Anda di halaman 1dari 41

BAHAN AJAR

PENGANTAR AKUNTANSI

JUNI ISWANTO, SE., MM

Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam (FSEI)

INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

(IAI PD) NGANJUK


DAFTAR ISI
Halaman
BAB I SEJARAH, PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM AKUNTANSI 1
1.1 SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI………..…………….. 1
1.1.1 Perkembangan Akuntansi dan Sistem Pembukuan
Berpasangan…………………………… 1
1.1.2 Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-
Saxon………………………………………… 1
1.2 PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG
AKUNTANSI………………………………………………………...... 1
1.2.1 Pengertian Akuntansi………………………………….. 2
1.2.2 Kegunaan Akuntansi…………………………………... 2
1.2.3 Pemakai Informasi Akuntansi………………………… 2
1.2.4 Bidang Akuntansi………………………………………. 3
1.2.5 Profesi Akuntansi……………………………………….. 4
BAB II AKUN DAN KODE AKUN………………………………………………… 5
2.1 ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN……………………………. 5
2.1.1 Pengertian Akun………………………………………… 5
2.1.2 Penggolongan akun…………………………………… 5
2.2 KODE AKUN……………………………………………………….. . 8
2.2.1 Kode Numeral…………………………………………… 8
a. Kode Nomor Berurutan……………………………. 8
b. Kode Kelompok……………………………………. 8
c. Kode Blok……………………………………………. 8
2.2.2 Kode Desimal…………………………………………… 9
2.2.3 Kode Mnemonik………………………………………… 10
2.2.4 Kode Kombinasi Huruf dan Angka…………………. 10
BAB III PERSAMAAN AKUNTANSI………………………………………………. 11
3.1 KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN MODAL……………… 11
3.2 PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP PERSAMAAN
AKUNTANSI……………………………………...... 12
3.3 PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN DALAM PERSAMAAN
AKUNTANSI………………………………………………………….. 12
BAB IV TAHAP PENCATATAN…………………………………………………….. 13
4.1 SUMBER PENCATATAN………………………………………….. 14
4.2 ANALISIS BUKTI PENCATATAN………………………………. … 16
4.2.1 Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Harta, Utang, dan
Modal……………………………………… 16
4.2.2 Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan
Beban…………………………….. 16
4.3 JURNAL UMUM…………………………………………………… 17
4.3.1 Pengertian Jurnal………………………………………. 17
4.3.2 Bentuk Jurnal……………………………………………. 17
4.4 BUKU BESAR………………………………………………………. 18
BAB V NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN WORKSHEET …….. 2
5.1 NERACA SALDO………………………………………………….. 1
5.1.1 Pengertian Neraca Saldo…………………………….. 21
5.1.2 Cara Menyusun neraca Saldo………………………. 21
5.2 JURNAL PENYESUAIAN…………………………………………. 21
5.2.1 Pengertian Jurnal Penyesuaian……………………… 21
5.2.2 Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian…. 22
5.3 WORKSHEET………………………………………………………. 24
5.3.1 Pengertian Kertas Kerja……………………………….. 24
5.3.2 Fungsi Kertas Kerja……………………………………… 24
5.3.3 Bentuk Kertas Kerja…………………………………….. 25
5.3.4 Cara Menyusun Kertas kerja…………………………. 25
5.4 PENGERTIAN JURNAL PENUTUP……………………………….. 26
5.4.1 Pengertian Jurnal Penutup…………………………… 26
5.4.2 Fungsi Jurnal Penutup…………………………………. 27
5.4.3 Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penutup……….. 27
5.5 NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN…………………….... 27
BAB VI LAPORAN KEUANGAN………………………………………………….. 28
5.1 PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN………………………… 28
5.2 KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN………………………….. 28
5.3 LAPORAN LABA RUGI…………………………………………… 29
5.3.1 Pengertian Laporan Laba Rugi……………………. 29
5.3.2 Bentuk Laporan Laba Rugi…………………………. 29
5.4 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS……………………………..... 31
5.5 LAPORAN ARUS KAS……………………………………………. 33
5.6 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN……………………… 34
BAB I
SEJARAH, PENGERTIAN, PEMAKAI, DAN MACAM AKUNTANSI
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah, pengertian, kegunaan, pemakai, dan bidang akuntansi

A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI.


1. Perkembangan Akuntansi dan Sistem Pembukuan Berpasangan
Sejak perekonomian makin berkembang, kejadian – kejadian yang
berhubungan dengan keuangan telah dicatat menggunakan batu, kulit kayu dan
sebagainya. Catatan tertua mengenai kejadian ekonomi tersebut telah
ditemukan pada masa 3600 SM di Babilonia. Catatan yang sama juga ditemukan
di Mesir dan Yunani Kuno.
Setelah angka- angka desimal Arab dikenal, pencatatan yang lebih
lengkap dikembangkan di Italia, yang pada akhirnya ditemukan sistem
pembukuan berpasangan (double entry system) yang dikembangkan oleh
pedagang – pedagang Venesia.
Pada tahun 1494, Lucas Paciolo, seorang pemuka agama dan ahli
Matematika menulis sebuah buku yang berjudul “ Summa de Arithmetica,
Geometrica, Proportioni Et Proportionalita”, dimana dalam buku yang berisi
ilmu pasti tersebut terdapat pelajaran pembukuan dalam bagian yang berjudul
“Tractatus De Computis Et Scriptorio”.
Buku tersebut selanjutnya berkembang di Eropa Barat, selanjutnya
perkembangan sistem pembukuan mengikuti asal negaranya, misalnya sistem
Belanda (sistem Kontinental) serta sistem Inggris dan Amerika Serikat (system
Anglo–Saxon).

2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo-Saxon


Pada abad pertengahan Venesia merupakan pusat perdagangan dunia.
Saat terjadi revolusi industri, maka pusat perdagangan berpindah ke Inggris.
Sistem pembukuan berpasangan yang dikenal dengan akuntansi pada abad ke-
19 kemudian berkembang di Amerika dengan istilah accounting.
Akuntansi tidak sama dengan pembukuan, walaupun akuntansi berasal
dari pembukuan berpasangan yang dikembangkan. Akuntansi lebih luas ruang
lingkupnya, dimana pembukuan termasuk didalamnya.
Sebelum tahun 1960, di Indonesia dikenal pembukuan cara Belanda (sistem
Kontinental). Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (sistem Anglo-Saxon)
dikenalkan di Indonesia, yang terus digunakan sampai sekarang.

B. PENGERTIAN, KEGUNAAN, PEMAKAI, DAN BIDANG AKUNTANSI


1. Pengertian Akuntansi
Ditinjau dari segi bahasa, istilah accounting berasal dari kata “to account”
yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah “account”
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”.
Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai
“suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan
transaksi-transaksi, atau kejadia-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai
mata uang, serta menganalisis hasil dari teknik tersebut”. Dengan kata lain
akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran segala
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan
hasilnya.
Dalam pengertian yang luas, definisi akuntansi adalah “proses identifikasi,
pengukuran, dan komunikasi dari informasi ekonomi untuk dapat menghasilkan
pertimbangan dan keputusan bagi pemakai informasi tersebut”.
2. Kegunaan Akuntansi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi
adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna
bagi pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan
informasi-informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari
luar perusahaan (ekstern).
Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan
melaporkan data ekonomis kepada bermaca-macam pihak yang membutuhkan.
Pemilik dan calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi keuangan dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pihak Bank atau pemberi kredit
dapat menilai kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada gilirannya
mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi sebelum memberi pinjaman.
Badan pemerintah berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam
kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah, misalnya peraturan
perpajakan. Bahkan karyawan berkepentingan terhadap jalannya operasi
perusahaan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan dan
keuntungan yang mungkin dapat dinikmati oleh karyawan tersebut.

3. Pemakai Informasi akuntansi


Pemakai Internal. Yang termasuk pemakai informasi internal adalah
manajer, pimpinan perusahaan. Manajer (pimpinan) perusahaan, mulai dari
level terendah sampai level tertinggi, memerlukan informasi akuntansi yang
berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan adanya informasi
akuntansi yang cepat dan akurat, dapat diambil keputusan yang tepat pula.
Pemakai Eksternal. Yang termasuk pemakai informasi eksternal adalah
pemegang saham, calon penanam saham (investor), kreditur atau calon
kreditur, para pekerja/karyawan/serikat karyawan, pemerintah, dan
kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Pemegang saham perlu mengetahui
perkembangan dan kondisi perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut merupakan pertanggungjawaban keuangan formal oleh
pimpinan/pengelola perusahaan atas kepercayaan yang diberikan dalam
mengelola perusahaan tersebut. Kreditur atau calon kreditur memerlukan
informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan untuk dijadikan
pertimbangan dalam memberikan kredit. Selain itu juga laporan keuangan
dibutuhkan untuk memantau kondisi dan perkembangan keuangan perusahaan
agar kepentingan para kreditur senantiasa terlindungi. Para pekerja/karyawan
memerlukan informasi akuntansi karena berkepentingan atas kelangsungan
hidup perusahaan dan jaminan sosial yang mereka harapkan. Pemerintah
berkepentingan terhadap informasi akuntansi dalam kaitannya dengan
pemantauan atas pelaksanaan suatu peraturan, data melalui sensus, data
statistic, dan sebagainya.

4. Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan
aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi
pokoknya adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan
menyiapkan laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik
dan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan
data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan
manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan
serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk
perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri
umumnya diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya,
penyusunan laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen,
fungsi, aktivitas produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini
antara lain menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun
yang direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa
yang akan datang.
d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen
atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini
meliputi pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan
yang disusun.
e. Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk
pelaporan, pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta
pemenuhan prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di
bidang ini harus memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku
di negara yang bersangkutan.
f. Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan
bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang
dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam
administrasi negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata
anggaran masing-masing.
g. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan
untuk suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan
antara operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang.
Bidang ini seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
h. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang
berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem
pencatatan serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan).
Sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas
harta perusahaan.
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang
bertujuan melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian
masyarakat atas adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan
masyarakat tersebut.

5. Profesi Akuntan
Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter,
pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada
profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki
oleh orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa
bebas (independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil
pemeriksaan mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi
pendapat mereka tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan
yang diperiksanya. Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan
melakukan pemeriksaan sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan
internal suatu perusahaan. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang
bekerja pada badan-badan pemerintah.
c. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga
pengajar (dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan
pengembangan akuntansi.

BAB II
AKUN DAN KODE AKUN

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian akun, penggolongan dan kode akun.

A. ARTI DAN PENGGOLONGAN AKUN


1. Pengertian Akun
Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan untuk mencatat dan
menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan perubahan-perubahan
pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang,
modal, pendapatan dan beban disediakan sebuah akun tersendiri. Dengan
demikian banyaknya akun yang diperlukan oleh setiap perusahaan berlainan
dengan perusahaan lain, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik),
yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan
dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat
dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya
tersedia sebuah akun.
a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai
dengan uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai
dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi
normal perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :
- Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga
yang berfungsi sebagai uang tunai.
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa
saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui
bursa.
- Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu dibawah satu tahun.
- Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau
belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di
muka, bunga dibayar di muka.
- Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan
atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum
menerima pembayarannya.
- Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu
investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan
atau memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya
antara lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman
modal dalam obligasi.
3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang
dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai
umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan
merupakan barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk
dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor,
mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam
penggunaannya secara bertahap akan menyusut atau
berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah.
4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak
istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta
ini antara lain:
- Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang
atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan
produk formula.
- Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya
intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu.
- Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk
usaha.
- Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang
diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau
perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried
Chicken.
- Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh
suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu,
misalnya karena letak strategis, merk terkenal,
personalia yang profesional, pelayanan yang
memuaskan, dll.

5) Harta Lain-lain, yaitu harta yang tidak dapat dikelompokan


pada kriteria diatas. Misalnya mesin yang tak terpakai, tanah
yang tidak dijadikan tempat usaha.
b. Utang/Kewajiban (Liabilities), yaitu suatu kewajiban yang harus
dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Utang dibagi
menjadi 2 golongan: utang lancar dan utang jangka panjang.
1) Utang Lancar (Current/Short term liabilities), yaitu suatu
kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang
dari satu tahun. Yang termasuk golongan ini adalah:
- Utang Usaha (Account Payable), yaitu utang jangka
pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Contoh
utang yang timbul akibat pembelian secara kredit.
- Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu utang jangka
pendek dengan disertai perjanjian tertulis.
- Beban yang masih harus dibayar, misalnya utang gaji.
- Pendapatan diterima di muka, misalnya Sewa diterima
di muka
2) Utang Jangka Panjang (Long Term liabilities), yaitu
kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu yang
relatif lama atau lebih dari satu tahun. Jika sebagian atau
seluruh utang tersebut telah jatuh tempo, maka bagian yang
telah jatuh tempo tersebut menjadi utang jangka pendek.
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain:
- Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah surat bukti utang
perusahaan kepada pemegang obligasi disertai
pembayaran bunga sesuai tingkat bunga yang disepakati.
- Utang Hipotik, yaitu utang jangka panjang dengan
jaminan harta tetap.

c. Modal, yaitu kekayaan pemilik perusahaan atau hak milik atas


harta perusahaan.
d. Pendapatan, yaitu penambahan dalam modal perusahaan yang
berasal dari kegiatan usaha. Pendapatan dapat dibedakan:
a. Pendapatan Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari
usaha pokok/utamanya.
b. Pendapatan Non Operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh
diluar dari usaha pokok/utamanya. Misalnya dari pendapatan
bunga, pendapatan komisi, laba penjualan aktiva, dll.
e. Beban, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
hasil. Beban dapat dibedakan menjadi:
a. Operasional/Beban Usaha, yaitu beban yang dikeluarkan
untuk dapat mendapat hasil dari usaha pokoknya. Misalnya
Beban gaji, beban listrik, telepon, dll.
b. Beban diluar usaha/Non Operasional, yaitu beban yang
dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha
pokok/utamanya. Misalnya beban bunga, rugi penjualan aktiva.

2. KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian
rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya
kembali pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu :
a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah
kode yang sudah ada .
Berikut beberapa macam kode akun :
1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan
nomor (0-9).
a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara
berurutan. Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100
atau sesuai yang diinginkan. Cantoh :
Nomor Nama Akun
Kode
100 Kas
101 Bank
102 Piutang Usaha
103 Wesel Tagih
121 Tanah
122 Gedung
201 Utang Usaha
202 Wesel Bayar
b. Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi
menjadi golongan dan seterusnya diberi nomor kode tersendiri.
Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing
mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111
(1 pertama : kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan
golongan akun Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun
kas)
Nomor Arti
Kode
Angka Kelompok Akun
pertama Golongan Akun
Angka Subgolongan
kedua Akun
Angka Jenis Akun
ketiga
Angka
keempat

c. Kode Blok, dalam cara ini, akun yang ada dikelompokkan


menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi
beberapa golongan, dan tiap golongan menjadi beberapa jenis.
Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok
nomor kode yang berbeda. Contoh :
Kelompok Kode
Harta 100 – 199
Utang 200 – 299
Modal 300 – 399
Pendapatan 400 – 499
Beban 500 - 599

Golongan Kode
Harata 100 – 149
Lancar 150 – 199
Harta 200 – 249
Tetap 500 – 299
Utang
Lancar
Utang Jgk.
Pnjg

Jenis Kode
Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang 201
usaha

2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau
rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis
akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0
sampai 9.
a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :
Rubrik 0 : Akun Harta Lancar
Rubrik 1 : Akun Harta Tetap
Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik 4 : Akun Modal
Rubrik 5 : Akun Pendapatan
Rubrik 6 : Rubrik Beban

b. Rubrik dibagi menjadi beberapa golongan, misalnya :


Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Golongan 20 : Utang Usaha
Golongan 21 : Utang Wesel
c. Golongan dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya :
Golongan 20 : Utang Usaha
Jenis 201 : Utang Gaji
Jenis 202 : Utang Sewa

3. Kode Mnemonik, pada cara ini pemberian kode dilakukan dengan


menggunakan huruf. Contoh :
Jenis Kode
Harta H
Harta HL
Lancar HT
Harta U
Tetap UL
Utang M
Utang
Lancar
Modal
4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka, Cara ini dilakukan dengan
mengkombinasikan huruf dan angka untuk membentuk kode yang
diinginkan. Contoh :
Jenis Kode
Harta H
Harta HL
Lancar HL 01
Kas HL 02
Piutang HT
Harta U
Tetap UL
Utang UL 01
Utang M
Lancar
Utang
Dagang
Modal
BAB III
PERSAMAAN AKUNTANSI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan akuntansi dan mencatat transaksi keuangan ke
dalam persamaan akuntansi.

A. KESEIMBANGAN ANTARA HARTA DAN MODAL


Harta meruapakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan merupakan
sumber pembelajaran untuk melakukan kegiatan usaha. Sumber pembelajaran
menunjukkan siapa atau dari mana yang membelanjai harta tersebut. Oleh
karena itu, harta harus sama atau seimbang dengan suber pembelanjaan.
Sumber pembelanjaan yang berasal dari pemilik disebut modal.
Keseimbangan atau kesamaan biasanya dinyatakan dalam suatub
persamaan yang disebut persamaan akuntansi (accounting equation).
Hubungan kedua hal di atas dapat dinyatakan sebagai keseimbangan antara
harta dan modal. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan akuntansi adalah
sebagai berikut :
HARTA = MODAL

Harta perusahaan yang digunakan sebagai sember pembelanjaan


da;am kegiatan perusahaan dapat diperoleh dari 2 sumber, yaitu pemilik dan
kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut modal, sedangkan yang
berasal dari kreditur akan menimbulkan suatu kewajiban untuk dikembalikan,
yang disebut dengan utang. Apabila harta perusahaan diperoleh dari 2 sumber,
maka persamaan akuntansinya :

HARTA = UTANG + MODAL

Dalam akuntansi penulisan utang ditulis sebelum modal, hal ini


dimaksudkan dalam hal hak atas kekayaan, kreditur harus didahulukan dari
pemilik modal. Sedangkan hal pemilik ditangguhkan setelah kewajiban kepada
pihak lain dilunasi.
Dalam operasi usaha dimungkinkan adanya pendaptan dan beban.
Pendapatan merupakan kenaikan dari harta yang diperoleh dari hasil penjualan
barang atau jasa. Sedangkan beban merupakan penurunan harta, karena
merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan mempunyai sifat menambah modal, sedangkan beban
mempunyai sifat mengurangi modal. Dengan demikian pendapatan dan beban
akan mempengaruhi keadaan modal. Sehingga dalam persamaan akuntansi
dicatat dalam komponen modal. Namun untuk mengembangkan persamaan
akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari modal.
Bentuk persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut :

HARTA = UTANG + MODAL + PENDAPATAN - BEBAN

B. PENGARUH TRANSAKSI KEUANGAN TERHADAP PERSAMAAN


AKUNTANSI
Pengaruh transaksi terhadap persamaan akuntansi dapat
mengakibatkan penambahan atau pengurangan dalam beberapa komponen.
Perubahan dalam komponen dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perubahan harta diikuti dengan perubahan harta lain dalam jumlah yang
sama.
2. Perubahan harta diikuti dengan perubahan utang atau sebaliknya dalam
jumlah yang sama.
3. Perubahan harta diikuti dengan perubahan modal dalam jumlah yang
sama.
4. perubahan harta diikuti dengan perubahan utang dan modal dalam
jumlah yang sama.

C. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN DALAM PERSAMAAN


AKUNTANSI
Transaksi keuangan dapat mengakibatkan perubahan dalam
komponen persamaan akuntansi. Perubahan tersebut paling tidak akan
menyangkut 2 komponen. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan
dapat dicatat dalam persamaan akuntansi.
BAB IV
TAHAP PENCATATAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat mengerjakan tahap-tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya menjual


jasa. Dari jasa yang diberikan kepada pihak luar ini perusahaan memperoleh
pendapatan. Contoh perusahaan jasa : perusahaan angkutan, salonkecantikan,
perbengkelan, bioskop, kantor akuntan, dan lain-lain.

Transaksi Identifikasi
Pengukuran

Pencatatan

Penggolongan Proses dan Pelaporan


pengikhtisaran

Lap. keuangan

Kegiatan ini akan selalu berulang, sehingga merupakan suatu siklus.


Tahap-tahap kegiatan mulai transaksi sapai penyusunan Lapoaran Keuangan
periode akuntansi berikutnya disebut sklus akuntansi (accounting cycle). Secara
rinci siklus akuntansi mencakup kegiatan : tahap pencatatan dan penggolongan
serta tahap pengikhtisaran.
Tahap Pencatatan dan Penggolongan
a. Membuat/menerima bukti pencatatan
b. Mencatat dalam buku jurnal
c. Memindahkan data dari jurnal ke buku besar
Tahap Pengikhtisaran
a. Menyusun Neraca Saldo
b. Membuat Jurnal Penyesuaian
c. Membuat Kertas Kerja/Neraca Lajur
d. Menyusun Laporan Keuangan
e. Membuat Jurnal Penutup
f. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan

A. SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik
transaksi intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan
diukur terlebih dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang
dan modal perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai
tertentu.
Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa
sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi :
a. Pengeluaran/pembayaran uang
b. Penerimaan/pemasukan uang
c. Penjualan/penyerahan jasa
d. Pembelian/penerimaan barang/jasa
e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan).

