PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia dahulu tentunya tidak terlepas dari kebudayaan. Pada zaman
praaksara belum ditemukan keterangan tertulis, sehingga hasil kebudayaan manusia
praaksara inilah yang dapat dijadikan sumber sejarah. Kehidupan manusia pada
zaman prasejarah ini memang masih sangat primitif dan sederhana. Pada masa
neolitikum, terjadi perubahan terhadap kebudayaan-kebudayaan tersebut. Sering juga
disebut zaman Neolitikum adalah sebuah revolusi kebudayaan. Manusia yang hidup
pada zaman itu sudah beralih dari food gathering menjadi food producing.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud zaman Neolitikum?
2. Mengapa zaman Neolitikum disebut revolusi budaya?
3. Apa yang terjadi pada zaman tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari zaman Neolitikum
2. Untuk mengetahui alasan zaman tersebut disebut sebagai revolusi budaya.
3. Untuk mengetahui kebudayaan apa yang tercipta pada masa itu.
BAB II
PEMBAHASAN
ke alam arwah. Beberapa juga membuat penanda berupa batu besar yang menjadi
awal lahirnya zaman batu besar (Megalitikum).
2. Manusia zaman ini sudah membuat lumbung-lumbung untuk menyimpan hasil
panen berupa padi dan gabah.
3. Mereka sudah mulai membuat kerajinan tangan seperti tembikar, gerabah,
maupun perhiasan dari batu.
4. Alat-alat yang dibuat berntuknya sudah tidak kasar. Kedua sisi alat tersebut
sudah dihaluskan untuk menunjang sistem bercocok tanam mereka. Beberapa
alat tersebut sepert beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata
panah, kapak persegi, dan kapak bahu. Alat-alat tersebut tersebar di hampir
seluruh Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zaman Neolitikum merupakan suatu titik balik yang menjadi acuan atau
pedoman kebudayaan yang manusia modern lakukan kini. Pada zaman ini kemajuan
kebudayaan yang pesat telah terjadi dan mengakibatkan beberapa perubahan drastis
dari zaman sebelumnya. Sudah tepat sekali penggunaan kata revolusi budaya untuk
menggambarkan kondisi pada zaman ini.
B. SARAN
Kita sebagai pelajar sudah seharusnya mempelajari apa saja yang terjadi pada
zaman dahulu untuk mengetahui asal muasal kebudayaan kita sehari-hari. Kita dapat
belajar dari kesalahan nenek moyang dan tidak mengulanginya lagi.