Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah


Kekalahan Jerman dalam perang dunia kedua membuat wilayahnya terbagi-bagi. Dalam
ketegangan antara dua negara adikuasa setelah berakhirnya perang dunia kedua yaitu,
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negara Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu
Kota lama Berlin, sebagai pusat dewan kontrol tentara sekutu sendiri dibagi menjadi empat
zona. Kedatangan perang dingin  menyebabkan Perancis, Britania Raya dan Amerika Serikat
menggabungkan zona-zona mereka kedalam Republik Faderal Jerman (dan Berlin Barat)
pada 1947, tidak termasuk zona ini Uni Soviet yang kemudian menjadi Republik  Demokratik
Jerman (termasuk Berlin Timur).[1]
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-duanya mengklaim sebagai pengganti sah bagi
penduduk Kerajaan Jerman yang lama (Deutsches Reich). Bagaimanapun juga, Jerman Timur
mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti
pada tahun 1945 dan bahwa keduanya Jerman Barat dan Jerman Timur adalah Negara baru.
Pada Perundingan Postdam tanggal 2 agustus 1945 Jerman di bagi menjadi dua yaitu :
a.     Jerman Barat Ibu kota di Bonn        
Di kuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Blok Barat menganut paham liberal-
kapitalis.
b.    Jerman Timur Ibu kota di Berlin Timur yang di kuasai oleh Uni Soviet. Blok Timur ini
menganut paham sosialis komunis.
Dengan berjalannya waktu, antara Jerman Barat dan Jerman Timur terjadi suatu kemajuan
yang berbeda. Jerman Barat dengan paham Liberal Kapitalis membawanya lebih maju
dibandingkan dengan Jerman Timur. Hal ini membuat penduduk Jerman Timur yang secara
diam-diam pergi ke Jerman Barat agar bisa maju seperti penduduk Jerman Barat. Untuk
mencegah perpindahan penduduknya, Pemerintah Jerman Timur dibantu oleh Uni Soviet
membangun Tembok Berlin.
Pada akhir Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, rakyat Jerman Barat dan
Jerman Timur menginginkan kembalinya persatuan Jerman. Banyak upaya yang dilakukan
oleh pihak Jerman Barat dan Jerman Timur dalam memperjuangkan persatuan Jerman.
Mengenai hal tersebut, penulis akan membahasnya secara rinci di dalam hasil pembahasan
makalah ini.

B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur?
2.    Bagaimanakah Proses Bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur?
3.    Bagaimanakah Dampak yang terjadi setelah bersatunya Jerman Barat dengan Jerman
Timur?

1
C.           Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui Keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur.
2.    Untuk mengetahui Proses Bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur.
3.    Untuk mengetahui Dampak yang terjadi setelah bersatunya Jerman Barat dengan Jerman
Timur.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.             KEADAAN JERMAN BARAT DAN JERMAN TIMUR


Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Jerman direbut dan diduduki oleh tentara sekutu.
Akibat dari kekalahan tersebut, setiap kota yang ada di Jerman mengalami kehancuran baik
dalam infrastruktur maupun yang lainnya. Saat diduduki tentara sekutu dibagi menjadi empat
zona kependudukan. Bahkan ibukota lama Jerman, Berlin sebagai pusat kontrol dari tentara
sekutu dibagi menjadi empat zona.
Dengan munculnya Perang Dingin (Cold War), Berlin pun terancam pecah karena terjadi
pembagian kewenangan  pengurusan wilayah antara Blok Barat dan Timur.[2] Hal ini sama
seperti yang digambarkan oleh Marvin Perry sebagai berikut :  Republik Federal Jerman,
yang dibentuk dari tiga zona barat pendudukan, berhadapan dengan suatu Republik
Demokratik Jerman yang didominasi Uni Soviet di timur pada 1945, dua Jerman baru yang
dihukum telah muncul. Republik Federal Jerman, yang dibentuk dari tiga zona barat
pendudukan, berhadapan dengan suatu Republik Demokratik Jerman yang didominasi Uni
Soviet di timur. Trauma nasional akan Jerman yang disekat mencapai puncak pada Agustus
1961, ketika pemerintahan Jerman Timur mendadak mendirikan sebuah tembok, yang
memecah kota Berlin dan selama puluhan tahun menutup Jerman Timur dari Jerman
Barat. [3]
Setelah berdirinya dua negara Jerman tersebut, Jerman Barat (Republik Federal Jerman) yang
terdiri dari gabungan tiga zona di wilayah barat digunakan oleh front barat (Inggris, Perancis
dan Amerika Serikat) untuk mendukung pertahanan Eropa Barat dari ancaman Front Timur
(Uni Soviet) di benua Eropa.  Jerman Barat merupakan wilayah yang sangat penting bagi
Front Barat seperti yang dijelaskan oleh Marvin Perry, yaitu Republik Federal Jerman (yang
jauh lebih besar dari pada rekan komunisnya di timur dan paling padat dari semua negeri
Eropa Barat) mulai membangun identitas politiknya sendiri. Konrad Adenauer, kanselir dari
1949 hingga 1963, adalah pahlawan pendiri Republik Federal Jerman dikenal sebagai anti-
Nazi yang berani pada tahun-tahun Hitler berkuasa, dia mewakili tradisi demokratik-liberal
pro-Barat Republik Weimar. Tujuannya sederhana : mengembalikan kehormatan kepada
Jerman bekerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara terkemuka Eropa.[4] Sebagai
seorang patriot, dia membangun kontinuitas secara berhati-hati dengan masa lampau Jerman,
memikul tanggung jawab atas kejahatan rezim Nazi. Dengan adanya kesempatan, Jerman
Barat memacu diri untuk membangun kembali ekonomi dan negera mereka, dengan cepat
menciptakan suatu benteng kekuatan ekonomi. Seluruh dunia mengagumi “keajaiban
ekonomi Jerman Barat. Kebijakan Adenauer ini dapat melunasi utang dalam beberapa tahun
Jerman Barat mendapatkan kembali kedaulatannya. Pada 1955, Jerman Barat yang berhaluan
liberal kapitalis sama dengan Amerika Serikat menjadi anggota NATO, dan pada 1957 negera

3
Jerman Barat adalah anggota pendiri Komunitas  Ekonomi Eropa, dimana segera menjadi
negara yang penting.
Sedangkan Jerman Timur (Republik Demokratik Jerman) menurut Marvin Perry, Republik
Demokratik Jerman (Jerman Timur) mula-mula mengalami nasib yang sama seperti semua
negera satelit Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan para Komunis Jerman, yang
menghabiskan tahun-tahun Nazi di Uni Soviet, industri dinasionalisasi, pertanian
dikolektivikasi, dan rakyat diatur di bawah Komunisme (di sini disebut partai Kesatuan
Sosialis).[5] Tetapi protes-protes terhadap Stalinisme di sini tampak lebih awal dari pada
tempat lain. Pada Juni 1953, para pekerja di Berlin melakukan suatu pemberontakan dan
mendapat beberapa keringanan. Kemudian tenaga manusia yang ahli pergi ke Jerman Barat,
sebagian besar melalui Berlin Barat, lebih dari 3 juta orang lolos sebelum pemerintahan
Jerman Timur membangun “Tembok Berlin” yang terkenal buruk dan juga membangun
rintangan-rintangan yang mematikan di sepanjang seluruh perbatasan dengan Jerman Barat
pada Agustus 1961 yaitu menempatkan militer untuk menembak siapa saja yang ingin
mencoba pergi ke Jerman Barat, atas kejadian ini untuk sementara waktu, hubungan antara
Jerman Barat dan Jerman Tmur berhenti.
Walaupun Jerman Timur menjadi negara terkaya dan negara yang paling maju di Blok Timur,
banyak dari warganya yang masih melihat kebarat untuk kebebasan politik dan kemakmuran
ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur kenegara non-komunis melalui Berlin Barat
menyebabkan Jerman Timur menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat tembok
Berlin pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.[6]
Hal ini serupa dengan pernyataan Wahjudi Djaja yaitu: Dalam perjalanan pemerintahannya,
Jerman Barat mengalami perkembangan yang jauh lebih pesat daripada Jerman Timur.
[7] Oleh sebab itu, banyak orang dari Jerman Timur yang memutuskan untuk hijrah ke
Jerman Barat. Namun karena saat itu terjadi Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet,
Uni Soviet merasa tersinggung dengan adanya orang-orang pindah ke Jerman Barat. Oleh
karena itu Uni Soviet membiayai dan mendukung untuk membangun sebuah tembok yang
berada di Kota Berlin yang menyebabkan terbelahnya kota itu. Selain itu di tembok ini, Uni
Soviet juga menyiagakan tentaranya agar menembaki orang-orang yang masih berani untuk
menyeberang. Kemudian tembok ini sangat dikenal orang sebagai simbol bagi Perang Dingin.
Richard Pipes menjelaskan mengenai keadaan masyarakat Jerman Timur, sebagai berikut:
“The popularity of the German Democratic Republic may be gauged by the fact that from the
time of its establishment until 1961 (when the construction of the Berlin Wall put an end to
the population movement) 2.7 million per sons, or an average of 700 a day, fled from east to
west Germany”.[8] Yang berarti : “Popularitas Republik Demokratik Jerman dapat diukur
oleh fakta bahwa dari waktu berdirinya sampai 1961 (saat pembangunan Tembok Berlin yang
bermaksud untuk mengakhiri perpindahan penduduk ) 2,7 juta per anak, atau rata-rata 700
hari , melarikan diri dari timur ke Jerman Barat”.

4
2.             PROSES BERSATUNYA JERMAN BARAT DAN JERMAN TIMUR
Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hungaria melonggarkan peraturan ketat di
perbatasannya dengan Austria, dan ribuan warga Jerman Timur bisa melarikan diri ke barat
melalui Hongaria perpindahan warga Jerman Timur ke Jerman Barat terus berlanjut, antara
lain melewati Polandia. Sementara itu, demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal
di tanah air sendiri, terutama demonstrasi di Lipzig. Pada peringatan hari ulang tahun ke-40
Jerman Timur, Gorbachev berkunjung ke sana tanggal 6-7  Oktober 1989. Dalam
kunjungannya itu, ia memberikan dukungan kepada para pemimpin Jerman Timur untuk
menerima perubahan. Selanjutnya pada tanggal 18 Oktober terjadi perubahan kepemimpinan
di Jerman Timur dengan mundurnya Erich Honecher, dan digantikan oleh Egon Krenz, yang
kemudian diikuti oleh bubarnya kabinet pemerintahan. Kejadian itu memicu warga Jerman
Timur pergi ke perbatasan, dan merusak tembok Berlin.
Pemilihan umum pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman Timur dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 1990. Kemudian pemerintahan yang terbentuk setelah pemilu itu, diberi
mandat untuk berunding dengan Jerman Barat mengenai kesepakatan penggabungan kedua
Negara tersebut. Setelah terjai kesepakatan maka tidak lama kemudian bubarlah kabinet
Jerman Timur. Selang lima hari kemudian Tembok Berlin dan perbatasan lainnya dinyatakan
terbuka. Sejak itu jutaan warga Jerman Timur mengunjungi Jerman Barat dengan leluasa.
Meskipun  Tembok Berlin telah dinyatakan terbuka, namun proses reunifikasi atau penyatuan
kedua Jerman tersebut baru terjadi pada pertemuan Ottawa. Ada kebutuhan untuk mencari
tempat di tengah masyarakat Eropa, untuk memperbesar dan mewujudkan Jerman yang lebih
kuat, tanpa sekali lagi memisahkan bagian yang ada.[9] Harapan dari adanya penyatuan ini
membuat Jerman tidak terpecah lagi dan berusaha untuk membangun persatuan.
Pertemuan yang diadakan tanggal 20 November 1989 di Ottawa. Pertemuan itu menggariskan
formula “Dua Plus Empat” bagi proses penyatuan Jerman. Maksud Rumus “ dua plus Empat “
itu adalah konferensi itu di ikuti oleh dua negara Jerman, yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur, di tambah empat Negara sekutu yang sebelumnya menguasai Jerman, yaitu Amerika
Serikat, Uni Soviet, Inggris, serta Perancis. Selanjutnya pada tanggal 14 Februari 1990
kanselir Helmut Kohl dan rekannya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk
mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua Negara.[10]
Kemudian pada tanggal 24 April 1990 Kohl dan de Maiziere menetapkan penyatuan ekonomi
dan moneter Jerman, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan menetapkan Deutsche
Mark sebagai mata uang  Jerman. Penyatuan Jerman tidak terbatas hanya pada persoalan
ekonomi, namun menyangkut pula bidang militer. Semula Menlu Uni Soviet Edward
Shevardnadze dalam pertemuan “ Dua plus Empat” pertama di Bonn mengajukan usulan agar
jerman bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam pakta Warsawa atau netral, namun usul
ini ditolak NATO.

5
Akhirnya Moskow menyetujui Jerman bersatu bergabung dalam NATO dengan tidak
menganggap lagi pakta Warsawa sebagai musuh. Pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen
Jerman sepakat menetapkan tanggal 23 Oktober 1990 sebagai hari penggabungan kembali
kedua Jerman. Dalam sidang parlemen tersebut, 294 suara mendukung, 62 suara  melawan,
serta 7 suara absen. Proses Penyatuan Jerman akhirnya dilakukan lebih cepat dari rencana
semula, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1990. Selanjutnya enam hari berikutnya tembok Berlin
yang selama ini memisahkan kedua Negara tersebut segera dirobohkan.

