Anda di halaman 1dari 13

REPUBLIK

INDONESIA
SERIKAT (RIS)
Oleh:
Miftahul Habib Fachrurozi
Republik Indonesia Serikat
merupakan sebuah negara federal
(serikat) yang terdiri atas Republik
Terminologi Indonesia dan 15 kesatuan politik
(negara bagian atau daerah
RIS otonom) bentukan Belanda dan
hanya berlangsung sejak 27
Desember 1949 hingga 17 Agustus
1950
• Ide negara federal dapat dilacak dari usaha Van
Mook lewat Konferensi Malino untuk
melemahkan persatuan nasional Indonesia
(1946)
• Sejak Agresi Militer I (1947), Van Mook banyak
mendirikan negara-negara boneka di wilayah
yang dikuasai Belanda (seperti negara
Latar Pasundan, Sumatra Timur, dsb) dan bahkan
Belakang RIS membentuk Bijeenkomst voor Federaal Overleg
(BFO) untuk mengelola negara-negara tersebut
• Bentuk negara federal (RIS) akhirnya disepakati
oleh perwakilan Indonesia, Belanda, dan BFO
saat Konferensi Meja Bundar (1949), Sukarno
ditunjuk sebagai Presiden RIS dan bertugas
menunjuk formatur untuk menyusun
pemerintahan RIS
Formatur RIS

Sultan
Moh. Hatta Ida Anak Agung Gde Sultan Hamid II
Hamengkubuwono
(Republiken) Agung (Federalis) (Federalis)
IX (Republiken)
Anggota RIS
NEGARA BAGIAN DAERAH OTONOM
• Republik Indonesia • Daerah Jawa Tengah
• Negara Indonesia Timur • Daerah Kalimantan Barat
• Negara Pasundan • Daerah Dayak Nesar
• Negara Jawa Timur • Daerah Banjar
• Negara Madura • Federasi Kalimantan Tenggara
• Negara Sumatra Timur • Daerah Bangka
• Negara Sumatra Selatan • Daerah Belitung
• Negara Kalimantan Timur • Daerah Riau
• Dasar negara RIS adalah Konstitusi RIS
yang disusun oleh perwakilan kaum
republiken & federalis selama periode
menjelang penyerahan kedaulatan
(1949)
Konstitusi &
• Bentuk negara RIS adalah negara
Sistem federal dengan sistem pemerintahan
Pemerintahan parlementer
• Kepala Negara RIS adalah Presiden
Sukarno sementara Kepala
Pemerintahan RIS adalah Perdana
Menteri Moh. Hatta
Negara Republik Indonesia &
RIS
• Negara Republik Indonesia merupakan salah satu
negara bagian RIS
• Wilayah Negara Republik Indonesia mencakup
Pulau Sumatra (kecuali Sumatra Timur & Sumatra
Selatan), Banten, sebagian Jawa Tengah, dan
Yogyakarta (kurang lebih sama dengan wilayah RI
pasca Perjanjian Renville 1948)
• Kepala Negara Republik Indonesia adalah Mr.
Assaat sementara Perdana Menterinya adalah
Susanto (Desember 1949 – Januari 1950) & Abdul
Halim (Januari 1950 – Agustus 1950)
Beberapa Persoalan Pada Masa RIS

RIS mewarisi hutang Hindia


Proses transisi birokrasi sipil
Belanda sehingga menyulitkan
dan militer tidak berjalan
konsolidasi ekonomi RIS, selain
mulus, reorganisasi militer
itu persoalan Irian Barat juga
misalnya menimbulkan gesekan
menjadi masalah yang tak
antara bekas laskar-laskar
kunjung terselesaikan pada
pejuang
masa ini
• Sejumlah negara bagian RIS tidak mendapat
dukungan, sebagai contoh Negara Pasundan
yang didirikan Soeria Kertalegawa (mantan
bupati Garut) mendapat penolakan dari rakyat
dan kaum Menak di tatar Sunda sehingga
Pergolakan meleburkan diri ke RI pada Maret 1950
Kaum • Peristiwa Andi Azis (1950) di Sulawesi Selatan
juga menunjukkan pertentangan antara kaum
Federalis vs Federalis (Andi Azis, dkk) terhadap upaya
penyatuan NIT ke dalam RI
Kaum
• Pemberontakan APRA (1950) oleh Westerling
Unitarian ditengarai didukung oleh pengusaha anti
republik serta sejumlah tokoh federalis seperti
Sultan Hamid II
• Baik pemberontakan Andi Azis & Westerling
dapat ditumpas oleh Tentara Republik
• Bentuk negara federal dianggap sebagai strategi
Belanda memecah-belah bangsa Indonesia
sehingga banyak ditolak oleh rakyat
• Sejak beberapa minggu awal pembentukannya,
Pergolakan hampir seluruh negara bagian & daerah otonom
Kaum RIS (kecuali Negara Sumatra Timur (NST) &
Negara Indonesia Timur/NIT) menyatakan
Federalis vs bergabung dengan Republik Indonesia
• Para bangsawan di Sumatra Timur menolak
Kaum bergabung dengan RI karena khawatir kehilangan
Unitarian privilege & trauma dengan kekerasan dari para
pejuang republik di tahun-tahun awal revolusi
• Sementara tokoh-tokoh Indonesia Timur khawatir
dengan dominasi orang-orang Jawa & Muslim
dalam pemerintahan RI
• Situasi politik yang tidak menguntungkan
memaksa NST & NIT berunding dengan RI
• Pada tanggal 3-5 Mei 1950, diadakan
perundingan antara PM RI Moh. Hatta,
Presiden NIT Tjokorde Gde Rake Sukowati,
Menuju dan PM NST Dr. Mansyur yang akhirnya
menyepakati peleburan NIT & NST ke dalam
Negara RI
Kesatuan • Peleburan tersebut dilanjutkan dengan
perubahan konstitusi dari Konstitusi menjadi
UUDS 1950 dan bentuk negara menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS resmi
bubar dan digantikan dengan RI dengan
bentuk negara kesatuan & sistem
pemerintahan parlementer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai