Anda di halaman 1dari 6

KLIPING IPS - SEJARAH

ZAMAN LOGAM DAN ZAMAN BATU

Disusun Oleh :
WA LINDA
X KELAS : X4
Nama Anggota :
1. Aji Surya Ghaazii
2. Fauziatun Nabila
3. Lara Dutta
4. Yasmin Kamila

SMA NEGERI 1 SALAHUTU


2016/2017
1. Zaman Logam

Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia telah mula
mencipta alat gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah dapat
membuat alat-alat dari logam di samping alat- alat dari batu Orang sudah
mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan.
Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu
yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire
perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat
timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.

2. Ciri-ciri Zaman Logam

o Lokasi
1. Sungai Tembeling (Pahang),
2. Gua Harimau (Perak),
3. Chankat Menteri (Perak)

o Ciri-ciri penempatan dan masyarakat


1. Suka hidup secara menetap di satu tempat
2. Penempatan berdekatan dengan sungai dan ada segelintir tinggal di gua
3. Mempunyai adat resam

o Kegiatan utama
1. Bercocok tanam
2. Menangkap dan menternak binatang
3. Berburu
4. Berdagang secara bertukar barang

o Peralatan
Menciptakan alat logam daripada gangsa dan besi.
o Kepercayaan
1. Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan hidup tertentu
2. Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu
3. MACAM – MACAM ZAMAN LOGAM

 Zaman Perunggu

Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-
Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur
tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam
yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

a. Kapak Corong

Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan,


Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat
perkakas.

b. Nekara Perunggu (Moko)

Nekara merupakan gendering besar yang terbuat dari perunggu yang


berfungsi untuk upacara ritual (khususnya untuk memanggil hujan) Nekara
terbesar di Indinesia adalah Nekara “The moon Of Pejeng” yang terdapat di Bali.
Sedangkan Moko adalah nekara yang lebih kecil yang berfungsi sebagai mas
kawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa- Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti.
c. Bejana perunggu

Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera)


dan Madura, bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana
yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-
gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.

d. Arca perunggu (patung)

Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk


beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada
bagian atasnya.
 Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk menggantungkan
arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil dipergunakan
sebagai liontin/bandul kalung.
 Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau),
Palembang (Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
e. Candrasa

Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat
pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala
suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh
dengan hiasan.

f. Perhiasan (gelang, anting-anting, kalung dan cincin)

Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-


Tonkin Cina karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu. Jenis perhiasan dari
perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu seperti kalung, gelang
tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk perhiasan tersebut
terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari
anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan
Bali.

 Zaman Besi

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a) Mata Kapak bertungkai kayu
b) Mata Pisau
c) Mata Sabit
d) Mata Pedang
e) Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini
sulit ditemui karena sifatnya yang mudah berkarat.

Anda mungkin juga menyukai