Disusun Oleh :
WA LINDA
X KELAS : X4
Nama Anggota :
1. Aji Surya Ghaazii
2. Fauziatun Nabila
3. Lara Dutta
4. Yasmin Kamila
Zaman logam bermula kira-kira 4000 tahun dahulu. Manusia telah mula
mencipta alat gangsa dan besi . Pada zaman Logam orang sudah dapat
membuat alat-alat dari logam di samping alat- alat dari batu Orang sudah
mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan.
Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu
yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire
perdue.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat
timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan.
o Lokasi
1. Sungai Tembeling (Pahang),
2. Gua Harimau (Perak),
3. Chankat Menteri (Perak)
o Kegiatan utama
1. Bercocok tanam
2. Menangkap dan menternak binatang
3. Berburu
4. Berdagang secara bertukar barang
o Peralatan
Menciptakan alat logam daripada gangsa dan besi.
o Kepercayaan
1. Sudah mempunyai kepercayaan dan pegangan hidup tertentu
2. Mengamalkan upacara pengebumian menggunakan kepingan batu
3. MACAM – MACAM ZAMAN LOGAM
Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-
Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur
tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam
yang lebih keras.
a. Kapak Corong
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat
pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala
suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh
dengan hiasan.
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a) Mata Kapak bertungkai kayu
b) Mata Pisau
c) Mata Sabit
d) Mata Pedang
e) Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur). Peninggalan sejarah pada zaman ini
sulit ditemui karena sifatnya yang mudah berkarat.