Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BERSATUNYA NEGARA JERMAN TIMUR DAN


JERMAN BARAT

Nama : Muhammad Safrian Aldino


NIM : 2101036055

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI 2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatnya kepada kita semuanya dan atas hidayah dan inayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Bersatunya Negara
Jerman dan Konflik Palestina Israel”.
Dengan selesainya makalah ini saya sebagai penulis mengucapkan terima
kasih pada pihak-pihak yang telah memberi masukan dan semangat dalam
pembuatan makalah ini.
Saya sebagai penulis makalah ini menyadari bahwa dalam penyusunan tugas
ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, saya mohon maaf dan maklum serta selalu
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
yang budiman serta para pembimbing yang bijak.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua pihak. Amin

Tanjung Selor, 25 Agustus 2021

Muhammad Safrian Aldino

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
A. Latar Belakang Pembagian Negara Jerman ........................................................ 6
B. Proses Bersatunya Jerman ................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah Perang Dunia 2 berakhir, pada tanggal 2 Agustus 1945 melalui
Perjanjian Potsdam wilayah Jerman dibagi-bagi oleh negara-negara Sekutu (pihak
pemenang perang). Pihak Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menguasai Jerman
Barat, dan pihak Rusia (Uni Soviet) menguasai wilayah Jerman Timur.
Kedua negara tersebut dalam perkembangannya memiliki corak yang
berbeda. Jerman Barat di bawah pengaruh Amerika berhaluan kapitalis, sedangkan
Jerman Timur berhaluan sosialis-komunis. Meskipun Jerman Barat dan Jerman
Timur bertetangga, namun hubungan keduanya sering diwarnai ketegangan.
Penduduk yang tinggal di Berlin Timur tidak dapat berhubungan dengan saudaranya
yang tinggal di Berlin Barat karena dipisahkan oleh tembok Berlin.
Selain itu, pasca perang dingin konflik antar Negara Palestina dan Israel
telah menjadi bahan perbincangan dunia, bukan saja latar belakang masalahnya
tetapi juga Negara mana saja yang ikut berperan dalam konflik ini. Bahkan konflik
ini menjadi agenda utama dalam sidang umum PBB, namun hingga sekarang
konflik ini belum terselesaikan meskipun PBB telah mengeluarkan ratusan resolusi.
Di tinjau dari sejarahnya, konflik ini merupakan konflik perebutan wilayah
antara dua bangsa. Konflik berawal ketika gerakan Zionisme Yahudi yang di
populerkan oleh seorang jurnais berkebangsaan Austria bernama Theodore Herzl
mulai marak di kawasan Eropa. Gerakan ini menyebabkan perpindahan masyarakat
Yahudi ke Timur Tengah. Sementara pada saat itu wilayah Palestina dan Israel
menjadi kekuasaan Ottoman.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatarbelakangi terbaginya Negara Jerman menjadi dua
wilayah?
2. Bagaimana proses penyatuan Negara Jerman?

C. Tujuan Penulisan
1. Ingin mengetahui melatarbelakangi terbaginya Negara Jerman menjadi dua
wilayah.
2. Ingin mengetahui proses penyatuan Negara Jerman.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pembagian Negara Jerman


Selepas habisnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman telah dibagibagi
menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan
Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat kuasa
pendudukan adalah untuk mengawal Jerman bersama-sama dari tahun 1947,
kedatangan Perang Dingin menyebabkan Perancis, Britania Raya dan Amerika
Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan
Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi
Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama.
Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945,
wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia
Timur, diberikan kepada Polandia dan separuh daripada utara Prusia Timur (kini
dikenal sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada Uni Soviet.
Jerman Barat dan Jerman Timur kedua-dua mengklain sebagai pengganti sah
bagi penduduk Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich). Bagaimanapun jua,
Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara
Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan bahwa kedua-dua Jerman Barat dan
Jerman Timur adalah negara baru. Rencana pertama untuk menyatukan bagi-bagian
wilayah Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952 di bawah syaratsyarat
sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria (lihat Perjanjian Negeri
Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral dengan sebuah
perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan
bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah
Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat
dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum
seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet.
Satu lagi rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan
mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa
Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok Timur). Mulai 1949 dan
seterusnya, Republik Federal Jerman dibangun menjadi suatu negara barat kapitalis
6
dengan sebuah "ekonomi pasar sosial" dan pemerintahan demokratis berparlemen.
Pertumbuhan ekonomi berpanjangan bermula dalam 1950 dan menghasilkan satu
"keajaiban ekonomi" 30-tahun (Wirtschaftswunder). Manakala di Republik
Demokratis Jerman menubuhkan suatu pemerintahan otoriter dengan suatu gaya
meniru ekonomi Uni Soviet. Walaupun Jerman Timur menjadi terkaya dan negara
paling maju di Blok Timur, banyak dari warganya yang masih melihat ke Barat
untuk kebebasan politik dan kemakmuran ekonomi. Pelarian orang Jerman Timur
ke negara non-komunis melalui Berlin Barat menyebabkan Jerman Timur
menegakkan satu sistem penjagaan perbatasan ketat (yang mana Tembok Berlin
adalah bagian darinya) pada 1961 untuk mencegah pelarian massal ini.
Pemerintahan Jerman Barat dan sekutu NATO-nya pada mulanya tidak
mengakui Republik Demokratis Jerman (Jerman Timur) atau Republik Rakyat
Polandia, mengikut Doktrin Hallstein. Hubungan antara Jerman Timur dan Jerman
Barat senantiasa dingin sehingga Kanselir Barat Willy Brandt melancarkan
pemulihan hubungan baik yang kontroversial dengan Jerman Timur (Ostpolitik)
pada tahun 1970-an.

B. Proses Bersatunya Jerman


Konselir Jerman Barat Helmut Kohl pada tanggal 28 November 1989
menyerahkan "Rencana 10 Pasal" tentang penyatuan Jerman secara bertahap.
Helmut Kohl merencanakan suatu konfederasi antara Jerman Barat dan Timur.
Usaha penyatuan Jerman tersebut direncanakan akan dilakukan beberapa tahun
kemudian. Keadaan di Jerman Timur kembali bergolak setelah Egon Krenz
mengundurkan diri dan diganti Hans Modrow. Kemudian Modrow segera
mengadakan pertemuan dengan Konselir Helmut Kohl yang hasilnya adalah
kesepakatan unifikasi Jerman. Meskipun tembok Berlin telah dinyatakan terbuka,
namun ide untuk penyatuan Jerman secara resmi pertama muncul pada Pertemuan
Ottawa (Kanada) pada tanggal 13 Pebruari 1990. Pertemuan Ottawa tersebut diikuti
oleh 4 menteri luar negeri dari negara-negara pemenang Perang Dunia II serta kedua
menteri luar negeri dari Jerman Barat dan Jerman Timur. Pertemuan Ottawa lebih
dikenal dengan rumusan "Dua Plus Empat" yang terdiri dari Jerman Barat, Jerman
Timur, dengan Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Uni Soviet.

7
Pada tanggal 14 Pebruari 1990, Konselir Helmut Kohl dan Hans Modrow
setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua negara. Kohl
dan De Meiziere pada tanggal 24 April 1990 akhirnya menetapkan ekonomi dan
moneter yang dilanjutkan dengan menetapkan "deutsche mark" sebagai mata uang
Jerman. Sasaran penyatuan Jerman selanjutnya selain bidang ekonomi, adalah
bidang militer. Pada awalnya Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Edward
Shevardnadze dalam pertemuan "Dua Plus Empat" pertama di Bonn mengajukan
usulan agar Jerman bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam Pakta Warsawa
atau netral. Akan tetapi, usul tersebut ditolak NATO. Akhirnya pada tanggal 16 Juli
1990 Moskow menyetujui Jerman bersatu bergabung dalam NATO dengan tidak
lagi menilai Pakta Warsawa sebagai musuh. Seiring dengan
kesepakatankesepakatan tersebut, pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen Jerman
sepakat menetapkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai hari yang tepat untuk
menggabungkan Jerman Barat dan Jerman Timur. Akhirnya setelah mengalami
perjuangan yang panjang pada tanggal 3 Oktober 1990 kedua Jerman bersatu. Enam
hariu kemudian tembok Berlin yang selama ini memisahkan kedua Jerman
dirubuhkan. Setelah itu, pada tanggal 2 Desember 1990 diadakan pemilu pertama
dan koalisi Partai Demokrat (CDU/FDP) yang dipimpin Konselir Helmut Kohl
berhasil memenangkan pemilu. Dengan demikian Helmut Kohl menjadi konselir
pertama setelah Jerman bersatu.
Masalah yang timbul setelah itu adalah kesenjangan ekonomi antara kedua
Jerman. Jerman Barat sudah sangat maju, sedangkan perekonomian Jerman Timur
sangat lamban, inflasi tinggi dan banyak pengangguran. Dengan bersatunya Jerman,
timbul kekhawatiran negara lain akan bangkitnya kekuatan Jerman seperti pada
masa lalu. Maka untuk itu perlu dilakukan pembatasan dalam hal senjata nuklir,
biologi, kimia dan disepakati Jerman harus masuk NATO agar mudah diawasi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober
1990 ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer); Brandenburg,
Mecklenburg-Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Thüringen, dan Berlin
bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat),
memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat
(Grundgesetz). Maka dengan masuknya secara resmi lima negara bagian Jerman
yang kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal 23, lalu wilayah di mana
Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk memuat mereka.
Sengketa antara Palestina dan Israel adalah merupakan permasalahan
sengketa wilayah yang telah dilakukan pembagian oleh Perserikatan BangsaBangsa
(PBB) pada medio Mei 1947. Ternyata pembagian wilayah yang telah dilakukan
tidak dapat memuaskan kedua belah pihak dan upaya untuk menggagalkan tidak
lagi diawasi secara ketat oleh PBB. Serangan Israel tidak segera diselesaikann
dengan ketegasan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi
Internasional yang memiliki kapaasitas untuk menyelesaikan konflik
berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Bahwa mengenai posisi antara Palestina
dan Israel terdapat ketidakadilan secara ekonomi yang mengakibatkan dukungan
dalam hal persenjataan begitu besar dan memperkuat posisi Israel dalam upaya
penekanannya atas Palestina dan hal ini tidak dicermati oleh PBB dan tidak ada
upaya untuk ikut mengontrol masuknya bantuan untuk persenjataan bagi Israel
untuk memperkuat pasukan bersenjata.

9
10

Anda mungkin juga menyukai