Anda di halaman 1dari 40

Anggota :

• Audi Tan Kim Cui (XII S4/


• Lewi Chitra Wijaya (XII S4/13)
• Christina Chendiani (XII S4/
• Bryan Reynaldi (XII S4/
• Hillary Putri (XII S4/
• Reynold Habel Suwae (XII S4/
 Runtuhnya Uni Soviet
 Pakta Warsawa
 Reunifikasi Jerman
 Konflik Kamboja
 Perang Teluk
 Apartheid
 Yugoslavia
 Terorisme
 Uni Soviet adalah fedrasi negara-negara
sosialis komunis yang dirintis oleh Lenin
bersama dnegan kaum Bolshevik.
 Anggota Uni Soviet : Rusia, Lithuania, Latvia,
Belarusia, Ukraina, Armenia, Georgia, dan
Estonia).
 Uni Soviet dipimpin oleh Partai Komunis Uni
Soviet (PKUS).
 Pada bulan Mei 1988, Gorbachev memberlakukan UU
Koperasi.
 Program Glanost memberikan kebebasan dalam
berbicara di publik.
 Tujuan Gorbachev dalam program Glanost adalah
untuk menekan kaum konservatif yang menentang
kebijakan-kebijakan restrukturisasi ekonominya.
 Pada bulan Januari 1987, Gorbachev menyerukan
diadakannya demokratisasi dengan melakukan
Pemilu banyak kandidat.
 Juni 1988, Gorbachev meluncurkan pembaruan
radikal dengan mengurangi kontrol partai terhadap
aparat pemerintahan.
 Pada bulan Maret 1985, Mikhail Gorbachev diangkat
sebagai Sekretaris Jendral Partai Komunis Uni Soviet
oleh Politbiro
 Mikhail Gorbachev mulai memperkenalkan program-
programnya yaitu: glasnost (keterbukaan politik),
perestroika (restrukturisasi ekonomi).
 Keadaan ekonomi Uni Soviet semakin memburuk:
1. Inflasi tersembunyi dan kekurangan pasokan
2. Meningkatnya pasar gelap yang terbuka
3. Biaya status sebagai negara adikuasa-militer
4. KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti) atau
Komite Keamanan Negara
5. Subsidi bagi negara klien
6. Industrialisasi Barat yang semakin canggih
 Desember 1988, Dewan Tertinggi Uni Soviet
menyetujui dibentuknya Kongres Deputi
Rakyat sebagai dewan legislatif Uni Soviet yang
baru.
 Pemilu Kongres Deputi Rakyat dilaksanakan
pada bulan Maret dan April 1989.
 Pada tanggal 15 Maret 1990, Gorbachev terpilih
menjadi presiden eksekutif pertama Uni Soviet.
 Upaya Gorbachev merampingkan sistem
komunis tidak dapat dikendalikan sehingga
terjadi pembubaran imperium Soviet.
 Akibat dari Perestroika dan Glasnost:
1. Partai Komunis mulai kehilangan kendali
mutlak terhadap media
2. Pertikaian negara-negara anggota Pakta
Warsawa, ketidakstabilan sekutu-sekutu
Barat.
 1989, Moskwa meninggalkan Doktrin
Brezhnev dan lebih memilih kebijakan non-
intervensi dalam urusan dalam negeri
sekutu Eropa Timur.
 Negara Pakta Warsama mulai mengalami
kekalahan dalam Pemilu. Pada tahun 1991
pemerintah komunis Bulgaria,Rumania,
Cekoslowakia, Jerman Timur, Rumania,
Hongaria, Polandia mengalami keruntuhan.
 Tanggal 19 Agustus 1991 terjadi kudeta untuk
menggulingkan Mikhail Gorbachev yang
didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazom (Menteri
Pertahanan), Jenderal Vladimir Kruchkov (Kepala
KGB), dan Boris Pugo (Menteri Dalam Negeri)
 Kudeta dapat digagalkan.
FAKTOR DALAM NEGERI FAKTOR LUAR NEGERI
Perekonomian ekonomi yang colaps Pengeluaran Uni Soviet untuk
sehingga tidak mampu menopang membiayai kekuatan hegemoninya
sendi-sendi perekonomian semakin besar, sedangkan Uni Soviet
tidak memiliki dana untuk membiayai
program-program luar negerinya untuk
memelihara hegemoninya.
