Anda di halaman 1dari 6

ZAMAN LOGAM

Pengertian Zaman Logam adalah zaman yang ditandai dengan kemampuan manusia yang
pada saat itu untuk membuat alat alat dari logam. Kemampuan manusia membuat alat alat dan
benda benda dari logam ini menunjukkan bahwa kebudayaan manusia terus berkembang,
khususnya jika dibandingkan dengan zaman batu. Namun demikian, pada zaman itu alat alat
dari batu tidak ditinggalkan sama sekali.
Pembuatan alat alat dari logam dapat dikatakan lebih mudah dibandingkan dari batu.
Untuk pembuatan alat alat dari batu, batu batu itu harus dipukul, diratakan atau diasah untuk
dihaluskan. Adapun pembuatan alat alat dari logam adalah dengan terlebih dahulu melebur
logam itu. Selanjutnya, cairan logam itu dimasukkan ke cetakan alat yang hendak dibuat.
Proses pembuatan alat alat dari logam ini menunjukkan adanya kemahiran teknologi. Oleh
karena itu, zaman logam ini sering juga disebut zaman perundagian.

Zaman Logam: Sejarah Manusia Purba | Dengan mulainya zaman logam maka bukan bererti
akan berakhir zaman batu karena sebenarnya pada zaman logam pun ternyata masih ada alatalat yang berasal dari zaman batu yang digunakan pada zaman logam hingga saat ini.
Sesungguhnya untuk penamaan mengenai zaman logam hanyalah sekedar untuk menunjukkan
bahwa pada zaman tersebut sudah ada alat-alat yang terbuat dari logam dan digunakan secara
dominan pada setiap alat kebutuhan hidup manusia purba pada saat itu. Adapun itu, zaman
logam seringkali disebut dengan zaman perundagian.
Di zaman logam, manusia purba telah mampu dalam membuat alat-alat perlengkapan yang
terbuat dari logam. Adapun teknik yang digunakan yaitu dengan cara meleburkan terlebih
dahulu pada bijih-bijih logam yang selanjutnya akan dituang kedalam bentuk alat-alat yang
sesuai dengan apa yang diperlukan dan diinginkan. Dengan demikian, pada zaman logam ini
memiliki tingkat kehidupan yang sudah lebih tinggi dibanding pada zaman batu. Zaman logam
itu terbagi atas beberapa zaman yaitu zaman tembaga, zaman perunggu dan zaman besi.
Zaman Tembaga

Zaman tembaga merupakan sebuah awal manusia purba dalam mengenal peralatan yang
terbuat dari logam. Bangsa Indonesia tak mengalami zaman termbaga tersebut. Bangsa
Indonesia langsung masuk dalam zaman perunggu dan zaman besi. Zaman tembaga mulai
berkembang di Vietnam, Thailand, Kamboja dan Semenanjung Malaka.

Zaman perunggu

Di zaman perunggu, manusia telah menemukan logam campuran yang ternyata lebih keras
dibanding dengan tembaga, yaitu perunggu. Perunggu adalah suatu logam yang hasil
campuran timah dan tembaga. kebudayaan perunggu yang telah berkembang di Indonesia
seringkali disebut kebudayaan Dongson. Hal tersebut sesuai dengan adanya pendapat para
pakar mengenai kebudayaan perunggu yang ada di Indonesia itu berasal dari Dongson
(Vietnam)
Teknik pembuatan alat-alat yang terbuat dari perunggu ini dibuat dengan beberapa macam
teknik, yaitu berupa teknik cetakan setangkup atau Bivalve dan teknik cetakan lilin atau a cire
perdue.
a. Teknik cetakan lilin atau A cire perdue.

