DISUSUN OLEH :
ETIKA VINATA LESTARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan untuk dapat menyelesaikan
karya ilmiah berjudul “Pendidikan Karakter Siswa” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa
adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk pemenuhan tugas Latihan Kepemimpinan
Kader Tapak Suci (LKPTS) yang diselenggaran oleh Pimda 055 Kabupaten Karanganyar. Penulis
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau, penulis dapat menyelesaikan karya
imiah ini.
Dalam karya ilmiah ini kami memaparkan bagaimana pentingnya ilmu beladiri di Indonesia yang
sangat berperan serta untuk membangun bangsa Indonesia menjadi lebih maju baik dari segi
kebudayaa. Sebuah anugerah luar biasa bagi bangsa dengan penuh keberagaman, maka dari itu
dengan unsur kebeagaman ini kita berjuang bersama menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih
baik kedepannya.
Kami dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kritik dn saran sebagai masukan bagi kami kedepan dalam pembuatan
karya ilmiah sangatlah berarti. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf bila ada kata-kata
dalam penyampaian yang kurang berkenan. Sekian dan terima kasih.
Karanganyar, 8 Maret 2021
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pokok Permasalahan
Penumbuhan karakter mulia siswa dalam proses pendidikannya mengalami berbagai tantangan dan
rintangan. Perilaku penyimpangan dan kekerasan dari hari ke hari semakin meningkat di sekitar
anak. Baik dpalam bentuk fisik maupun non fisik dalam berbagai bentuk, bisa langsung dalam
pergaulan sehari-hari dan bisa tidak langsung melalui media massa. Ironisnya, remaja Indonesia
tidak saja menjadi korban penyimpangan sosial tetapi pada lain kesempatan itu menjadi pelaku
kekerasan. Begitu banyak pemberitaan media massa dalam beberapa kasus sadis melibatkan
pelaku remaja.
Realitas remaja masa kini membuat miris banyak pihak lebih utamanya orangtua mereka.
Bagaimana tidak, tindak anarkis dan tidak bermoral remaja menjadi ciri-ciri runtuhnya sebuah
peradaban bangsa. Thomas Lickona (Ratna Megawangi, 2004), para pendidikan dari Corland
University Amerika menyebutkan ciri-ciri kebangkrutan sebuah bangsa. Tanda-tanda tersebut antara
lain (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang
buruk; (3) pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan; (4) meningkatnya perilaku
merusak diri, seperti narkoba, minuman keras, seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral
baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua
dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; (9) membudayanya
ketidakjujuran; dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Tanda-tanda kemirisan remaja tersebut sudah sangat terasa bisa dijumpai dikalangan remaja-
remaja di Indonesia. Apa jadinya bangsa ini jika patalogi sosial remaja tersebut dibiarkan tanpa ada
solusi penyelamatan. Tapak Suci sebagai beladiri yang lahir dan tumbuh di Indonesia memiliki
kepentingan besar dalam membantu mengatasi problematika dekadensi moral remaja Indonesia.
Siswa Tapak Suci berkarakter masa depan Islam dan bangsa Indonesia berkembang dengan baik.
Namun demikian muncul pertanyaan menyangkut peran strategis Tapak Suci Putera
Muhammadiyah :
1. Apakah nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah
?
2. Seperti apa konsep pendidikan beladiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah ?
3. Bagaimana peran Tapak Suci dalam pendidikan karakter siswa ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu yang dituangkan dalam Tapak Suci berdasarkan pada kecepatan dan ketepatan, sehingga di
Perguruan Tapak Suci tidak diajarkan mantera-mantera, lelaku, puasa khusus untuk mencapai ilmu
tertentu dan sebagainya, tapi semua ilmu yang diajarkan selama ini adalah ilmu yang berdasarkan
pada rasio. Adapun tinggi rendahnya kemampuan siswa maupun anggota Tapak Suci berdasarkan
pada ketekunan individu tersebut.
Dasar keilmuan Tapak Suci sudah jelas adanya, yaitu tidak akan lepas dari sifat manusia sebagai
kalifatullah di bumi, serta yang tidak pernah lepas dari Al-Qur'an dan Sunah Rasul. Dengan
kenyataan tersebut sumber keilmuan Tapak Suci lebih dititik beratkan kepada pengertian manusia
sebagaimana pengertian yang dikandung Al-Qur'an serta tanggung jawabnya sebagai hamba Nya
untuk selalu beramar ma'ruf dan bernahi mungkar, serta menjauhkan dirinya dari perbuatan syirik
yang tercela. Dan pada hakekatnya beladiri Tapak Suci adalah beladiri yang didasari pada
penggunaan kecepatan, ketangkasan, Rasio, Iman serta Ketakwaan.
Secara umum, materi keilmuan beladiri untuk siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah
sebagai berikut :
I. TRADISI TAPAK SUCI
1. Sikap Hormat
2. Sikap Duduk
3. Berdoa
4. Cara Memakai Sabuk
5. Sikap Awal
6. Salam Perguruan
III. HINDARAN
* Lima Bentuk Hindaran
IV. JURUS DASAR
* 24 Jurus Dasar
V. KELOMPOK JURUS DASAR
* 13 Kelompok Jurus Dasar
VI. JURUS PERMAINAN
* Delapan Jurus Permainan
VII. PERMAINAN SENJATA
* Pegangan
* Putaran
* Jurus Dasar
* Kelompok Jurus Dasar
VIII. TEKNIK PRAKTIS
* Segi Praktis Tangan Kosong
* Segi Praktis Bersenjata
ix. sabung terikat
x. sabung bebas
Ikrar anggota Tapak Suci Putera Muhammdiyah tersebut mengandung nilai-nilai karakter yang mulia
bagi anggota beladiri tersebut. Makna yang mendalam terlihat dalam ikrar poin keenam, yang
merupakan motto perguruan beladiri ini yaitu Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa
iman dan akhlak saya menjadi lemah. Laa hawla wa laa kuwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiim
Tapak Suci sebagai ilmu beladiri Indonesia berada di bawah naungan Muhammadiyah memiliki dua
kekuatan “jimat”. Jimat tersebut adalah kekuatan iman dan akhlak sebagai moto perguruan pencak
silat asal Yogyakarta tersebut. Secara lengkap Tapak Suci menuliskan, “Dengan iman dan akhlah
saya menjadi kuat. Tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah.”
Bagi banyak orang yang mengerti tentang hakekat iman dan akhlak dalam kehidupan ini akan dibuat
heran terhadap Tapak Suci yang memposisikan keduanya menjadi istimewa dalam motto
beladirinya. Tidak sedikit pada perguruan lain, sumber kekuatan perguruan terletak pada sesuatu
yang fisik dan keduniaan. Mengapa iman dan akhlak menjadi sesuatu istimewa bagi perguruan
beladiri Tapak Suci?
MAKNA IMAN
Iman menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah, Iman
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Secara terminologi iman adalah pengucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, pengamalan
dengan anggota tubuh, bertambah dengan melaksanaan ketaatan dan berkurang dengan
melaksanakan kemaksiatan.
Perwujudan iman harus dilakukan secara seimbang dan berkelanjutan. Tidak saja diyakini dan
dibenarkan dalam hati terhadap kesaksian Allah dan Rosul-Nya melalui kalimat syahadat, tetapi
juga harus diucapkan sebagai bentuk ikrar kepada masyarakat. Kesaksian publik diperlukan sebagai
pengakuan banyak orang terhadap keimanan seseorang yang kemudian keimanan tersebut harus
terlihat dalam perbuatan kita.
Sebagai contoh dalam hidup berumah tangga, misalnya, rasa cinta dan kasih sayang harus
ditunjukan melalui keyakinan dalam hati, diucapkan dan dibuktikan kepada pasangan hidup kita.
Sangat diragukan jika seorang suami mengaku dia sayang kepada keluarganya, namun dia tidak
mau bekerja mencari nafkah hidup bagi keluarganya.
Keimanan seseorang harus dipupuk melalui pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman. Iman
kepada Allah Swt, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Rosul-Rosul Allah, kepada
hari akhir dan iman kepada Qada dan Qadar. Yang menarik, beragam iman kepada kitab-kitab dan
rosul-rosul Allah menegaskan kepada manusia agar kita jangan melupakan sejarah masa lalu
sekalipun kita hidup dengan kitab dan rosul yang berbeda.
Allah Swt berfirman dalam Surat An Nisa Ayat 136 : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al Qur'an) yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh.”
HAKEKAT AKHLAK
Menurut Imam Al Ghazali adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa telalu banyak pertimbangan dan
pemikiran yang lama. Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa yang namanya akhlak itu
adalah dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan, dan timbul dengan
sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu (otomatis).
Dalam pandangan agama Islam, akhlak memiliki tempat yang tinggi dan kedudukan yang terhormat.
Pujian tertinggi al-Qur`an untuk Rasulullah Saw. adalah: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung” (QS. al-Qalam/68: 4). Dalam hadist Nabi Muhammad Saw
disebutkan : “Sesunggguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.
al-Bukhârî).
Pada bagian lain, Allah Swt berfirman : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (al-Hujuraat: 13).
Makna taqwa adalah salah satu hal yg sangat penting yang meliputi tiga aspek dalam aktifitas
kehidupan sehari-hari yaitu (a) moral, (b) karakter, (c) tingkah laku, dan (d) ekonominya. Kebagusan
akhlak inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti binatang, tumbuhan
bahkan syetan, iblis dan jin.
DUA KORELASI
Buah manis dari kekuatan keimanan tersebut adalah lahirnya akhlak mulia. Semakin kuat iman
seseorang maka semakin bagus akhlak yang dimilikinya. Dengan kekuatan iman, maka seorang
muslim tidak memiliki rasa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah Swt. “La ilaha illallah” tiada
tuhan selain Allah. Kalima thoyibah tersebut merupakan cermin puncak kekuatan iman seorang
muslim, seperti yang dituliskan dalam sebuah hadist Nabi Saw :
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi
adalah perkataan LÂ ILÂHA ILLALLÂH, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri
(gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman.” (H.R Muslim).
Riwayat lain menegaskan betapa istimewanya akhlak mulia yang harus dimiliki manusia. Dari
Aisyah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. Barsabda: “Sesungguhnya orang mukmin
dengan budi pekerti yang baik, dapat mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan selalu salat
malam.: (H.R. Abu Daud).
Iman dan akhlak bagaikan dua sisi uang logam, dwi tunggal. Keduanya menyatu saling melengkapi
dan berhubungan. Dengan keimanan seorang muslim memiliki kepatuhan kepada Sang Khalik
secara totalitas. Tiada rasa takut terhadap makhluk lainnya jika kita merasa benar. Efeknya aura
akhlak mulia akan terpancar dalam kehidupan sehari-hari sehingga tetap berlaku sopan dan santun.
Iman dan akhlak membangun jiwa manusia dalam hablum Habluminallah (hubungan dengan Allah
Swt) dan Habluminannas (hubungan sesama manusia).
Dengan konsep keilmun Tapak Suci tersebut sangat mungkin akan membentuk karakter siswa.
Penyebab pokok perubahan perilaku seseorang, menurut aliran behaviorisme, akibat adanya
stimulus. Stimulus dalam pembelajaran yang dimaksudkan adalah operant conditioning yang
dibentuk melalui materi bahasan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pembelajar
mengembangkan perilaku seperti yang dikehendaki dalam tujuan belajar (Hamzah B Uno, 2008).
Dalam pandangan aliran ini, perilaku merupakan sebuah proses dari pengalaman dari belajar
kemudian melahirkan pengetahuan dan berpengaruh pada perilaku yang baru.
Behaviorisme melihat manusia pada awal lahir tidak memiliki warna mental, karena hal itu akan
dibentuk oleh pengalaman hidup individu tersebut. Dalam khazanah Islam disebut fitrah.
Pengalaman adalah satu-satunya jalan memiliki pengatahuan. Pengalaman indrawi atau perilaku
masa lalu menentukan perilaku manusia, kepribadiannya dan temperamennya. Pengalaman yang
berulang-ulang tersebut dalam istilah behaviorisme adalah conditioning (pelaziman atau
pembiasaan). Pembiasaan ini akan terus terjadi ketika adanya perangsang pembiasaan atau
conditioned stimulus. (B.R Hergenhahn dan Matthew H. Olson, 2008, Mahmud, 2010).
Albert Bandura, psikolog sosial yang dekat dengan behaviorisme menjelaskan (dalam Mahmud,
2010), yang membentuk perilaku individu tidak hanya pelaziman. Menurutnya, ada proses lain yang
dapat mempengaruhi perilaku manusia, misalnya, hukuman dan ganjaran. Jika kreatifitas anak didik
selalu dihargai (diganjar), ia akan sering melakukannya. Sebaliknya apabila kreatifitas anak didik
dicela ia akan menahan diri dari tindakan tersebut, walaupun ia memiliki kemampuan untuk
melakukannya. Pada bagian lain Bandura menambahkan, dalam belajar terjadi karena peniruan dari
anak terhadap orang di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
Tapak Suci Putera Muhammadiyah sebagai perguruan pencak silat berbasis Islam memiliki peran
penting dalam pembentukan karakter siswa. Karakter mulia yang mengakar kuat pada siswa pada
gilirannya nanti akan menjadi generasi tanggung umat Islam. Proses pembentukan karakter siswa
Tapak Suci tidak lepas dengan konsep, tradisi, materi dan keilmuan beladiri yang dimiliki Tapak
Suci. Implementasi tersebut dilakukan secara terus menerus, sistemik dan masif kepada peserta
didik Tapak Suci khususnya di lembaga pendidikan formal.
Tantangan kegiatan Tapak Suci dalam pendidikan formal kedepan adalah bagaimana model,
metode dan pendekatan pembelajaran pencak silat harus bisa adaptasi dengan kurikulum nasional
yang sudah ada. Hal ini perlu mengingat ada beberapa sisi perbedaan dalam pendekatan metode
pembelajaran beladiri dengan pembelajaran mata pelajaran umumnya. Namun demikian sebagai
sebuah kurikulum Tapak Suci bisa diharapkan sebagai instutusi yang mampu mencentak karakter
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Goleman, 1995, Emotional Intelligence; Why It Can Matter More than IQ. New York: Bantam
Books.
B.R Hergenhahn dan Matthew H. Olson, 2008, Theories of Learning (Teori Belajar), Kencana
Prenada, Jakarta.
Ratna Megawangi, 2004, Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa,
Indonesia Heritage Foundation, Jakarta.
Deny Rochman, Jimat Kekuatan Tapak Suci, Makalah Al Islam disampaikan dalam Ujian Kenaikan
Tingkat (UKT) siswa Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kab. Cirebon di SMK Farmasi
Muhammadiyah 1 Cirebon pada Selasa-Rabu, 8-9 Maret 2016.
M. Barie Irsyad, Keilmuan Seni Beladiri Tapak Suci Sebuah Tinjauan Singkat, makalah
disampaikan pada acara Sarasehan Tapak Suci, 13 Agustus 1991 di Gedung Bina Manggala -
Yogyakarta