Industri berat tidak dapat membantu Keberhasilan ideologi liberalisme yang
perekonomian domestiik. semakin berkembang pesat
Menurunnya tingkat kesejahteraan.
Kegagalan Glasnot dan Perestroika
yang diambil dalam rangka untuk
meningkatkan perekonomian mlahan
telah melahirkan banyak separatisme.
 Uni Soviet dibubarkan tanggal 25 Desember 1991.
 Negara-negara yang ingin melepaskan diri dari Uni
Soviet: Lithuania, Latvia, Estonia, Ukraina, Armenia,
Moldavia.
 Rusia dan Georgia menuntut otonomi penuh.
 Setelah runtuhnya Uni Soviet, negara-negara bekas
negara bagian Uni Soviet mendirikan persemakmuran
yang disebur CIS (Commonwealth of Independent
State)
 CIS diprakarsai oleh presiden Rusia yaitu Boris Yeltsin
bersama presiden Ukraina Leonid Kravchuk, Ketua
Parlemen Belarusia Stanislav Shushkevich dalam
pertemuan di Vukhucio, Belarusia.
 Akibat runtuhnya Uni Soviet:
1. Berakhirnya perang dingin
2. Berkurangnya kecemasan terhadap Perang
Dunia 3
3. Banyak negara komunis menjadi negara
demokrasi
4. Amerika menjadi negara Adi daya
5. Tumbangnya komunisme di beberapa
negara Eropa Timur.
 Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-
negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan
mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan
ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk
pada 1949).
 Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi
Jerman Barat ke dalam NATO melalui
ratifikasi Persetujuan Paris.
 Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev
pada tahun 1955 dan ditanda tangani
di Warsawa,Polandia pada 14 Mei 1955.
 Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan diakhiri
secara resmi dalam sebuah pertemuan
di Praha pada 1 Juli 1991.
 Anggota : Uni Soviet, Bulgaria, Romania,
Jerman Timur, Hungaria, Polandia,
Cekoslowakia, Albania.
 Tujuan dibentuknya Pakta Warsawa adalah
untuk membendung tersebarnya paham
liberalisme-demokrasi dan menandingi
NATO.
 Dampak dari Perjanjian Postdam tanggal 2 Agustus
1945 antara Sekutu dengan Jerman adalah wilayah
Jerman dibagi menjadi 2 yaitu, Jerman Barat
(Republik Federal Jerman) dan Jerman Timur(Republik
Demokratis Jerman). Ibukota Berlin dibagi menjadi 2
juga.
 Jerman Timur beraliran komunisme sedangkan
Jerman Barat beraliran liberalisme.
 Rencana pertama untuk menyatukan wilayah Jerman
diajukan oleh Josef Stanlin pada 1952.
 Stanlin menyusulkan bahwa Jerman harus bersifat
netral dengan sebuah perbatasan timusr yang disebut
Perbatasan Oder-Neisse, pasukan Sekutu dipindahkan
pada tahun itu juga dan Negara Jerman harus
bergabung dengan Pakta Warsawa.
 Pemerintahan Jerman Barat di bawah
pimpinan Kanselir Konrad Adenaurer
menghendaki intergrasi yang lebih dekat
dengan Eropa Barat.
 Penyatuan kembali dirundingkan dengan
syarat pemilihan umum seluruh Jerman serta
dipantau Dunia Internasional.
 Harapan penyatuan kembali Jerman
dilontarkan oleh pemimpin Uni Soviet yaitu
Mikhael Gorbachev pada tahun 1985.
 Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis
Hongaria menghilangkan peraturan ketat di perbatasan
dengan Austria. Pada bulan September lebih dari 13.000
warga Jerman Timur bisa melarikan diri ke Jerman Barat.
 Pada peringatan ke-40 Jerman Timur, Mikhael Gorbachev
berkunjung ke sana tanggal 6-7 Oktober 1989. Dalam
kunjungannya, ia memberikan dukungan kepada para
pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan.
 Pada tanggal 18 Oktober terjadi perubahan
kepemimpinan di Jerman Timur dengan mundurnya Erich
Honecher dan digantikan oleh Egon Krenz. Selanjutnya
terjadi pembubaran kabinet pemerintahan.