2. Bukti Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau
dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti
transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang
transaksi yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya
persengketaan di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di
dalamnya terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang
berupa tanda tangan yang bersangkutan.
Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu
sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang
ditunjuk. Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap,
penghapusan piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan
pihak luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota
kredit.
Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual
disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit,
sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan
kredit.
Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima
uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat
rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti
pencatatan bagi penjualan.
Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah
tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.
"Salon Kokom" Palembang, 19 Nopember 2007
Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada
Yth. Toko Linda
Jl. Jendral Sudirman 88Palembang
No. 345
NOTA DEBIT
Kami telah mendebit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Dikirim kembali 5 buah Hand & Body Lotion Alyssa Ashley karena rusak
pembungkusnya seharga Rp. 300.000,00

Hormat kami
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang
Erwinadikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan jumlah
tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.

"Salon Kokom" Palembang, 14Oktober 2007


Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada
Yth. Usaha Ananda
Jl. Jend. Rajawaali 369 Palembang
No. 123
NOTA KREDIT
Kami telah mengkredit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Diterima kembali 1 buah Sanggul pengantin yang tidak sesuai pesanan
anda seharga Rp. 45.000,00.

Hormat kami
Erwina

Memo (Bukti Memorial), adalah bukti pencatatan yang dikeluarkan oleh


pimpinan perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk kejadian-
kejadian yang berlangsung di dalam intern perusahaan itu sendiri.

"Salon Kokom" Palembang, 14Oktober 2007


Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada : Bagian Akuntansi

No. 456
NOTA MEMORIAL
Penyesuaian untuk penyusutan peralatan salon bulan Oktober sebesar Rp.
B. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
1. Pengaruh Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap terjadi transaksi akan
berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan modal. Namun perubahan
tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang demikian pada
dasarnya merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan. Artinya
setiap transaksi akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi kiri (debet)
dan sisi kanan (kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang terpengaruh.
Dengan demikian sebelum suatu pencatatn dilakukan atas suatu
transaksi berdasarkan dokumen sumber, maka bukti pencatatan perlu
dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk menetapkan :
a. Akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi tersebut (harta,
utang, moda, pendapatan, dan beban).
b. Pengaruh transaksi tersebut bertambah atau berkurang terhadap akun
yang bersangkutan.
c. Akibat penambahan atau pengurang itu akun-akun yang bersangkutan
darus didebit atau dikredit.
d. Berapa jumlah pengaruh tersebut.

2. Posisi Normal Akun Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban


pengaruh suatu transaksi terhadap dua atau lebih akun dilakukan
dengan menambah atau mengurangi atau dengan kata lain mendebit atau
mengkredit sejumlah nilai tertentu pada akun tersebut. Setiap akun mempunyai
posisi normal/seharusnya. Posisi normal akun dasar pemikirannya adalah
posisi sebuah neraca.
HARTA = UTANG + MODAL
Dengan demikian akun-akun harta mempunyai posisi normal sebelah kiri
(debet), jika harta bertambah, harta akan di-debet, sebaliknya jika harta
berkurang, harta akan dikredit. Secara lebih jelas posisi normal akun seperti
tabel berikut :

Kelompok Akun Normal Bertambah Berkurang


Harta Debet Debet Kredit
Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit

C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh
pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung
kelemahan yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah
untuk menelusuri dan menemukannya kembali. Selain itu tidak terlihat/tampak
catatan kronologis mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu,
sebelum suatu transaksi dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan pencatatan
terlebih dahulu ke dalam suatu jurnal.
Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis “jour” yang berarti “hari”.
Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus
yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti
transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah
tertentu dengan cara didebet atau dikredit.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi historis, artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan
secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya.
b. Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal
tanpa ada yang tertinggal.
c. Fungsi instruktif, artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk
mendebet atau mengkredit akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai
yang tertentu pula.
d. Fungsi analisis, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis
dalam bentuk pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah
atau nilai tertentu.
e. Fungsi Informatif, artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan
mengenai transaksi yang terjadi.

2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan
jurnal khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun
bentuk jurnal umum adalah sebagai berikut.
JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang
digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan,
dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban
disediakan sebuah akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun
Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun
Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban.
Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang)
dapat dilihat seperti pada tabel berikut.

Kelompok Akun Normal Bertambah Berkurang


Harta Debet Debet Kredit
Akun Riil Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Akun Pendapatan Kredit Kredit Debet
Nominal Beban Debet Debet Kredit

2. Bentuk Buku Besar


Tiap perusahaan dapat memiliki dan menggunakan akun yang bentuk
dan kolomnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan. Namun secara umum
bentuk akun Buku Besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Bentuk T
Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis
sama sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan
bagian sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun
memiliki :
a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b. Bagian/kolom penambahan
c. Bagian/kolom pengurangan

Kas No : 111

Bentu T ini dapat dikembangkan menjadi bentuk 2 kolom seperti


berikut.

Tanggal Uraian Ref Debet Tanggal Uraian Ref Kredit

b. Bentuk Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini
disediakan kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun
tersebut setiap terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi.
Bentuk bersaldo ini terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.

Akun Bersaldo 3 kolom :

KAS No : 111
Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo

Akun Bersaldo 4 kolom :


KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

3. Pemindahbukuan (posting) Jurnal ke Buku Besar


Setelah transaksi dicatat dalam Jurnal, tahap berikutnya adalah
pemindahbukuan (posting) dari Jurnal tersebut ke Buku Besar. Prosedur
posting tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pindahkan tanggal jurnal ke tanggal akun yang bersangkutan.
b. Pindahkan jumlah jurnal ke akun yang bersangkutan. Jumlah D Jurnal
pindahkan ke sisi D akun dan jumlah K Jurnal pindahkan ke sisi K
akun yang bersangkutan. Untuk akun Bentuk Bersaldo, langsung
dihitung sisa/saldonya dan isikan saldo tersebut pada kolom yang
sesuai.
c. Cantumkan nomor halaman buku jurnal ke kolom Ref (referensi)
akun Buku Besar.
d. Cantumkan nomor kode akun Buku Besar ke kolom Ref (referensi)
Jurnal.

Contoh :
JURNAL UMUM
Halaman : 01
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 Jan 01 Kas 111 9.000.000


Modal Erwina 311 9.000.000

KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

2008 01 Setoran modal 01 9.000.000 9.000.000


Jan (investasi)
awal

MODAL ERWINA No : 311


Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit

2008 01 Setoran modal 01 9.000.000 9.000.000


Jan (investasi)
awal
BAB V
NERACA SALDO, JURNAL PENYESUAIAN, DAN WORKSHEET

Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Neraca Saldo, mengerjakan jurnal penyesuaian, menyusun
Worksheet, mengerjakan jurnal penutup

A. NERACA SALDO
1. Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo
setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun
kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya
Neraca Saldo berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan.

2. Cara Menyusun Neraca Saldo


Neraca Saldo dapat disusun mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Hitung sisa/saldo dari masing-masing akun Buku Besar.
b. Saldo tiap akun dimasukkan/dipindahkan ke dalam Neraca Saldo,
dengan disusun berdasarkan urutan nomor akun atau sifat-sifat akun.
Adapun bentuk atau format Neraca Saldo adalah sebagai berikut.

NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200…
No Akun Nama akun Debet Kredit

B. JURNAL PENYESUAIAN
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan
keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam
praktiknya, perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan
yang diterima melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan
Keuangan. Selain itu beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak
bersamaan dengan prestasi/hasil yang diterima. Sedangkan menurut Standar
Akuntansi Keuangan, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan
pencatatan sampai pelaporan transaksi keuangan, pendapatan baru diakui
sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu pada waktu transaksi terjadi
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Pembebanan biaya sedapat
mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam periode
dimana pendapatan tersebut diakui.
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi
Keuangan yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
pendapatan dan beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal
Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo
yang sesungguhnya, dan memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-
periode yang sebenarnya.
2. Hal-hal yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Ada 2 kelompok transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian. Kedua
kelompok tersebut adalah :
a. Suatu transaksi yang sudah dicatat, tetapi perlu dikoreksi agar
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
1) Perlengkapan
2) Beban dibayar dimuka
3) Pendapatan diterima dimuka
b. Suatu transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat.
1) Beban yang akan dibayar
2) Pendapatan yang akan diterima
3) Penyusunan aktiva tetap

Untuk lebih jelas berikut diberikan contoh.


1) Perlengkapan
Pada tanggal 03 Januari 2008 perusahaan membeli perlengkapan kantor
secara tunai sebesar Rp. 3.000.000,00 (D). Pada akhir Januari,
perlengkapan kantor yang tersisa menunjukkan nilai Rp. 450.000,00.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 03 Perlengkapan kantor 3.000.000


Jan Kas 3.000.000
(Pencatatan pembelian
perlengkapan kantor)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban perlengkapan kantor 2.550.000


Jan Perlengkapan kantor 2.550.000
(Pencatatan penyesuaian
akun perlengkapan
kantor)

2) Beban dibayar dimuka


Pada tanggal 31 Januari 2008, akun Asuransi Dibayar Dimuka
menunjukkan sisa/saldo sebesar Rp. 1.200.000,00 (D). Jumlah tersebut
adalah untuk premi asuransi selama 1 tahun terhitung mulai 01 Januari
2008.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban asuransi 100.000


Jan Asuransi Dibayar Dimuka 100.000
(Pencatatan penyesuaian akun
Asuransi Dibayar Dimuka)

3) Pendapatan Diterima Dimuka


Tanggal 31 Desember 2007, akun Pendapatan Sewa Diterima Dimuka
menunjukkan saldo Rp. 24.000.000,00 (K). Jumlah tersebut untuk sewa
yang diterima untuk jangka waktu 2 tahun terhitung mulai 1 Oktober
2007.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Pendapatan sewa Diterima 600.000


Dimuka 600.000
Jan
Pendapatan Sewa
(Pencatatan penyesuaian akun
Pendapatan sewa Diterima
Dimuka)

4) Beban yang akan dibayar


Pada tanggal 31 Januari 2008, Beban Listrik dan Telepon yang harus
dibayar sebesar Rp. 2.500.000,00. Beban tersebut akan dilakukan
pembayarannya pada tanggal 02 Februari 2008.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban Listrik dan Telepon 2.500.000


Jan Utang Listrik dan 2.500.000
Telepon
(Pencatatan penyesuaian
akun beban serta Utang
Listrik dan Telepon)

5) Pendapatan yang akan diterima


Pada akhir januari 2008, Pendapatan Bunga bulan Nopember yang
belum diterima sebesar Rp. 1.250.000,00.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Piutang Bunga 2.500.000


Pendapatan Bunga 2.500.000
Jan
(Pencatatan penyesuaian akun
beban serta Utang Listrik dan
Telepon)
Cttn : akun Piutang Bunga = akun Pendapatan Bunga yang Masih Harus
Diterima

6) Penyusutan aktiva tetap


Pada Tanggal 05 Januari 2005 dibeli sebuah mobil seharga Rp.
160.000.000,00 untuk kegiatan operasional perusahaan. Umur mobil
secara ekonomis diperkirakan 5 tahun dengan nilai sisa Rp.
10.000.000,00. Penyusutan menggunakan metode garis lurus
(disusutkan dengan jumlah/nilai yang sama selama umur ekonomis).
Jurnal penyesuaian untuk periode tahun 2008 adalah seperti pada jurnal
berikut.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2008 31 Beban Penyusutan Kendaraan 30.000.000


Akumulasi Penyusutan Kendaraan 30.000.000
Jan
(Pencatatan penyesuaian akun Beban dan
Akumulasi penyusutan kendaraan)

C. WORKSHEET
1. Pengertian Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca
Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian
tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar
penyusunan Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
akun-akun dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan
Modal
b. Kelompok Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun
Pendapatan dan Beban.
Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar
diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau
worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo,
Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar.

2. Fungsi Kertas Kerja


Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kertas Kerja
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mempermudah pembuatan Laporan Keuangan, karena terdapat
kelompok akun Buku Besar yang sesuai dengan Laporan Keuangan
yang akan disusun.
b. Menghindari kesalahan dalam membuat Laporan Keuangan

3. Bentuk Kertas Kerja


Bentuk akun format Kertas Kerja atau Worksheet dapat dibuat dalam 6
kolom, 8 kolom, 10 kolom, atau 12 kolom. Format yang sering digunakan adalah
format 10 kolom.

Kertas Kerja 6 kolom


No Nama Neraca Saldo Laba-Rugi Neraca
Akun Akun D K D K D K

Kertas Kerja 8 kolom


Neraca Penyesuaia
No Laba-Rugi Neraca
Nama Akun Saldo n
Akun
D K D K D K D K

Kertas Kerja 10 kolom


Neraca Penyesuaia NS stlh
No Laba-Rugi Neraca
Nama Akun Saldo n Penys.
Akun
D K D K D K D K D K

Kertas kerja 12 kolom


Neraca Penyesuaia NS stlh
No Nama Laba-Rugi Modal Neraca
Saldo n Penys.
Akun Akun
D K D K D K D K D K D K

4. Cara Menyusun Kertas Kerja


Langkah-langkah dalam menyelesaikan Kertas Kerja adalah sebagai
berikut :
a. Susun Neraca Saldo.
b. Buat jurnal penyesuaian dalam Jurnal Umum.
c. Pindahkan jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian dalam
worksheet.
d. Selesaikan Neraca Saldo setelah Penyesuaian, dimana :
1) D NS + D JP =D NSP
2) K NS + K JP = K NSP
3) D NS – K JP : jika D NS > K JP maka = D NSP; jika D NS < K JP maka =
K NSP
4) NS ada angka, JP kosong : D NS langsung ke D NSP; K NS langsung
ke K NSP.
5) NS kosong, JP ada angka: D JP langsung ke D NSP; K JP langsung ke
K NSP.
e. Dalam NS setelah Penyesuaian terdapat 2 kelompok akun :
1) Akun-akun Neraca (H,U, dan M) pindahan lajur Neraca sesuai pada
posisinya D atau K.
2) Akun-akun Laba Rugi (P dan B) pindahkan ke lajur Laba Rugi
sesuai pada posisinya D atau K.
f. Kolom R/L :
1) Jumlahkan K R/L Rp. ……… (pendapatan)
2) Jumlahkan D R/L Rp. ……… (beban) ___
Rp. ………
Saldo Laba (P>B), ditulis di kolom Debit R/L
Saldo Rugi (P<B), ditulis di kolom Kredit R/L
Jumlah Debet R/L = Jumlah Kredit R/L
g. Kolom Neraca :
1) Jumlahkanlah D Neraca Rp.
………
2) Jumlahkanlah K neraca Rp.
………
Kalau D> K = saldo Laba, ditulis di sisi K Neraca
Kalau D< K = saldo Rugi, ditulis di sisi D Neraca
Jumlah Debet Neraca = Jumlah Kredit Neraca

D. PENGERTIAN JURNAL PENUTUP


1. Pengertian Jurnal Penutup
Sebagaimana ayat-ayat jurnal umum diposting ke akun-akun Buku Besar,
maka ayat jurnal penyesuaian pun diposting ke akun Buku Besar yang
bersangkutan. Tahap selanjutnya setelah dilakukan posting dari jurnal
penyesuaian ke Buku Besar adalah menutup akun Buku Besar melalui ayat
jurnal penutup.
Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk meng-nol-kan akun-akun nominal/sementara untuk dipindahkan ke akun
modal melalui ikhtisar L/R. Menutup akun-akun nominal merupakan proses
akhir untuk menentukan kemampuan dalam memperoleh laba selama satu
periode akuntansi.

2. Fungsi Jurnal Penutup


Ayat jurnal penutup merupakan jurnal untuk menutup akun-akun
pendapatan, akun-akun beban, akun ikhtisar L/R, dan akun Prive. Dengan
demikian jurnal penutup berfungsi mengikhtisarkan semua pos-pos yang
mempengaruhi perubahan modal selama satu periode akuntansi.

3. Hal-Hal Yang Memerlukan Jurnal Penutup


Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup adalah akun-akun yang
berpengaruh terhadap perubahan modal sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu :
a. Pendapatan
b. Beban
c. Prive
d. Laba dan Rugi usaha

4. Cara Menyusun Jurnal Penutup


a. Pindahkan akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Pendapatan Rp. ………
Ikhisar L/R Rp. ………
b. Pindahkan akun-akun beban ke akun ikhtisar L/R melalui jurnal :
Ikhtisar L/R Rp. ………
Beban Rp. ………
c. Pindahkan saldo akun prive ke akun modal melalui jurnal :
Modal Rp. ………
Prive Rp. ………
d. Pindahkan saldo akun ikhtisar L/R kea kun modal melalui jurnal :
Jika Laba : ikhtisar L/R Rp. ………
modal Rp. ………

Jika Rugi : Modal Rp. ………


Ikhisar L/R Rp. ………
E. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dipindahkan/diposting
ke akun-akun Buku Besar, maka akun-akun nominal (Pendapatan, Beban, dan
Prive) akan bersaldo nol. Untuk memastikan keseimbangan akun-akun Buku
Besar dari kelompok akun-akun Riil (neraca), maka disusun Neraca saldo
setelah Penutupan. Neraca SAldo setelah Penutupan adalah tahapan terakhir
kegiatan suatu periode akuntansi, yang merupakan neraca akhir periode
tersebut dan menjadi neraca awal periode akuntansi berikutnya.
BAB VI
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Laporan Keuangan

A. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan utama meliputi : Laporan
Laba-Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Catatan Atas Laporan
Keuangan, Laporan Arus Kas.

B. KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN


Tujuan umum Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) adalah :
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva neto ( aktiva dikurang kewajiban) suatu perusahaan yang timbul
dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam menaksir potensi perubahan dalam menghasilkan laba.
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan infestasi.
e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan.

Dalam penyusunan laporan keuangan, setiap laporan keuangan harus


mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal atau jangka
waktunya. Informasi yang disajikan dalam Neraca adalah suatu tanggal tertentu,
sedang dalam laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas informasi
yang disajikan adalah untuk suatu jangka waktu tertentu.
Menurut SAK,informasi keuangan harus memenuhi tujuan kualitatif
sebagai berikut :
a. Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaanya.
b. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam
bentuk dan istilah yang sesuai dengan batas pengertian para pemakai.
c. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat
yang subjektif.
d. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
e. Informasi harus disampaikan tepat waktu.
f. Informasi dalam laporan keuangan harus memiliki daya banding dengan
laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun
dengan perusahaan lainnya.
g. Informasi akuntansi harus lengkap yang meliputi semua data akuntansi
keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.

C. LAPORAN LABA RUGI


Laporan Laba Rugi adalah ringkasan dari pendapatan dan beban suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
Laporan Laba Rugi menggambarkan hasil usaha selama periode tertentu. Jika
pendatapan lebih besar dari beban berarti perusahaan laba, sebaliknya jika
pendapatan lebih kecil dari beban berarti perusahaan rugi.
Penyajian laporan laba-rugi harus memuat laporan secara rinci semua
unsur pendapatan dan beban dalam jangka waktu tertentu. Laporan Laba-Rugi
dapat dibuat dalam dua bentu yaitu : bentuk langsung single step dalam bentuk
bertahap multiple step.
a. Bentuk single step atau bentuk langsung, yaitu semua pendapatan
dikelompokkan tersendiri di bagian atas dijumlahkan, kemudian semua beban
dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan juga dijumlahkan. Jumlah
pendapatan dikurangi jumlah beban dimana selisihya merupakan laba bersih
atau rugi bersih.
b. Bentuk multiple step atau bertahap, yaitu bentuk laporan dimana pendapatan
dan beban dibedakan dalam pendapatan dan beban operasional serta
pendapatandan beban non operasional. Pendapatan dan beban operasional
disajikan pertama, pendapatan dan beban non operasional disajukan kemudian.

Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti
pada contoh berikut.

Bentuk single step


HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan :
Pendapatan Jasa Rp. xx
Pendapatan Bunga Rp. xx
Jumlan pendapatan Rp. xx

Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Jumlah beban (Rp. xx)
Laba Bersih Rp. xx

Bentuk multiple step

HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Jumlah beban ( Rp. xx )
Laba Operasional Rp. xx

Pendapatan dan Beban Non-Operasional :


Pendapatan bunga Rp. xx
Beban bunga ( Rp. xx )
Laba Non-Operasional Rp. xx
Laba Bersih sebelum pajak Rp. xx
D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas adalah ringkasn tentang perubahan modal
pemilik yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan ini memberikan
informasi mengenai penambahan atau pengurangan modal selama periode
tertentu. Penambahan modal berasal dari investasi dan laba. Sedangkan
pengurangan modal biasanya terjadi karena adanya kerugian dan pengambilan
untuk keperluan pribadi (prive).

HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Modal 1 JAnuari 2008 Rp. xx
Laba Bersih Rp. xx
Pengambilan/prive (Rp. xx )
Penambahan Modal Rp. xx
Modal 31 Januari 2008 Rp. Xx

E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada
tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan
utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang
dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan
ilustrasi kedua bentuk tersebut.
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta : Utang dan Modal :
Kas Rp. xx Utang :
Perlengkapan Rp. xx Utang Bank
Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal :
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani
Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal
Rp. xx

Bentuk Laporan
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx

Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx

Utang dan Modal


Utang :
Utang Bank Rp. xx
Modal :
Modal Hani Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal Rp. xx

F. LAPORAN ARUS KAS


Laporan arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut. Laporan
Arus Kas memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan (termasuk likwiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi
arus kas juga memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future
cash flows).
Arus kas dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua metode
berikut ini :
a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan
unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.

Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam
ilustrasi berikut ini.

Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Hasil dari pejualan aktiva tetap Rp. xx

Penerimaan Bunga Rp. xx


Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx

Metode tidak langsung


HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Rp. xx
Penyesuaian :
Penyusutan Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Laba bersih sebelum perubahan modal kerja Rp. xx
Kenaikan piutang (Rp. xx)
Penuruan persediaan Rp. xx
Penurunan utang jk pendek (Rp. xx)
Kas dan Hasil Operasi Rp. xx
Pemabayaran bunga (Rp. xx)
Pembayaran PPh (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Hasil dari penjualan aktiva tetap Rp. xx

Penerimaan Bunga Rp. xx


Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx

G. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa Catatan atas
Laporan Keuangan harus mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan
laporan keuangan dan kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan; informasi
yang diwajibkan dalam Pernyataan SAK (PSAK) tetapi tidak disajikan di Neraca,
Laporan laba rugi, Laporan arus Kas, dan laporan Perubahan ekuitas; serta
informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan, meliputi penjelasan naratif / rincian
jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan L/R, Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen.

Soal latihan :
Dibawah ini adalah transaksi yang dicatat oleh “HARAPAN TAYLOR” selama
bulan Maret 2012 adalah sebagai berikut :

1 1 Maret 2012 Tuan Henri menanamkan uang sebesar Rp. 45.000.000,- dan peralatan
jahit senilai Rp. 15.000.000,-
2 Maret 2012 Dibayar sewa ruangan selama 6 bulan sebesar 2.400.000,- yang dihitung
mulai maret 2012
4 Maret 2012 Dibeli dari UD Rapi perlengkapan jahit senilai 1.500.000,- dibayar
dengan cek No. 101/03/BNI/2012
6 Maret 2012 Dibayar tunai premi kepada PT Asuransi Indotama untuk jangka waktu
1 tahun Rp. 720.000,-
8 Maret 2012 Dibayar iklan pada harian kompas Rp. 500.000,-
10 Maret 2012 Dibeli pralatan jahit senilai secara cashRp. 7.000.000,-
12 Maret 2012 Dikirim faktur beserta hasil pekerjaan pada PT Madania senilai Rp.
4.750.000,-
14 Maret 2012 Dibayar rekening listrik kepada Koperasi Al-Hikmah Rp. 750.000,-
15 Maret 2012 Telah diselesaikan pekerjaan dari pelanggan, pembayaran secara tunai
Rp. 2.500.000,-
16 Maret 2012 Dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu pertama Rp. 1.500.000,-
18 Maret 2012 Dibeli perlengkapan jahit dari CV. SSC Kediri senilai Rp. 1.750.000,-
dibayar dengan cek No. 102/03/BNI/2012
20 Maret 2012 Diterima sebagian pembayaran dari PT. Madania atas faktur tertanggal
12 Maret 2012 Rp. 2.000.000,-
22 Maret 2012 Dibayar dana keamanan dan kebersihan masing-masing Rp. 40.000,-
dan Rp. 60.000,-
24 Maret 2012 Dibayar utang sebagian kepada PT Biru jaya senilai Rp. 1.500.000,-
25 Maret 2012 Tuan Henry mengambil uang tunai untuk kepentingannya Rp. 500.000,-
28 Maret 2012 Diterima uang tunai senilai Rp. 5.000.000,- dari pelanggan
29 Maret 2012 Dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu kedua Rp. 1.500.000,-
30 Maret 2012 Diterima faktur dari CV. Maju abadi atas perbaikan mesin jahit senilai
Rp. 120.000,-
31 Maret 2012 Dibayar beban lain-lain Rp. 50.000,-
Adapun transaksi penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
1. Setelah dihitung pada akhir bulan ternyata persediaan perlengkapan di gudang
tinggal Rp. 1.500.000,-
2. Penyusutan peralatan bulan maret ditetapkan sebesar Rp. 2.000.000,-
3. Asuransi dibayar dimuka untuk satu tahun sejak maret 2012 sebesar Rp.
720.000,-
4. Gaji karyawan yang belum dibagi Rp. 500.000,-
5. Beban sewa ruangan untuk 6 bulan dibayar pada tanggal 2 Maret 2012.
Dari transaksi diatas buatlah :
1. Jurnal Umum
2. Postinglah ke buku besar
3. Neraca saldonya (Trial Balance)
4. Jurnal penyesuaiannya
5. Kertas kerja (worksheet)
6. Jurnal penutup (closing Journal)
7. Posting jurnal penyesuaian & jurnal penutup
8. Neraca saldo setelah penutupan.

-----------------SELAMAT BERLATIH ----------------


TANGGAL NAMA AKUN REF DEBET KREDIT
1 Maret

2 Maret

4 Maret

6 Maret

8 Maret

10 Maret

12 Maret

14 Maret

15 Maret

16 Maret

18 Maret

20 Maret

22 Maret

24 Maret

25 Maret

28 Maret

29 Maret

30 Maret

31 Maret

Nama Akun : Kas No. Akun : 111


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
Nama Akun : Piutang Kas No. Akun : 112
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Asuransi Dibayar Dimuka No. Akun : 113


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Perlengkapan No. Akun : 114


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Peralatan No. Akun : 131


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Utang Usaha No. Akun : 211


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Utang Service No. Akun :


212
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Modal Harri No. Akun : 311


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Prive Hari No. Akun : 312


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
Nama Akun : Pendapatan Jasa No. Akun :
411
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Beban Gaji No. Akun : 511


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Beban Sewa No. Akun : 512


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Beban Listrik No. Akun : 514


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Beban Iklan No. Akun : 515


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Beban pemeliharaan peralatan No. Akun : 517


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
30 Servis mesin jahit J-1 120.000 - 120.000 -

Nama Akun : Beban lain-lain No. Akun : 519


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
22 Dana keamanan, dan kebersihan J-1 100.000 - 100.000 -
31 Lain-lain J-1 50.000 - 150.000 -

HARAPAN TAILOR
NERACA SALDO
31 Maret 2009

No. Perkiraan Nama Perkiraan Debit Kredit


111 Kas Rp. 41.730.000 -
112 Piutang usaha Rp. 2.750.000 -
113 Asuransi dibayar dimuka Rp. 720.000 -
114 Perlengkapan Rp. 3.250.000 -
131 Peralatan Rp. 22.000.000 -
211 Utang usaha - Rp. 5.500.000
212 Utang service - Rp. 120.000
311 Modal Harri - Rp. 60.000.000
312 Prive Harri Rp. 500.000 -
411 Pendapatan jasa - Rp. 12.250.000
511 Beban gaji Rp. 3.000.000 -
512 Beban sewa Rp. 2.400.000 -
514 Beban listrik Rp. 750.000 -
515 Beban iklan Rp. 500.000 -
517 Beban pemeliharaan Rp. 120.000 -
519 Beban lain-lain Rp. 150.000 -

