Anda di halaman 1dari 4

akah benda tersebut adalah model untuk dongson atau hanyalah tiruan-tiruannya.

Jika dugaan
ini benar maka dapat menjelaskan penyebaran kebudayaan dongson sampai ke dataran
tinggiburma.
Benda-benda arkeologi dari dongson sangat beraneka ragam, dari berbagai aliran. Terlihat
dari artefak-artefak kehidupan sehari-hari ataupun peralatan bersifat ritual yang sangat rumit.
Perunggu adalah bahan pilihan. Benda-benda seperti kapak dengan selongsong, ujung
tombak, pisau belati, mata bajak, topangan berkaki tiga dengan bentuk yang indah. Kemudian
gerabah dan jambangan rumah tangga, mata timbangan dan kepala pemintal benang,
perhiasan-perhiasan termasuk gelang dari tulang dan kerang, manik-manik dari kaca dan lainlain. Karya yang terkenal adalah nekara besar diantaranya nekara ngoc-lu yang kini disimpan
di museum hanoi, serta patung-patung perunggu yang sering ditemukan di makam-makam
pada tahapan terakhir masa dongson.

NERKARA NGOC LU

GERABAH

NEKARA

TOMBAK DONG SON

Kebudayaan Dongson yang berkembang di situs Dongson, ternyata juga ditemukan karyakarya budaya yang diinspirasikan oleh kebudayaan tersebut di bagian selatan*Semenanjung
Indochina*(Samrong,*Battambang*di*Kamboja) hingga Semenanjung Melayu (Sungai
Tembeling di Pahang dan Klang di Selangor) hingga Nusantara (Indonesia).

Benda-benda ini dibawa masuk ke Indonesiaoleh bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda.
Mereka masuk ke Indonesiakurang lebih tahun 500 SM melalui jalur barat. Benda-benda
perunggu yang ditemukan di Indonesiaantara lain nekara, kapak corong, moko, manik-manik,
bejana perunggu dan arca perunggu.
Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dongson, sangat penting karena benda-benda logam
yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya bercorak Dongson, dan bukan
mendapat pengaruh budaya logam dari India maupun Cina. Budaya perunggu bergaya
Dongson tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia. Hal ini terlihat
dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang digunakan. Budaya Dongson sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia, bahkan tidak kurang

dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara
ditemukan di daerah pulau Sumatera, Jawa dan Maluku Selatan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kebudayaan Bacson Hoabin dan budaya Dongson ada
hubungan erat dengan kebudayaan zaman Mesolitikum dan budaya perunggu diIndonesia.

BUDAYA LOGAM DI INDONESIA.


Selain kebudayaan batu manusia pra sejarah menghasilkan kebudayaan logam yang hasilnya
jauh lebih kuat dan lebih mudah pembuatannya.
Zaman logam dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. ZAMAN TEMBAGA
Dinamakan zaman tembaga karena manusia membuat alat rumah tangga terbuat dari
tembaga. Arahya alat ini tidak banyak ditemukan di Asia Tenggara maupun di
daerahIndonesia. Setelah zaman Neolitikum kita langsung memasuki zaman perunggu.
2. ZAMAN PERUNGGU
Disebut zaman perunggu karena alat-alat kebutuhan rumah tangga terbuat dari perunggu
yaitu campuran tembaga dan timah. Contoh alat perunggu adalah :
a. Nekara
Nekara adalah bejana yang bentuknya seperti benembung yang berpinggang. Nekara yang
terbesar disimpan di Pura Penataran Sasih Bali, yang berdiameter 160 cm. Untuk
memperindah nekara biasanya dihiasi dengan hiasan seperti ikan, kijang pals Tonetrie dan
sebagainya. Daerah temuannya ada di Maluku, Selayar, Bali dan Nusa Tenggara.
b. Bejana Perunggu
Bejana perunggu bentuknya seperti gitar Spanyol. Saat ini bejana perunggu hanya ada di
Indonesia, di Madura dan satu ditemukan di Sumatera.
c. Moko
Adalah benda perunggu yang bentuknya seperti nekara tetapi agak langsing, sebagian moko
ada yang dikeramatkan dan disucikan serta sebagai benda upacara. Moko ditemukan di Nusa
Tenggara.
d. Kapak Perunggu

Kapak perunggu terdiri atas kapak sepatu atau kapak corong dan candrasa. Kedua benda ini
bentuknya sangat indah sehingga kemungkinan benda ini sebagai alat upacara.
e. Arca Perunggu
Arca perunggu bentuknya sekilas agak lucu. Biasanya menggambarkan manusia dan
binatang. Ditemukan di daerah Jawa Timur, Bogor dan Palembang.
f. Perhiasan Perunggu
Perhiasan yang terbuat dari perunggu bentuknya seperti gelang, cincin, kalung, anting-anting
serta bandul. Ditemukan di daerah Malang, Bogor, Bali.
3. ZAMAN BESI
Benda-benda terbuat dari besi tidak banyak yang sampai pada kita yang kita kenal antara
lain : mata kapak, tongkat, mata tombak, mata pisau, mata tembilang, gerabah, cangkul dan
lain-lain.
Teknik pembuatan benda perunggu : Untuk mengolah perunggu menjadi sebuah benda hiasan
atau alat keperluan sehari-hari tidaklah mudah. Perlu ketrampilan dan kemahiran agar bisa
dibentuk menjadi benda yang diinginkan.
Ada2 cara pembuatan alat dari perunggu yaitu teknik bivalve dan teknik cire perdue.
Teknik bivalve : yaitu membuat benda perunggu dengan menggunakan dua cetakan dari batu
yang bisa dibuka dan ditutup, cetakan batu tersebut dibuatkan lubang kecil untuk
memasukkan cairan perunggu. Setelah perunggu dingin dan mengeras, cetakan lalu dibuka
dan jadilah barang perunggu yang diinginkan. Cara ini lebih efisien karena cetakan bisa
digunakan berkali-kali.
Teknik cire perdue : yaitu teknik pembuatan benda perunggu dengan membuat cetakan dari
benda tiruan terlebih dahulu yang terbuat dari lilin atau sejenisnya. Benda tiruan kemudian
dibalut dengan tanah liat lalu dibakar, maka lilin akan keluar mencair. Tempat lilin yang
kosong diisi dengan cairan perunggu. Cara ini agak memakan waktu lama tetapi bisa
membuat beraneka bentuk yang diinginkan.
MATA KAPAK
MATAPISAU

CANGKUL

MATA TOMBAK
MATA TEMBILANG

TONGKAT BESI

Anda mungkin juga menyukai