allah maka kesempatan
terkabulnya doa akan semakin besar. Waktu waktu yang dimulaikan Allah
banyak sekali diantaranya :
a. Sepertiga malam terakhir ketika Allah turun ke langit dunia
b. Tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
c. Setiap selesai shalat fardhu
d. Pada saat perang berkecamuk
e. Sesaat pada hari jumat
f. Pada waktu bangun tidur pada malam hari bagi orang yang sebelum
tidur dalam keadaan suci dan berdzikir pada Allah
g. Di antara adzan dan iqomah
h. Pada waktu sujud dalam shalat
i. Saat sedang turun hujan
j. Malam lailatul qadr
k. Pada hari arafah
l. Ketika dalam perjalanan
m. Doa seorang mumin untuk saudaranya tanpa sepengtahuan nya.

7
2.2.1 Menyepelekan kekhusyukan dan perendahan diri di hadapan Allah
ketika berdoa.

Allah taala berfirman,



Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
(Q.S. Al-Araf:55)

Seseorang yang berdoa seharusnya bersikap khusyuk, merendahkan diri


di hadapan Allah, tawadhu, dan menghadirkan hatinya. Kesemua ini
merupakan adab-adab dalam berdoa. Seseorang yang berdoa juga selayaknya
memendam keinginan mendalam agar permohonannya dikabulkan, dan dia
hendaknya tak henti-henti meminta kepada Allah. Seharusnya, dia selalu
ingin menyempurnakan doanya dan memperbagus kalimat doanya, agar doa
tersebut terangkat menuju Al-Bari (Dzat yang Maha Mengadakan segala
sesuatu), dan itu dilakukannya hingga Allah mengabulkan doa itu. Imam
Ahmad meriwayatkan sebuah hadits, yang sanadnya dinilai hasan oleh Al-
Mundziri, dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, bahwasanya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika kalian berdoa
kepada Allah maka berdoalah kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa
doa tersebut akan dikabulkan. Sesungguhnya, Allah tidaklah mengabulkan
doa seorang hamba, yang dipanjatkan dari hati yang lalai.

2.2.2 Putus asa


Sikap-sikap semacam ini merupakan penghalang terkabulnya doa. ,
merasa doanya tidak akan terkabul, serta tergesa-gesa ingin doanya segera
terwujud. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan
Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda,

8
Doa yang dipanjatkan seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama
dia tidak tergesa-gesa. Dirinya berkata, Aku telah berdoa namun tidak juga
terkabul.

Telah diketengahkan, bahwa seseorang yang berdoa sepatutnya yakin bahwa


doanya akan dikabulkan, karena dia telah memohon kepada Dzat yang Paling
Dermawan dan Paling Mudah Memberi.

Dan Rabbmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan


Kuperkenankan bagimu. (Q.S. Al-Mumin:60)

2.2.3 Seorang mukmin mendoakan celaka untuk dirinya sendiri atau orang
lain secara zhalim atau doa yang mengandung unsur dosa

Barang siapa yang belum dikabulkan doanya, jangan sampai lalai dari
dua hal sebagai berikut yaitu :

a. Mungkin ada penghalang yang menghambat terkabulnya doa tersebut,


seperti: memutus hubungan kekerabatan, bersikap lalim dalam berdoa,
atau mengonsumsi makanan yang haram. Secara umum, seluruh
perkara ini menjadi penghalang terkabulnya doa.
b. Boleh jadi, pengabulan doanya ditangguhkan, atau dia dipalingkan dari
keburukan yang semisal dengan isi doanya.
c. Berdoa dengan kedudukan Nabi serta bertawasul dengannya.
d. Bersikap lalim dalam berdoa, misalnya: doa yang isinya perbuatan dosa
atau pemutusan hubungan kekerabatan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita dituntut untuk terus bermunajat dan memohon segala bantuan dan
pertolongan hanya kepada Allah SWT, jika apa yang anda lakukan sudah tepat dan
benar untuk selalu berdoa dan meminta pertolongan hanya dari Alloh SWT semata
dan kita harus optimis bahwa doa kita akan terkabul. Dan dalam berdoa, Sebagai
hambanya, kita hanya perlu keyakinan sekaligus kesabaran kelak doa itu akan
dikabulkan. Dan, jangan pernah lelah untuk selalu memanjatkan doa. Sebab kelak
ketika semua doa itu dikabulkan, maka semua permintaan kita akan mengalir deras
bagaikan air hujan.

Ingatlah selalu bahwa Allah mendengar segala permintaan kita. Apa saja yang
kita minta pasti akan didengarNya. Dan orang-orang Islam apabila berdoa insya
Allah akan dikabulkan oleh Allah, apalagi kalau orang itu beriman dan melakukan
banyak amal soleh. Akan tetapi sudah menjadi sunnatullah, bahwa ada doa yang
Allah kabulkan dengan cepat, ada doa yang Allah tidak kabulkan dan ada doa yang
Allah simpan untuk hari Qiamat nanti atau untuk mengganti kesusahan yang akan
mengenai diri kita.

3.2 Saran
Hendaknya kita semua berusaha sungguh-sunggguh meraih ampunan Allah
demi diri kita. Ampunan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Namun saat sudah berdoa tetapi tidak kunjung dikabulkan atau ditunda
pengabulannya maka sebaiknya lakukanlah intropeksi diri apakah kita melakukan
perbuatan yang dapat mengkibatkan terhalangnya terkabulnya doa. Janganlah kita
merasa putus asa dengan semua doa-doa kita, yakinlah bahwa apa yang telah kita
minta kepada Allah itu tidak akan pernah sia-sia, selama hal tersebut baik bagi kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Lia. 2014. http://www.solusiislam.com/2013/03/adab-berdoa-agar-


segera-dikabulkan-1.html. Diakses Tanggal 1 Juni 2015 Pukul 13.51 WIB

Wahyudi, 2013. http://aguswahyudi.blogspot.com/


Kunci%20Meraih%20Ampunan%20_%20Muslim.Or.Id. lDiakses Tanggal 1 Juni
2015 Pukul 13.55 WIB

11

Anda mungkin juga menyukai