PENGANTAR AKUNTANSI
4. Bidang Akuntansi
Bidang-bidang spesialis dalam akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Akuntansi keuangan (Financial Accounting), yang merupakan
aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi
pokoknya adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan
menyiapkan laporan-laporan berkala atas usaha tersebut serta teknik
dan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam melaksanakan tugas ini.
b. Akuntansi Manajemen (Management Accounting), yang menyiapkan
data historis maupun taksiran (estimated) dalam membantu pekerjaan
manajemen sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya ( Cost Accounting), berhubungan dengan penentuan
serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk
perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industri
umumnya diperlukan perhitungan biaya produksi, distribusi biaya-biaya,
penyusunan laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan departemen,
fungsi, aktivitas produksi, dan lain-lain. Tugas akuntan di bidang ini
antara lain menganalisis data mengenai biaya, baik yang aktual maupun
yang direncanakan, untuk tujuan pengawasan serta perencanaan di masa
yang akan datang.
d. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing), meliputi pemeriksaan independen
atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang ini
meliputi pemberian pendapat atas kelayakan dari laporan keuangan
yang disusun.
e. Akuntansi Perpajakan (Taxation), meliputi persiapan untuk
pelaporan, pembayaran pajak ataupun pemgembalian pajak, serta
pemenuhan prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak di
bidang ini harus memahami semua peraturan perpajakan yang berlaku
di negara yang bersangkutan.
f. Akuntansi Pemerintahan ( Governmental Accounting), merupakan
bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang
dilakukan pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghasilkan informasi akuntansi dalam
administrasi negara dan mengawasi keuangan pemerintah sesuai mata
anggaran masing-masing.
g. Akuntansi Anggaran (Budgeting), menyajikan rencana keuangan
untuk suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan perbandingan
antara operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang.
Bidang ini seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.
h. Sistem Akuntansi (Accounting System), merupakan bidang yang
berkaitan dengan penerapan/aplikasi dari suatu sistem (sistem
pencatatan serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan).
Sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan cara pengamanan atas
harta perusahaan.
i. Akuntansi Sosial (Social Accounting), merupakan bidang yang
bertujuan melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian
masyarakat atas adanya suatu usaha/perusahaan di lingkungan
masyarakat tersebut.
5. Profesi Akuntan
Akuntan merupakan suatu profesi yang setara dengan profesi dokter,
pengacara, atau insinyur. Masyarakat memberikan penghargaan khusus pada
profesi-profesi tersebut karena kewenangan teknisnya itu tidak lazim dimiliki
oleh orang biasa. Profesi akuntan dapat digolongkan menjadi:
a. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang berprofesi sebagai pemeriksa
bebas (independen) terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil
pemeriksaan mereka dinyatakan dalam laporan akuntan yang berisi
pendapat mereka tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan
yang diperiksanya. Akuntan Publik terikat pada kode etik profesi dan
melakukan pemeriksaan sesuai norma-norma pemeriksaan akuntan.
b. Akuntan Manajemen, yaitu akuntan yang bekerja sebagai akuntan
internal suatu perusahaan. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang
bekerja pada badan-badan pemerintah.
c. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan-akuntan yang menjadi tenaga
pengajar (dosen). Akuntan-akuntan ini bekerja untuk pendidikan dan
pengembangan akuntansi.
BAB II
AKUN DAN KODE AKUN
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian akun, penggolongan dan kode akun.
2. Penggolongan Akun
Akun pada umumnya dapat digolongkan menurut sifatnya (karakteristik),
yaitu meliputi harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Tiap-tiap golongan
dapat dikelompokan lagi kedalam sub golongan. Kemudian sub golongan dapat
dipecah lagi menjadi beberapa jenis. Sehingga setiap jenis benar-benar hanya
tersedia sebuah akun.
a. Harta (Assets), adalah semua hak milik (kekayaan) perusahaan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang dapat dinilai
dengan uang. Pada umumnya harta dapat dibagi menjadi 5 golongan:
1) Harta Lancar (Current Assets), yaitu uang tunai dan harta
lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai
dalam jangka waktu 1 tahun atau kurang, melalui operasi
normal perusahaan. Yang termasuk golongan ini antara lain :
- Kas (Cash), yaitu semua uang tunai dan surat berharga
yang berfungsi sebagai uang tunai.