Rp. 77.870.000 Rp. 77.870.000

HARAPAN TAILOR
JURNAL PENYESUAIAN
Per 31 Maret 2009

Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit

31 Beban sewa 512 2.000.000


HARAPAN TAILOR
JURNAL PENUTUP

Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit


2009

BUKU BESAR
PERCETAKAN ANDREAS
Nama Akun : Kas No. Akun : 111
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
1 Modal Harri Jl 45.000.000 - 45.000.000 -
2 Beban sewa Jl - 2.400.000 42.600.000 -
4 Perlengkapan jahit Jl - 1.500.000 41.100.000 -
6 Asuransi dibayar dimuka Jl - 720.000 40.380.000 -
8 Iklan Jl - 500.000 39.880.000 -
14 Listrik Jl - 750.000 39.130.000 -
15 Pendapatan jasa Jl 2.500.000 - 41.630.000 -
16 Gaji pegawai 2 minggu I Jl - 150.000 40.130.000 -
18 Perlengkapan jahit Jl - 1.750.000 38.380.000 -
20 Cicilan piutang Jl 2.000.000 - 40.380.000 -
22 Dana keamanan, kebersihan Jl - 100.000 40.280.000 -
24 Cicilan utang Jl - 1.500.000 38.780.000 -
25 Prive Harri Jl - 500.000 38.280.000 -
28 Pendapatan jasa Jl 5.000.000 - 43.280.000 -
29 Gaji pegawai 2 minggu II Jl - 1.500.000 41.780.000 -
31 Beban lain-lain Jl - 50.000 41.730.000 -

Nama Akun : Piutang usaha No. Akun : 112


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Asuransi Dibayar Dimuka No. Akun : 113


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Perlengkapan No. Akun : 114


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
Nama Akun : Peralatan No. Akun : 131
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
1 Modal Harri J-1 15.000.000 - 15.000.000 -
10 Pembelian J-1 7.000.000 - 22.000.000 -

Nama Akun : Utang Usaha No. Akun : 211


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Utang Service No. Akun :


212
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
30 CV. Rahayu J-1 - 120.000 - 120.000

Nama Akun : Modal Harri No. Akun : 311


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Prive Hari No. Akun : 312


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit

Nama Akun : Pendapatan Jasa No. Akun :


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
Nama Akun : Beban Gaji No. Akun : 511
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
16 2 minggu I J-1 1.500.000 - 1.500.000 -
29 2 minggu II J-1 1.500.000 - 3.000.000 -
31 Penyesuaian J-1 500.000 - 3.500.000 -
31 Penutup J-1 - 3.500.000 - -
Nama Akun : Beban Sewa No. Akun :
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
2 Sewa ruangan 6 bln J-1 2.400.000 - 2.400.000 -
31 Penyesuaian J-1 - 2.000.000 400.000 -
31 Penutup J-1 - 2.400.000 - -
Nama Akun : Beban Listrik No. Akun : 514
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
14 Tagihan bulan ini J-1 750.000 - 750.000 -
31 Penutup J-1 - 750.000 - -

Nama Akun : Beban Iklan No. Akun : 515


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
8 Iklan harian kompas J-1 500.000 - 500.000 -
31 Penutup J-1 - 500.000 - -

Nama Akun : Beban pemeliharaan No. Akun : 517


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
30 Servis mesin J-1 120.000 - 120.000 -
31 Penutup J-1 - 120.000 - -

Nama Akun : Beban lain-lain No. Akun :


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
22 Dana keamanan, dan kebersihan J-1 100.000 - 100.000 -
31 Lain-lain J-1 50.000 - 150.000 -
31 Penutup J-1 - 150.000 - -

Nama Akun : Perlengkapan No. Akun : 513


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 1.750.000 - 1.750.000 -
31 Penutup J-1 - 1.750.000 - -

Nama Akun : Beban penyusutan peralatan No. Akun : 518


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 2.000.000 - 2.000.000 -
31 Penutup J-1 - 2.000.000 - -

Nama Akun : Akum. Peny. Peralatan No. Akun : 132


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 - 2.000.000 - 2.000.000

Nama Akun : Beban Asuransi No. Akun : 516


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 60.000 - 60.000 -
31 Penutup J-1 - 60.000 - -

Nama Akun : Utang gaji No. Akun : 213


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 500.000 - 500.000 -
Nama Akun : sewa dibayar dimuka No. Akun : 115
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penyesuaian J-1 2.000.000 - 2.000.000 -

Nama Akun : ikhtisar laba-rugi No. Akun : 313


Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
31 Penutup J-1 9.230.000 - 9.230.000 -
31 Penutup J-1 - 12.250.000 - 3.020.000
31 Penutup J-1 3.020.000 - - -

HARAPAN TAILOR
NERACA SALDO PENUTUP
31 Maret 2012
No. Perkiraan Nama Perkiraan Debit Kredit
111 Kas Rp. 41.730.000 -
112 Piutang usaha Rp. 2.750.000 -
113 Asuransi dibayar dimuka Rp. 660.000 -
114 Persediaan perlengkapan Rp. 1.500.000 -
115 Sewa dibayar dimuka Rp. 2.000.000 -
131 Peralatan jahit Rp. 22.000.000 -
132 Akum. Peny. Peralatan - Rp. 2.000.000
211 Utang usaha - Rp. 5.500.000
212 Utang service - Rp. 120.000
213 Utang gaji - Rp. 500.000
311 Modal Harri - Rp. 62.520.000

Rp. 70.640.000 Rp. 70.640.000


HARAPAN TAILOR
KERTAS KERJA
31 MARET 2012
No. Neraca Saldo Penyesuaian NSD Laba Rugi Neraca
Nama Akun
Perk. Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
111 Kas 41.730.000 - - - 41.730.000 - - - 41.730.000 -
112 Piutang usaha 2.750.000 - - - 2.750.000 - - - 2.750.000 -
113 Ass. Dibayar dimuka 720.000 - - 60.000 660.000 - - - 660.000 -
114 Perlengkapan salon 3.250.000 - - 1.750.000 1.500.000 - - - 1.500.000 -
131 Peralatan salon 22.000.000 - - - 22.000.000 - - - 22.000.000 -
211 Utang usaha - 5.500.000 - - - 5.500.000 - - - 5.500.000
213 Utang servis - 120.000 - - - 120.000 - - - 120.000
311 Modal Harri - 60.000.000 - - - 60.000.000 - - - 60.000.000
312 Prive Harri 500.000 - - - 500.000 - - 500.000 -
411 Pendapatan jasa - 12.250.000 - - - 12.250.000 - 12.250.000 - -
511 Beban gaji 3.000.000 - 500.000 - 3.500.000 - 3.500.000 - - -
512 Beban sewa 2.400.000 - - 2.000.000 400.000 - 400.000 - - -
514 Beban listrik 750.000 - - - 750.000 - 750.000 - - -
515 Beban iklan 500.000 - - - 500.000 - 500.000 - - -
517 Beban pemeliharaan 120.000 - - - 120.000 - 120.000 - - -
519 Beban lain-lain 150.000 - - - 150.000 - 150.000 - - -
77.870.000 77.870.00 - - - - - - -
- - - - - - -
115 Sewa dibayar dimuka 2.000.000 - 2.000.000 - - 2.000.000 -
132 Akm. Peny. Peralatan - 2.000.000 - 2.000.000 - - 2.000.000
213 Utang gaji - 500.000 - 500.000 - - 500.000
513 Beban perlengkapan 1.750.000 - 1.750.000 - 1.750.000 - - -
516 Beban asuransi 60.000 - 60.000 - 60.000 - - -
518 Beban peny. Peralatan 2.000.000 - 2.000.000 - 2.000.000 - - -
6.310.000 6.310.000 80.370.000 80.370.000 9.230.000 12.250.000 71.140.000 68.120.000
LABA 3.020.000 - - 3.020.000
12.250.000 12.250.000 71.140.000 71.140.000

Pengantar Akutansi | 41

Anda mungkin juga menyukai