 Rakyat berbondong-bondong pergi ke Tembok Berlin dan
meruntuhkannya pada tanggal 9 November 1989.
 Proses reunifikasi terjadi pada Pertemuan Ottawa tanggal
20 November 1989.Pertemuan ini menggariskan formula
“Dua Plus Empat”.
 Pada tanggal 14 Februari 1990 Kanselir Helmut Kohl
(Jerman Barat) dan Hans Modrow (Jerman Timur)
mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi
kedua negara.
 Pemilu bebas pertama dan satu-satunya dalam sejarah
Jerman Timur dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 1990.
 Tanggal 24 April 1990 Kohl dan de Maiziere menetapkan
“Deutsche Mark” sebagai mata uang Jerman.
 Negara Jerman resmi dipersatukan kembali pada tanggal
3 Oktober 1990 ketika 6 negara bagian Jerman Timur
(Brandenburg, Mecklenburg, Vorpommern, Sachsen,
Sachsen-Anhalt, Thuringen, dan Berlin) secara resmi
bergabung dengan Jerman Barat.
Faktor pendorong bersatunya Jerman:
 Pemerintahan komunis di Jerman Timur ketat dan
kejam.
 Berkembangnya hal asasi manusia yang tidak bisa
ditutup-tutupi.
 Gorbachev merestui penyatuan Jerman.
 Pengaruh perkembangan Glanost dan Perestroika.
 Perkembangan ekonomi Jerman Barat menimbulkan
rasa iri masyarakat Jerman Timur.
 Dirobohkannya Tembok Berlin.
 Adanya pertemuan Dua Plus Empat, yaitu Jerman
Barat, Jerman Timur, Amerika Serikat, Uni Soviet,
Inggris dan Prancis.
Latar Belakang:
 Diawali dengan peledakan bom di Universitas
Mustansyiriah Baghdad pada 1 April 1980.
 Pada 4 Semptember 1980, Iran menyerang ke
perbatasan Irak. Dan pada 22 September
1980, Irak mencoba membalas dengan
menyerang kembali ke Iran.
 Irak mendapat suplai peralatan militer dan
dana dari negara Barat. Sedangkan Iran
didukung oleh Uni Soviet.
Penyebab:
 Dilatarbelakangi oleh masalah lama, yaitu
perebutan hegemoni sebagai penguasa di
Kawasan Teluk Persia.
 Keinginan Irak untuk menguasai Shaat Al
Arab.
 Revolusi Islam di Iran yang berhasil
menjatuhkan rezim Shah Iran.
Akhir Perang:
 Dalam perang tidak ada yang menang dan
tidak ada yang kalah. Namun rakyat yang
menjadi korbannya konon hamper menyamai
korban Perang Dunia 1.
 Ekonomi kedua negara hancur.
 Diakhiri dengan gencatan senjata pada 20
Agustus 1988.
Latar Belakang:
Perselisihan antara Irak dan Kuwait disebabkan
oleh :
1. Perbatasan kedua negara yang belum jelas.
2. Sengketa lading minyak Rumeila.
3. Pelanggaran yang dilakukan Kuwait dan UEA
4. Ambisi Saddam Hussein yang ingin menjadi
pemimpin Arab atau Timur Tengah.
Berdasarkan uraian tersebut,
● Pada 2 agustus 1990, Irak dibawah Saddam Hussein
menyerbu Kuwait dengan pasukan sebanyak 100.000
orang. Sedangkan Kuwait hanya punya 20.000 orang.
● Invasi tersebut menimbulkan reaksi internasional. Liga
Arab mengeluarkan pernyataan bahwa Irak
harus segera menarik pasukannya dari Kuwait.
● 8 Agustus 1990, AS, Inggris, Perancis, Australia dan
negara Liga Arab melakukan Operasi Perisai Gurun. Dan
sejak 17 Agustus 1990, operasi itu diubah menjadi
Operasi Badai Gurun yang dipimpin Jendral Norman
Schwarzkopf (AS).
Keterlibatan PBB:
 Melalui DK PBB, pada 29 November 1990, AS
mengeluarkan resolusi yang berisi ultimatum
terhadap Irak agar meninggalkan Kuwait pada
15 Januari 1991. Alasan AS adalah Irak telah
melanggar hukum internasional dan hak rakyat
Kuwait untuk bernegara harus dipulihkan.
 Irak diberi alternative/pilihan :
1. Irak harus menarik pasukan dari Kuwait.
2. Atau Irak dihancurkan oleh pasukan
multinasional pimpinan AS.
 Resolusi tsb ditolak oleh AS sehingga
pasukan yang dipimpin AS menyerang Irak
pada tanggal 16 Januari 1991.
 Pasukan Irak mundur dari Kuwait pada 26
Februari 1991.
 Akhirnya Irak menerima semua syarat yang
diajukan dan mencapai gencatan senjata
secara permanen. Irak pun mendapat sanksi
berat, yaitu embargo dalam segala bidang.
Dampak Bagi Amerika Serikat dan Israel:
 Peranan AS semakin dominan dalam politik
Timur Tengah
 AS berhasil mendapatkan pangkalan militer
di Dahran (Arab Saudi) yang lebih mudah
bagi AS untuk melindungi Israel, sekutu
terpenting di Timur Tengah.
Dampak Positif Perang Teluk:
 Keterlibatan AS yang sangat intens dalam
konflik teluk, makin memperjelas sikap mendua
politik luar negerinya terhadap masalah Timur
Tengah.
 Konflik teluk mempercepat proses perdamaian
Irak-Iran.
 Konflik teluk telah membuka kembali perhatian
dunia tentang perlunya penyelesaian segera
seluruh masalah Timur Tengah
 Istilah Apartheid pertama kali digunakan oleh
orang-orang keturunan Belanda yang lahir di
Afrika Selatan. Istilah itu sendiri mengandung
arti pemisahan. Pemisahan di sini maksudnya
adalah pemisahan orang-orang Belanda (kulit
putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit
hitam). Istilah Apartheid kemudian
berkembang menjadi suatu kebijakan politik.
 Tujuan :
Apartheid, yang menjadi politik resmi
Pemerintah Afrika Selatan, terdiri atas program-
program dan peraturan-peraturan yang
bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial.
Secara struktural, Apartheid adalah
kebijaksanaan mempertahankan dominasi
minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit
putih melalui pengaturan masyarakat di bidang
sosial, ekonomi, politik, militer dan kebudayaan.
Kebijaksanaan ini mulai berlaku resmi pada
tahun 1948.
 Latar Belakang :
Munculnya masalah apartheid ini berawal dari
pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa
Eropa di Afrika. Bangsa Eropa pertama yang datang
ke Afrika Selatan adalah bangsa Belanda, yang di
pimpin oleh Jan Anthony ban Riebeeck (1618 – 1677).
Kedatangan bangsa Belanda ini menimbulkan
masalah baru dalam kehidupan masyarakat di Afrika
Selatan. Kedudukan masyarakat, Afrika Selatan
menjadi di bawah kedudukan bangsa Eropa (Belanda
atau kulit putih), sehingga masalah warna kulit inilah
yang menjadi titik pangkal munculnya masalah
apartheid.
 Inggris VS Belanda (BOER)
Kedatangan Inggris di Afrika Selatan yang
sebelumnya didahului oleh Belanda, mengakibatkan
meletusnya Perang Boer (1899 – 1902) antara Inggris
dan orang-orang Boer (Belanda). Dalam perang itu
pihak Inggris berhasil mengalahkan bangsa Boer,
sehingga wilayah Afrika Selatan menjadi daerah
kekuasaan Inggris. Inggris akhirnya menjadi penguasa
di wilayah Afrika Selatan. Selanjutnya, dibentuklah
Uni Afrika Selatan pada tahun 1910. Dengan
kemenangan Inggris di Afrika Selatan ini, maka
semakin banyak orang-orang Inggris yang datang ke
Afrika Selatan.
 Kekuasaan Inggris di Afrika :
Sejak Inggris berkuasa, di wilayah Afrika Selatan telah
dibentuk sistem pemerintahan yang berada di bawah
pengawasan Inggris. Di wilayah tersebut Inggris juga
telah menjalankan politik rasial (pemisahan
berdasarkan ras). Dalam negara tersebut, orang kulit
putih yang merupakan minoritas menjadi penguasa
terhadap orang kulit hitam yang mayoritas. Orang
kulit putih, dengan Partai Nasional mendapat
kemenangan dalam pemilu tahun 1948. Sejak tahun
1948, apartheid menjadi kebijaksanaan resmi negara
Afrika Selatan, yang terdiri dari 15 persen dari jumlah
penduduknya, mengatur segala masalah di negeri itu.
 Penggolongan :
Penduduk Afrika Selatan digolongkan
menjadi empat golongan besar, yaitu kulit
putih atau keturunan Eropa, suku bangsa
Bantu (salah satu suku bangsa di Afrika
Selatan), orang Asia yang kebanyakan adalah
orang Pakistan dan India, dan orang kulit
berwarna atau berdarah campuran, di
antaranya kelompok Melayu Cape.
 Reaksi Terhadap Politik Rasial :
African National Congress (ANC) -1961
Berada di bawah pimpinan Nelson Mandela. Ia memimpin aksi
rakyat Afrika Selatan untuk tinggal di dalam rumah. Aksi tersebut
ditanggapi oleh pemerintah Apartheid dengan menangkap dan
kemudian menjebloskan Mandela ke penjara di Pretoria tahun
1962
1. 11 Februari 1990, Pembebasan Nelson Mandela membawa dampak
positif terhadap perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam
memperjuangkan penghapusan pemerintahan Apartheid
2. 2 Mei 1990 untuk pertama kalinya pemerintah Afrika Selatan
mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat undang-
undang nonrasial.
3. 7 Juni 1990 De Klerk menghapuskan Undang-undang Darurat
Negara yang berlaku hampir pada setiap bagian negara Afrika
Selatan
 Perubahan Kebijaksanaan Apartheid
- Pada tanggal 21 Februari 1991, di hadapan sidang
parlemen Afrika Selatan, Presiden F.W. De Klerk
mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan
eksistensi Sistem politik Apartheid.
 Land Act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit
hitam memiliki tanah di luar wilayah tempat tinggal yang telah
ditentukan,
 Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur
pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan kulit
hitam, dan
 Population Registration Act, yaitu undang-undang yang
mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut
kelompok suku asing-masing
- Penghapusan undang-undang tersebut diikuti dengan
janji pemerintahan De Klerk untuk menyelenggarakan
pemilu tanpa pembatasan rasial (Pemilu multirasial).
Pemilu Multirasial :
- Ketika diadakan pemilu multirasial pertama
tahun 1994, partai yang dipimpin oleh Nelson
Mandela, ANC berhasil menjadi pemenang
Pada tanggal 9 Mei 1994, Nelson Mandela di
pilih oleh Majelis Nasional (Parlemen Afrika
Selatan) sebagai Presiden Afrika Selatan. Ia
adalah Presiden pertama dari orang kulit
hitam.
- Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela
dilantik sebagai presiden dalam upacara
megah di Union Building, Pretoria
 Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi
yang bertujuan membangkitkan perasaan teror
terhadap sekelompok masyarakat
 Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan
merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung
dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak
menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut.
Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa
serang-serangan teroris yang dilakukan tidak
berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi,
dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak
mendapatkan pembalasan yang kejam
Terorisme di Dunia:
 Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru,
namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya
peristiwa World Trade Center (WTC) di New York,
Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001,
dikenal sebagai “September Kelabu”, yang memakan
3000 korban.
 Kejadian ini merupakan isu global yang memengaruhi
kebijakan politik seluruh negara-negara di dunia,
sehingga menjadi titik tolak persepsi untuk
memerangi Terorisme sebagai musuh internasional.
Pembunuhan massal tersebut telah mempersatukan
dunia melawan Terorisme Internasional
Pemberantasan Terorisme di Indonesia:
 Pemerintah Indonesia merasa perlu untuk
membentuk Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan
menyusun Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002,
yang pada tanggal 4 April 2003 disahkan
menjadi Undang-Undang dengan nomor 15
tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme
Bukti Permulaan dalam pengaturannya pada
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, pasal
26 berbunyi
 Untuk memperoleh Bukti Permulaan yang cukup, penyidik dapat
menggunakan setiap Laporan Intelijen.
 Penetapan bahwa sudah dapat atau diperoleh Bukti Permulaan
yang cukup sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan
proses pemeriksaan oleh Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan
Negeri.
 Proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilaksanakan secara tertutup dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari.
 Jika dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan adanya Bukti Permulaan yang cukup, maka Ketua
Pengadilan Negeri segera memerintahkan dilaksanakan
Penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai