Anda di halaman 1dari 6

Zaman Pra Sejarah

Menurut Ilmu Falak terjadinya bumi telah berlangsung sekitar 2.500 juta tahun yang
lalu dan terbagi atas beberapa jaman antara lain :
1. Zaman Arkaikum / Azoikum Pada jaman ini keadaan bumi masih sangat panas dan belum ada tandatanda kehidupan.
2. Zaman Palaeozoikum / Primer Pada masa ini sudah ada kehidupan yang ditandai dengan munculnya
binatang kecil, amphibi dan reptil.
3. Zaman Mesosoikum Pada masa ini muncul binatang reptil besar seperti Dinosaurus, Atlantosaurus
dsb.
4. Zaman Neozoikum / Kainozoikum atau disebut juga jaman hidup baru. Jaman ini terbagi atas dua
bagian yaitu :
a. Jaman Tersier Pada jaman ini binatang reptil sudah mulai lenyap dan berkembang binatang
menyusui.
b. Jaman Kuarter, terbagi atas dua yaitu :

Zaman Dilluvium/ Zaman Es/ Interglasial. Pada masa ini Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika
Utara tertutup oleh es yang sangat luas. Bagian Barat Indonesia menyatu dengan Asia
sedangkan bagianTimur menyatu dengan Australia.

Zaman Alluvium / Holosen Pada jaman inilah berkembangnya kehidupan manusia jenis Homo
Sapiens seperti manusia sekarang ini.

ZAMAN PRA SEJARAH ATAU PRA AKSARA


Zaman Pra Sejarah atau Pra Aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Satu-satunya sumber hanya melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat
kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu.
Zaman manusia mengenal dan menggunakan tulisan disebut zaman aksara atau zaman sejarah.
Zaman pra aksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi,
manusia Indonesia baru mulai mengenal tulisan. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat
di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka tahun, tetapi bahasa
dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa prasasti tersebut dibuat kurang lebih tahun 400
Masehi.
1. Pembagian Zaman berdasarkan proses terbentuknya bumi

(1) Masa Arkaikum : Masa ini berumur kira-kira 3.500 juta tahun. Pada saat itu, bumi belum dingin,
udara masih panas sekali, kulit bumi masih dalam proses pembentukan, dan belum ada tanda-tanda
kehidupan.
(2) Masa Paleozoikum : Umur masa ini diperkirakan 600 juta tahun. Ketika itu sudah mulai tampak
tanda-tanda kehidupan. Binatang yang kecil-kecil (mikroorganisme) sudah mulai ada. Mulai hidup juga
jenis ikan, ampibi, dan reptil.
(3) Masa Mesozoikum : Umur masa ini kira-kira 225 juta tahun. Pada saat itu, kehidupan di bumi
makin berkembang. Binatang-binatang pada masa ini mencapai bentuk tubuh yang besar sekali. Jenis
burung pun sudah mulai ada. Namun, sesungguhnya mesozoikum merupakan zaman reptil seperti
Dinosaurus.
(4) Masa Neozoikum atau Kaenozoikum : Masa ini berlangsung sekitar 70 juta tahun yang lampau.
Pada masa inilah keadaan bumi sudah betul-betul baik. Perubahan cuaca tidak begitu drastis walaupun
zaman es masih ada. Kehidupan berkembang dengan pesat. Lebih lanjut, masa ini dibedakan lagi
menjadi dua, yaitu:
Zaman tersier : binatang-binatang raksasa makin menyusut jumlahnya. Keluarga binatang menyusui
sudah mulai muncul dan beberapa jenis monyet dan kera.
Zaman kuarter : zaman ini berlangsung kira-kira dua juta tahun yang lampau. Pada zaman ini telah ada
tanda-tanda kehidupan manusia. Zaman ini terbagi lagi menjadi kala plestosin (Dilluvium) dan kala
holosin (Alluvium). Umur kala plestosin tidak sepanjang masa yang lainnya. Pada masa inilah menurut
para ahli arkeologi mulai muncul manusia di muka bumi dan berlangsung kira-kira 2 juta sampai
dengan 100.000 tahun yang lalu.

2. Pembagian zaman pra aksara berdasarkan benda peninggalan


Berdasarkan benda-benda peninggalan yang digunakan oleh manusia pada zaman pra sejarah/pra
aksara dibedakan menjadi dua zaman yaitu zaman batu dan zaman logam.
1) Zaman batu : adalah zaman yang menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia
terbuat dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi,
pada zaman ini secara dominan alat-alat yang digunakan terbuat dari batu. Zaman batu dibedakan lagi
menjadi tiga periode sebagai berikut.
a. Zaman batu tua ( Paleolithikum ) merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari
batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya, kapak
genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikumbanyak ditemukan di daerah Pacitan dan
Ngandong Jawa Timur.
b. Zaman batu madya ( Mesolithikum ) merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alatalat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari aman batu tua. Misalnya, pebble/kapak
Sumatera.
c. Zaman batu muda ( Neolithikum ) merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia
dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari aman sebelumnya.
Misalnya, kapak persegi dan kapak lonjong.
2) Zaman Logam : adalah zaman yang menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan
manusia terbuat dari logam. Dengan dimulainya zaman logam, bukan berarti berakhirnya zaman batu,
karena pada zaman logam pun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang.
Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alatalat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan.
3. Zaman Pra Sejarah berdasarkan ciri kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya.
Berdasarkan ciri kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya zaman pra sejarah dibagi dalam tiga
zaman, yaitu :

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan : pada masa ini kehidupan manusia purba masih sangat
sederhana. Mereka mengumpulkan makanan dan meramunya serta berburu dengan menggunakan
peralatan bantu yang sangat sederhana. Untuk melindungi dirinya dari hujan, panas, dan gangguan
hewan buas, manusia purba memanfaatkan ceruk yang ada di batu karang. Letak ceruk tempat tinggal
mereka biasanya tidak jauh dari sumber air karena sumber air biasa digunakan juga oleh binatang
buruan untuk minum. Pada saat binatang minum, manusia purba memburunya dan selanjutnya
digunakan untuk makan sehari-hari.
b. Masa Bercocok tanam : pada masa ini manusia purba sudah mampu berccocok tanam sehingga
terjadilah perubahan dari tradisi food gathering (mengumpulkan makanan) menjadi food producing
(menghasilkan makanan). Mereka sudah tidak tergantung lagi pada alam. Mereka sudah berusaha untuk
menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan beternak. Pada saat itu pula, manusia sudah
bertempat tinggal tetap. Artinya, mereka telah mengenal cara membuat rumah dan beternak hewan
peliharaan.
c. Masa Perundagian : pada masa ini, manusia purba telah pandai membuat perkakas yang berasal dari
logam. Mereka kemudian menggunakan perkakas tersebut sebagai bagian dari hidupnya. Pada masa ini
kehidupan manusia purba tidak jauh berbeda dengan masa bercocok tanam hanya saja peralatan yang
mereka gunakan semakin lebih baik yaitu mulai digunakannya alat-alat yang terbuat dari logam.

Pembagian zaman
Secara umum, masa prasejarah Indonesia ditinjau dari dua aspek, bedasarkan bahan untuk membuat
alat-alatnya (terbagi menjadi Zaman Batu & Zaman Besi), & bedasarkan kemampuan yang dimiliki
oleh masyarakatnya (terbagi menjadi Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan, Masa Bercocok
Tanam, & Masa Perundagian)
Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di
samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
Zaman Batu Tua/Paleolithikum (Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat Awal)
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1. Kebudayaan Pacitan (berhubungan dengan kapak genggam dengan varian-variannya seperti
kapak perimbas & kapak penetak
2. Kebudayaan Ngandong (berhubungan dengan Flakes & peralatan dari tulang)
Bedasarkan kebudayaan yang ditemukan, maka dapat disimpulkan ciri-ciri kehidupan pada
Palaeolithikum antara lain:
1. Masyarakatnya belum memiliki rasa estetika (disimpulkan dari kapak genggam yang bentuknya
tidak beraturan & bertekstur kasar)

2. Belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang dimiliki belum dapat digunakan untuk
menggemburkan tanah).
3. Memperoleh makanan dengan cara berburu (hewan) dan mengumpulkan makanan (buahbuahan & umbi-umbian).
4. Hidup nomaden (jika sumber makanan yang ada di daerah tempat tinggal habis, maka
masyarakatnya harus pindah ke tempat baru yang memiliki sumber makanan).
5. Hidup dekat sumber air (mencukupi kebutuhan minum & karena di dekat sumber air ada
banyak hewan & tumbuhan yang bisa dimakan).
6. Hidup berkelompok (untuk melindungi diri dari serangan hewan buas).
7. Sudah mengenal api (bedasarkan studi perbandingan dengan Zaman Palaeolithikum di China,
dimana ditemukan fosil kayu yang ujungnya bekas terbakar di dalam sebuah gua).
Zaman Batu Tengah/ Madya/ Mesolithikum (Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat
Lanjut)
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kjokkenmodinger, istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur & moddinger yang berarti
sampah
(kjokkenmoddinger =
sampah
dapur).
Dalam
kaitannya
dengan
budaya
manusia, kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput & kerang yang menggunung di sepanjang
pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Di antara timbunan kulit siput & kerang
tersebut ditemukan juga perkakas sejenis kapak genggam yaitu kapak Sumatra/Pebble & batu pipisan.

Kebudayaan Abris Sous Roche

Abris sous roche, yang berarti gua-gua yang pernah dijadikan tempat tinggal, berupa gua-gua yang
diduga pernah dihuni oleh manusia. Dugaan ini muncul dari perkakas seperti ujung panah, flakke, batu
penggilingan, alat dari tulang & tanduk rusa; yang tertinggal di dalam gua.
Bedasarkan kebudayaan yang ditemukan, maka dapat disimpulkan ciri-ciri kehidupan pada zaman
Mesolithikum antara lain:
a. Sudah mengenal rasa estetika (dilihat dari peralatannya seperti kapak Sumatra, yang
bentuknya sudah lebih beraturan dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan kapak
gengggam pada Zaman Paleolithikum)
b. Masih belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang ada pada zaman itu masih belum
bisa digunakan untuk menggemburkan tanah)
c.Gundukan Kjokkenmoddinger yang dapat mencapai tinggi tujuh meter dengan diameter tiga
puluh meter ini tentu terbentuk dalam waktu lama, sehingga disimpulkan bahwa manusia pada
zaman itu mulai tingggal menetap (untuk sementara waktu, ketika makanan habis, maka harus
berpindah tempat, seperti pada zaman Palaeolithikum) di tepi pantai.
d. Peralatan yang ditemukan dari Abris Sous Roche memberi informasi bahwa manusia juga
menjadikan gua sebagai tempat tinggal.

Zaman Batu Muda/ Neolithikum (Masa Bercocok Tanam)0


Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia
sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara
lain:
1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4. Pakaian dari kulit kayu
5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (KhamerIndocina)
Kebudayaan Megalith
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalith,
yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan
puncak kebudayaan megalith justru pada zaman logam. Hasil kebudayaan Megalith,
antara lain:
1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek
moyang.
2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh
nenek moyang
3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) berasal dari
batu utuh (monolith) yang dianggap memiliki kekuatan magis
4. Punden berundak: tempat sesaji atau pemujaan bertingkat
5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup
6. Waruga : peti kubur yang berbentuk kubus atau bulat
7. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam (Masa Perundagian)
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alatalat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi
alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan
cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang
disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam
masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman
logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga
disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya
sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi,
ditemukan pada zaman sejarah. Zaman logam di Indonesia dibagi atas:

Zaman Perunggu
Pada zaman Perunggu/disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tongkin China (pusat
kebudayaan ini) manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan
perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain:

Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di


Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.
Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan
Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alatalat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga
maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu
3500 C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

Mata Kapak bertungkai kayu


Mata Pisau
Mata Sabit
Mata Pedang
Cangkul

Anda mungkin juga menyukai