Anda di halaman 1dari 8

Nama : ETIKA VINATA LESTARI

No. : 16
Kelas. : XI IPS 1

Kerjakan soal-soal berikut !


1. setelah berhasil menemukan wilayah kepulauan Indonesia bangsa-bangsa Barat
berupaya menerapkan praktik kolonialisme di Indonesia Bagaimana kondisi yang
melatarbelakangi upaya bangsa-bangsa barat tersebut ?
Jawab :
Penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Eropa bukan tanpa sebab atau
kebetulan.

Mereka melakukan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru. Tidak


hanya itu tapi juga ingin menguasai untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan
politik.

Salah satu wilayah penjelajahan bangsa Eropa sampai ke Indonesia. Apalagi


Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah dunia yang menjadi rebutan bangsa
Eropa.

Apa latar belakang yang membuat bangsa Eropa melakukan perjalanan sampai ke
Indonesia?

● Jatuhnya Konstatinopel
Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme (2020) karya
Ahmad Fakhri Hutauruk, kedatangan bangsa barat ke Nusantara bukan merupakan
kebetulan.

Kedatangan mereka adalah akibat adanya perubahan secara struktural di kawasan


Laut Tengah.

Persaingaan untuk memainkan peran yang lebih dominan di Laut Tengah mengalami
pergeseran.

Setelah Dinasti Ottoman berkuasa, beberapa peraturan tentang pelayaran di


kawasan tersebut diberlakukan. Itu mengakibatkan bangsa-bangsa Eropa menepi di
kawasan tersebut.

Namun pada intinya kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia dilatarbelakangi oleh


peristiwa jatuhnya Konstatinopel di kawasan Laut Tengah pada 1453.
Jatuhnya Konstatinopel merubah peta politik global pada abad ke-15. Sehingga
mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk mencari jalan menuju dunia lain.

Penolakan penguasa baru di Laut Tengah (Dinasti Ottoman) terhadap aktivitas barat
di kawasan tersebut mendorong mereka untuk mencari daerah baru.

Konstatinopel merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur yang merupakan


pelabuhan transit perdagangan antara Asia dan Eropa.

Letaknya yang strategis menyebabkan bangsa-bangsa disekitarnya banyak yang ingin


menguasainya termasuk umat Islam.

Pada 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar "Al Fatih" (sang penakluk)
menyerang Konstatinopel.

Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke Konstatinopel atau disebut Istanbul yang
berati "Tahta Islam".

Kondisi itu membuat pusat perdagangan rempah-rempah di Instanbul dikuasai oleh


pedagang Islam. Jatuhnya Konstatiopel membuat kesulitan bagi bangsa-bangsa Eropa
terutama pada bidang perdagangan.

Berikut alasannya:

Kedudukan perdagangan bangsa Italia di tempat ini dihancurkan.


Daerah ini tertutup buat perdagangan.
Tidak boleh dijadikan sebagai lintas barang dagangan dari Asia. Hal itu mengancam
kehidupan ekonomi orang Eropa Barat atau Timur.
Mencari wilayah baru
Jatuhnya Konstantinopel mendorong bangsa Eropa untuk mencari daerah penghasil
barang- barang yang dibutuhkan seperti rempah-rempah.

Mereka mencari jalan perhubungan langsung dengan Asia. Apalagi didukung dengan
penemuan berbagai teknologi, seperti kompas, teropong, dan peta.

Penemuan teknlogi tersebut mempermudah dalam penjelajahan samudra dan


menemukan daerah baru.

Bangsa yang mempelopori perjalanan tersebut adalah Portugis. Karena rakyat


Portugis terbiasa berperang dengan Moor dan mempunyai pelabuhan-pelabuhan
besar.
Apalagi pada masa itu, Portugis memiliki angkatan laut modern dan kuat,
mempunyai hubungan dagang dengan pelabuhan di Mediteranian dan negara-negara
Eropa Utara.

Faktor pendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera

Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan


samudera, yakni:

Teori Heliosentris
Teori heliosentris dari Copernicus. Di mana menyatakan bahwa bumi itu bulat.
Ferdinand Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi dunia dan
membuktikan bahwa bumi bulat.

Kisah perjalanan Marcopolo


Kisah perjalanan Marcopoli ke dunia timur (China) tertuang dalam buku yang tulis
Rustichello berjudul The Travels of Marcopolo (perjalanan Marcopolo).

Penemuan kompas, mesiu, navigasi, peta dan perakalatan pelayaran.


Adanya ambisi melaksanakan semboyan 3G, yaitu gold (mencari emas atau
kekayaan), glory (mencari kekuasaan), dan gospel (menyebarkan agama Nasrani).

Pada masa imperalismes kuno, Portugis dan Spanyol merupakan dua kerajaan Katolik
yang mempunyai kekuatan armada laut, teknoligi navigasi, dan perkapalan yang maju
jika dibandingkan negara lain.

Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan
samudra. Dalam penjelajahannya mereka sampai ke Asia salah satunya ke wilayah
Indonesia.

Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, Belanda dan Denmark memainkan peran aktif.
Sehingga jaringan komunikasi antar wilayah terbuka.

● Kaya rempah-rempah
Rempah-rempah menjadi awal mula datangnya sejumlah bangsa-bangsa eropa ke
Nusantara atau Indonesia.

Kedatangan mereka berambisi untuk berburu dan menguasai rempah-rempah


dengan menjajah Nusantara. Karena rempah-rempah yang dimiliki Indonesia sangat
melimpah ada diberbagai wilayah.

Bahkan menjadi komoditas dengan nilai jual yang tinggi atau mahal. Rempah-rempah
memiliki manfaat untuk pengobatan dan kesehatan.
Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang datang ke Indonesia. Kemudian
Spanyol dan Belanda yang datang ke Indonesia sebagai pedagang.

Bahkan Belanda kemudian membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)


atau persekutuan dagang Belanda. VOC kemudian menguasai Indonesia dalam waktu
yang cukup lama.

Latar belakang kolonialisme dan imperialisme


Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, latar belakang
bangsa Eropa datang ke wilayah nusantara adalah:
1. Jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah ke kekuasaan Turki Usmani
(1453 M)
2. Ekonomi dan perdagangan Eropa merosot
3. Adanya berbagai penemuan di bidang teknologi khususnya pelayaran
sehingga muncul penjelajahan samudera untuk mencari sumber daya di dunia
baru
4. Semangat melanjutkan Perang Salib
Kedatangan bangsa Barat ke nusantara dalam rangka penemuan dunia baru melalui
penjelajahan samudera. Motivasi penjelajahan samudera ini terkait keinginan untuk
bertahan (survive), memenuhi kepuasan dan kejayaan.

Jatuhnya Konstantinopel pada 1453 ke kekuasaan Turki Usmani berakibat pada akses
bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di kawasan
Laut Tengah menjadi tertutup.

Harga rempah-rempah di pasaran Eropa melambung tinggi. Maka bangsa Eropa


berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke
dunia baru di timur Eropa.

Makin lama, motivasi tersebut berubah menjadi nafsu untuk menguasai dunia baru
untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik.

Dunia baru yang dimaksud dalam penjelajahan samudera adalah wilayah atau bagian
dunia yang ada di sebelah timur Eropa.

Tepatnya daerah penghasil komoditas yang diperlukan dan digemari bangsa Eropa,
yaitu rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala dan lain-lain.

Bangsa Eropa berupaya menemukan daerah penghasil rempah-rempah karena


menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa.

Rempah-rempah dihasilkan di kepulauan nusantara. Bangsa Eropa menyebut


nusantara sebagai Hindia
2. Praktik kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia menimbulkan respon di
berbagai bidang salah satunya bidang sosial budaya
Jelaskan faktor penyebab munculnya respon bangsa Indonesia dalam bidang !tersebut !
Jawab :
Dalam sisi perkembangan sosial budaya, kebudayaan masyarakat Indonesia terhadap masa
imperialisme dan kolonialisme juga mengalami perubahan. Dampak yang dirasakan salah satunya
adalah dengan berubahnya pola hidup masyarakat Indonesia akibat pengaruh bangsa eropa. Hal
tersebut disebabkan dengan adanya beberapa faktor antara lain :
a. Berpindahnya fokus masyarakat pada bidang sosial budaya akibat hilangnya peran politik
dari para penguasa.
b. Ikatan tradisi melemah akibat beberapa upaca adat yang disederhanakan.
c. Hilangnya kekuasaan tradisional akibat dihilangnya status raja oleh Belanda dan digantikan
sebagai pegawai pemerintahannya.
3. Perhatikan pernyataan berikut
Taman Siswa dan Kayu Tanam menjadi bentuk respon bangsa Indonesia terhadap
kebijakan pemerintah kolonial dalam bidang pendidikan
Menurut anda benar atau salah pernyataan tersebut Deskripsikan pendapat anda !
jawab :
Menurut saya pernyataan tersebut benar.
Alasan :
Indonesisch Nederlandsche School (INS) Kayu Tanam merupakan institusi pendidikan
alternatif yang didirikan oleh Mohammad Sjafei.
INS Kayu Tanam berdiri pada tanggal 31 Oktober 1926 di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Pendirian INS Kayu Tanam tidak dapat terlepas dari penerapan pendidikan deskriminatif
oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 Masehi.
Dalam buku Sejarah Pendidikan (1983) karya Sutari Imam Barnadib, pendirian INS Kayu
Tanam adalah bentuk perlawanan dari Moh. Sjafei terhadap sistem pendidikan di
sekolah-sekolah pemerintah kolonial Belanda.
Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda hanya memprioritaskan
kepentingan bangsa Eropa dan kaum bangsawan pribumi.
Belanda tidak benar-benar memperhatikan nasib pendidikan rakyat jelata. Belanda hanya
mendidik rakyat jelata untuk dijadikan sebagai tenaga kasar dan murah di industri-industri
Asing di Indonesia.
Asas institusi
Asas dari sebuah institusi pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
keberhasilan pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan di INS Kayu Tanam memiliki
beberapa asas, yaitu :
a. Berpikir rasional.
b. Keaktifan dalam berkegiatan.
c. Pendidikan masyarakat.
d. Pendidikan berpusat pada kebutuhan siswa.
e. Menentang intelektualisme dari pendidikan Belanda.
Tujuan
Dalam jurnal Penyelenggaran Pendidikan Indonesia Nederlandsche School (INS) Kayu Tanam
dalam Perspektif Humanis-Religius (2008) karya Setya Raharja, pendirian INS Kayu Tanam
bertujuan untuk :
a. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
b. Memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pemuda sebagai penggerak
perubahan.
d. Menanamkan kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan berani bertanggung
jawab.
Sistem pendidikan
Sistem pendidikan di INS Kayu Tanam didasarkan pada pendidikan humanis dan modern.
Oleh karena itu, INS Kayu Tanam selalu menyelenggarakan pendidikan berdasarkan
kebutuhan masyarakat.
Moh. Sjafei menganggap bahwa corak pendidikan yang menekankan keterampilan (belajar
dan berkarya) akan membentuk karakter kemandirian dan kebebasan bagi siswa.
Melalui karakter tersebut, diharapkan siswa INS Kayu Tanam dapat menjadi individu-individu
yang merdeka dan tidak bergantung kepada bangsa lain.
Pada perkembangannya, sistem pendidikan yang diterapkan di INS Kayu Tanam mampu
membangkitkan karakter berdikari dan semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
4. VOC merupakan organisasi dagang milik Belanda dalam bidang perkembangannya
masa kekuasaan VOC di Indonesia mendapat perlawanan dari rakyat di beberapa
daerah
Jelaskan penyebab perlawanan rakyat terhadap VOC tersebut!
Jawab :
