Anda di halaman 1dari 28

Sumber: wikimedia.

org

BAB
TOKOH-TOKOH PEJUANG
❼ KEMERDEKAAN INDONESIA

sumber: wikimedia.org
Bagian 1

Masa Sebelum

Kebangkitan Nasional
S u l t a n A g e n g Ti r t a y a s a

 Memiliki nama asli Abdulfath, lahir tahun 1631, sultan keenam Banten.
 Perannya:
a. menolak kerja sama dengan VOC dan berusaha menghalangi aktivitas ekonomi
VOC di Banten;
b. menyatakan perang dengan VOC pada 11 Mei 1658 dan diakhiri pada 10 Juli 1659
melalui perjanjian damai yang ditawarkan VOC;
c. Membangun istana baru dengan nama Tirtayasa.
 Sultan Ageng Tirtayasa wafat pada 1683, setelah sebelumnya dikhianati oleh anaknya,
Sultan Haji, yang bekerja sama dengan VOC.
Sultan Hasanuddin
 Memiliki nama asli I Mallombosi Daeng Kraeng
Bontomangape, lahir tahun 1631.
 Perannya:
a. melakukan penawanan kapal dan awak VOC yang
beraktivitas di perairan Gowa;
b. melakukan perlawan terhadap VOC hingga dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667.
 Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dari takhta
Kesultanan Gowa setelah melakukan penyerangan
terakhir tahun 1669 terhadap VOC.
Kapitan Pattimura
 Memiliki nama asli Thomas Matulessy, lahir di Ambon
tahun 1783.
 Perannya:
a. memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap
Belanda dengan menguasai benteng Duurstede;
b. mendeklarasikan “Proklamasi Haria” yang intinya
rakyat Maluku akan terus berperang dengan
Belanda.
 Pattimura ditangkap oleh Belanda pada 11 November
1817. Ia menjalani sidang dengan putusan hukuman
gantung yang dilaksanakan 16 Desember 1817.
Pangeran Diponegoro
 Memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir 11
November 1785.
 Perannya:
a. menghalangi Belanda untuk menguasai
pemerintahan di keraton dan tanah-tanah rakyat;
b. memimpin Perang Jawa pada 1825-1830 dengan
menerapkan siasat perang gerilya.
 Pangeran Diponegoro ditangkap setelah menerima
tawaran perundingan dari Belanda di kantor Residen
Magelang pada 28 Maret 1830. Ia kemudian diasingkan
ke Semarang, Jakarta, Manado, dan wafat di Makassar.
Imam Bonjol
 Memiliki nama asli Peto Syarif, lahir 1772 di kampong
Tanjung Bunga, Sumatra Barat.
 Perannya:
a. melerai dampak perang antara kaum padri dengan
kaum adat dan menyebarkan ajaran Islam;
b. memimpin penyerangan terhadap Belanda.
 Imam Bonjol ditangkap dalam perundingan dengan
Belanda pada 28 Oktober 1837. Ia ditawan di
Bukittinggi, Padang, kemudian dipindahkan ke Cianjur,
dan wafat di Manado pada 8 November 1864.
Pangeran Antasari

 Lahir tahun 1809.


 Perannya:
a. mempersatukan dan memimpin pemberontakan di
desa-desa terhadap Belanda;
b. Pada 28 April 1859 memimpin penyerbuan benteng
Pangaron.
 Pangeran Antasari wafat akibat penyakit cacar.
I Gusti Ketut Jelantik

 Perannya:
a. menolak tuntutan Belanda yang telah melanggar
Hukum Tawan Karang dan tidak mengakui
kekuasaan Belanda di Bali;
b. mempertahankan Bali dari serangan-serangan
pasukan Belanda dari tahun 1848-1849.
 I Gusri Ketut Jelantik gugur di Pegunungan Bale
Punduk, dalam perang mempertahankan wilayah Bali
dari kekuasaan Belanda.
Raja Si Singamangaraja XII

 Perannya:

a. kepala adat dan pemimpin agama di tanah batak;

b. pada 17 Februari 1878, ia memimpin perlawanan


terhadap Belanda yang ingin menguasai
wilayahnya.

 Raja Si Singamangaraja XII gugur setelah tertembak di


hutan daerah Simsim.
Cut Nyak Dhien

 Lahir tahun 1850.


 Perannya:
a. mempertahankan wilayah Aceh dari ambisi perluasan kekuasaan Belanda di
Sumatra;
b. memimpin penyerangan terhadap pos-pos Belanda di pedalaman.
 Cut Nyak Dhien mengalami kesulitan makanan dan penyakit rabun. Orang dekatnya,
Pang Leot, menyerahkan Cut Nyak Dhien ke Belanda dengan syarat penyakitnya
mendapat perawatan. Cut Nyak Dhien ditawan di rumahnya, kemudian diasingkan ke
Sumedang dan wafat.
Bagian 2

Masa Kebangkitan Nasional


Ti r t o A d h i S u r y o
 Lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 1880.
 Perannya:
a. Aktif menulis pada surat kabar, seperti Chabar
Hindia Olanda dan Pembrita Betawi;
b. Mendirikan surat kabar Soenda Berita (1903-
1906);
c. Pada 1 Januari 1907, Medan Prijaji didirikan
sebagai surat kabar dengan visi nasional pertama
di Indonesia.
 Tirto Adhi Suryo wafat pada 7 Desember 1918,
tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pers
Nasional melalui Kepres RI No. 085/TK/2006 sebagai
penghormatan jasanya. Ia dianugrahi gelar nasional
pada 3 November 2006.
Cokroaminoto
 Raden Haji Umar Said Cokroaminoto, lahir di Ponorogo,
Jawa Timur, tahun 1883.
 Perannya:
a. mengusulkan pengubahan nama Sarekat Dagang
Islam menjadi Sarekat Islam;
b. menjadi perwakilan SI dalam Volksraad.
c. melakukan perlawanan melalui aktivitas di
organisasi SI dan tulisannya dalam surat kabar-surat
kabar
 Cokroaminoto wafat pada 17 Desember 1934 di
Yogyakarta. Ia mendapat julukan “De Ongekroonde van
Java” atau “Raja Jawa tanpa Mahkota” dari pemerintah
kolonial karena pengaruhnya yang besar.
D r. S u t o m o

 Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888.


 Perannya:
a. menjadi ketua organisasi Budi Utomo;
b. mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) pada 11 Juli 1924, kemudian berganti
nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia pada 11 Oktober 1930;
c. mendirikan surat kabar harian Soeara Oemoem dan mingguan Penyebar
Semangat.
 Kondisi kesehatan Sutomo menurun dan ia wafat pada 30 Mei 1938.
H. Samanhoedi

 Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1878.


 Perannya:
a. membentuk perkumpulan Mardi Budi (cikal bakal Sarekat Dagang Islam);
b. menjadi ketua Sarekat Dagang Islam, yang kemudian berubah nama menjadi
Sarekat Islam yang diketuai Cokroaminoto.
 Samanhudi wafat pada 28 Desember 1956 di Klaten.
Ki Hajar Dewantara

 Memiliki nama asli Suwardi Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.
 Perannya:
a. aktif menulis dalam surat kabar, seperti Midden Java di Yogyakarta dan De Expres di
Bandung. Ia mengkritik Belanda lewat tulisannya berjudul “Als Ik een Nederlander
was”;
b. menjadi anggota Sarekat Islam;
c. mendirikan Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo;
d. mendirikan perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922.
 Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta.
E . F. E . D o u w e s D e k k e r
 Lahir di Pasuruan, Jawa Timue, pada 8 Oktober 1879.
 Perannya:
a. menerbitkan majalah Het Tijdschrift pada 1910 dan De expres pada 1 Maret 1912
sebagai wadah perjuangan mengkritik pemerintah kolonial;
b. mendirikan Indische Partij yang memperkenalkan istilah “Indie voor Indiers”;
c. mendirikan sekolah Ksatrian Instituut.
 Douwes Dekker wafat pada 28 Agustus 1950.
Bagian 3

Masa Proklamasi dan

Mempertahankan Kemerdekaan
Soekarno
 Lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.
 Perannya:
a. terlibat dalam beberapa organisasi, seperti Tri Koro
Dharmo, Algemeene Studie Club (ASC), Partai
Nasional Indonesia, dan Partindo;
b. menjadi ketua Panitian Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI);
c. Proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945;
d. Menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.
Mohammad Hatta
 Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 12 Agustus
1902.
 Perannya:
a. terlibat dalam beberapa organisasi, seperti Jong
Sumatranen Bond (JSB) dan Indische Vereniging
yang menjadi Perhimpunan Indonesia;
b. Proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945;
c. menjadi Wakil Presiden pertama Republik
Indonesia;
d. pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi
Meja Bundar (KMB).
 Moh. Hatta wafat pada 14 Maret 1980.
Sutan Syahrir
 Lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada 5 Maret 1909.
 Perannya:
a. menjadi anggota Partai Nasional Indonesia.
b. memimpin Gerakan Bawah Tanah pada masa pendudukan Jepang di Indonesia;
c. Pasca merdeka, ia memimpin Kabinet Syahrir I, II, dan III;
d. menjadi penasihat Sukarno dan membentuk Partai Sosialis Indonesia (PSI);
e. pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).
 Sutan Syahrir meninggal di Swiss saat melakukan pengobatan penyakitnya pada 9 April
1966.
Ahmad Soebardjo
 Lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, pada 23
Maret 1896.
 Perannya:
a. terlibat dalam beberapa organisasi, seperti Jong
Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di
Belanda;
b. menengahi golongan pemuda dan golongan tua
dalam Peristiwa Rengasdengklok;
c. pasca kemerdekaan, ia menjadi Menteri Luar
Negeri tahun 1945 dan 1951-1952.
d. Duta Indonesia di Swiss tahun 1957-1961.
 Ahmad Soebardjo wafat pada 15 Desember 1978 di
Kebayoran Baru akibat penyakit komplikasi.
Sukarni Kartodiwiryo

 Lahir pada 14 Juli 1916.


 Perannya:
a. terlibat dalam usaha mencapai kemerdekaan pada
Peristiwa Rengasdengklok;
b. mendirikan Partai Murba dan menjadi ketuanya.
Sayuti Melik
 Memiliki nama asli Mohammad Ibnu Sayuti, lahir 22 November 1908, di Sleman,
Yogyakarta.
 Perannya:
a. mendirikan surat kabar Pesat di Semarang yang aktif mengkritik pemerintah kolonial;
b. menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI);
c. terlibat dalam peristiwa sekitar proklamasi dengan menjadi pengetik naskah
proklamasi;
d. menjadi anggota KNIP dan anggota DPR tahun 1971-1977.
 Sayuti Melik wafat pada 27 Februari 1989.
B. M. Diah

 Memiliki nama asli Burhanuddin.


 Perannya:
a. aktif dalam dunia jurnalis dan mendirikan Pertjatoeran Doenia;
b. terlibat dalam usaha menyebarkan proklamasi dengan merebut percetakan
Jepang Djawa Shimbun yang menerbitkan Asia Raja;
c. mendirikan Harian Merdeka;
d. pasca kemerdekaan menjadi duta besar untuk Cekoslowakia dan Hongaria
tahun 1959;
e. pada tahun 1968, diangkat menjadi menteri penerangan.
Supriyadi
 Lahir pada 13 April 1925 di Trenggalek, Jawa Timur.
 Perannya:
a. Menjadi anggota PETA yang menentang praktik
romusha;
b. Memimpin pemberontakan terhadap pemerintahan
Jepang di Blitar pada 14 Februari 1945.
 Pascapemberontakan, keberadaan Supriyadi tidak
diketahui apakah masih hidup atau tewas dalam
pertempuran.
Jenderal Sudirman
 Lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916.
 Perannya:
a. menjabat sebagai Daidanco (komandan batalion) PETA di Banyumas. Setelah PETA
dibubarkan, ia membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) daerah Banyumas;
b. menjadi komandan resimen dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), memimpin
pertempuran Ambarawa, dan menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal;
c. Pada agresi militer II, ia memimpin perang gerilya dalam keadaan sakit.
 Wafat pada 29 Januari 1950 di Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai