Jerman pada Perang Dunia II mengakibatkan negara ini terbagi menjadi empat
zona penduduk di bawah kekuasaan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni
Soviet. Pembagian tersebut diatur dalam perjanjian postdam yang disepakati
pada 2 Agustus 1945. Antara 1947 dan 1949, tiga zona barat yang masing-masing
disusuki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis digabungkan membentuk
Republik Federal Jerman (Jerman Barat). Sementara Jerman Timur diduduki
oleh Uni Soviet menjadi Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur).
Perpecahan semakin terasa saat dilakukan pembatasan wilayah
membangun Tembok Berlin pada 1961. Hingga pada 1980-an, kekuatan
politik dan ekonomi Uni Soviet mulai melemah. Sejalan dengan itu,
intervensi mereka atas politik blok timur terus berkurang. Situasi
semakin memburuk saat kebijkana Glasnost (keterbukaan politik) dan
Perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang diterapkan oleh Sekretaris
Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengalami kegagalan. Hal itu
kemudian mendorong rakyat Jerman Timur untuk melakukan
pemberontakan dan revolusi demi lepas dari Uni Soviet.
B. Proses Bergabungnya Jerman Barat dan Jerman Timur
Pada 1989, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat Jerman Timur dan
peruntuhan Tembok Berlin. Hancurnya tembok pembatas oleh Churchill disebut sebagai
‘Tembok Besi’ ini menjadi tanda runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur. Meski
perbatasan masih dijaga ketat, ribuan orang Jerman Timur mulai berani melarikan diri ke
Jerman Barat. Peristiwa tersebut mendorong diadakan pemilihan umum bebas pertama di
Jerman Timur pada 18 Maret 1990. Wakil rakyat terpilih kemudian diberi mandat untuk
berunding dengan Jerman Barat membahas tentang penyatuan kembali.
Jerman Timur, Jerman Barat, Britania Raya, Perancis, Amerika Serikat, dan Uni Soviet
segera mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai syarat-syarat penyatuan kembali
Jerman. Pertemuan diselenggarakan di sejumlah tempat, seperti di Berlin Timur, Paris, Bonn,
dan Moskow. Negosiasi antara negara-negara tersebut melahirkan ‘Perjanjian Dua Plus
Empat’ atau ‘Perjanjian Penyelesaian Akhir’, yang secara resmi memberikan kedaulatan
penuh kepada negara Jerman.
Pada 22-23 Agustus 1990, Parlemen Rakyat atau Volkskammer
memutuskan bahwa Republik Demokratik Jerman akan bergabung
dengan Republik Federal Jerman. Perwakilan kedua Jerman kemudian
menandatangani Perjanjian Persatuan atau Einigungsvertrag pada 31
Agustus 1990. Pada sidang Volkskammer yang diadakan pada 20
September 1990, parlemen sepakat tentang reunifikasi.
Perpecahan semakin terasa dilakukan pembangunan Tembok Berlin pada 1961. Hingga
pada tahun 1980-an kekuatan politik dan ekonomi Uni Soviet mulai melemah. Sejalan
dengan itu intervensi mereka politik blok timur terus berkurang, situasi semakin memburuk
dan hal itu mendorong rakyat Jerman Timur untuk melakukan pemberontakan dan revolusi
demi lepas dari Uni Soviet. Penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur menjadi
negara reunifikasi berlangsung pada sekitar tahun 1990, reunifikasi Jerman diawali dengan
peristiwa demonstrasi masyarakat Jerman Timur dan peruntuhan Tembok Berlin pada
November 1989. Realisasi penyatuan Jerman secara resmi terwujud pada 3 Oktober 1990,
bertempat di Gedung Reichstag.