Anda di halaman 1dari 37

 DEFINISI DAN PERIODESASI

1
Praaksara atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) secara harfiah
berarti "sebelum tulisan", dari bahasa Latin untuk "sebelum," præ, dan
historia. Prasejarah manusia adalah masa di mana perilaku dan anatomi
manusia pertama kali muncul, sampai adanya catatan sejarah yang
kemudian diikuti dengan penemuan aksara. Berakhirnya zaman praaksara
atau dimulainya zaman aksara untuk setiap bangsa di dunia tidak sama
tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Sumeria di Mesopotamia dan
Mesir kuno, merupakan peradaban pertama yang mengenal tulisan, dan
selalu diingat sebagai catatan sejarah; hal ini sudah terjadi selama awal
Zaman Perunggu. Sebagian besar peradaban lainnya mencapai akhir
prasejarah selama Zaman Besi. Berikut periodesasi zaman Praaksara di
Indonesia :

A. Periodisasi Menurut Geologis


Geologis atau ilmu bumi yakni ilmu yang mempelajari bumi secara
keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, terjadinya bumi sampai sekarang
dibagi ke dalam empat zaman. Menurut ahli geologi, sejarah
perkembangan bumi dapat dikelompokan menjadi empat periode zaman,
yakni zaman arkaekum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum.

1) Arkaekum
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 2500 juta tahun. Pada saat itu
kulit bumi masih panas sehingga belum terdapat kehidupan.

2) Palaezoikum
Zaman ini berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul
pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, amfibi, reptil, dan binatang
yang tidak bertulang punggung. Zaman ini sering disebut juga zaman
primer.

3) Mesozoikum
Zaman ini  berlangsung kira-kira selama 140 juta tahun. Pada zaman ini
pertengahan ini, jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga
pada zaman ini sering juga disebut zaman reptil. Zaman ini sering disebut
juga zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan. Setelah berakhirnya
zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yakni jenis burung dan
binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Adapun jenis
reptilnya mengalami kepunahan.

4) Neozoikum

2
Zaman ini sering disebut zaman hidup baru yang dapat dibedakan menjadi
2 zaman, yakni;
a) Tersier atau zaman ketiga
Zaman ini berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai
dengan perkembangan jenis binatang menyusui seperti kera.

b) Kuartier atau zaman keempat


Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan
zaman terpenting. Zaman ini  dibagi lagi menjadi 2 zaman, yakni zaman
Pleistocen dan Holocen. Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung kira-
kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba. Zaman
Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira selama 20.000 tahun yang
lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini, ditandai
dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri
seperti manusia yang hidup pada zaman modern sekarang.

B. Periodisasi Berdasarkan Arkeologis


Pembabakan zaman praaksara ini berdasarkan pada benda-benda
peninggalan yang dihasilkan oleh manusia. pembabakan zaman  praaksara
menurut pemaden), dan bergantung pada alam. Mereka memperoleh
makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian,
serta menangkap ikan. Cara hidup seperti ini dinamakan food gathering.
Jenis peralatan yang digunakan pada zaman batu tua terbuat dari batu
yang masih kasar, seperti kapak genggam (Chopper), kapak penetak
(Chopping tool), peralatan dari tulang dan tanduk binatang, serta alat
serpih (flake) yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris
daging, atau memotong umbi-umbian.

b) Zaman Batu Pertengahan / Mesolithikum


Zaman Batu Pertengahan (Mesolithikum) diperkirakan berlangsung kurang
lebih 20.000 tahun silam. Pada zaman ini, kehidupan manusia tidak jauh
berbeda dengan zaman batu tua, yakni berbutu, mengumpulkan makanan,
dan menangkap ikan. Mereka juga sudah mulai hidup menetap di gua, tepi
sungai, maupun tepi pantai.
Alat-alat perkakas yang digunakan pada masa Mesolithikum hampir sama
dengan  alat-alat pada zaman Palaeolithikum, hanya sudah sedikit
dihaluskan. Peralatan yang dihasilkan pada zaman Mesolithikum, antara
lain kapak Sumatera (pebble), sejenis kapak genggam yang dibuat dari
batu kali yang salah satu sisinya masih alami; kapak pendek (hache
courte), sejenis kapak genggam dengan ukuran yang lebih kecil; pipisan,
batu-batu penggiling beserta landasannya; alat-alat dari tanduk dan

