Anda di halaman 1dari 6

Perundingan Renville

Oleh Kelompok 3
Latar Belakang Perundingan Renville
Perundingan ini dilatarbelakangi adanya peristiwa
penyerangan Belanda terhadap Indonesia yang disebut
dengan Agresi Militer Belanda Pertama yang jatuh pada
tanggal 21 Juli 1947 sampai 4 Agustus 1947. Pada
tanggal 1 Agustus 1947, akhirnya dewan keamanan PBB
memerintahkan keduanya untuk menghentikan tembak
menembak. Pada tanggal 4 Agustus 1947, Republik
Indonesia dan Belanda mengumumkan gencatan dan
berakhir pula Agresi Militer Pertama.
Perundingan pihak Belanda dan pihak Indonesia
dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 diatas kapal
Renville yang tengah berlabuh diteluk Jakarta. Pada
akhirnya perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal
17 Januari 1948 dan disusul intruksi untuk menghentikan
aksi tembak-menembak di tanggal 19 Januari 1948.
Tokoh-Tokoh Perundingan Renville
1. Sebagai mediator dari PBB :
a. Ketua : Frank Graham
b. Anggota: 1. Paul van Zeeland
2. Richard Kirby
2. Delegasi Indonesia Republik Indonesia diwakili oleh :
a. Ketua : Amir Syarifuddin
b. Anggota : 1. Ali Sastroamidjojo
2. Haji Agus Salim
3. Dr. J. Leimena
4. Dr. Coa Tik len
5. Nasrun
3.  Delegasi Belanda diwakili oleh:
a. Ketua : R. Abdulkadir Wijoyoatmojo
b.Anggota : 1. Mr. H.A.L van Vredenburgh
2. Dr.P.J.Koets
3. Mr. Dr. Chr. Soumokil
 
Hasil Konverensi Perundingan Renville
1. Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya
3. Belanda dapat menyerahkan kekuasaannya ke RIS atau Republik Indonesia Serikat.
pemerintah federal sementara, sebelum RIS terbentuk.
2. RIS atau Republik Indonesia Serikat memiliki
4. Negara Republik Indonesia akan menjadi bagian dari kedudukan sejajar dengan Uni Indonesia Belanda.
Republik Indonesia Serikat.
.

6. Setiap tentara Indonesia yang berada di 5. Enam bulan sampai satu tahun, akan
daerah pendudukan Belanda harus berpindah diadadakan pemilihan umum “pemilu” dalam
ke daerah Republik Indonesia. pembentukan Konstituante RIS.
Berakhirnya Proses Perundingan Renville
Hasil Perundingan Renville yang ditandatangani pada 17 Januari 1948 itu ternyata cukup merugikan
bagi Indonesia. Wilayah kedaulatan RI menjadi semakin sempit dengan diterapkannya aturan Garis van
Mook atau Garis Status Quo. Perundingan Renville yang berbuah perjanjian Renville sebuah hasil dari
perundingan setelah terjadinya Agresi Militer Belanda pertama, berlangsungnya perundingan ini hampir
satu bulan. Dalam perundingan ini KTN menjadi penengah. Dalam hal ini perjanjian ini menimbulkan
banyak kerugian bagi Indonesia sehingga timbulnya Agresi Militer Belanda yang kedua.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai