Anda di halaman 1dari 3

AGRESI MILITER BELANDA 1 DAN 2

Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa lain selama berpuluh puluh tahun lamanya. Meski
Indonesia telah merdeka, bangsa sekutu tetap ingin melakukan penjajahan kembali untuk
merebut kekuasaan Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, baik
melalui agresi militer Belanda 1 maupun agresi militer Belanda 2. Agresi militer ini dilakukan
untuk menguasai Indonesia kembali dengan berbagai latar belakang dan tujuan tertentu terhadap
bangsa Indonesia.

Agresi Militer Belanda 1


Bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Meski telah merdeka, bangsa Indonesia kembali mendapatkan serangan dari Belanda agar dapat
berkuasa kembali. Belanda kembali menyerang Indonesia dengan dukungan dari pihak sekutu
Inggris. Hal inilah yang menjadi dasar dalam sejarah agresi militer Belanda 1.

Agresi Militer Belanda 1


Latar Belakang Agresi Militer Belanda 1
Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang
terjadinya peristiwa tersebut. Latar belakang agresi militer Belanda 1 ialah penolakan Belanda
terhadap hasil perjanjian Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947. Kemudian Belanda
melakukan agresi militer pertama kali pada tanggal 21 juli 1947 dengan menyerang Indonesia
atas dasar hasil perjanjian tersebut.

Tujuan Agresi Militer Belanda 1


Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 juga terdapat beberapa tujuan penyerangan yang
dilakukan. Belanda memiliki beberapa tujuan misi dalam agresi militer yang mereka lakukan.
Tujuan agresi militer tersebut harus segera diselesaikan seperti:

 Memblokade dan menghapus ibu kota Republik Indonesia dari peta secara de facto
(bidang Politik).
 Merebut wilayah penting di Indonesia, misalnya Sumatera yaitu wilayah pertambangan
dan perkebunan, Jawa Timur dan Jawa Barat yaitu wilayah yang banyak menghasilkan
bahan makanan (bidang Ekonomi).
 Meleburkan TNI atau Tentara Negara Indonesia (bidang Militer).
Sejarah Agresi Militer Belanda 1
Selanjutnya saya akan membahas tentang sejarah agresi militer Belanda 1. Belanda menyerang
pulau Jawa dan Sumatera di Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Penyerangan tersebut
membuat TNI merasa terkejut hingga sampai akhirnya mundur dan terpencar pencar menuju
daerah pinggiran untuk menyusun pertahanan yang baru. Pasukan TNI melakukan taktik perang
gerilya untuk memberikan batasan terhadap gerakan pasukan dari Belanda. Pihak Belanda dapat
dipersulit oleh pasukan TNI dengan taktik tersebut.
Dalam sejarah agresi militer Belanda 1 memang bangsa Indonesia memperoleh serangan secara
tiba tiba. Namun karena adanya agresi militer ini, bangsa Indonesia menjadi naik level di mata
dunia. Hal inilah yang menimbulkan beberapa simpati dari negara lain, misalnya pada tanggal
18 November 1946 bangsa Liga Arab mengakui kemerdekaan RI. Agresi militer Belanda yang
dilakukan terhadap Indonesia memberikan permusuhan antara Belanda dengan Liga Arab.
Dengan adanya hal itu membuat kedudukan politik RI bagian Timur Tengah menjadi lebih
meningkat.

Sejarah agresi militer Belanda 1 semakin berkembang dengan bertambahnya dukungan Dewan
Keamanan PBB. Pihak PBB ikut berperan serta dalam menyelesaikan konflik yang ada dengan
dibentuknya Komisi Tiga Negara. Dewan Keamanan PBB juga melakukan beberapa
perundingan terkait agresi militer yang terjadi seperti melakukan perundingan Kaliurang
maupun perundingan Renville. Namun pihak Belanda tidak menanggapi dan tidak
memperdulikan perundingan tersebut.

Agresi Militer Belanda 2


Konflik Indonesia dengan Belanda gagal diselesaikan oleh pihak PBB melalui jalur
perundingan. Hal ini dikarenakan Belanda tetap berikukuh untuk menguasai RI. Akhirnya
Belanda kembali melakukan agresi militernya yang kedua. Kemudian terciptalah sejarah agresi
militer Belanda 2.

Agresi Militer Belanda 2


Latar Belakang Agresi Militer 2
Dalam sejarah agresi militer Belanda 2 juga terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang
terjadinya peristiwa tersebut. Latar belakang agresi militer Belanda 2 ialah Belanda yang tidak
puas dengan hasil kesepakatan Perjanjian Renville. Belanda ingin tetap menguasai Indonesia
dengan utuh dan menolak kesepakatan pembagian kekuasaan.
Sejarah Agresi Militer Belanda 2
Agresi militer Belanda 1 dilajutkan dengan serangan Belanda pada agresi militernya yang kedua.
Dalam sejarah agresi militer Belanda 2, serangannya ditujukan kewilayah Yogyakarta Indonesia
pada tanggal 19 Desember 1948. Pada serangan yang kedua ini, pihak Belanda menangkap dan
menahan pimpinan Republik Indonesia (Presiden Soekarno dan Moh. Hatta), penasihat presiden
(Syahrir), menteri luar negeri (Agus Salim), dan beberapa menteri lainnya.

Dalam sejarah agresi militer Belanda 2, bangsa Indonesia berhasil dikuasai sementara oleh
Belanda. Belanda mengasingkan Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ke Bangka. Belanda juga
menjatuhkan Yogyakarta dan melakukan pembentukan pemerintahan Federal. Namun
Syarifudin Prawiranegara telah membentuk PDRI (Pemeritahan Darurat Republik Indonesia)
sesuai perintah Presiden Soekarno sebelum terjadinya pembentukan pemerintahan Federal milik
Belanda. PDRI atau Pemeritahan Darurat Republik Indonesia didirikan di Bukittinggi Sumatera
pada tanggal 19 Desember 1948.
Belanda terus menguasai Indonesia dengan menambahkan beberapa pasukannya ke wilayah
Republik Indonesia. Namun dalam sejarah agresi militer Belanda 2, bangsa Indonesia terus
menjalankan pemerintahannya sampai penjuru desa dan kenyataannya pasukan Belanda hanya
menguasai jalan raya dan perkotaan saja. Pasukan TNI dan rakyat Indonesia bersatu untuk
melawan Belanda dengan taktik perang gerilya. Pasukan TNI melakukan perlawanan terhadap
Belanda dipimpin oleh Jenderal Sudirman dan melakukan perusakan terhadap fasilitas penting
seperti menghancurkan jembatan, jalan kereta api dan memutus kawat telepon agar Belanda
tidak dapat menggunakannya.

Sakit yang diderita oleh Jenderal Sudirman tidak membuat beliau menyerah, bahkan Jenderal
Sudirman dapat melangsungkan taktik perang gerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur meski
harus menempuh perjalanan dari Kediri, Yogyakarta, Madiun dan Surakarta. Sejarah agresi
militer Belanda 2 terus berlanjut. PDRI mengirimkan surat kepada wakil Indonesia di PBB yang
berisi pengadaan perundingan dan pemberhentian perang pada tanggal 23 Desember 1948. Pada
tanggal 28 Januari 1949, pihak Belanda tidak memperdulikan Resolusi dari Dewan Keamanan
PBB terkait pemberhentian perang. Belanda yakin bahwa Republik Indonesia telah hilang dan
hancur lebur.

Pada tanggal 1 Maret 1949, pasukan TNI beserta rakyat Indonesia melangsungkan serangan
umum kepada Belanda sebagai bukti Republik Indonesia masih ada dengan dukungan TNI yang
tetap kuat. Dengan serangan tersebut, Belanda berhasil dikeluarkan dari wilayah Yogyakarta
meskipun Belanda dapat menguasai Yogyakarta selama 6 jam. Hal ini membuktikan
berakhirnya sejarah agresi militer Belanda 2.

Anda mungkin juga menyukai