PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pencak silat yang merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas
tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni
beladiri pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing.
Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun
mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian
bangsa Indonesiayang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini
belum ada naskah atau himpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang
disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi
pengembangan yang lebih teratur.
banyak aliran atau perguruan pencak silat di nusantara yang selalu menghubungkan
pencak silatnya dengan nilai spiritual dibelakangnya. Boleh jadi hal ini bukan hal baru,
karena di Cina, negeri tempat berasalnya wushu, kung fu atau apapun namanya, juga selalu
dihubungkan dengan nilai spiritual dibelakangnya.
Tapak Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas
yang bisa menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan melalui proses
panjang dalam akar sejarah yang dilaluinya.
B Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud tapak suci?
2 Bagaimana sejarah tapak suci?
3 Apa saja kategori tingkatan tapak suci?
4 Bagaimana anggaran dasar tapak suci?
C Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud tapak suci
2 Untuk mengetahui sejarah dari tapak suci
3 Untuk mengetahui kategori tingkatan tapak suci
4 Untuk mengetahui anggaran dasar tapak suci
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Arti lambang
2
Terbuka memiliki makna kejujuran.
Berjari rapat menyimbolkan keeratan.
Ibu jari tertekuk menyimbolkan kerendahan Hati.
Sinar matahari kuning memiliki makna Putera Muhammadiyah.
Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama Tapak Suci, yang mengandung arti:
Aliran Tapak Suci adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari
syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak
tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-
Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.
Perguruan Tapak Suci adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari
tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman (baca : Sironoman),
dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina
pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang
luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan
negara.
Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH. Syuhada, yang kemudian
diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga
disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja
3
telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim
berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari
Tanah Suci, menikah dengan puteri KH. Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok
Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi
buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok
Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain Achyat adik
misan Ibrahim, M. Yasin (adik kandung), dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran
Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren
Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar KH.
Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan menerima murid.
Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal dengan nama Cikauman.
Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar
A. Dimyati.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan
lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib
dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata
khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.
Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad
untuk mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman,
4
Seranoman dan Kesegu). Perguruan Tapak Suci berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman,
Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah Djarnawi Hadikusumo.
Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-
daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang
berada di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat
Muhammadiyah diketuai oleh KH Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima menjadi organisasi
otonom Muhammadiyah. Nama perguruan menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah,
disingkat Tapak Suci.
Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatera Selatan, Jakarta, dan
Sumatra Barat. Kini Tapak Suci telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan
Mesir.
Pendekar Besar Chusnan David Jurus harimau perguruan Tapak Suci diciptakan oleh
pendekar besar Chusnan David. Pada tahun 1992 sebagai amanah dari pendekar Besar Barie
Irsjad.
Pendekar Besar Chusnan David lahir di Surabaya pada tahun 1945. Beliau sebelum
masuk menjadi anggota Tapak Suci. Beliau adalah anggota perguruan Silat Lembaga Seni
dan Budaya Indonesia pada tahun 1965, yang kini lebih dikenal menjadi perguruan silat
Perisai Putih. Pendekar Chusnan David juga pernah belajar di Perguruan SH Terate. Namun
dengan alasan akidah beliau tidak melanjutkan bergabung dengan SH Terate. Selain belajar
Silat Pendekar Silat Pendekar Chusnan David juga pernah belajar Judo dan Jujitsu.
5
Salah seorang yang mendapat kepercayaan untuk melatih Pemuda Muhammadiyah
Surabaya Utara adalah Agus Tcik. Pembinaan dan latihan bela diri dilaksanakan pada akhir
tahun 1961, bertempat di Madrasah al Mufidah (Masjid Taqwa), Jl. Kampung Baru Nur
Anwar Gang I (sekarang Jl. Kalimas Udik), Surabaya. Sangatlah disayangkan kemudian,
karena latihan dan pembinaan yang baru berjalan seumur jagung tersebut tidak dilanjutkan,
karena Agus Tcik – sehubungan dengan tugasnya – pindah ke Sulawesi. Namun demikian,
Agus Tcik telah berhasil menanamkan dasar-dasar bela diri kepada para anggota Pemuda
Muhammadiyah Surabaya Utara. Dengan pindahnya Agus Tcik, segala kegiatan bela diri
dalam lingkungan Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara menjadi sama sekali berhenti,
yang tersisa adalah semangat untuk tetap mempertahankan Agama Islam dan segala macam
upaya untuk melawan rongrongan yang senantiasa dilancarkan oleh PKI.
Pada awal tahun 1963, Madrasah Al-Mufidah mendapatkan seorang ustadz alumni
dari Muallimin Yogyakarta – yang juga merupakan seorang pelatih bela diri – nama beliau
adalah M. Yazid. Melihat kenyataan bahwa kegiatan Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara yang sedang lesu, padahal semangat Pemuda Muhammadiyah Surabaya Utara untuk
berlatih bela diri sangat besar, maka dengan dasar berupa naluri bela diri yang didukung oleh
wawasan berorganisasi yang cukup luas, beliau merasa terpanggil untuk menggalang kembali
latihan bela diri dalam sebuah wadah organisasi. Atas dukungan ikhlas dari K.H. Ainur Rofiq
Mansyur, maka dibentuklah sebuah Organisasi Bela Diri Pemuda Muhammadiyah Surabaya
Utara dengan nama: TUNAS MELATI.
6
pemuda bernama Alimun ( pesilat dari pencak Tradisional jawa). Alimun diuji dan lulus
memenuhi kualifikasi menjadi partner Silat Chusnan David.
Dalam ajang PORSENI pasangan Chusnan David dan Alimun berhasil meraih
predikat sebagai Juara I untuk semua jenis kategori lomba Pencak Silat, “Kembangan Tangan
Kosong dan bersenjata”, juga Juara I berpasangan dengan Alimun untuk jenis “Berpasangan
Tangan Kosong”.
Karena Kesibukan M. Yazid telah memaksa beliau untuk mengundurkan diri sebagai
pelatih Tunas Melati. Sehingga sangat disayangkan upaya-upaya yang telah dirintis oleh M.
Yazid untuk membentuk sebuah organisasi yang lebih berkembang, ternyata tidak bisa diikuti
oleh beliau.
7
rapat yang dibayangi oleh todongan senjata api dari oknum-oknum pada saat itu yang
merupakan antek PKI.
Hingga pada akhirnya beliau diberikan amanat oleh Pendekar Besar Barie Irsjad
untuk melengkapi kurikulum keilmuan di Tapak Suci. Pendekar Chusnan David menciptakan
Jurus Harimau. Dalam kurun waktu 1 - 2 bulan Jurus Harimau 1 dan 2 tersusun. Jurus
Harimau karya dari Pendekar Chusnan David bersifat agresif dan mematikan. Tidak
memberikan kesempatan lawan untuk menyerang kembali. Gerakan Jurus Harimau banyak
diadopsi dari gerakan Judo dan Jujitsu sehingga Jurus Harimau tersaji dengan kombinasi
yang menarik antara Ilmu Silat, Judo dan Jujitsu di dalamnya.
Menurut pendekar Chusnan David, manusia berlatih ilmu beladiri bertujuan untuk
mencapai ketajaman reflex action dan reflex automatic action dalam mempertahankan diri.
Karena pada dasarnya manusia sudah memiliki insting (naluri) dan intuisi membeladiri sejak
lahir ketika manusia mendapatkan suatu ancaman. Manusia memiliki 4 “in” yang harus
dipahami ; Inisiatif, intuisi, insting, inspirasi. Ukuran kemampuan beladiri seseorang tidak
bisa diukur dari berapa lamanya latihan. Tapi yang menjadi ukuran adalah seberapa intensif
seseorang itu berlatih.
Pesan dari pendekar Chusnan David. “Berlatihlah untuk mencari ilmu dan beramalah
dengan ikhlas tidak untuk mencari jabatan. Karena Semakin tinggi ilmu yang kita miliki akan
menjadikan kita merasa semakin tidak banyak ilmu yang kita ketahui.... Gelar
Pendekar tidak perlu dikejar karena gelar pendekar adalah anugrah. Sejatinya pendekar
adalah orang yang telah berjasa pada masyarakat".
Ismail Navianto bukanlah orang sembarangan. Selain bergelar doktor Ilmu Hukum,
dosen FH UB (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) ini juga pendekar silat nasional yang
juga pencipta jurus merpati di perguruan silat tapak suci.
8
Sosok Ismail Navianto terlihat gagah meski umurnya sudah 61 tahun. Gerak tubuhnya juga
lincah. Itu terlihat saat dia berbincang gayeng dengan Jawa Pos Radar Malang di ruang dosen
FH UB, Senin (3/10). Kondisi itu pas dengan statusnya sebagai pendekar silat.
Sejurus kemudian, perbincangan kami mulai mengarah ke tema utama yaitu soal
persilatan yang selama ini digeluti Ismail. Dia mengatakan, sebelum belajar bela diri pencak
silat, terlebih dahulu menggeluti olahraga judo dan kungfu pada tahun 60-an. Yaitu ketika
dia berumur 7 tahun hingga masuk SMP.
Setelah masuk SMP pada 1969 silam, Ismail pindah ke olahraga bela diri tapak suci.
Karena di sekolahnya ada ekstrakurikuler silat tapak suci.
Sejak masuk tapak suci, dia rutin berlatih di Gedung KNPI (Komite Nasional Pemuda
Indonesia) di Jl Kawi. ”Sejak masuk tapak suci, selama 10 tahun saya tidak pernah berhenti
latihan di gedung KNPI,” kenang suami Handayani Asriningpuri tersebut.
Untuk mendalami ilmu silat tapak suci, Ismail juga berlatih ke sejumlah pendekar di
Jawa Timur. Dia sowan ke rumah para pendekar tapak suci di Jember. Di sana, dia belajar
kepada Pendekar Besar Nizam Firdaus, Pendekar Besar (alm) Hadji Syeh, dan Pendekar
Besar (alm) Buchori Achmad (pencipta jurus lembu).
Selain berguru ke Jember, dia juga belajar kepada Pendekar Besar Hamid di
Mojokerto dan Pendekar Besar Kusnan David di Surabaya, pencipta jurus harimau. ”Dari
belajar ke sejumlah pendekar besar itu, saya dipercaya menjadi pelatih tapak suci pertama di
Malang pada 1979,” kata pria yang menempuh program Magister Hukum di Unair
(Universitas Airlangga) Surabaya itu.
Sepak terjang Ismail pada tahun 70-an rupanya terlihat PP (Pimpinan Pusat) Tapak
Suci. Maka pada 1980, dia ditugaskan menciptakan jurus merpati. ”Tiba-tiba ada kabar dari
PP yang meminta saya menciptakan jurus merpati. Mungkin karena ada pengamatan, kira-
kira gerak (kuda-kuda) saya dianggap cocok untuk mengambil alih jurus ini. Sebelum itu
memang saya aktif di sarasehan Pendekar Nasional yang diselenggarakan setiap tahun,” jelas
pendekar yang kini tinggal di Perum Griya Shanta Blok A 107 ini.
9
Maka, pada tahun itu juga dia mulai menciptakan jurus merpati. Dalam jurus itu,
Ismail menggabungkan gerakan di judo, kungfu, serta tapak suci yang pernah dipelajari.
Selain itu, dia juga mengamati gerakan burung merpati.
Dari situlah kemudian lahir jurus merpati yang kini resmi menjadi jurus di tapak suci
secara nasional. Menurut dia, di tapak suci ada 8 jurus yang diperagakan. Yaitu jurus katak,
naga, mawar, ikan terbang, rajawali, lembu, harimau, dan merpati. ”Dari semua jurus itu,
jurus merpatilah yang paling sulit,” kata pria kelahiran 12 Februari 1955 ini.
Alasannya, jurus ini membutuhkan keleturan gerak tubuh dan kekuatan kuda-kuda. Itu
merupakan gerakan untuk memperkokoh atau memperkuat posisi berdiri di saat melakukan
penyerangan maupun tangkisan terhadap lawan. Kesulitan jurus merpati terdapat pada
kelincahan gerak dan menghindari serangan sambil membalas menyerang (egosan).
Sebagaimana burung merpati yang cenderung menghindar dan mengurangi benturan. Dengan
filosofi burung merpati, jurus ini cocok digunakan perempuan sebagaimana penggunaan
kipas (lincah). ”Ya jinak-jinak merpati seperti itu,” tutur pria yang juga menjadi Dewan Guru
Tapak Suci Nasional ini.
Sementara itu, untuk prestasi di pencak silat, bapak tiga anak ini sudah tidak ingat
jumlahnya karena cukup banyak. Sejak 1970-an, dia sudah menjuarai pertandingan IPSI
(Ikatan Pencak Silat Indonesia) Jatim. Lalu di event Tapak Suci Nasional, dia juga langganan
juara. Selain itu, Ismail juga berhasil mengantarkan Kontingen Malang menjadi juara umum
pada 1978 silam dalam event nasional Tapak Suci di Jakarta.
Sebagai guru besar, sudah banyak siswa dan kader tapak suci berguru kepada
pendekar merpati ini. Di antara murid di perguruannya, ada yang menyabet medali perunggu
dalam PON (Pekan Olahraga Nasional) 2016, cabang olahraga pencak silat kelas E putra,
namanya Agung Soebarkah. ”Dia anak Malang, tapi jadi wakil Sumatera Selatan,” kata dosen
Hukum Pidana UB tersebut.
Seiring berjalannya waktu, muridnya di tapak suci, lanjut dia, sudah banyak dimintai
melatih di luar negeri. Belgia, Jerman, dan Mesir sudah mempunyai sekretariat pencak silat
itu.
10
Sebagai pencetak pesilat hingga pendekar, Ismail masih terus mengikuti
perkembangan. Bahkan, dia sempat membuat private laboratorium untuk mengembangkan
ilmu silat tapak suci. ”Saya terus menganalisis setiap gerakan dalam pencak silat,” ujar
alumni program doktor Hukum UB ini.
Meski sejak 1984, Ismail telah menjadi dosen FH UB, dia tak pernah sekalipun
meninggalkan pencak silat. Memang tak banyak pesilat atau bahkan pendekar yang sampai
melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang paling tinggi. Namun baginya, pendidikan
merupakan tugas utama untuk mencerdaskan masyarakat.
Sementara itu, ditanya hubungan ilmu hukum dan pencak silat, dia mengatakan,
pelajaran yang sama yaitu membangun disiplin dan moral, kehidupan, dan juga bela negara.
”Kalau jurus merpati tidak ada kaitannya, tapi kalau bela diri itu sangat erat dengan hukum
dan undang-undang,” katanya.
Untuk itu, dia terus berjuang dalam dunia pendidikan. Dia tidak ingin siswa tapak
suci meninggalkan pendidikannya untuk sekadar latihan pencak silat.
Selain itu, hingga saat ini meski sibuk sebagai dosen, dia terus mengikuti pertemuan
tiga bulanan Dewan Pendekar IPSI Jatim. Melalui program tersebut, dia bisa melihat
perkembangan pencak silat tanah air. ”Melalui dewan guru, semua pendekar terus mencoba
dan mencari kurikulum yang diterapkan pada anak-anak,” jelas Ismail.
Saat ini Ismail menjadi pembina Tapak Suci Malang Raya. Selain itu, dia menjabat
ketua Dewan Guru Tapak Suci Pusat. Dialah salah satu sumber keilmuan Tapak Suci Malang
Raya yang hingga saat ini terus aktif memerhatikan kurikulum nasional dan kurikulum lokal
pencak silat.
Selain di internal tapak suci, dia juga pernah menjabat Majelis Pakar IPSI Jatim.
”Sekarang saya juga menjadi ketua V Pengurus Besar IPSI Pusat,” ujarnya.
Sebagai bagian dari kebudayaan, pencak silat, kata dia, harus dilestarikan. Kota
Malang sebagai salah satu sumber pencak silat yang menjadi jujukan para siswa pencak silat
ikut berlatih di Kota Bunga ini. Tak ayal, atlet binaannya sudah sering kali menjuarai event
bela diri pencak silat. ”Bahkan, ada siswa kami bernama Suci Kurnia yang meraih juara 3
dalam Pencak Silat World Championship di Malaysia pada 1997 lalu,” katanya
11
C Kategori Tingkatan
1 Siswa
2 Kader
3 Pendekar
4 Jurus
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada awalnya diberi nama dengan
nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-
jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa
mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini
mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan
12
tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan
budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
1. Jurus Mawar
2. Jurus Katak
3. Jurus Naga
4. Jurus Ikan
5. Jurus Lembu
6. Jurus Rajawali
7. Jurus Merpati
8. Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata,
baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap Awal,
yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus.
b Serangan Kaki
13
5. Benturan Harimau
6. Kibasan Harimau
c Serangan Jatuhan
1. Terkaman Harimau
2. guntingan
3. bantingan kedalam
4. bantingan keluar
d Tangkisan
e Pola Langkah
1. Langkah Paku-Paku
2. Langkah Segi Tiga
3. Langkah Segi Empat
f Senjata
Senjata khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna)[1], yang
diciptakan oleh Pendekar M. Barie Irsjad, belafaz "Muhammad". Sebagai perguruan
yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, Tapak Suci merupakan perguruan
pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata
14
ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota Tapak Suci
di pusat maupun di daerah.
1. Organisasi ini adalah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Pencak Silat bernama
TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH disingkat TAPAK SUCI.
2. TAPAK SUCI ber-AQIDAH ISLAM bersumber pada AL-QUR’AN dan As-
Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada dibawah…..Muhammadiyah sebagai organisasi
otonom.
3. TAPAK SUCI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 10 Dulhijah 1383 Hijriah
bertepatan dengan 31 Juli 1963 ….. waktu yang tidak ditentukan.
4. Pimpinan pusat TAPAK SUCI berkedudukan di Yogyakarta …..
15
c Struktur Organisasi
Ditingkat Pimpinan Pusat dibentuk Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO)
MPO diangkat dan disahkan oleh Tanwir
Fungsi dan tugas MPO adalah :
1. Memberikan nasehat kepada pimpinan Organisasi baik diminta maupun tidak
2. Memberikan pertimbangan dan evaluasi pelaksanaan program organisasi
3. Menyelesaikan masalah yang terjadi dalam tubuh organisasi yang tidak dapat
diselesaikan oleh Pimpinan Pusat TAPAK SUCI
TAPAK SUCI bergerak dalam wilayah Negara Indonesia dan perwakilan di Luar
Negeri, dengan tingkatan sbb :
16
Islam dan Rukun Iman, serta mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan
kerendahan hati.
e Atribut
Seragam latihan, celana dan baju warna merah, dengan strip kuning pada
leher, lengan dan kaki. Dengan sabuk menurut tingkatannya, siswa sabuk kuning,
kader sabuk biru, pendekar sabuk hitam. Untuk putri memakai jilbab hitam.
h Jenjang Pendidikan
Siswa Dasar
17
Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Kader Muda
Kader Madya
Kader Kepala
Kader Utama
Jenjang Pembinaan
Pendekar Muda
Pendekar Madya
Pendekar Kepala
Pendekar Utama
Pendekar Besar
Permusyawaratan
Pasal 12
MUKTAMAR merupakan musyawarah tertinggi PERGURUAN TAPAK SUCI yang
diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali atas undangan Pimpinan Pusat PERGURUAN
TAPAK SUCI
Pasal 13
TANWIR merupakan musyawarah tertinggi dibawah muktamar yang diadakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali atas undangan Pimpinan Pusat TAPAK
SUCI
Pasal 14
RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS) merupakan musyawarah bidang yang
diadakan menurut kebutuhan atas undanganPimpinan Pusat PERGURUAN TAPAK
SUCI
Pasal 15
18
Musyawarah Wilayah adalah musyawarah tertinggi ditingkat wilayah yang diadakan
setiap 5 (lima) tahun sekali atas undangan Pimpinan Wilayah TAPAK SUCI
Pasal 16
Musyawarah daerah adalah musyawarah tertinggi ditingkat daerah yang diadakan
setiap 5 (lima) tahun sekali atas undangan Pimpinan Daerah TAPAK SUCI
19
BAB III
PENUTUP
A Simpulan
B Saran
Semoga dengan adanya pemaparan materi mengenai tapak suci tersebut dapat
menambah wawasan pembaca dan dapat memahami apa sebenarnya maksud dari tapak
suci tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tapak_Suci_Putera_Muhammadiyah
https://pimda213.wordpress.com/adart-tapak-suci/
21