3
tulang binatang; mata panah dari batu dan juga flake. Adapun hasil-hasil
kebudayaan yang ditinggalkan manusia purba pada zaman batu
pertengahan adalah sebagai berikut;

 Ditemukannya Kjokkenmoddinger, yakni bukit-bukit karang hasil


sampah dapur.
 Ditemukannya Abris Sous Roche, yakni gua-gua karang sebagai
tempat tinggal.
 Manusia pada zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan
pada dinding gua. Lukisan itu berbentuk cap tangan dan babi hutan.

c) Zaman Batu Muda / Neolithikum


Pada zaman batu muda, kehidupan manusia praaksara sudah berangsur-
angsur hidup menetap tidak lagi berpindah-pindah. Manusia pada zaman ini
sudah mulai  mengenal cara bercocok tanam meskipun masih sangat
sederhana, selain kegiatan berburu yang masih tetap dilakukan. Manusia
purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan makanan
sendiri atau biasa disebut food producing.
Peralatan yang  digunakan pada masa neolithikum sudah diasah sampai
halus, bahkan ada peralatan yang berbentuk sangan indah. Peralatan yang
diasah pada masa itu adalah kapak lonjong dan kapak persegi. Di Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan ada yang telah membuat anak panah dan mata
tombak yang digunakan untuk berburu dan keperluan lainnya.

d) Zaman Batu Besar / Megalithikum


Zaman Batu Besar dibangun atas konsep kepercayaan hubungan antara
yang masih hidup dengan yang sudah mati dan pengaruhnya terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanah. Bangunan megalith mulai
dibangun pada masa bercocok tanam sampai masa perundagian. Jenis-jenis
bangunan megalith sebagai berikut;
nemuan benda-benda peninggalan adalah sebagai berikut;
1) Zaman Batu
Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi 3 zaman,
yakni;
a) Zaman Batu Tua / Palaeolithikum
zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun
silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah
(nomaden). dan bergantung pada alam. Mereka memperoleh makanan
dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta
menangkap ikan. Cara hidup seperti ini dinamakan food gathering. Jenis

4
peralatan yang digunakan pada zaman batu tua terbuat dari batu yang
masih kasar, seperti kapak genggam (Chopper), kapak penetak (Chopping
tool), peralatan dari tulang dan tanduk binatang, serta alat serpih (flake)
yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau
memotong umbi-umbian.

b) Zaman Batu Pertengahan / Mesolithikum


Zaman Batu Pertengahan (Mesolithikum) diperkirakan berlangsung kurang
lebih 20.000 tahun silam. Pada zaman ini, kehidupan manusia tidak jauh
berbeda dengan zaman batu tua, yakni berbutu, mengumpulkan makanan,
dan menangkap ikan. Mereka juga sudah mulai hidup menetap di gua, tepi
sungai, maupun tepi pantai.
Alat-alat perkakas yang digunakan pada masa Mesolithikum hampir sama
dengan  alat-alat pada zaman Palaeolithikum, hanya sudah sedikit
dihaluskan. Peralatan yang dihasilkan pada zaman Mesolithikum, antara
lain kapak Sumatera (pebble), sejenis kapak genggam yang dibuat dari
batu kali yang salah satu sisinya masih alami; kapak pendek (hache
courte), sejenis kapak genggam dengan ukuran yang lebih kecil; pipisan,
batu-batu penggiling beserta landasannya; alat-alat dari tanduk dan
tulang binatang; mata panah dari batu dan juga flake. Adapun hasil-hasil
kebudayaan yang ditinggalkan manusia purba pada zaman batu
pertengahan adalah sebagai berikut;

 Ditemukannya Kjokkenmoddinger, yakni bukit-bukit karang hasil


sampah dapur.
 Ditemukannya Abris Sous Roche, yakni gua-gua karang sebagai
tempat tinggal.

5
 Manusia pada zaman ini sudah mengenal seni yang berupa lukisan
pada dinding gua. Lukisan itu berbentuk cap tangan dan babi hutan.

c) Zaman Batu Muda / Neolithikum


Pada zaman batu muda, kehidupan manusia praaksara sudah berangsur-
angsur hidup menetap tidak lagi berpindah-pindah. Manusia pada zaman ini
sudah mulai  mengenal cara bercocok tanam meskipun masih sangat
sederhana, selain kegiatan berburu yang masih tetap dilakukan. Manusia
purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan makanan
sendiri atau biasa disebut food producing.
Peralatan yang  digunakan pada masa neolithikum sudah diasah sampai
halus, bahkan ada peralatan yang berbentuk sangan indah. Peralatan yang
diasah pada masa itu adalah kapak lonjong dan kapak persegi. Di Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan ada yang telah membuat anak panah dan mata
tombak yang digunakan untuk berburu dan keperluan lainnya.

d) Zaman Batu Besar / Megalithikum


Zaman Batu Besar dibangun atas konsep kepercayaan hubungan antara
yang masih hidup dengan yang sudah mati dan pengaruhnya terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanah. Bangunan megalith mulai
dibangun pada masa bercocok tanam sampai masa perundagian.

 HASIL SEBARAN BUDAYA ZAMAN


MEGALITHIKUM

6
1. MENHIR
Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau
tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan
roh nenek moyang atau tanda peringatan bagi
orang yang telah meninggal

2. DOLMEN
Dolmen adalah bangunan berupa
meja batu yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan arwah leluhur,
sebagai pelinggih, dan juga tempat
duduk bagi kepala suku atau raja.

3. KUBUR PETI BATU


Kubur peti batu adalah tempat
menyimpan mayat. Kubur peti batu
ini dibentuk dari enam buah papan
batu dan sebuah penutup peti.

4. WARUGA
Waruga merupakan peti kubur batu
dalam ukuran yang kecil, bentuknya
kubus dan bulat.

7
5. SAKOFAGUS
Sakofagus adalah bangunan
berupa kubur batu yang
berbentuk seperti lesung diberi
tutup.

6. PUNDEN BERUNDAK
Punden berundak adalah bangunan
bertingkat yang dihubungkan
tanjakan kecil. Punden berundak
berfungsi sebagai tempat pemujaan
terhadap roh nenek moyang.

7. PATUNG
Patung pada zaman megathilikum bentuknya masih sangat sederhana
umumnya berbentuk hewan atau manusia.

 HASIL BUDAYA MASA


PERUNDAGIAN

8
1. NEKARA
Nekara adalah gendang perunggu
berbentuk seperti dandang, dan
berpingangg pada bagian tengahnya.
Nekara berfungsi sebagai pelengkap
upacara untuk memohon turunnya hujan
dan sebagai genderang dengan cara
dipukul - pukul.

2. MOKO
Moko adalah alat bunyi-bunyian zaman dulu
berupa genderang dengan selaput suara dari
logam dipakai sebagai mas kawin atau pelengkap
upacara kebesaran.

3. KAPAK PERUNGGU
Kapak perunggu adalah kapak yang digunakan manusia pada zaman
prasejarah yang terbuat dari perunggu. Fungsi dari kapak perunggu adalah
untuk memotong kayu, daging, dan juga untuk berburu. Kapak perunggu
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a.

Kapak Corong b. Kapak Sepatu(Cendrasa)

4. BEJANA PERUNGGU

9
Bejana Perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi
sebagai wadah atau tempat menyimpan makanan. Berbentuk bulat panjang.

5. PERHIASAN PERUNGGU

Perhiasan ini terbuat dari perunggu,


emas, dan besi. Berupa gelang, cincin, kalung, anting, dll.

6. ARCA PERUNGGU
Arca perunggu adalah patung yang
dibuat dengan bahan perunggu
dengan tujuan utama, yaitu sarana
memuja Tuhan / Dewa - Dewi.

10
 PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN
AGAMA HINDU BUDHA DI
INDONESIA

11
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh
seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk
ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para
musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal
dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari
Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Awalnya, agama Budha lebih dulu berkembang di Indonesia. Di Indonesia


(juga Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Laos) aliran Hinayanalah yang
berkembang, sedangkan aliran Mahayana lebih berkembang di Cina, Korea,
Taiwan, dan Jepang. Perkembangan Budha awal di Indonesia dibuktikan
oleh temuan patung Buddha dari abad ke-2 M di Sikendeng, Sulawesi
Selatan. Contoh lainnya adalah Kerajaan Sriwijaya yang telah ada pada
abad ke-6 M di Sumatera.

Perkembangan Buddha yang pesat di Asia Tenggara pada awal abad masehi
disebabkan oleh faktor-faktor politis. Ketika itu agama Buddha sedang
mencapai masa keemasannya di Asia, terutama di India dan Cina. Banyak
kerajaaan yang menjadikan Buddha sebagai agama resmi negara, selain
Hindu. Namun kemudian, agama Buddha kehilangan kejayaaan dikarenakan
sejumlah kerajaan Budhis mengalami keruntuhannya. Sebaliknya, Hindulah
yang kemudian menjadi agama resmi kerajaan-kerajaan yang
bersangkutan.

Terdapat beberapa teori penyebaran agama Hindu, yaitu :

1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur

Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu


Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka
agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan
kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir
semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India,
aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.

2. Teori Waisya oleh NJ. Krom

Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu


Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya
(pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang

12
berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang
India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada
masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan.
Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka
dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara
hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India
berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan
dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia.

3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens

Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di


Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori
masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu
Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah
kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di
awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan
karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di
kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan
diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan
kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam
perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan
kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.

4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch

Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia


terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut
Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-
orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga
pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua
agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat
dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka
kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara
lainnya.

5. Teori Sudra oleh van Faber

Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu


Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang

13
bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan
ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah
perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang
awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan
Budha.

Agama dan budaya Hindu-Budha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang


dan pendeta dari India atau Cina melalui dua jalur, yaitu:

Jalur Laut

Rute melalui jalur ini adalah dari India menuju Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam, Cina, Korea dan
Jepang. Ada yang Iangsung ke Indonesia saat berlangsungnya angin muson
barat.

Jalur Darat

Jalur darat yang dilalui adalah jalur jalan sutra yaitu dari India ke Tibet
terus ke utara hingga sampai di Cina, Korea, dan Jepang. Atau ada yang
dari India Utara ke Bangladesh, Myanmar, Thailand, semenanjung Malaya,
kemudian berlayar ke Nusantara.

 KERAJAAN HINDU-BUDHA DI
INDONESIA
Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan

 Kerajaan Kutai
 Kerajaan Sribangun (Buddha)
 Kerajaan Wijayapura
 Kerajaan Bakulapura
 Kerajaan Brunei Buddha
 Kerajaan Kuripan
 Kerajaan Negara Dipa
 Kerajaan Negara Daha

Kerajaan Hindu/Buddha di Jawa

14
 Kerajaan Salakanagara (150-362)
 Kerajaan Tarumanegara (358-669)
 Kerajaan Sunda Galuh (669-1482)
 Kerajaan Kalingga
 Kerajaan Kanjuruhan
 Kerajaan Mataram Hindu
 Kerajaan Kahuripan
 Kerajaan Janggala
 Kerajaan Kadiri (1042 - 1222)
 Kerajaan Singasari (1222-1292)
 Kerajaan Majapahit (1292-1527)

Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

 Kerajaan Malayu Dharmasraya (1183-1347)


 Kerajaan Sriwijaya (600-1300)

 PENINGGALAN BERCORAK HINDU-BUDHA


DI INDONESIA

15
 CANDI

i. Candi di Jawa Timur


a) Candi Penataran - Hindu

Dibangun sekitar tahun 1415 masehi. Letaknya di daerah Penataran,


Kecamatan Nglegok, Blitar.

b) Candi Jago - Hindu

Terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Dibangun sekitar


tahun 1268 masehi.

c) Candi Singhasari - Hindu Budha

Sesuai namanya, Candi ini terletak di Kecamatan Singasari, Kabupaten


Malang. Candi ini dipercaya belum selesai pembangunannya.

16
d) Candi Tikus / Candi Trowulan - Hindu

Terletak di kompleks Trowulan. Ditemukan kembali pada tahun 1914.


Penamaan candi ini karena dahulunya merupakan sarang tikus

e) Candi Jawi - Hindu Budha

Candi Jawi (nama asli: Jajawa) adalah candi yang dibangun sekitar
abad ke-13 dan merupakan peninggalan bersejarah Hindu-Buddha
Kerajaan Singhasari yang terletak di terletak di kaki Gunung
Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan,
Jawa Timur, Indonesia, sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan.

ii. Candi di Jawa Tengah


a) Candi Prambanan - Hindu

17
Disebut juga candi Roro Jonggrang. Dibangun pada masa kerajaan
Mataram sekitar abad ke - 9. Di candi ini terdapat arsitektur yang
menceritakan Ramayana.

b) Candi Borobudur - Budha

Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,


Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100
km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat
Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi
berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar
di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di
duniaTerletak di daerah Karanganyar, Jawa Tengah. Dibangun pada
abad ke- 15 yaitu pada masa kerajaan Majapahit akhir.

c) Candi Sukuh - Hindu

18
Memiliki arsitektur unik dan bentuk menyerupai piramida. Letaknya

tidak jauh dari Candi Cetho. Candi ini merupakan candi terkecil di
Jawa Tengah.

d) Candi Sewu - Budha

Candi Sewu atau Manjusrighra adalah candi Buddha yang dibangun


pada abad ke-8 Masehi yang berjarak hanya delapan ratus meter di
sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan kompleks
candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa
Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan
Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat
setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribu dalam
bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang.

iii. Candi di Jawa Barat

19
a) Candi Cangkuang -Hindu

Terdapat di kota Garut, Jawa Barat. Ditemukan pertama kali pada


tahun 1966.

b) Situs Percandian Cibuaya - Budha

Situs Percandian Cibuaya merupakan sebuah kompleks beberapa


bangunan dan merupakan peninggalan purbakala di
Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

c) Candi Tanggulan - Hindu

Terletak di Kampung Talun, Desa Tanggulun, Kecamatan Ibun.


Batuan ini berbentuk seperti bujur sangkar dengan ketinggian
mencapai 50 cm dan lebar mencapai 40 cm.

20
 PRASASTI

i. Prasasti di Jawa Timur


a) Prasasti Sanggurah - Hindu

Prasasti Sanggurah merupakan prasasti berangka tahun 982 Masehi


yang ditemukan di daerah Malang dan menyebut nama penguasa
daerah itu (Sri Maharaja Dyah Wawa). Sekarang prasasti ini terletak
di Taman Keluarga Minto di Skotlandia.

b) Prasasti Pucangan - Hindu

Prasasti ini berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, berasal dari tahun
963 Saka atau 1042 Masehi. Prasasti ini peninggalan zaman
pemerintahan Airlangga, yang menjelaskan tentang beberapa
peristiwa serta silsilah keluarga raja secara berurutan. Sekarang
prasasti ini disimpan di Museum India di Kolkata (Calcutta), India.

c) Prasasti Mula Malurung - Budha

21
Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan
desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja.
Prasasti ini diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja
muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.

d) Prasasti Dinoyo - Hindu

Prasasti ini ditemukan sekitar 5 kilometer sebelah barat kota Malang,


Jawa Timur. Prasasti ini unik karena selain sebagai prasasti pertama
yang berhuruf Jawa Kuno, juga dipadu dengan bahasa Sanskerta.
Prasasti ini merupakan bukti adanya pemerintahan Kerajaan
Kanjuruhan.

ii. Prasasti di Jawa Tengah

22
a) Prasasti Tuk Mas - Hindu

Prasasti Tuk Mas (berarti "mata air emas") adalah sebuah prasasti
yang dipahatkan pada batu alam besar di dekat suatu mata
airditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun
Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang. Prasasti Tuk Mas
dipahat dengan aksara Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta.

b) Prasasti Kalasan - Hindu

Prasasti Kalasan adalah prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya dari


Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778 M.
Prasasti yang ditemukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta,
ini ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta.

c) Prasasti Munggu Antan - Hindu

23
Prasasti Munggu Antan adalah sebuah prasasti berbentuk pilar batu
yang ditemukan di desa Bulus, Purworejo, yang dahulu termasuk dalam
Karesidenan Kedu.

d) Prasasti Canggal - Hindu

Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti Gunung Wukir atau Prasasti


Sanjaya) adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka
tahun 654 Saka atau 732 Masehi yang ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir di desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa
Tengah.

24
iii. Prasasti di Jawa Barat
a) Prasasti Ciareteun - Hindu

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan di tepi sungai


Ciaruteun, tidak jauh dari sungai Ci Sadane, Bogor. Prasasti tersebut
merupakan peninggalan kerajaan Tarumanagara.

b) Prasasti Kebonkopi 1 - Hindu

Prasasti Kebonkopi I atau Prasasti Tapak Gajah, merupakan salah satu


peninggalan kerajaan Tarumanagara. Prasasti ini menampilkan ukiran
tapak kaki gajah, yang mungkin merupakan tunggangan raja
Purnawarman.

c) Prasasti Tugu - Hindu

25
Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan
Tarumanagara. Prasasti tersebut menerangkan penggalian Sungai
Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh
Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.

d) Prasasti Jambu - Hindu

Prasasti Jambu atau Pasir Kolengkak adalah prasasti yang berasal dari
Kerajaan Tarumanagara yang ditemukan di daerah perkebunan jambu
kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.

26
 ARCA / PATUNG

i. Arca di Jawa Timur


a) Arca Prajnaparamita (Ken Dedes) - Hindu

Ken Dedes adalah nama permaisuri dari Ken Arok pendiri Kerajaan
Tumapel (Singhasari). Tradisi lokal menyebutkan ia sebagai perempuan
yang memiliki kecantikan luar biasa, perwujudan kecantikan yang
sempurna.

b) Arca Airlangga (Medang Kamulan) - Hindu

Patung Airlangga yang didewakan berupa Dewa Wisnu mengendarai


Garuda, ditemukan di desa Belahan, koleksi Museum Trowulan, Jawa
Timur.

c) Arca Ganesha Tikus - Hindu

27
Diyakini, arca buatan pada zaman Kerajaan Kediri ini hanya satu-
satunya di Indonesia. Saat ini, arca berukuran 40 cm X 60 cm ini
disimpan di Balai penyelamat benda purbakala Mpu Purwa di Jalan
Soekarno Hatta, Kota Malang.

ii. Arca di Jawa Tengah


a) Arca Lingga Yoni - Hindu

Salah satu manifestasi dewa siwa dalam bentuk alat kelamin laki-laki
yang biasanya dilengkapi dengan yoni sebagai alat kelamin wanita.
Persatuan keduanya menyebabkan kesuburan dan penciptaan. Melalui
penyatuan lingga dan yoni diharapkan daerah di sekitarnya menjadi
subur dan makmur.

b) Arca Durga Mahisasburamardini (Rara Jonggrang) - Hindu

28
Arca Durga Mahisashuramardini dalam ruang utara candi Siwa
Prambanan yang dipercaya sebagai perwujudan Putri Rara Jonggrang

c) Arca Brahma - Hindu

Arca Brahma di Candi Srikandi di Kompleks Candi Arjuna Kawasan


Dieng. Ciri umum brahma yaitu memiliki 4 wajah yang tenang. Brahma
juga merupakan dewa pencipta.

d) Arca Buddhrupa - Budha

29
Buddharūpa, secara harfiah bemakna, "Rupa Sang Buddha" atau "Rupa
Mereka yang Telah Tersadar" adalah istilah dalam bahasa bahasa
Sanskerta dan Pali yang digunakan dalam Buddhisme untuk merujuk
pada model arca Buddha.

iii. Arca di Jawa Barat


a) Arca Wisnu Cibuaya I dan Wisnu Cibuaya II- Hindu

Penemuan arca Wisnu dari Desa Cibuaya pada sekitar tahun 1951
(Wisnu 1) dan 1957 (Wisnu 2), serta tahun 1977 (Wisnu 3) merupakan
awal ditemukannya Situs Cibuaya.

30
 PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI
INDONESIA

Zaman dahulu Indonesia dikenal sebagai daerah terkenal akan


hasil rempah-rempahnya, sehingga banyak sekali para pedagang
dan saudagar dari seluruh dunia datang ke kepulauan Indonesia

31
untuk berdagang. Hal tersebut juga menarik pedagang asal
Arab, Gujarat, dan juga Persia. Sambil berdagang para
pedagang muslim sembari berdakwah untuk mengenalkan ajaran
Islam kepada para penduduk.

 KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Kerajaan Islam di Sumatra

 Kerajaan Jeumpa
 Kesultanan Peureulak
 Kesultanan Samudera Pasai
 Kesultanan Lamuri
 Kerajaan Pedir
 Kerajaan Daya
 Kerajaan Linge
 Kesultanan Aceh
 Kesultanan Indrapura
 Kerajaan Pagaruyung
 Kerajaan Siguntur
 Kerajaan Sungai Pagu
 Kerajaan Bungo Setangkai
 Kesultanan Jambi
 Kesultanan Serdang
 Kesultanan Asahan
 Kesultanan Deli

Kerajaan Islam di Jawa

 Kesultanan Cirebon (1430[1][2][3][4] - 1666)


 Kesultanan Demak (1500 - 1550)
 Kesultanan Banten (1524 - 1813 )
 Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
 Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
 Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1755-sekarang)
 Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1755-sekarang)

32
Kerajaan Islam di Maluku

 Kesultanan Ternate (1257)


 Kesultanan Tidore (1110 - 1947)
 Kesultanan Jailolo
 Kesultanan Bacan
 Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682)
 Kerajaan Iha
 Kerajaan Huamual

Kerajaan Islam di Sulawesi

 Kesultanan Gowa (awal abad ke-16 - 1667)


 Kesultanan Buton (1332 - 1911)
 Kesultanan Bone (abad 17)
 Kerajaan Banggai (abad 16)

Kerajaan Islam di Kalimantan

 Kesultanan Pasir (1516)


 Kesultanan Banjar (1526-1905)
 Kesultanan Kotawaringin
 Kerajaan Pagatan (1750)
 Kesultanan Sambas (1671)
 Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
 Kesultanan Sambaliung (1810)
 Kesultanan Gunung Tabur (1820)
 Kesultanan Pontianak (1771)
 Kerajaan Tidung (1076-1916)
 Kerajaan Tidung Kuno (1076-1551)
 Dinasti Tengara (1551-1916)
 Kesultanan Bulungan (1731)

 PENINNGALAN SEJARAH ZAMAN


ISLAM

1. Masjid
Masjid merupakan tempat untuk melakukan ibadah umat Islam. Berikut
beberapa masjid yang merupakan peninggalan sejarah islam di indonesia:

33
a. Masjid Demak

Berlokasi di Demak, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Walisanga.


Masjid ini merupakan peninggalan sejarah islam dari Kerajaan Demak.

b. Masjid Baiturrahman

Berlokasi di Aceh. Masjid ini merupakan peninggalan dari Kerajaan


Aceh. Masjid Baiturrahman didirikan pada tahun 1879 dan selesai
pada tahun 1881.

2. Gapura Kudus

34
Gapura ini terletak di depan Masjid Kudus. Gapura adalah suatu struktur
yang merupakan pintu masuk atau gerbang ke suatu kawasan atau kawasan.
Biasanya terdapat ukiran ukiran pada gapura Islam.

3. Makam Sunan Sendang “Sendang Duwur”

Terletak di desa Sendangduwur kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan,


provinsi Jawa Timur, Indonesia.

4. Kaligrafi
Kaligrafi adalah suatu seni menulis huruf Arab dengan gaya dan susunan
yang indah. Tulisan Arabnya sendiri umumnya diambil dari potongan surat
atau ayat-ayat dalam Al Quran.

 Kaligrafi pada makam

35
 Kaligrafi pada dinding Masjid

 Kaligrafi pada Mihrab

 Kaligrafi pada kain tenun

 Kaligrafi pada kayu pajangan

36
37

Anda mungkin juga menyukai