Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TUGAS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan


Pembelajaran Sejarah yang Diampu oleh Ilham Rohman Ramadhan, M.Pd

Oleh:
Kharisma Rahmanda 182171004
Fajrina Rahayu 182171007
Ajeng Vanny Maulida. N 182171020
Nabilah Saidah Nurul H 182171032
Lisa Fajriyati 182171055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Satuan : SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


Pendidikan
Kelas/Semester : XI IPS/ Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Revolusi Menegakkan Panji-Panji NKRI
Sub Materi Pokok : Perkembangan dan Tantangan Awal Indonesia
Merdeka: Merdeka atau Mati!
Pertemuan ke- : 29
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, dan pro-aktif sebagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif,
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10 Menganalisis strategi dan bentuk 3.10.1 Peserta didik dapat mengetahui bentuk-
perjuangan bangsa Indonesia bentuk perlawanan bangsa Indonesia dalam
dalam upaya mempertahankan menghadapi Sekutu dan Belanda.
kemerdekaan dari ancaman 3.10.2 Peserta didik dapat menggolongkan beberapa
Sekutu dan Belanda. perlawanan fisik bangsa Indonesia dalam
melawan Sekutu dan Belanda yang terjadi
di beberapa daerah.
3.10.3 Peserta didik dapat mengetahui latar
belakang terjadinya perlawanan fisik bangsa
Indonesia di beberapa daerah.
3.10.4 Peserta didik dapat menganalisis kronologi
terjadinya perlawanan fisik bangsa
Indonesia terhadap Jepang, Sekutu, dan
Belanda.
4.10 Mengolah Informasi tentang 4.10.1 Merumuskan masalah tentang perlawanan
strategi dan bentuk perjuangan fisik bangsa Indonesia dalam melawan
bangsa Indonesia dalam upaya Sekutu dan Belanda yang terjadi di daerah
mempertahankan kemerdekaan sekitar.
dari ancaman Sekutu dan Belanda 4.10.2 Mengumpulkan sumber dan informasi
dan menyajikan dalam bentuk mengenai perlawanan fisik bangsa
cerita sejarah. Indonesia dalam melawan Sekutu dan
Belanda yang terjadi di daerah sekitar.
4.10.3 Mengolah sumber informasi yang telah
terkumpul tentang perlawanan fisik bangsa
Indonesia yang terjadi di daerah sekitar.
4.10.4 Membuat infografis tentang kronologi
peristiwa perlawanan rakyat Indonesia
melawan Sekutu/Belanda di daerah sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Discovery Learning ini peserta didik dapat menganalisis strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu
dan Belanda serta dapat menceritakan salah satu perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi di
daerah sekitar.

D. Materi Pembelajaran
1. Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Jepang.
2. Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Belanda.
3. Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Sekutu.
4. Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Belanda/Sekutu di daerah sekitar.

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


 Pendekatan : Saintific
 Model : Discovery Learning (Model Pembelajaran Berbasis Penemuan)

F. Sumber, Alat, dan Media


1) Sumber:
 Buku Pegangan Guru kelas XI Kurikulum 2013
 Buku Sumber Sejarah Kelas XI
 Internet
2) Alat:
 LCD
 Proyektor
3) Media:
 Power Point

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Sintak model Deskripsi Alokasi
pembelajaran pembelajaran waktu
Pendahuluan Tahap apresiasi 15 menit
1. Guru memberikan salam dan
dilanjutkan dengan doa
2. Guru dan peserta didik
mempersiapkan kelas agar lebih
kondusif ( merapikan kondisi,
melakukan presensi dan
menyiapkan alat dan media serta
buku yang diperlukan)
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
sesuai dengan KI dan KD
4. Guru menjelaskan tahapan-tahapan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu discovery
learning
Inti Tahap 1 1. Sebelum masuk kepada 60 menit
discovery pembahasan materi guru membagi
learning: peserta didik dalam beberapa
Pemberian kelompok, setiap kelompok
rangsangan terdiri dari 5 orang.

Tahap 1
saintifik: 1. Guru menyampaikan materi
mengamati pembelajaran yang berkaitan
dengan Perlawanan fisik bangsa
Indonesia terhadap Jepang,
Belanda, dan Sekutu.
2. Peserta didik mengamati tampilan
power point yang telah disiapkan
oleh guru.
3. Guru menjelaskan keterkaitan
Perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dengan
monumen palagan bojongkokosan

4. Peserta didik diberikan pertanyaan


pembanding antara monumen
palagan bojongkokosan dengan
Peristiwa-peristiwa perlawanan
fisik bangsa Indonesia di berbagai
daerah.
Tahap 2 1. Peserta didik mengidentifikasi
Discovery power point yang telah disajikan
Learning: oleh guru
Identifikasi 2. Peserta didik mengidentifikasi
masalah materi yang tersaji dalam buku
yang tersedia sebagai bahan ajar
Tahap 2 saintifik
menanya 1. Guru membantu membimbing
peserta didik sehingga timbul rasa
Tahap 3 ingin tahu untuk bertanya.
saintifik: 1. Peserta didik mencari dan
mengumpulkan mengumpulkan sumber serta
informasi informasi mengenai perlawanan
fisik bangsa Indonesia dalam
melawan Sekutu dan Belanda
yang terjadi di daerah sekitar yaitu
peristiwa bojongkokosan.
Tahap 3 1. Dengan adanya tanya jawab
discovery peserta didik dapat menyebutkan
learning: mengenai perlawanan fisik bangsa
Pengumpulan Indonesia dalam melawan Sekutu
data dan Belanda yang terjadi di
daerah sekitar (Peristiwa
Bojongkokosan)
Tahap 4 1. Peserta didik melakukan
discovery presentasi hasil kerja secara
learning: bergilirian dan dapat mengolah
Pembuktian sumber informasi yang telah
terkumpul tentang perlawanan
fisik bangsa Indonesia yang
Tahan 4 terjadi di daerah sekitar.
saintifik: 1. Guru memberikan tugas
mengasosiasikan kelompok yang sudah dibentuk
diawal kepada peserta didik yaitu
membuat infografis tentang
kronologi peristiwa perlawanan
rakyat Indonesia melawan
Sekutu/Belanda di daerah sekitar.
Penutup Tahap 5 1. Peserta didik ditanyakan apakah 15 enit
discovery sudah memahami materi yang
learning: sudah disampaikan pada hari ini.
Penarikan 2. Guru memberikan ulasan singkat
kesimpulan tentang materi yang telah
disampaikan.
Tahap 5 3. Peserta didik menarik kesimpulan
saintifik: tentang Perkembangan dan
menyimpulkan Tantangan Awal Indonesia
Merdeka
4. Guru menutup pelajaran dengan
salam

H. Media Pembelajaran
 White Board
 Butu Teks
 Handout
 Projector

I. Formulir Penilaian
Pedoman Instrumen Penilaian Keaktifan Diskusi
Sangat
No Dimensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Kurang
Terorganisasi Terorganisasi Diskusi Cukup Tidak ada
dengan dengan baik mempunya fokus, organisasi
menyajikan dan i fokus dan namun yang jelas.
fakta yang menyajikan menyajika bukti Fakta tidak
1 Organisasi
didukung oleh fakta yang n beberapa kurang digunakan
contoh yang meyakinkan bukti yang mencukupi untuk
telah dianalisis untuk mendukun untuk mendukung
sesuai konsep. mendukung g digunakan pernyataan.
kesimpulan. kesimpula dalam
n. menarik
kesimpulan
Isi mampu Isi akurat dan Isi secara Isinya Isinya tidak
menggugah lengkap. umum kurang akurat atau
pendengar akurat, akurat, terlalu umum.
2. Isi untuk tetapi tidak karena
mengembangk lengkap. tidak ada
an pikiran data
faktual.
Berani Berani Memiliki Berpendap Tidak
mengemukaka mengemukak inisiatif at mengemukaka
Proses n pendapat dan an pendapat dalam berdasarka n pendapat
3
Diskusi memiliki dalam proses n saat proses
berdasarkan diskusi. diskusi. pemikiran diskusi
teori. sendiri.

Penilaian Presentasi

No Menjelaskan Memvisualisasikan Merespon Jumlah Skor


(1-4)
1
2
3
4
5
dst

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi
secara meyakinkan
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan siswa untuk membuat atau
mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan tanggapan atas petanyaan,
bertahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor terentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Lembar Observasi Sikap

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP DISKUSI (Observasi)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas/Program : X/Wajib

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP (OBSERVASI)

Observasi Sikap
Jml Rata-
No Nama Siswa Solidaritas Kreatif Jujur Religius Nilai
Skor rata
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.

2.

3.

4.

Rubrik Penilaian :
Nilai bergerak dari angka 1 ke angka 4, dengan jumlah nilai tertinggi di angka 4.
NILAI = Jumlah skor x 4
Jumlah skor maks (16)

Kriteria penilaian

NO. SKOR KRITERIA


1 3,66<skor≤4,00
SB
2 3,33<skor≤3,66 (Sangat Baik)
3 3,00<skor≤3,33
4 2,66<skor≤3,00 B
(Baik)
5 2,33<skor≤2,66
6 2,00<skor≤2,33
7 1,66<skor≤2,00 C
(Cukup)
8 1,33<skor≤1,66
9 1,00<skor≤1,33
K
10 0,00<skor≤1,00 (Kurang)
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN (DISKUSI PRESENTASI)

Observasi Sikap
Kualitas
Menghargai Antusias Jml Rata-
No Nama Siswa pertanyaa Kerjasam Nilai
pendapat bertanya/ Skor rata
n/ a
orang lain menjawab
jawaban
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.

2.

3.

4.

Rubrik Penilaian

Indikator Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1


Agak Kurang Tidak
Indikator 1 Menghargai
menghargai menghargai menghargai
Indikator 2 Antusias Agak antusias Kurang Antusias Tidak antusias
Kurang
Indikator 3 Berkualitas Agak berkualitas Tidak antusias
berkualitas
Kadang Tidak
indikator Selalu kejasama Sering kerjasama
bekerjasama bekerjasama

Kriteria Penilaian

NO. SKOR KRITERIA


1 3,66<skor≤4,00
SB
2 3,33<skor≤3,66 (Sangat Baik)
3 3,00<skor≤3,33
4 2,66<skor≤3,00 B
(Baik)
5 2,33<skor≤2,66
6 2,00<skor≤2,33
7 1,66<skor≤2,00 C
(Cukup)
8 1,33<skor≤1,66
9 1,00<skor≤1,33 K
(Kurang)
LAMPIRAN
MATERI
PERLAWANAN RAKYAT DI BERBAGAI DAERAH

A. Perjuangan Rakyat Semarang dalam Melawan Tentara Jepang


Pada tanggal 19 Agustus 1945, sekitar pukul 13.00 WIB berkumandang lewat radio tentang
sebuah pernyataan dan perintah agar pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke pihak
Indonesia terus dilakukan. Hal ini semakin membakar semangat para pemuda Semarang dan
sekitarnya untuk melakukan perebutan kekuasaan. Pada tanggal 14 Oktober 1945 pada petang
harinya petugas kepolisian Indonesia yang menjaga persediaan air minum di Wungkal di serang
oleh pasukan jepang, selain itu air ledeng di Candi telah diracuni Jepang sehingga dr. Karyadi
ingin mengecek air ledeng tersebut namun ia dibunuh oleh tentara Jepang sehingg
perlawananpun semakin sengit sehingga pertempuran ini dinamakan Pertempuran 5 Hari di
Semarang.
B. Ribuan Nyawa Arek Surabaya untuk Indonesia
Pertempuran dimulai sejak tanggal 27 Oktober 1945 antara pasukan sekutu dengan para
pejuang bangsa Indonesia. Pertempuran yang terus menjalar ke seluruh kota menyebabkan
tewasnya Brigjen AWS. Mallaby. Pasukan sekutu kemudian mengutus Mayjen Mansergh untuk
membalas kematian Brigjen AWS Mallaby. Tanggal 10 November 1945 Surabaya diserang baik
dari darat, laut, maupun udara oleh pasukan sekutu. Namun para pejuang terus berusaha
mempertahankan kota itu. Karena kekuatan yang tidak seimbang Surabaya dikuasai ole sekutu,
markas pertahanan Surabaya dipindahkan ke Desa Lebani Waras yang dikenal dengan Markas
Kali, untuk terus melakukan perjuangan meskipun dengan kekuatan yang sangat kecil.
C. Pertempuran Palagan Ambarawa
Pada 20 November sampai 15 Desember 1945 terjadi pertempuran sengit di Ambarawa
antara pemuda Indonesia dengan TKR melawan pasukan Inggris. Peristiwa ini dipicu ketika
pasukan sekutu mendarat di Semarang pada 20 Oktober 1945 diperbolehkan mengurus tawanan
perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang. Sekutu ternyata memboncengi NICA
yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh para
pemuda dan TKR sehingga mengakibatkan Insiden Magelang yang mendorong pertempuran
Ambarawa. Pasukan Sekutu terdesak dan akhirnya pada 15 Desember 1945 meninggalkan
Ambarawa dan mundur ke Semarang.
D. Pertempuran Medan Area
Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Brigjen TED Kelly mendarat di Medan, mereka
diperbolehkan menginap di hotel yang terdapat di Binjai dan Tanjung Manawa. Ternyata
kedatangan mereka memboncengi NICA dan membebaskan serta mempersenjatai tawanan
perang itu. Sikap Sekutu yang congak membuat para pemuda dan TKR tidak senang terhadap
mereka.
Pada tanggan 1 Desember 1945 pasukan sekutu memasang papan nyang bertuliskan “Fixed
Boundaries Medan Area” yang semakin membakar semangat rakyat untuk melakukan
perlawanan. Pada 10 Agustus 1945 setelah Sekutu menguasai Medan, diadakan pertemuan antara
komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Dalam pertemuan itu diputuskan bahwa
dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area yang dipusatkan di Sudi Mengerti. Dari
sinilah para pejuang yang tergabung dalam resimen ini meneruskan perjuangan di Medan Area.
E. Bandung Lautan Api
Pasukan Sekutu menduduki Bandung sejak Oktober 1945. Para TKR juga berusaha
melucuti tentara Jepang dan merebut senjatanya. Pasukan sekutu menyerukan bahwa para
pemuda harus menyerahkan senjata hasil rampasan. Sekutu juga memerintahkan agar TKR
meninggalkan Kota Bandung, namun maklumat ini tidak diindahkan. Maklumat kedua TKR
diubah menjadi TRI dan harus meninggalkan Kota Bandung. Berkat maklumat dari Markas
Besar TRI Yogyakarta perlahan-lahan TRI meninggalkan Kota Bandung sambil melakukan
sabotase dan penyerangan terhadap sekutu. Serangan ini menimbulkan terbakarnya Bandung
Selatan sehingga Bandung Selatan dibumi hanguskan. Maka peristiwa ini disebut dengan
Bandung Lautan Api.`
F. Peristiwa Bojongkokosan
Bojongkokosan merupakan suatu daerah yang masuk dalam wilayah administrasi
kecamatan Parung Kuda kabupaten Sukabumi. Wilayah ini merupakan akses dari Bogor menuju
Sukabumi yang terdapat tebing-tebing tinggi. Wilayah ini juga pada zaman penjajah merupakan
wilayah yang banyak sekali hutan-hutan belantara.
Desa Bojongkokosan merupakan tempat terjadinya peristiwa konvoi atau lebih dikenal
dengan Pertempuran Bojongkokosan yang melawan tentara Inggris dan NICA pada tahun 1945
sampai 1946. Pertempuran Bojongkokosan ini merupakan perang konvoi pertama dan menjadi
cikal bakal dari peristiwa Bandung Lautan Api. Terjadinya pertempuran Bojongkokosan dimulai
ketika pasukan tentara Inggris, Gurkha dan NICA sebanyak satu batalyon masuk ke sukabumi.
Kedatangannya dilatar belakangi oleh tiga tujuan utama yaitu; mengambil tawanan Jepang di
daerah Sukabumi dan sekitarnya, memberikan bantuan ke Bandung yang pada saat itu sedang
terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara sekutu dan menjaga kelancaran hubungan
jalan darat antara Bogor-Sukabumi-Cianjur (Wiyono, 2010).
Peristiwa di Bojongkokosan ini merupakan salah satu faktor penyebab dari peristiwa
Bandung Lautan Api pada tanggal 24 Maret 1946. Hal ini disebabkan karena dtinjau dari startegi
nasional, daerah jalur Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung merupakan urat nadi kekuatan sekutu
untuk menguasai daerah yang dilalui jalur tersebut.
Pertempuran Bojongkokosan ini terjadi dalam dua periode. Yang pertama terjadi pada tanggal 9
sampai 12 Desember 1945, dan yang kedua terjadi pada tanggal 10 sampai 14 Maret 1945.
Pertempuran ini berawal dari berita yang diterima prajurit TKR Sukabumi di pos Cigombong
tentang kedatangan tentara Inggris dan NICA yang berusaha memasuki wilayah Sukabumi.
Mendengar berita tersebut, Kompi III yang dipimpin oleh Kapten Murad dan kepala seksi I dan
II serta Laskar Rakyat Sukabumi berusaha menduduki tempat pertahanan di pinggir tebing utara
dan selatan jalan Bojongkokosan. Barisan TKR yang ikut terlibat dalam peristiwa
Bojongkokosan diperkuat 165 orang yang bersenjata senapan modern seperti senapan
Ediston/Hamburg, Bouman/Double Loap, Pistol Parabelm, dan senjata tradisional seperti golok,
tombak, bambu runcing. Sedangkan laskar rakyat didukung oleh Barisan Banteng pimpinan Haji
Toha, Hisbullah pimpinan Haji Akbar dan Pesindo. Barisan laskar rakyat bersenjatakan Kara-ben
Jepang, pistol dan bom Molotov (Sulasman, 2012).
Sekitar pukul 15.00 tibalah konvoi terbesar yang didahului oleh tank raksasa, beberapa panser
wagon, disusul oleh pasukan Gurkha dan pembekalan yang lengkap, yang diangkut oleh sekitar
100 truk dan dilindungi oleh 3 pesawat pemburu dari udara. Diperkirakan pasukan yang dikirim
ke daerah sukabumi berkekuatan 1 batalyon dnegan perlengkapan yang lengakp.
Pada saat konvoi tersebut sampai di daerah Bojongkokosan, tiba-tiba berhenti karena
terhalang oleh berikade yang dipasang para pejuang. Pada saat itulah Komandan Kompi, Edi
Sukardi memberikan isyarat dengan suara tembakan sebanyak dua kali yaitu sebagai tanda
dimulainya pertempuran. Dengan danya serangan dadakan tersebut terjadilah pertempuran sengit
antara kedua belah pihak.
Akan tetapi ternyata pihak sekutu telah memperkirakan strategi yang diterapkan para
pejuang, sehingga mereka dapat mengantisipasinya dan terjadilah peperangan. Dengan adanya
serangan balasan yang begitu gencar dari pasukan sekutu, pasukan pejuang Sukabumi terpaksa
menghentikan serangan dan berlindung di kubu-kubu pertahanan. Dalam situasi yang tegang,
tiba-tiba ada sebuah panser kecil berhenti di depan salah satu kubu pertahanan. Kendaraan
panser tersebut berpenumpang dua orang. Salah seolah penumpangnya keluar dari kendaraan dan
melihat sekitar. Mereka menganggap siatusi telah aman, dengan santainya mengisap rokok
sambil tertawatawa.
Melihat tingkah laku mereka pejuang Sukabumi terdekat mereka mendapatkan perintah dari
Komandan Seksi II agar menembak tentara sekutu yang memakai baret hitam. Ternyata
tembakan tersebut tepat sasaran dan tentara yang memakai baret hitam itupun jatuh. Melihat
salah satu rekannya telah menjadi korban, maka mereka berusaha menolong. Akan tetapi ketika
akan melakukan pertolongan, mereka diserbu dengan tembakan sehingga korban dipihak musuh
berjatuhan.
Dengan adanya kejadian tersebut, pasukan sekutu meningkatkan kewaspadaan dalam
setiap gerakannya. Mereka melakukan gerakan melambung dari samping dan belakang, dengan
tujuan untuk mengurung dan menyergap pasukan pejuang Sukabumi dari belakang. Dengan
demikian, keduduknan pasukan sekutu panik karena kehabisan peluru. Pada sata-saat seperti ini,
tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat disertai kabut. Suasana menjadi gelap sehingga para
pejuang berhasil meloloskan diri dari kepungan tentara sekutu. Meskipun hujan mulai mereda,
namun suara tembakan dari pihak sekutu masih terdnegar bahkan lebih dahsyat lagi dan
diperkirakan memakan korban lagi.
Pada saat hujan reda dan cuaca kembali cerah, terdengar bunyi peluit dari pihak musuh
yang menandakan bahwa pertempuran selesai. Saat itu pula, sisa pasukan sekutu naik ke
kendaraan mereka sambil membawa rekan-rekannya yang telah menjadi korban. Sambil
meninggalkan tempat itu, sepanjang perjalanan mereka menembakkan senjatanya secara
membabi buta menuju Sukabumi. Ketika situasi pertempuran di Bojongkokosan mulai reda, satu
regu dari pasukan pejuang Sukabumi memeriksa area bekas pertempuran dan ternyata terdapat
28 orang gugur dan yang lainnya luka-luka. Sementara itu dari pihak sekutu, diperkirakan yang
menjadi korban 50 orang. Adanya tembakan pihak sekutu yang dilakukan dalam gerakan menuju
Sukabumi pihak sekutu melakukan penembakan secara membabi buta. Namun, serangan tersebut
mendapatkan perlawanan dari pihak pejuang yang sudah ditempatkan di tempat-tempat
sepanjang jalan sampai perbatasan Cianjur, seperti di Ungkrak, Selokopi, Cikukulu, Situawi,
Ciseureuh sampai Degung, Ngaweng, Cimahpar di Pasekon Sukaraja sampai Gekborg (Soekardi,
1999).
Ketika pasukan Inggris tiba di Sukabumi, Komandan Pasukan Inggris segera mengajak
berunding dengan para pemimpin kita, yaitu Letkor Edi Sukardi (Komandan Resimen III),
Bupati, Wali Kota Sukabumi dan Dr. Abu Hanifah (tokoh politik) untuk mengadakan gencatan
senjata. TKR dan pemerintah setempat menyetujui usul tersebut dan menginstruksi untuk
memberhentikan penembekan.
Perundingan tersebut bertempatan di kediaman Walikota Praja Sukabumi dan menghasilkan
tiga kesepakatan, yaitu:
1. Pihak TKR menerima usul untuk tidak mengganggu dan tidak saling menyerang
selama mereka melanjutkan perjalanan keluar dari Sukabumi.
2. Pihak kita bersedia membantu mensuplai bahan makanan segar seperti sayur-mayur
dan daging.
3. Pihak sekutu yang umumnya terdiri atas tentara Gurkha menyadari dan menghormati
perjuangan bangsa Indonesia, yang sama-sama sedang memperjuangkan
kemerdekaannya masing-masing (Badan Pengelola Monumen, hal.27).

Namun pada kenyataannya, tentara sekutu sendiri yang bertindak curang dengan tidak
mentaati kesepakatan gencatan senjata. Pada tanggal 10 Desember 1945, tentara sekutu
membombandir Cibadak dari udara melalui pengeboman beberapa pesawat tempur. Tindakan
ini dilakukan sebagai bentuk balas dendam atas banyaknya korban di pihak tentara sekutu pada
pertempuran sebelumnya. Terjadinya Pertempuran Bojongkokosan pun telah mengakibatkan
banyak korban jiwa baik dari pihak sekutu maupun dari pihak TKR. Dalam periode pertama
tidak ada satupun TKR yang gugur, namun dipihak sekutu telah mengakibatkan 50 orang
meninggal dunia, 100 orang luka berat dan 30 pasukan menyerah. Sedangkan dalam periode
kedua, 73 orang prajuris TKR meninggal dunia (Sulasman, 2012).

Anda mungkin juga menyukai