- Efek (Surat Berharga), yaitu surat berharga berupa
saham atau obligasi yang dapat diperjualbelikan melalui
bursa.
- Piutang (Account Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain tanpa perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu tagihan kepada
pihak lain dengan perjanjian tertulis yang pelunasannya
terjadi dalam jangka pendek atau dibawah satu tahun.
- Perlengkapan (supplies), barang habis pakai yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan dalam jangka
waktu dibawah satu tahun.
- Beban Dibayar Di muka, yaitu beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum menerima manfaatnya atau
belum menjadi kewajiban. Contoh: sewa dibayar di
muka, bunga dibayar di muka.
- Pendapatan yang Akan Diterima, yaitu pendapatan
atas pekerjaan yang telah diselesaikan, tetapi belum
menerima pembayarannya.
- Persediaan, yaitu barang siap untuk dijual.
2) Investasi Jangka Panjang(Long Term Investment),yaitu
investasi yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan
atau memperoleh penghasilan tetap. Termasuk didalamnya
antara lain: penanaman modal dalam saham dan penanaman
modal dalam obligasi.
3) Harta Tetap (Fixed Assets), adalah harta berwujud yang
dipergunakan dalam operasi perusahaan yang mempunyai
umur ekonomis lebih dari satu tahun atau yang bukan
merupakan barang dagangan yang akan dijual. Yang termasuk
dalam golongan ini antara lain: kendaraan, peralatan kantor,
mesin-mesin, gedung dan tanah. Harta tetap dalam
penggunaannya secara bertahap akan menyusut atau
berkurang nilai kegunaannya kecuali tanah.
4) Harta Tak Berwujud, yaitu harta yang berupa hak-hak
istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan. Harta
ini antara lain:
- Hak Patent, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah melalui Direktorat Patent kepada seseorang
atau badan untuk penemuan baru. Contoh penemuan
produk formula.
- Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
memperbanyak dan menjual hasil karya seni atau karya
intelektual. Contoh menulis buku, mencipta lagu.
- Hak Merk, adalah hak tunggal yang diberikan oleh
pemerintah kepada seseorang atau badan untuk
menggunakan cap, nama, logo, lambang, atau merk
usaha.
- Franchise, adalah hak tunggal atau istimewa yang
diperoleh suatu perusahaan dari pemerintah, orang, atau
perusahaan lain. Contoh: Franchise dari Kentucky Fried
Chicken.
- Goodwill, adalah suatu nilai lebih yang dimiliki oleh
suatu perusahaan karena adanya keistimewaan tertentu,
misalnya karena letak strategis, merk terkenal,
personalia yang profesional, pelayanan yang
memuaskan, dll.
2. KODE AKUN
Untuk mempermudah pencatatan, akun umumnya disusun sedemikian
rupa dan diberi kode, agar lebih mudah mencarinya dan mendapatkannya
kembali pada kelompoknya masing-masing. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian kode akun, yaitu :
a. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
b. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
c. Jika ada penambahan akun baru, usahakan jangan sampai mengubah
kode yang sudah ada .
Berikut beberapa macam kode akun :
1. Kode Numeral, adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan
nomor (0-9).
a. Kode Nomor berurutan, pada cara ini akun dibei nomor secara
berurutan. Nomor yang diinginkan dapat mulai dari 1 atau 100
atau sesuai yang diinginkan. Cantoh :
Nomor Nama Akun
Kode
100 Kas
101 Bank
102 Piutang Usaha
103 Wesel Tagih
121 Tanah
122 Gedung
201 Utang Usaha
202 Wesel Bayar
b. Kode Kelompok, dengan cara in akun yang ada dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi
menjadi golongan dan seterusnya diberi nomor kode tersendiri.
Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing
mempunya arti tersendiri, misal : suatu akun kas diberi kode 111
(1 pertama : kelompok akun Harta; 1 kedua menunjukkan
golongan akun Harta Lancar; 1 ketiga menunjukkan jenis akun
kas)
Nomor Arti
Kode
Angka Kelompok Akun
pertama Golongan Akun
Angka Subgolongan
kedua Akun
Angka Jenis Akun
ketiga
Angka
keempat
Golongan Kode
Harata 100 – 149
Lancar 150 – 199
Harta 200 – 249
Tetap 500 – 299
Utang
Lancar
Utang Jgk.
Pnjg
Jenis Kode
Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang 201
usaha
2. Kode Desimal, pada cara ini akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau
rubrik, tiap rubrik menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis
akun. Setiap rubrik, golongan dan jenis akun diberi nomor kode mulai 0
sampai 9.
a. Akun dibagi menjadi beberapa rubrik, misalnya :
Rubrik 0 : Akun Harta Lancar
Rubrik 1 : Akun Harta Tetap
Rubrik 2 : Akun Utang Lancar
Rubrik 3 : Akun Utang Jangka Panjang
Rubrik 4 : Akun Modal
Rubrik 5 : Akun Pendapatan
Rubrik 6 : Rubrik Beban
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat menjelaskan persamaan akuntansi dan mencatat transaksi keuangan ke
dalam persamaan akuntansi.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa dapat mengerjakan tahap-tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Transaksi Identifikasi
Pengukuran
Pencatatan
Lap. keuangan
A. SUMBER PENCATATAN
1. Jenis-Jenis Sumber Pencatatan
Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya trnasaksi, baik
transaksi intern maupun ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasikan dan
diukur terlebih dahulu, maksudnya jika mempengaruhi komposisi harta, utang
dan modal perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai
tertentu.
Secara umum transaksi yang sering terjadi pada perusahaan jasa
sekaligus merupakan sumber kegiatan akuntansi, meliputi transaksi :
a. Pengeluaran/pembayaran uang
b. Penerimaan/pemasukan uang
c. Penjualan/penyerahan jasa
d. Pembelian/penerimaan barang/jasa
e. Lain-lain (biasanya intern perusahaan).
2. Bukti Pencatatan
Setiap transaksi yang memerlukan pencatatan harus dibuatkan atau
dimintakan bukti transaksi/pencatatan. Kegunaan utama dari bukti
transaksi/pencatatan adalah untuk menyediakan bukti tertulis tentang
transaksi yang dilaksanakan, sekaligus menghindari kemungkinan terjadinya
persengketaan di masa yang akan datang. Untuk itu, bukti yang kuat apabila di
dalamnya terdapat pengakuan dari pihak luar atau intern yang berwenang
berupa tanda tangan yang bersangkutan.
Bukti transaksi/pencatatan dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Bukti intern, yaitu pencatatan kejadian dalam intern perusahaan itu
sendiri, biasanya berupa memo dari pimpinan atau orang yang
ditunjuk. Misalnya bukti pencatatan untuk penyusutan aktiva tetap,
penghapusan piutang, pengalokasian beban, dan lainnya.
b. Bukti ekstern, yaitu bukti pencatatan transaksi yang terjadi dengan
pihak luar perusahaan, misalnya faktur, kuitansi, nota debit, dan nota
kredit.
Faktur, adalah perhitungan penjualan kredit yang dibuat oleh pihak penjual
disampaikan pada pihak pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli
diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian barang secara kredit,
sedangkan copy-nya dipegang pihak penjual sebagai bukti pencatatan penjualan
kredit.
Kuitansi, adalah bukti pembayaran uang yang dibuat oleh pihak penerima
uang.
Nota, adalah penjualan/pembelian barang secara tunai. Nota biasanya dibuat
rangkap, dimana yang aslli diberikan pada pembeli, copy-nya dijadikan bukti
pencatatan bagi penjualan.
Nota Debit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang dikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah didebet dengan jumlah
tertentu. Bagi langganan yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi kredit.
"Salon Kokom" Palembang, 19 Nopember 2007
Jl. Bidar 101 Kampus
Palembang Kepada
Yth. Toko Linda
Jl. Jendral Sudirman 88Palembang
No. 345
NOTA DEBIT
Kami telah mendebit rekening Saudara untuk hal-hal sbb :
Dikirim kembali 5 buah Hand & Body Lotion Alyssa Ashley karena rusak
pembungkusnya seharga Rp. 300.000,00
Hormat kami
Nota Kredit, adalah perhitungan atau pemberitahuan yang
Erwinadikirim oleh suatu
perusahaan kepada langganannya, bahwa akunnya telah dikredit dengan jumlah
tertentu. Bagi langganannya yang menerima Nota Debit ini akan mencatat pada
akun pihak pengirim nota pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi debit.
Hormat kami
Erwina
No. 456
NOTA MEMORIAL
Penyesuaian untuk penyusutan peralatan salon bulan Oktober sebesar Rp.
B. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
1. Pengaruh Transaksi Terhadap Harta, Utang, dan Modal
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap terjadi transaksi akan
berpengaruh terhadap komposisi harta, utang, dan modal. Namun perubahan
tersebut tetap dalam keadaan seimbang. Pencatatan yang demikian pada
dasarnya merupakan penerapan sistem pembukuan berpasangan. Artinya
setiap transaksi akan dicatat pada 2 aspek yang berbeda, yakni sisi kiri (debet)
dan sisi kanan (kredit) pada dua atau lebih akun (account) yang terpengaruh.
Dengan demikian sebelum suatu pencatatn dilakukan atas suatu
transaksi berdasarkan dokumen sumber, maka bukti pencatatan perlu
dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini dimaksudkan untuk menetapkan :
a. Akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi tersebut (harta,
utang, moda, pendapatan, dan beban).
b. Pengaruh transaksi tersebut bertambah atau berkurang terhadap akun
yang bersangkutan.
c. Akibat penambahan atau pengurang itu akun-akun yang bersangkutan
darus didebit atau dikredit.
d. Berapa jumlah pengaruh tersebut.
C. JURNAL UMUM
1. Pengertian Jurnal
Setiap terjadi transaksi, pencatatan langsung ke akun yang terpengaruh
pada dasarnya praktis. Namun pencatatan yang demikian mengandung
kelemahan yaitu antara lain bila terjadi kesalahan dalam pencatatan susah
untuk menelusuri dan menemukannya kembali. Selain itu tidak terlihat/tampak
catatan kronologis mengenai terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu,
sebelum suatu transaksi dicatat ke akun, sebaiknya dilakukan pencatatan
terlebih dahulu ke dalam suatu jurnal.
Kata jurnal berasal dari Bahasa Perancis “jour” yang berarti “hari”.
Dengan demikian pengertian jurnal atau catatan harian adalah formulir khusus
yang dipakai untuk mencatat setiap transaksi, berdasarkan dokumen/bukti
transaksi, secara kronologis sesuai akun-akun yang terpengaruh dalam jumlah
tertentu dengan cara didebet atau dikredit.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan jurnal mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi historis, artinya pencatatan setiap bukti transaksi dilakukan
secara kronologis berdasarkan tanggal terjadinya.
b. Fungsi Pencatatan, artinya semua transaksi dicatat dalam buku jurnal
tanpa ada yang tertinggal.
c. Fungsi instruktif, artinya catatan dalam jurnal merupakan perintah untuk
mendebet atau mengkredit akun-akun tertentu dalam jumlah dan nilai
yang tertentu pula.
d. Fungsi analisis, artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis
dalam bentuk pendebetan atau pengkreditan akun-akun dalam jumlah
atau nilai tertentu.
e. Fungsi Informatif, artinya catatan dalam jurnal memberikan penjelasan
mengenai transaksi yang terjadi.
2. Bentuk Jurnal
Secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal umum dan
jurnal khusus. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah Jurnal Umum. Adapun
bentuk jurnal umum adalah sebagai berikut.
JURNAL UMUM
Halaman :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
D. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Akun adalah daftar atau tempat yang
digunakan untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang
mengakibatkan perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan,
dan biaya. Tiap-tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan, dan beban
disediakan sebuah akun tersendiri. Kumpulan akun-akun yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan ini disebut Buku Besar.
Buku Besar dapat digolongkan menjadi dua kelompok akun, yaitu Akun
Riil (akun tetap) yang meliputi akun-akun Harta, Utang, dan Modal; dan Akun
Nominal (akun sementara) yang terdiri atas akun-akun Pendapatan dan Beban.
Posisi normal akun-akun beserta pengaruhnya (bertambah atau berkurang)
dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
a. Bentuk T
Akun Buku Besar bentuk T ini terdiri atas dua bagian yang persis
sama sebelah menyebelah. Bagian sebelah kiri disebut sisi Debet dan
bagian sebelah kanan disebut sisi Kredit. Adapun setiap akun
memiliki :
a. Judul Akun (Nama dan Nomor Kode Akun)
b. Bagian/kolom penambahan
c. Bagian/kolom pengurangan
Kas No : 111
b. Bentuk Bersaldo
Bentuk ini disebut Bentuk Bersaldo karena pada bentuk ini
disediakan kolom khusus untuk mencatat sisa atau saldo dari akun
tersebut setiap terjadi perubahan akibat terjadinya suatu transaksi.
Bentuk bersaldo ini terdiri dari :
Akun Bersaldo 3 kolom dan 4 kolom.
KAS No : 111
Tgl Uraian Ref Debet Kredit Saldo
Contoh :
JURNAL UMUM
Halaman : 01
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
KAS No : 111
Saldo
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
Debet Kredit
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat membuat Neraca Saldo, mengerjakan jurnal penyesuaian, menyusun
Worksheet, mengerjakan jurnal penutup
A. NERACA SALDO
1. Pengertian Neraca Saldo
Setelah tahapan pencatatan ke dalam Jurnal dan Buku Besar dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengikhtisaran, yaitu menghitung saldo-saldo
setiap akun Buku Besar yang ada dalam suatu perusahaan. Saldo setiap akun
kemudian dikumpulkan dalam suatu daftar yang disebut Neraca Saldo. Adanya
Neraca Saldo berguna untuk menentukan :
a. Ketelitian pencatatan dalam Jurnal dan Buku Besar.
b. Kekeliruan yang mungkin terjadi pada proses pencatatan.
c. Mempermudah penyusunan Laporan Keuangan.
NAMA PERUSAHAAN
NERACA SALDO
Untuk Periode 31 Desember 200…
No Akun Nama akun Debet Kredit
B. JURNAL PENYESUAIAN
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo merupakan dasar penyusunan Laporan Keuangan. Namun
angka-angka yang terdapat di dalamnya belum menunjukkan keadaan
keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam
praktiknya, perusahaan seringkali mengalami kejadian dimana pendapatan
yang diterima melebihi waktu periode akuntansi untuk penyusunan Laporan
Keuangan. Selain itu beban yang dikorbankan/dikeluarkan kadang tidak
bersamaan dengan prestasi/hasil yang diterima. Sedangkan menurut Standar
Akuntansi Keuangan, yang merupakan pedoman dalam melaksanakan
pencatatan sampai pelaporan transaksi keuangan, pendapatan baru diakui
sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu pada waktu transaksi terjadi
sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. Pembebanan biaya sedapat
mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam periode
dimana pendapatan tersebut diakui.
Dengan demikian untuk dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya dan tidak melanggar Standar Akuntansi
Keuangan yang dipedomani, diperlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
pendapatan dan beban melalui Jurnal Penyesuaian. Dengan kata lain Jurnal
Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun Buku Besar ke saldo
yang sesungguhnya, dan memisahkan pendapatan dan beban dalam periode-
periode yang sebenarnya.
2. Hal-hal yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian
Ada 2 kelompok transaksi yang memerlukan jurnal penyesuaian. Kedua
kelompok tersebut adalah :
a. Suatu transaksi yang sudah dicatat, tetapi perlu dikoreksi agar
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
1) Perlengkapan
2) Beban dibayar dimuka
3) Pendapatan diterima dimuka
b. Suatu transaksi yang sudah terjadi, tetapi belum dicatat.
1) Beban yang akan dibayar
2) Pendapatan yang akan diterima
3) Penyusunan aktiva tetap
C. WORKSHEET
1. Pengertian Kertas Kerja
Jurnal Penyesuaian dibuat untuk menyesuaikan saldo akun dalam Neraca
Saldo menjadi saldo yang sebenarnya/sesungguhnya. Saldo setelah penyesuaian
tersebut disebut dengan Neraca Saldo yang Disesuaikan atau Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ini merupakan dasar
penyusunan Laporan Keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
akun-akun dalam Neraca Saldo terdiri atas 2 kelompok akun, yaitu :
a. Kelompok Neraca/Riil, yang terdiri dari akun-akun Harta, Utang, dan
Modal
b. Kelompok Laba-Rugi/Nominal, yang terdiri dari akun-akun
Pendapatan dan Beban.
Untuk mempermudah penyusunan Laporan Keuangan dengan benar
diperlukan suatu alat bantu yaitu Kertas Kerja (worksheet). Kertas kerja atau
worksheet adalah suatu daftar atau media tempat pencatatan Neraca Saldo,
Penyesuaian, serta penggolongan Akun Buku Besar.
Laporan Laba Rugi bentuk single step dan multiple step dapat dilihat seperti
pada contoh berikut.
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Jumlah beban (Rp. xx)
Laba Bersih Rp. xx
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Pendapatan dan Beban Operasional :
Pendapata Jasa Rp. xx
Beban :
Beban pemakaian perlengkapan Rp. xx
Beban sewa Rp. xx
Beban upah dan gaji Rp. xx
Jumlah beban ( Rp. xx )
Laba Operasional Rp. xx
HANI’S LAUNDRY
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Modal 1 JAnuari 2008 Rp. xx
Laba Bersih Rp. xx
Pengambilan/prive (Rp. xx )
Penambahan Modal Rp. xx
Modal 31 Januari 2008 Rp. Xx
E. NERACA
Neraca adalah suatu daftar Harta, Utang, dan Modal perusahaan pada
tanggal tertentu, yang biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca dapat
dibuat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk perkiraan (Bentuk T) dan bentuk laporan.
Pada bentuk perkiraan, harta dicantumkan di sisi kiri Neraca, sedangkan
utang dan modal dicantumkan di sisi kanan Neraca. Pada bentuk Laporan, utang
dan modal dicantumkan dibawah harta. Untuk lebih jelas berikut diberikan
ilustrasi kedua bentuk tersebut.
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta : Utang dan Modal :
Kas Rp. xx Utang :
Perlengkapan Rp. xx Utang Bank
Rp. xx
Peralatan Rp. xx Modal :
Jumlah harta Rp. xx Modal Hani
Rp. xx
Jumlah Utang dan Modal
Rp. xx
Bentuk Laporan
HANI’S LOUNDRY
Neraca
Per 31 Januari 2008
Harta
Harta Lancar :
Kas Rp. xx
Perlengkapan Rp. xx
Jumlah harta lancar Rp. xx
Harta Tetap
Peralatan Rp. xx
Jumlah Harta Rp. xx
Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam
ilustrasi berikut ini.
Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx
Soal latihan :
Dibawah ini adalah transaksi yang dicatat oleh “HARAPAN TAYLOR” selama
bulan Maret 2012 adalah sebagai berikut :
1 1 Maret 2012 Tuan Henri menanamkan uang sebesar Rp. 45.000.000,- dan peralatan
jahit senilai Rp. 15.000.000,-
2 Maret 2012 Dibayar sewa ruangan selama 6 bulan sebesar 2.400.000,- yang dihitung
mulai maret 2012
4 Maret 2012 Dibeli dari UD Rapi perlengkapan jahit senilai 1.500.000,- dibayar
dengan cek No. 101/03/BNI/2012
6 Maret 2012 Dibayar tunai premi kepada PT Asuransi Indotama untuk jangka waktu
1 tahun Rp. 720.000,-
8 Maret 2012 Dibayar iklan pada harian kompas Rp. 500.000,-
10 Maret 2012 Dibeli pralatan jahit senilai secara cashRp. 7.000.000,-
12 Maret 2012 Dikirim faktur beserta hasil pekerjaan pada PT Madania senilai Rp.
4.750.000,-
14 Maret 2012 Dibayar rekening listrik kepada Koperasi Al-Hikmah Rp. 750.000,-
15 Maret 2012 Telah diselesaikan pekerjaan dari pelanggan, pembayaran secara tunai
Rp. 2.500.000,-
16 Maret 2012 Dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu pertama Rp. 1.500.000,-
18 Maret 2012 Dibeli perlengkapan jahit dari CV. SSC Kediri senilai Rp. 1.750.000,-
dibayar dengan cek No. 102/03/BNI/2012
20 Maret 2012 Diterima sebagian pembayaran dari PT. Madania atas faktur tertanggal
12 Maret 2012 Rp. 2.000.000,-
22 Maret 2012 Dibayar dana keamanan dan kebersihan masing-masing Rp. 40.000,-
dan Rp. 60.000,-
24 Maret 2012 Dibayar utang sebagian kepada PT Biru jaya senilai Rp. 1.500.000,-
25 Maret 2012 Tuan Henry mengambil uang tunai untuk kepentingannya Rp. 500.000,-
28 Maret 2012 Diterima uang tunai senilai Rp. 5.000.000,- dari pelanggan
29 Maret 2012 Dibayar gaji karyawan untuk 2 minggu kedua Rp. 1.500.000,-
30 Maret 2012 Diterima faktur dari CV. Maju abadi atas perbaikan mesin jahit senilai
Rp. 120.000,-
31 Maret 2012 Dibayar beban lain-lain Rp. 50.000,-
Adapun transaksi penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
1. Setelah dihitung pada akhir bulan ternyata persediaan perlengkapan di gudang
tinggal Rp. 1.500.000,-
2. Penyusutan peralatan bulan maret ditetapkan sebesar Rp. 2.000.000,-
3. Asuransi dibayar dimuka untuk satu tahun sejak maret 2012 sebesar Rp.
720.000,-
4. Gaji karyawan yang belum dibagi Rp. 500.000,-
5. Beban sewa ruangan untuk 6 bulan dibayar pada tanggal 2 Maret 2012.
Dari transaksi diatas buatlah :
1. Jurnal Umum
2. Postinglah ke buku besar
3. Neraca saldonya (Trial Balance)
4. Jurnal penyesuaiannya
5. Kertas kerja (worksheet)
6. Jurnal penutup (closing Journal)
7. Posting jurnal penyesuaian & jurnal penutup
8. Neraca saldo setelah penutupan.
2 Maret
4 Maret
6 Maret
8 Maret
10 Maret
12 Maret
14 Maret
15 Maret
16 Maret
18 Maret
20 Maret
22 Maret
24 Maret
25 Maret
28 Maret
29 Maret
30 Maret
31 Maret
HARAPAN TAILOR
NERACA SALDO
31 Maret 2009
HARAPAN TAILOR
JURNAL PENYESUAIAN
Per 31 Maret 2009
BUKU BESAR
PERCETAKAN ANDREAS
Nama Akun : Kas No. Akun : 111
Saldo
Tgl. Keterangan Rf Debit Kredit
Debit Kredit
1 Modal Harri Jl 45.000.000 - 45.000.000 -
2 Beban sewa Jl - 2.400.000 42.600.000 -
4 Perlengkapan jahit Jl - 1.500.000 41.100.000 -
6 Asuransi dibayar dimuka Jl - 720.000 40.380.000 -
8 Iklan Jl - 500.000 39.880.000 -
14 Listrik Jl - 750.000 39.130.000 -
15 Pendapatan jasa Jl 2.500.000 - 41.630.000 -
16 Gaji pegawai 2 minggu I Jl - 150.000 40.130.000 -
18 Perlengkapan jahit Jl - 1.750.000 38.380.000 -
20 Cicilan piutang Jl 2.000.000 - 40.380.000 -
22 Dana keamanan, kebersihan Jl - 100.000 40.280.000 -
24 Cicilan utang Jl - 1.500.000 38.780.000 -
25 Prive Harri Jl - 500.000 38.280.000 -
28 Pendapatan jasa Jl 5.000.000 - 43.280.000 -
29 Gaji pegawai 2 minggu II Jl - 1.500.000 41.780.000 -
31 Beban lain-lain Jl - 50.000 41.730.000 -
HARAPAN TAILOR
NERACA SALDO PENUTUP
31 Maret 2012
No. Perkiraan Nama Perkiraan Debit Kredit
111 Kas Rp. 41.730.000 -
112 Piutang usaha Rp. 2.750.000 -
113 Asuransi dibayar dimuka Rp. 660.000 -
114 Persediaan perlengkapan Rp. 1.500.000 -
115 Sewa dibayar dimuka Rp. 2.000.000 -
131 Peralatan jahit Rp. 22.000.000 -
132 Akum. Peny. Peralatan - Rp. 2.000.000
211 Utang usaha - Rp. 5.500.000
212 Utang service - Rp. 120.000
213 Utang gaji - Rp. 500.000
311 Modal Harri - Rp. 62.520.000
Pengantar Akutansi | 41