penyebab terjadinya perlawanan rakyat di berbagai daerah terhadap voc adalah karena voc
berbuat kejam dan bertindak sewenang-wenang terhadap bangsa indonesia di berbagai
daerah, maka wajar apabila rakyat-rakyat dari berbagai daerah tersebut mengadakan
perlawanan terhadap tindakan kejam voc.
a. adanya hak monopoli.
b. Indonesia tidak diperbolehkan VOC Menjual Atau Membeli Barang Dari Asing (Semua
Negara Kecuali Belanda).
c. Indonesia Hanya Disuruh Menjual Barang Dagangannya Ke Belanda (VOC).
d. Indonesia disuruh VOC Melakukan Kerja Paksa.
5. Ki Hajar Dewantara mengembangkan sistem Among dalam perguruan Tamansiswa
Deskripsikan sistem Among yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara tersebut !
Jawab :
Menurut Ki Hajar Dewantara, seorang guru semestinya mampu menjadi pamong, mendidik
dengan welas asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan si anak. Sistem
pendidikan yang terbaik adalah yang mampu menumbuhkan disiplin dan pemahaman
mengenai kesejatian hidup dari dalam diri siswa sendiri.
Hal tersebut tidak dapat dicapai melalui metode yang menekankan pada perintah, paksaan,
dan hukuman seperti yang umum dipakai oleh pendidikan kolonial Belanda.
Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada kemandirian siswa. Peserta
didik didorong untuk mengembangkan disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman,
pemahaman, dan upayanya sendiri. Yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini
tidak membahayakan si anak atau mengancam keselamatan orang lain.
Dalam sistem among, guru memiliki tiga fungsi utama. Di depan, ia menjadi teladan atau
contoh yang baik bagi para murid. Di tengah, menjadi pendorong atau pemberi semangat.
Dan, di belakang mengamati kemajuan para murid.
Ki Hajar Dewantara juga menekankan agar para guru mendorong murid-muridnya agar
mengikuti jalur yang benar dengan cara mengilhami dan memotivasi mereka dengan pikiran
yang tepat.
Begitu para murid bergerak di jalur yang benar, hendaknya guru berusaha untuk
mengupayakan setiap peluang kemajuan bagi mereka tanpa banyak campur tangan.
Selanjutnya para guru tinggal mengamati kemajuan mereka.
Dengan demikian, pendidikan akan menghasilkan manusia yang merdeka, yang berkembang
secara utuh dan selaras dalam segala aspek kemanusiaannya serta mampu menghargai dan
menghormati manusia lain.
Ki Hajar Dewantara lah yang menginisasi adanya sistem among di Taman Siswa. Dalam hal
ini, pria dengan nama asli Suwardi Suryaningrat tersebut menekankan guru dapat menjadi
pamong bagi siswa sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan siswa. Ada tiga hal
yang mendasari sistem Among. Pertama, siswa berusia 1-7 tahun masuk kategori masa
kanak-kanak, masa pertumbuhan jiwa dan pikiran 7 – 14 tahun dan masa terbentuknya budi
pekerti dan kesadaran sosial yakni 14- 21 tahun.
Dalam pidato Asas-asas 1922 yang dilontarkan langsung oleh Ki Hajar Dewantara disebutkan
bahwa pemakaian metode among dibuat untuk menghindari segala bentuk paksaan dari
pendidik ke murid-murid.
“Pemakaian metode among, suatu metode yang tidak menghendaki “paksaan-paksaan”,
melainkan memberi “tuntutan” bagi hidup anak-anak agar dapat berkembang dengan subur
dan selamat, baik lahir maupun batinnya,” ujar Bapak Taman Siswa ini, yang juga
menguraikan empat poin-poi lainnya yang dikenal dengan Asas-asas 1922, termasuk perlu
adanya demokratisasi dalam pengajaran agar tidak hanya lapisan atas saja yang terpelajar.
Seperti diketahui, jauh sebelum Taman Siswa berdiri para murid yang mengenyam
pendidikan sering kali menyebut pada guru mereka dengan sebutan nyonya ataupun tuan.
Oleh sebab itu, melalui sistem pengajaran Among ini Ki Hajar Dewantara ingin melawan
paradigma pendidikan kolonialisme yang mengutamakan intelektual, materialistis dan
individualis. Sebaliknya, di Taman Siswa paradigma menekankan pada pendekatan Kodrat
Alam dan Jaman Anak, yakni pendidikan tidak boleh menjauhkan anak dari alam dan
keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai