1. Latar Belakang
Masa Praaksara atau biasa disebut pra aksara adalah masa kehidupan manusia
sebelum mengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan hidup pada masa pra aksara
adalah manusia purba. Pada masa ini, kita tidak dapat mengetahui sejarah serta
kebudayaan manusia melalui tulisan. Satu-satunya sumber untuk mengetahui
kehidupan manusia purba hanya melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa
fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan
berkembang pada masa itu. Zaman pra aksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak
manusia belum mengenal tulisan hingga manusia mulai mengenal dan menggunakan
tulisan.
Untuk mempelajari kehidupan manusia Praaksara khususnya bentuk bercocok
tanam zaman Praaksara hingga sampai dengan saat ini, maka kita tidak boleh lepas
dari kajian ilmu Antropologi, yang memperlajari tentang peradaban manusia dari
bentuk yang paling sederhana sampai ketingkat yang lebih maju. serta bantuan
beberapa cabang ilmu pengetahuan, antara lain:
a. Paleontologi, ilmu yang mempelajari tentang fosil.
b. Paleontropologi, ilmu yang mempelajari asal usul dan evolusi manusia dengan
mempergunakan fosil manusia sebagai bahan penemuan.
c. Geologi, ilmu yang mempelajari ciri-ciri lapisan bumi serta perubahan
perubahannya.
d. Arkeologi, ilmu yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah dan purba
kala untuk menyusun kembali kehidupan manusia dan masyarakat masa lampau.
e. Geografi, ilmu yang mempelajari keberadaan bumi sebagai tempat berpijaknya
manusia di dalam menjalani kehidupannya, dan lain lain.
Secara umum, masa Praaksara ditinjau dari dua aspek, yaitu berdasarkan
benda-benda peninggalan yang digunakan oleh manusia pada masa pra aksara,
dibedakan menjadi dua zaman yaitu zaman batu dan zaman logam.
a. Zaman batu adalah zaman yang menunjuk pada suatu periode dimana alat-alat
kehidupan manusia terbuat dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang
terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara dominan alat-alat yang
digunakan terbuat dari batu. Zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga periode
sebagai berikut :
1) Zaman batu tua (Paleolithikum) merupakan suatu masa dimana hasil buatan
alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih
sederhana.
2) Zaman batu madya (Mesolithikum) merupakan masa peralihan dimana cara
pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari aman batu
tua.
3) Zaman batu muda (Neolithikum) merupakan suatu masa dimana alat-alat
kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya
lebih sempurna dari aman sebelumnya. Misalnya, kapak persegi dan kapak
lonjong.
b. Zaman Logam : adalah zaman yang menunjuk pada suatu periode dimana
alat-alat kehidupan manusia terbuat dari logam. Dengan dimulainya zaman logam,
bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari
batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya, nama
zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut
alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan.
Dan berdasarkan ciri kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya, dibagi dalam tiga
zaman, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam,
dan masa perundagian.
1) Masa berburu dan mengumpulkan makanan : pada masa ini kehidupan manusia
purba masih sangat sederhana. Mereka mengumpulkan makanan dan
meramunya serta berburu dengan menggunakan peralatan bantu yang sangat
sederhana. Untuk melindungi dirinya dari hujan, panas, dan gangguan hewan
buas, manusia purba memanfaatkan ceruk yang ada di batu karang. Letak ceruk
tempat tinggal mereka biasanya tidak jauh dari sumber air karena sumber air
biasa digunakan juga oleh binatang buruan untuk minum. Pada saat binatang
minum, manusia purba memburunya dan selanjutnya digunakan untuk makan
sehari-hari.
2) Masa Bercocok tanam : pada masa ini manusia purba sudah mampu bercocok
tanam sehingga terjadilah perubahan dari tradisi food gathering
(mengumpulkan makanan) menjadi food producing (menghasilkan makanan).
Mereka sudah tidak tergantung lagi pada alam. Mereka sudah berusaha untuk
menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan beternak. Pada saat
itu pula, manusia sudah bertempat tinggal tetap. Artinya, mereka telah
mengenal cara membuat rumah dan beternak hewan peliharaan.
