Anda di halaman 1dari 6

KEDATANGAN DAN PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

Kedatangan Jepang ke Indonesia di latar belakangi oleh :


Pada tanggal 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer
Amerika Serikat di Asia Timur Raya (Perang antara Jepang dengan negara-negara barat :
Inggris,Belanda dan AS)

Proses Kedatangan Jepang ke Indonesia :


Serangan Jepang juga di arahkan ke Indonesia ,serangan terhadap Indonesia muncul
dari utara dan timur .Serangan ke Indonesia tersebut bertujuan untuk mendapatkan cadangan
logistik dan bahan industri perang seperti : minyak tanah,timah dan almunium. Sebab,
persediaan minyak di Indonesia di perkirakan dapat mencukupi kebutuhan jepang selama
Perang Pasifik .
Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di
Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan
Banjarmasin.
Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah
di luar di kuasai ,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai
pusat pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau
Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi
Immamura.

Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan


Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command)
yang bermarkas di Lembang .
Dalam upaya menguasai tanah Jawa ,telah terjadi pertempuran di laut Jawa ,yaitu
Tentara Jepang dengan Angkatan Laut Belanda di bawah pimpinan Laksamana Karel
Doorman .Dalam pertempuran ini Laksamana Karel Doorman dan beberapa kapal Belanda
berhasil di tenggelamkan oleh tentara Jepang
Meskipun Belanda sudah mempersiapkan diri yaitu : berupa gabungan tentara
ABDACOM di tambah satu Kompi Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira
Cadangan di Jawa Barat ,di Jawa Tengah di siapkan 4 batalion infanteri ,dan di Jawa Timur 3
batalion pasukan bantuan Indonesia dan 1 batalion marinir serta di bantu oleh Inggris dan
Amerika ,walaupun demikian tentara Jepang mendarat di Jawa dengan sangat besar ,sehingga
pasukan Belanda tidak mampu memberikan perlawanan .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di
Jawa. Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak
ke Selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor) ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh
ke tangan Jepang
Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di
wakili Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang.
Dengan demikian berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia ,kemudian Indonesia berada
di bawah pendudukan tentara Jepang
Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya
alam yang dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga
terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu
,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat manusia ,ajaran ini di terjemahkan bahwa tentara
Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan keluarga umat
manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia.
Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun

Selamat datang Saudara Tua


Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia .
Jepang di elu-elukan sebagai Saudara Tua yang di pandang dapat membebaskan dari
kekuasaan Belanda .
Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk
membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu
memajukan rakyat Indonesia ,melalui program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan
menyatukan seluruh rakyat Asia .Untuk meneguhkan propagandan Pan-Asia ,Jepang
berusaha membentuk perkumpulan yang di beri nama GERAKAN TIGA A
Jepang membentuk Pemerintahan Militer

Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan Militer di seluruh


kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah
Pemerintahan Militer ;
1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat
Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera ,pusatnya di Bukit Tinggi

2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat


Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura ,pusatnya di Jakarta di tmbah
angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut
Yaitu Armada Selatan kedua untuk daerah Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya
di Makasar .
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di
berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di
keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan dan segala kekuasaan
yang dahulu di pegangnya di ambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya ,asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan Jepang
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah
untuk sementara waktu,asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer
Jepang
Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah
1. Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO
SHIKIKAN) Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen
Hitoshi Immamura.
2. Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) .Kepala staf pertama adalah Mayor
Jenderal Seizaburo Okasaki .di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU ,terdapat 4 BU
(semacam departemen) yaitu :
Somobu (Departemen Dalam Negeri
Zaimubu (Departemen Keuangngan)
Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau usurusan
Perekonomian
Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
Shihobu (Departemen Kehakiman)
3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau
semacam gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :
Jawa Barat : Pusatnya di Bandung
Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya
Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta

Jepang membentuk Pemerintahan Sipil

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer


,Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan
militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :
Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah
Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi
Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh
pulau Jawa dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi
daerha-daerah shu (keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son
(kecamatan) dan ku (desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17
shu .
Pemerintahan shu di pimpin : Shucokan memiliki kekuasaan seperti Gubernur, pada
kekuasaan Hindia Belanda meliputi legislatif dan eksekutif
Di bantu oleh : Cokan Kanbo ( Majelis Permusyawaratan Shu) memiliki 3 bagian yaitu
Naisebu (bagian pemerintahan umum,kaisaibu (bagian ekonomi) ,dan keisatsubu (bagian
kepolisian)
Jepang membentuk sebuah kota swatantra (otonomi) disebut tokubetsushi (kota
istimewa) yang posisi kewenangannya seperti shu yang berada langsung di bawah
pengawasan gunseiken ,Contohnya : Kota Batavia di bawah pimpinan Tokubetu Shico.

Anda mungkin juga menyukai