Teknik a cire perdue merupakan teknik dalam mengolah logam dengan membuat model yang
dari lilin. Lilin ini akan kemudian dibungkus menggunakan tanah liat yang diatasnya sudah
diberi lubang. Tanah liat yang telah diberikan lilin ini kemudian akan dibakar sehingga lilin akan
segera mencair dan akan keluar dari lobanya sudah dibuat. Bentuk rongga itu akan sama
dengan bentuk lilin yang telah dibuat. Maka jadilah tanah yang sudah berongga itu telah
menjadi cetakan yang kedalamnya itu dimasukkan logam dalam bentuk yang cair. Sesudah
mendingin dan kental, tanh liat pembungkus tersebut akan dihancurkan dan didapatkan benda
yang telah dikehendaki yang terbuat dari logam tersebut sesuai dengan bentuk cetakannya.
Cetakan demikian hanya bisa dipakai sekali dan hanyalah untuk benda-benda yang berukuran
kecil seperti nekara, tajak dan arca kecil.
b. Teknik Cetakan Setangkup

Teknik setangkup itu menggunakan dua cetakan yang bisa ditangkupkan atau dirapatkan.
Cetakan tersebut diberi lobang di bagian atasnya.Pada lubang tersebut akan dituangkan
dengan logam cair. Jika perunggu sudah mendingin maka cetakan akan dibuka kembali. Jika
membuat benda sudah berongga maka mulai digunakan tanah liat sebagai intinya yang dapat
membentuk rongga sesudah tanah liat itu akan dibuang. Cetakan tersebut dapat digunakan
secara berkali-kali. Teknik cetakan setangkup biasanya diperuntukkan untuk benda-benda yang
berbentuk pejal atau tak berongga.
Adapun ciri-ciri kehidupan pada zaman perunggu ialah sudah berbentuk perkampungan yang
sudah teratur dimana dipimpin oleh ketua adat atau kepala suku. Mereka menetap didalam

rumah yang memiliki tiang besar yang pada bagian bawahnya telah dijadikan sebagai tempat
beternak.
Zaman Logam: Sejarah Manusia Purba

Pada masa ini, manusia praaksara sudah bertani atau berladang dan bersawah dengan
menggunakan sistem irigasi sehingga pengairan sudah tidak selalu bergantung pada hujan.
Selain itu, sudah terdapat berupa pembagian kerja yang berdasarkan keahlian sehingga
bermunculan kelompok undagi atau tukang yang ahli dalam membuat peralatan logam. Mereka
sudah menguasai ilmu astronomi untuk beberapa kepentingan pertanian dan pelayaran dan
melakukan pembuatan perahu bercadik.
Hasil kebudayaan zaman perunggu ialah sebagai berikut.

a. Nekara perunggu.

Nekara memiliki bentuknya semacam genderang atau dandang tertelungkup, berpinggang di


bagian tengahnya, dan pada bagian atasnya yang tertutup. Untuk masyarakat praaksara,
nekara telah dianggap sebagai sesuatu yang suci dan Sakral. Diindonesia, nekara hanya bisa
dipergunakan pada waktu upacara-upacara saja, antara lain ditabuh untuk dapat memanggila

arwah nenek moyang, digunakan sebagai genderang perang dan digunakan untuk menjadi alat
pemanggil hujan.
Benda tersebut mempunyai nilai seni yang begitu tinggi, ada pola hias yang beraneka
macam. Pola hiasnya, berupa pola gambar binatang, burung, gajah, geometrik, kijang,
manusia, harimau dan ikan laut. Terdapat juga nekara yang tak diberikan hiasan. Daerah pada
penemuan nekara di Indonesia yaitu di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Roti, Pulau Sangean,
Pulau Selayar, Pulau Kei dan pulau sumatra. Nekara yang berukuran lebih kecil memiliki bentuk
yang dikenal sebagai moko. Moko banyak ditemukan di Pulau Alor. Adapun moko berfungsi
sebagai benda pusaka juga digunakan sebagai mas kawin.

PERALATAN ZAMAN DAHULU HINGGA SEKARANG YANG DIPERBUAT DARIPADA


LOGAM

Peralatan memasak

Peralatan pertanian

Kereta

Anda mungkin juga menyukai