3.             DAMPAK BERSATUNYA JERMAN BARAT DENGAN JERMAN TIMUR


A.           DI BIDANG POLITIK DAN MILITER
Dengan bersatunya Jerman Timur dan Jerman Barat (Republik Federal Jerman) secara resmi
pada tanggal 3 Oktober 1990 mengakibatkan hilangnya pengaruh Komunisme Uni Soviet di
Jerman. November 1990, Jerman mengadakan pemilihan umum bebas pertama sejak 1932.
Pemilihan Umum itu menghasilkan suara terbanyak untuk koalisi Helmut Kohl yang
dahulunya adalah kanselir Jerman Barat (1982-1990). Dengan kemenangan ini, maka ideologi
pemerintahan yaitu Liberal Kapitalis dan secara resmi mengakhiri ideologi komunis di
Jerman.
Penyatuan Jerman tidak terbatas hanya pada persoalan politik, namun menyangkut pula
bidang militer. Menteri Luar Negeri Uni Soviet Edward Shevardnadze dalam pertemuan “
Dua plus Empat” di Bonn mengajukan usulan agar Jerman bersatu dalam lima tahun pertama
tetap dalam pakta Warsawa atau netral, namun usul ini ditolak NATO karena pihak yang
menang dalam pemilu adalah liberal kapitalis. Akhirnya Moskow menyetujui Jerman bersatu
bergabung dalam NATO dengan tidak menganggap lagi pakta Warsawa sebagai musuh. Hal
ini agar membuat ketegangan tidak timbul kembali diantara mereka

B.            DAMPAK DI BIDANG SOSIAL


Sebelum Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu, banyak masyarakat dari Jerman Timur
yang diam-diam mencoba untuk melarikan diri ke Jerman Barat, karena hancurnya
perekonomian di Jerman Timur dan tidak ada kebebasan bagi masyarakat Jerman Timur
untuk bebas dalam bersaing dan mengembangkan kemampuannya serta agar idak diatur
semua oleh negara. Hal ini juga diakibatkan dari lemahnya ekonomi Jerman Timur sebelum
bersatu dengan Jerman Barat. Kebanyakan industri-industri yang ada di bekas wilayah Jerman
Timur telah ditinggalkan karena kalah bersaing, sehingga banyak menimbulkan
pengangguran di beberapa daerah. Hal ini yang mendorong masyarakat Jerman Timur untuk
pergi ke Jerman Barat. Namun setelah bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur,
masyarakat Jerman Timur dapat dengan mudah datang ke Jerman Barat tanpa harus
sembunyi-sembunyi, begitu juga sebaliknya. Masyarakat Jerman dapat dengan mudah
berinteraksi. Berinteraksinya ini mereka belajar mengenai segala segi keidupan yang tidak

6
mereka alami sebelumnya, dan mereka dapat memperbaiki keadaaan ekonomi mereka, dan
juga negara membantu dalam membangun ekonomi dibekas negara Jerman Timur.

C.           DAMPAK DI BIDANG EKONOMI


Biaya persatuan ulang yang telah menimbulkan suatu beban yang berat kepada ekonomi
Jerman dan telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi tersendat-sendat
dalam tahun-tahun terakhir ini. Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah
lemahnya ekonomi Jerman Timur, khususnya jika dibandingkan dengan Jerman Barat; lalu
nilai tukar di antara mata uang Jerman Timur dan Jerman Barat yang secara artifisial
ditinggikan demi alasan politik, dengan hasil Jerman Barat harus melunasi rekening ini.
Walaupun dilakukan investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman
Timur hancur ketika harus bersaing dengan Jerman Barat. Pemerintah Jerman memberikan
lebih dari 10 milyar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di bekas wilayah
Jerman Timur. Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur,
sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot.
Industri yang dulu tidak perlu bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman Timur harus
diswastanisasikan, seringkali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka.[11] Sebagai akibat
daripada persatuan ulang, kebanyakan bekas wilayah Jerman Timur telah kehilangan
industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang banyak di beberapa bagian daerah.
Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur secara berkesinambung berhijrah ke
wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan wilayah timur kehilangan
tenaga-tenaga kerja profesional.

7
BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, Jerman direbut dan diduduki oleh tentara sekutu.
Akibat dari kekalahan tersebut, setiap kota yang ada di Jerman mengalami kehancuran baik
dalam infrastruktur maupun yang lainnya. Saat diduduki tentara sekutu dibagi menjadi empat
zona kependudukan. Bahkan ibukota lama Jerman, Berlin sebagai pusat kontrol dari tentara
sekutu dibagi menjadi empat zona. Dengan munculnya Perang Dingin (Cold War), Berlin pun
terancam pecah karena terjadi pembagian kewenangan  pengurusan wilayah antara Blok Barat
dan Timur. Hal ini sama seperti yang digambarkan oleh Marvin Perry sebagai
berikut :  Republik Federal Jerman, yang dibentuk dari tiga zona barat pendudukan,
berhadapan dengan suatu Republik Demokratik Jerman yang didominasi Uni Soviet di timur
pada 1945. Jerman barat berideologi liberal kapitalis dengan Amerika Serikat, Perancis dan
Inggris. Sedangkan Jerman Timur dengan ideology Sosialis komunis yang Uni Soviet sebagai
negara yang menduduki.
Proses bersatunya Jerman Barat dengan Jerman Timur mencapai puncaknya ketika diadakan
Pemilihan umum pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman Timur dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 1990. Kemudian pemerintahan yang terbentuk setelah pemilu itu, diberi
mandat untuk berunding dengan Jerman Barat mengenai kesepakatan penggabungan kedua
Negara tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka tidak lama kemudian bubarlah kabinet
Jerman Timur. Selang lima hari kemudian Tembok Berlin dan perbatasan lainnya dinyatakan
terbuka. Sehingga menandai bersatunya kembali Jerman Barat dengan Jerman Timur.
Dampak Bersatunya Jerman Barat Dengan Jerman Timur menghiasai berbagai aspek antara
lain dalam bidang Politik, Militer, Sosial dan Ekonomi. Dalam bidang politik, bersatunya
Jerman Barat dengan Jerman Timur membuat hanya ada satu ideology resmi yaitu liberal
kapitalis karena memenangkan pemilu pertama. Dalam Bidang Politik, Jerman menjadi
anggota NATO dan arah kebijakan negara selalu kepada Amerika Serikat atau liberal, yang
sebelum terjadinya penyatuan Jerman Timur mengarah kepada Uni Soviet. Dalam Bidang
Sosial terjadinya kesenjangan antara Jerman Barat yang lebih maju dibandingkan dengan
Jerman Timur yang lebih miskin. Hal itulah yang menyebabkan rakyat Jerman Timur untuk
pergi ke Jerman Barat. Setelah bersatu, mereka berinteraksi tanpa ada yang menghalangi dan
saling bertukar pikiran dalam segala aspek kehidupan. Dalam Bidang Ekonomi, Jerman Barat
lebih maju dengan Jerman Timur memberikan bantuan dana untuk membangun
perekonomian bekas negara Jerman Timur.

8
B.            Saran
Ketika kita membuat sebuah makalah tentang Penyatuan Jerman, sebaiknya kita membaca
beberapa referensi dalam beberapa buku. Hal ini bertujuan agar makalah yang kita buat
terhindar dari kesalahan dengan pembaca. Bisa saja pembaca sudah mengetahui hal tentang
identitas dari makalah yang akan kita buat, sehingga tidak membuat pembaca bingung dengan
makalah yang kita buat ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan yang membacanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djaja, Wahjudi. 2012. Sejarah Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Ombak.
Hardi.1988. Menarik Pelajaran Dari Sejarah. Jakarta : Haji Mas Agung
Geiss, Imanuel. 1997. The Question of German Unification 1806-1996. London: Routledge
K.L.M..1986. Perang Dingin. Jakarta : PT. Gunung Agung.
M.C. Ricklefs.2005, Berakhirnya Perang Dingin..Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Perry, Marvin. 2013. Peradaban Barat: Dari Revolusi Prancis Hingga Zaman Global.
Terjemahan Saut Pasaribu. Bantul: Kreasi Wacana.
Pipes, Richard. 1981.  Modern Europe. Georgetown: The Dorsey Press.
Susilo Adi Taufik. 2009.  Mengenal Benua Eropa. Jogjakarta: Garasi.

10
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas sejarah Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cipari, 20 Febuari 2020


Penyusun

11
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keadaan Jerman Barat dan Jerman Timur ................................................ 3
B. Proses Bersatunya jerman barat dan jerman timur ................................... 5
C. Dampak bersatunya jerman barat dan jerman timur ................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

12

Anda mungkin juga menyukai