Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK :

1. SHENA
2. VIOLA
3. FADLI
4. RIKI

PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN


A.Masa perjuangan
1859-1905
B.Perjuangan melawan
Belanda
C.Ringkasan Perjuangan
Belanda dengan sengaja dan sepihak melantik Pangeran Tamjid Illah sebagai sultan. Tentu saja rakyat
menolak tindakan Belanda itu. Prabu Anom yang merupakan saingan Pangeran Tamjid Illah diasingkan
oleh Belanda ke Jawa. Dengan demikian, tinggallah Pangeran Hidayatullah sebagai saingan Pangeran
Tamjid Illah.

Di tengah-tengah perebutan takhta, meletuslah Perang Banjar (1859) dengan Pangeran Antasari sebagai
pemimpinnya. Pangeran Antasari adalah seorang bangsawan yang sudah lama hidup di kalangan rakyat.
Beliau didukung oleh Kiai Demang Lamang, Haji Nasrun, Haji Bayasin, dan Kiai Langlang. Pada bulan
April 1859, pasukannya menyerang pos Belanda di Martapura dan Pengaron serta berhasil merebut
benteng Belanda di Tabanio.

Belanda melancarkan serangan balasan sehingga terjadi pertempuran sengit antara pasukan Belanda
dan pasukan rakyat Banjar. Tumenggung Surapati bersama Antasari berhasil membakar dan
menenggelamkan Kapal Onrust milik Belanda di Sungai Barito.

Sementara itu, Pangeran Hidayatullah makin jelas memihak rakyat dan menjadi penentang Belanda.
Belanda berusaha menarik simpati rakyat dengan menurunkan Pangeran Tamjid Illah dari jabatan sultan
dan menggantikannya dengan Pangeran Hidayatullah. Akan tetapi, Pangeran Hidayatullah menolak
jabatan itu. Belanda akhirnya menghapus dan memasukkan wilayah Banjar langsung di bawah
perintahnya (1860).

Perlawanan rakyat Banjar makin meluas. Para ulama dan pemimpin ada yang ikut memberontak
sehingga memperkuat barisan pejuang. Pangeran Hidayatullah secara terang-terangan memihak
Pangeran Antasari dan terus melakukan pertempuran bersama rakyat Banjar. Pangeran Hidayatullah
akhirnya dapat ditawan oleh Belanda dan diasingkan ke Jawa.

Pangeran Antasari terus melakukan pertempuran bersama rakyat. Bahkan, pada bulan Maret 1862
Antasari diangkat menjadi sultan dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Meskipun
telah menjadi sultan, Pangeran Antasari tetap berperang melawan Belanda. Pangeran Antasari yang
sudah berusia lanjut akhirnya jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 31 Oktober 1862.

Setelah Pangeran Antasari wafat, perjuangan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Gusti Matseman
bersama pejuang lain. Namun, perlawanan rakyat Banjar semakin hari makin melemah.
D. Pahlawan

Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatullah, Gusti Matseman

PERLAWANAN RAKYAT ACEH


A.Masa perjuangan
1873-1904
B.Perjuangan melawan
Belanda
C.Ringkasan perjuangan
Perang tersebut terjadi pada saat kerajaan Aceh masih merdeka. Dalam sebuah Traktat London tahun
1824, Inggris dan Belanda diberi kebebasan menaklukkan Sumatra termasuk Aceh. Oleh karena itu,
Aceh mencari bantuan ke Turki dan menghubungi kedutaan Italia dan Amerika Serikat di Singapura,
namun usaha itu hanya sia-sia,

Belanda mendahului menyerang Aceh pada tahun 1873 yang dipimpin Mayor Jenderal Kohler dalam
insiden tersebut Belanda berhasil dipukul mundul, bahkan Kohler diketahui tewas. Pada akhir 1873
Belanda melakukan serangan lagi yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten.

Untuk menghadapi perlawanan pasukan Aceh, Belanda menggunakan teknik Konsentrasi stelsel (garis
pemusatan), yaitu dengan menempatkan tentara-tentara Belanda pada benteng pemusatan. Namun
ternyata Teuku Umar berhasil menyergap benteng-benteng tersebut sehingga sistem pemusatan dinilai
gagal. Akhirnya Belanda menggunakan cara lain, yaitu dengan siasat adu domba oleh Dr. Snouck
Hurgronje dalam bukunya De Acehers yang diterapkan oleh Van Heutsz dengan membentuk pasukan
gerak cepat,

Jenderal Van Heutsz berhasil mendesak perlawan Aceh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan
akhirnya gugur pada tahun 1899, panglima Polim menyerah pada tahun 1903, demikian pula dengan
Sultan Muhamad Daudsyah, sementara Cik Di Tiro sudah meninggal dan Cut Nyak Dien tertangkap pada
tahun 1906 lalu dibuang ke Sumedang. Dia meninggal pada bulan November 1908 dan jenazahnya
dimakamkan di Cadas Panneran dekat Sumedang. Pada tahun 1904 perang Aceh dianggap selasai .

D. Pahlawan

Sultan Mahmudsyah
Muhamad Daudsyah
Panglima Polem
Teuku Cik Di Tiro
Teuku Ibrahim
Teuku Umar dan
Cut Nyak Dien (Istri Teuku Umar)

Anda mungkin juga menyukai