3) Masa Perundagian : pada masa ini, manusia purba telah pandai membuat
perkakas yang berasal dari logam. Mereka kemudian menggunakan perkakas
tersebut sebagai bagian dari hidupnya. Pada masa ini kehidupan manusia purba
tidak jauh berbeda dengan masa bercocok tanam hanya saja peralatan yang
mereka gunakan semakin lebih baik yaitu mulai digunakannya alat-alat yang
terbuat dari logam.
Gambar 3. Gerabah
d. Kapak Persegi pada Masa Bercocok Tanam
Pemberian nama kapak persegi didasarkan pada bentuknya. Bentuk kapak ini
yaitu batu yang garis irisannya melintangnya memperlihatkan sebuah bidang segi
panjang atau ada juga yang berbentuk trapesium. Jenis lain yang termasuk dalam
katagori kapak persegi seperti beliung atau pacul untuk yang ukuran besar, dan
untuk ukuran yang kecil bernama tarah. Tarah berfungsi untuk mengerjakan kayu.
Pada alat-alat tersebut terdapat tangkai yang diikatkan. Orang yang pertama
memberikan nama Kapak Persegi yaitu von Heine Geldern.
Gambar 15. Waruga atau kubur batu banyak ditemui di daerah Minahasa
f. Punden Berundak-undak
Bangunan lainnya yang dihasilkan pada zaman megalithikum adalah
punden berundak-undak. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pemujaan yang
berupa batu tersusun secara bertingkat-tingkat. Di tempat punden berundak-undak
biasanya terdapat menhir. Daerah ditemukannya punden berundak-undak antara
lain di Lebak Sibedug (Banten Selatan) dan Ciamis (Jawa Barat).
Gambar 18. Batu Gajah, di punggung penunggangnya (kiri atas) nampak sebuah nekara yang diikat
dengan tali
7. Kehidupan pada Masa perundagian
Pada masa bercocok tanam, manusia sudah berusaha bertempat tinggal menetap
dengan mengatur kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, yaitu
menghasilkan bahan makanan sendiri, baik dibidang pertanian maupun peternakan.
Pada masa perundagian, semuanya mengalami kemajuan dan penyempurnaan. Pada
masa ini mulai ditemukan bijih-bijih logam sehingga berbagai peralatan mulai dibuat
dari logam. Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam. Adanya
penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari batu.
Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan barang-barang yang
berasal dari batu. Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana
halnya bahan dari batu. Persediaan logam sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu
yang memiliki barang-barang dari logam. Kemungkinan hanya orang-orang yang
mampu membeli bahan-bahan tersebut. Keterbatasan persediaan tersebut
memungkinkan barang-barang dari logam diperjualbelikan. Adanya perdagangan
tersebut dapat diperkirakan bahwa manusia pada zaman perundagian telah
mengadakan hubungan dengan luar.
Ciri-ciri zaman perundagian:
a. Sudah terbentuk kelompok-kelompok kerja dalam bidang pertukangan.
b. Adanya status keanggotaan masyarakat yang didasarkan pada tingkat kekayaan.
c. Sudah mengenal teknik pengolahan logam, sehingga alat-alat upacara, senjata, dan
peralatan kerja yang digunakan dibuat dari tembaga, perunggu, dan besi.
d. Mereka sudah membuat perhiasan dari emas.
e. Tempat-tempat ibadah digunakan untuk memuja roh nenek moyang, terbuat dari
batu-batu besar.
f. Kepercayaan mereka adalah animisme dan dinamisme.
Zaman perundagian (zaman logam) ini dibagi atas :
a. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan
kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah
dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
1) Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan
di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian.
2) Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.
Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti Bejana
Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
3) Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan
Bogor (Jawa Barat)
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas
yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
1) Mata Kapak bertungkai kayu
2) Mata Pisau
3) Mata Sabit
4) Mata Pedang
5) Cangkul
9. Kesimpulan
a. Satu-satunya sumber untuk mengetahui kehidupan manusia purba hanya
melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat
kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan
berkembang pada masa itu.
b. Untuk mempelajari kehidupan manusia Praaksara di Indonesia, diperlukan
bantuan beberapa cabang ilmu pengetahuan, antara lain:
1) Paleontologi, ilmu yg mempelajari tentang fosil.
2) Paleontropologo, ilmu yg mempelajari asal usul dan evolusi manusia
dengan mempergunakan fosil manusia sebagai bahan penemuan.
3) Geologi, ilmu yg mempelajari ciri2 lapisan bumi serta perubahan
perubahannya.
4) Antropologi, yg mempelajari tentang peradaban manusia dari bentuk yg
paling sederhana sampai ketingkat yg lebih maju.
5) Arkeologi, ilmu yg mempelajari peninggalan2 sejarah dan purba kala untuk
menyusun kembali kehidupan manusia dan masyarakat masa lampau.
6) Geografi, ilmu yg mempelajari keberadaan bumi sebagai tempat
berpijaknya manusia di dalam menjalani kehidupannya, dan lain lain.
c. Untuk mengetahui Umur peninggalan budaya itu dapat diketahui melalui cara:
1) Tipologi, merupakan cara penentuan usia benda peninggalan budaya
berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan itu. Semakin sederhana bentuk
peninggalan budaya manusia itu. Maka usianya semakin tua.
2) Stratigrafi, merupakan cara penentuan usia benda peninggalan budaya
berdasarkan lapisan tanah tempat benda itu ditemukan, semakin kebawah
lapisan tanah tempat penemuan benda peninggalan budaya manusia, maka
semakin tua usianya.
3) Kimiawi, merupakan cara menentukan usia benda peninggalan budaya
manusia berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung oleh benda
tersebut.
d. Fosil adalah tulang belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang telah
membatu. Fosil yang dapat memberi petunjuk kehidupan manusia purba
disebut fosil pandu.
e. Arterak adalah alat-alat atau perkakas yang dipakai oleh manusia purba untuk
menunjang kehidupannya. Contoh: kapak persegi, kapak lonjong, kapak
corong, dan lain lain.
f. Secara umum, masa Praaksara ditinjau dari dua aspek, yaitu berdasarkan
benda-benda peninggalan yang digunakan oleh manusia pada masa pra
aksara, dibedakan menjadi dua zaman yaitu zaman batu dan zaman
logam. Dan berdasarkan ciri kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya,
dibagi dalam tiga zaman, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan,
masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
g. Masa Bercocok tanam : pada masa ini manusia purba sudah mampu bercocok
tanam sehingga terjadilah perubahan dari tradisi food gathering
(mengumpulkan makanan) menjadi food producing (menghasilkan makanan).
Mereka sudah tidak tergantung lagi pada alam. Mereka sudah berusaha untuk
menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan beternak. Pada saat
itu pula, manusia sudah bertempat tinggal tetap. Artinya, mereka telah
mengenal cara membuat rumah dan beternak hewan peliharaan.
h. Masa Perundagian : pada masa ini, manusia purba telah pandai membuat
perkakas yang berasal dari logam. Mereka kemudian menggunakan perkakas
tersebut sebagai bagian dari hidupnya. Pada masa ini kehidupan manusia purba
tidak jauh berbeda dengan masa bercocok tanam hanya saja peralatan yang
mereka gunakan semakin lebih baik yaitu mulai digunakannya alat-alat yang
terbuat dari logam.
i. Peninggalan-peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam
makin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun
logam. Berikut ini alat-alat atau benda-benda yang dihasilkan pada masa
bercocok tanam adalah sebagai berikut : Kjokkenmoddinger (Sampah-sampah
dapur), Abris sous rosche, Gerabah, Kapak Persegi, Kapak Lonjong,
Perhiasan, Anak Panah, Beliung Persegi, dan Pakaian yang terbuat kayu
j. Bangunan-bangunan batu yang dihasilkan pada zaman megalithikum antara
lain sebagai berikut : Menhir, Sarkofagus, Dolmen, Kubur Batu, Waruga,
Punden Berundak-undak, dan Arca.
k. Zaman perundagian terbagi atas 2 yaitu : Zaman Perunggu dan Zaman Besi.
l. Hasil Kebudayaan pada zaman perunggu antara lain : Kapak Corong (Kapak
perunggu, termasuk golongan alat perkakas), Nekara Perunggu (Moko) sejenis
dandang yang digunakan sebagai maskawin, dan Arca Perunggu.
m. Hasil Kebudayaan pada zaman besi yang dihasilkan antara lain: Mata Kapak
bertungkai kayu, Mata Pisau, Mata Sabit, Mata Pedang dan Cangkul.
n. Pada zaman modern ini, untuk bercocok tanam, manusia mencari
kemudahan-kemudahaan dengan menciptakan alat yang bisa mempemudah
proses bertani atau bercocok tanam yang dikenal dengan istilah Alat dan mesin
pertanian.